Anda di halaman 1dari 6

Cara Kerja Rain Water Harvesting

Ada tiga komponen dasar yang harus


ada dalam sistem pemanenan air hujan
yaitu:
1) catchment, yaitu penangkap air
hujan berupa permukaan atap.
2) delivery system, yaitu sistem
penyaluran air hujan dari atap ke
tempat penampungan melalui talang.
3) storage reservoir, yaitu tempat
penyimpan air hujan berupa tong, bak
atau kolam. Selain ketiga komponen
dasar tersebut, dapat dilengkapi dengan
komponen pendukung seperti pompa
air untuk memompa air dari bak atau
kolam penampung. 3)
(Worm, Janette & van Hattum, Tim 2006; Chao-Hsien Liaw & Yao-Lung
Tsai 2004).
Ilustrasi Cara Kerja Rain Water Harvesting
Kendala Sistem RHW
Kendala yang dihadapi dalam memanen air hujan antara lain frekuensi dan kuantitas hujan yang
fluktuatif serta kualitas air hujan belum memenuhi pedoman standar air bersih WHO. Ada dua isu
terkait kualitas air hujan, yaitu isu bacteriological water quality dan isu insect vector.

1. isu bacteriological water quality. Air hujan dapat terkontaminasi oleh kotoran yang ada
di catchment area (atap) sehingga disarankan untuk menjaga kebersihan atap. Penampung air
hujan juga harus memiliki tutup agar terhindar dari kotoran. Bacteria tidak dapat hidup di air
yang bersih. Lumut dapat hidup jika ada sinar matahari menembus tong penampung air, oleh
sebab itu tong penampung air hujan sebaiknya dibiarkan gelap dan diletakkan di tempat teduh
agar lumut tidak dapat tumbuh.
2. Kedua, isu insect vector. Serangga dapat berkembang biak dengan meletakkan telurnya dalam
air. Oleh karena itu sebaiknya tong penampung air ditutup rapat untuk menghindari masuknya
serangga seperti nyamuk. Ada beberapa metode perlakuan sederhana dalam pemakaian air
hujan, antara lain: merebus air akan mematikan bakteri, menambahkan chlorine (35ml sodium
hypochlorite per 1000 liter air) akan mendisinfeksi air, filtrasi pasir (biosand) akan
menghilangkan organism berbahaya (Thomas, tanpa tahun).
Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan Kekurangan
Konstuksi yang sederhana. Biaya yang cukup tinggi

Konstruksi system RWH cukup sederhana hinga Biaya dalam membangun system RWH sebagian besar
penduduk local dapat dilatih untuk membuat sendiri. Hal terpakai pada saat proses pembangunan. Namun begitu
ini mengurangi biaya biaya dapat ditekankan dengan desain konstruksi
sederhana dan penggunaan material local
Perawatan terjamin Perawatan intensif

Perawatan berkala dan maintenance dapat diawasi oleh Tuntutan akan pentingnya perawatan berkala kedangkala
pemilik secara langsung sering dilupakan
Kualitas Air Relatif Baik Kualitas air juga rawan

Kemungkinnan lebih baik daripada sumber air lain Tercemar polusi, kotoran burung, serangga, debu, dan
seperti sumur kotoran lain.
Kelebihan Kekurangan
Minim dampak negarif Suplain air bergantung kepada musim

Air hujan adalah sumber daya alam terbarukan dan tidak Musim kemarau berkepanjangan diataktkn menghabiskn
merusak lingkungan suplain air hujan
Sumber air dekat Suplain terbatas

Air hujan yang sudah ditampung dapat langsung Suplain dibatasi oleh jumlah air hujan yang turun, luas
dipergunakan karena jaraak penampungan air jauh bidang penangkap air hujan, serta kapasitas
penyimpanan air

Sumber : Worm dan Van Hattum (2006)


Perencanaan Sistem Rainwater Harvesting
Perencanaan sistem rainwater harvesting terdiri dari perencanaan talang air dan pipa penyaluran serta
perencanaan bak tampungan.

1. Talang Air dan Pipa Penyaluran


Perencanaan talang air dan pipa penyaluran menggunakan data curah hujan maksimum yang sudah
didapatkan Dengan data tersebut, didapatkan nilai intensitas hujan .

2. Bak Tampungan
Pada perencaan bak tampungan terdapat 4 hal yang perlu dicari yaitu: aliran masuk, aliran keluar,
volume tertinggal, serta volume lebih. Aliran masuk dihitung dengan mengalikan luas atap yang digunakan
sebagai daerah tangkapan dan nilai curah hujan rata-rata bulanan

Anda mungkin juga menyukai