Anda di halaman 1dari 19

Sistem Penyaluran Air Buangan Kecamatan Nunukan

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. DEFINISI, SUMBER DAN KARAKTERISTIK AIR BUANGAN
2.1.1. Definisi Air Buangan
Banyak yang akan dikemukakan mengenai air buangan umumnya meliputi
komposisi serta sumber darimana air buangan itu berasal.
Menurut Metcalf and Eddy, 1981,batasan air buangan adalah “Kombinasi
dari cairan dan sampah-sampah cair yang berasal dari daerah pemukiman,
perdagangan, perkantoran dan industri, bersama-sama dengan air tanah, air
permukaan dan air hujan yang mungkin ada”.
Sedangkan Enters dan Steel, 1979, mengemukakan “Air buangan adalah
cairan yang dibawa oleh saluran air buangan”.
Sehingga secara umum air buangan didefinisikan sebagai berikut “Cairan
buangan atau kotoran masyarakat yang berasal dari rumah tangga, industri maupun
tempat-tempat umum lainnya dan biasanya mengandung bahan atau zat-zat yang
dapat membahayakan kehidupan manusia serta mengganggu kelestarian
lingkungan hidup”.
2.1.2. Sumber Air Buangan
Air buangan dapat berasal dari berbagai sumber yang pada umumnya
karena hasil perbuatan manusia dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
(IPTEK), misalnya air buangan industri, daerah pertanian, perdagangan dll.
Beberapa sumber air buangan antara lain :
a. Air buangan rumah tangga (Domestic Wastewater)
Untuk perumahan yang kecil, aliran air buangan diperhitungkan dari kepadatan
penduduk dan rata-rata per orang dalam membuang air buangannya. Untuk
daerah perumahan yang luas, jumlah aliran air buangan berdasarkan
penggunaan daerah kepadatan penduduk, serta ada tidaknya industri.
Air buangan dari permukaan ini umumnya mempunyai komposisi yang terdiri
dari ekskreta (tinja dan urine), air bekas cucian dapur dan kamar mandi, dimana
sebagian besar merupakan bahan-bahan organik.
b. Air buangan kotapraja (Municipal Wastewater)

Pendahuluan 2110815320022 | Noor Syifa Salsabila


Sistem Penyaluran Air Buangan Kecamatan Nunukan

Umumnya berasal dari daerah perkantoran, perdagangan, selokan, tempat-


tempat ibadah dan tempat umum lainnya seperti hotel, restoran dll.
c. Air buangan industri (Industrial Wastewater)
Berasal dari berbagai jenis industri akibat proses produksi dan umumnya
pengolahannya sulit serta mempunyai variasi yang luas. Terkadang pula
bersifat toksik.
d. Infiltrasi air tanah.
Terjadi karena penyusupan air tanah ke dalam saluran air limbah melalui
sambungan-sambungan pipa atau melalui celah-celah yang terbentuk karena
retak atau rusaknya pipa saluran. Dengan demikian, akan terjadi
penambahan debit aliran air buangan.

2.1.3. Karakteristik Air Buangan


 Karakteristik Fisik
Beberapa parameter yang termasuk didalamnya antara lain :
 Total Solid
Didefinisikan sebagai zat-zat yang tertinggal sebagai residu dari penguapan
pada temperatur (103-105ºC).
 Temperatur
Pada umumnya temperatur air limbah lebih tinggi daripada temperatur air
bersih karena adanya penambahan air limbah yang temperaturnya lebih
panas, air yang tercemar akan bersuhu sedikit lebih tinggi. Temperatur ini
berpengaruh pada :
 Kehidupan dalam air.
 Kelarutan gas.
 Aktifitas bakteri.
 Warna
Warna air limbah yang masih segar pada umumnya berwarna abu-abu, dan
kemudian sebagai akibat dari penguraian senyawa organik oleh bakteri
sehingga warnanya semakin hitam dan bila sudah mencapai warna hitam
dan berbau tidak sedap menunjukkan kondisinya sudah septic atau busuk.
 Bau

Pendahuluan 2110815320022 | Noor Syifa Salsabila


Sistem Penyaluran Air Buangan Kecamatan Nunukan

Bau ini pada umumnya disebabkan oleh gas hasil dekomposisi zat organik.
Gas H2S berasal dari reduksi sulfur oleh mikroorganisme secara anaerob.
 Karakteristik Kimia
Senyawa kimia yang terkandung dalam air limbah terdiri dari tiga golongan
yaitu:

 Senyawa organik, terdiri atas :


 Protein (40-60 %).
 Karbohidrat (25-50 %).
 Lemak (10 %).
 Senyawa anorganik
Kelompok senyawa anorganik yang sangat berpengaruh terhadap air
limbah antara lain yaitu alkalinity, klorida, nitrogen, fosfat dan sulfat.
 Gas-gas
Biasanya yang paling umum terdapat dalam air buangan adalah hydrogen,
oksigen, nitrogen.
 Karakteristik Biologis
Kelompok organisme yang terpenting dalam air limbah terbagi atas tiga
kelompok yaitu :
 Kelompok protista (bakteri, algae, protozoa).
 Kelompok tumbuh-tumbuhan (paku-pakuan, lumut).
 Kelompok hewan.
Bakteri sangat berperan penting dalam proses biologis pada pengolahan limbah
(Trickling filter), sedangkan protozoa berfungsi sebagai pengontrol semua
bakteri sehingga terjadi keseimbangan.
2.2. SISTEM PENYALURAN AIR BUANGAN
2.2.1. Berdasarkan Sistem Pengumpulannya
 Sistem Terpisah
Pemisahan antara air limbah dan air hujan dengan cara melalui dua buah
saluran yang berbeda. Air hujan dapat disalurkan pada saluran terbuka menuju
sungai terdekat, sedangkan untuk air limbah disalurkan melalui saluran tertutup

Pendahuluan 2110815320022 | Noor Syifa Salsabila


Sistem Penyaluran Air Buangan Kecamatan Nunukan

menuju instalasi pengolahan air limbah. Sistem ini banyak diterapkan pada
daerah dengan range curah hujan yang besar atau tinggi.
Keuntungan dari sistem ini ialah :
 Unit pengolahan air limbah relatif kecil.
 Dimensi saluran tidak terlalu besar.
Kerugian dari sistem ini ialah :
 Harus membuat dua saluran yang berbeda, untuk air limbah dan untuk air
hujan.
 Sistem Tercampur.
Air hujan dan air limbah disalurkan melalui satu saluran yang sama dan harus
tertutup. Sistem ini dipergunakan pada daerah dengan frekuensi curah hujan
yang rendah. Sistem ini dibagi menjadi dua macam yaitu :
 Sistem Langsung
Sistem Langsung yaitu, sistem jaringan penyaluran air buangan dimana air
limbah dan air hujan langsung dijadikan satu baik pada musim penghujan
maupun pada musim kemarau.
Keuntungan dari sistem ini adalah :
 Hanya memerlukan satu penyaluran jaringan air buangan.
 Terjadi pengenceran air buangan oleh air hujan yang akan
mempermudah pengelolaannya.
Kerugian dari sistem ini adalah :
 Memerlukan unit air buangan yang besar, karena debit air buangan
lebih besar daripada sistem lainnya.
 Dimensi pipa penyaluran air buangan cukup besar.
 Sistem Interceptor
Penyatuan sistem air limbah dengan air hujan hanya pada musim kemarau
saja, sedangkan pada musim penghujan penyalurannya melalui saluran
intercept.
Keuntungan sistem ini adalah :
 Beban instalasi pengolahan tidak terlalu besar.
 Air hujan difungsikan sebagai penggelontor pada awal musim
penghujan.

Pendahuluan 2110815320022 | Noor Syifa Salsabila


Sistem Penyaluran Air Buangan Kecamatan Nunukan

Kerugian sistem ini adalah :


 Memerlukan konstruksi yang rumit.
2.2.2. Menurut Sarana
 Sistem Onsite
Sistem Onsite yaitu sistem penyaluran air limbah yang tidak mempergunakan
jaringan terpusat dalam pengoperasian dan pemeliharaannya. Dengan kata lain
air limbah yang dihasilkan diolah dekat sumber air limbah setempat. Contoh
sistem ini adalah pada sistem tangki septic dan sumur serapan.
 Sistem Offsite
Sistem Offsite yaitu penyaluran air limbah yang memerlukan pengorganisasian
dan pengelolaan terpusat, semua air limbah yang dihasilkan disalurkan ke suatu
tempat untuk diolah secara kolektif. Sistem ini merupakan alternatif lain bila
sistem onsite tidak bisa diterapkan karena terbatasnya lahan dan tidak
memadahinya kondisi lahan (tanah) sebagai akibat tingginya tingkat kepadatan
penduduk.
2.2.3. Menurut Pengaliran
 Full Sewerage
Pada sistem ini, air limbah dialirkan tanpa proses pengendapan. Saluran ini
biasa digunakan pada pemakaian air yang besar dan tidak menimbulkan resiko
bagi kesehatan dan saluran ini membutuhkan pemeliharaan yang lebih rumit.
 Small Bore Sewer
Pada sistem ini, air buangan dialirkan melalui proses pengendapan terlebih
dahulu. Sistem ini merupakan alternatif yang lebih murah. Pengurangan biaya
dimungkinkan karena lebih sedikitnya jumlah manhole yang diperlukan.
Kemiringan dapat lebih kecil karena kecepatan penggerusan tidak perlu
dipertimbangkan dalam pengaliran air buangan yang sudah tidak mengandung
solid ini sehingga pipa tidak perlu ditanam lebih dalam.

2.3. PERENCANAAN SALURAN AIR BUANGAN


Dalam perencanaan sistem penyaluran air buangan berpedoman pada
kriteria-kriteria yang paling memungkinkan untuk dapat diterapkan sesuai dengan
kondisi dan situasi setempat.

Pendahuluan 2110815320022 | Noor Syifa Salsabila


Sistem Penyaluran Air Buangan Kecamatan Nunukan

Dalam perencanaan pembuatan saluran, pertimbangan dasar yang perlu


mendapatkan perhatian, adalah :
2.3.1. Daerah pelayanan
Daerah pelayanan sistem penyaluran air buangan ditetapkan berdasarkan:
 Jumlah penduduk yang dilayani pada suatu jalur pipa atau blok pelayanan.
 Aktifitas yang dilakukan bangunan-bangunan non domestik, seperti industri,
pasar dll.
Daerah pelayanan sistem penyaluran air buangan disesuaikan dengan
daerah pelayanan distribusi air minum dengan tujuan agar pada daerah yang
dilayani sarana sanitasi yang baik juga akan tercapai. Selain itu pembagian jalur
pelayanan pengumpulan air buangan ini juga disesuaikan dengan faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi, antara lain :
 Tinggi rendahnya tanah, sehingga dapat diketahui garis kemiringan wilayah.
 Kepadatan penduduk yang ada diwilayah tersebut.
 Tata guna lahan.
2.3.2. Debit Air Buangan
Besarnya debit air buangan dapat disatukan dengan memperhatikan faktor-
faktor, antara lain :
 Sumber air buangan.
 Besarnya pemakaian air bersih.
 Jenis bahan saluran, cara-cara penyambungan, dan banyaknya bahan pelengkap
lainnya.
 Curah hujan, daya serap dan keadaan air tanah.
a. Debit air buangan rata-rata harian
Dari hasil perkiraan besarnya penggunaan air bersih untuk rumah tangga,
bangunan umum, institusional dan sebagainya, tidak semuanya akan mengalir
sebagai air buangan. Kehilangan ini karena evaporasi, penyiraman tanaman,
minum, dsb, diperkirakan adalah sebesar 15% - 40%. Jadi besarnya debit air
buangan rata-rata perhari adalah :
QAVE = ( 60 % - 85 % ) . Qr … persamaan 2.1
dimana :
QAVE = Debit air buangan rata-rata perhari (lt/orang.hari)

Pendahuluan 2110815320022 | Noor Syifa Salsabila


Sistem Penyaluran Air Buangan Kecamatan Nunukan

Qr = Besarnya kebutuhan air bersih (lt/orang.hari)


Pada perencanaan ini persentase air buangan yang diambil adalah 75% (faktor
keamanan), dengan alasan bahwa diasumsikan 25% pemakaian air lainnya
mengalami evaporasi, minum, penyiraman tanaman, dll. Sehingga rumus diatas
menjadi :
QAVE = 75% . Qr … persamaan 2.2
b. Debit Infiltrasi A ir Tanah dan Hujan
Untuk sistem terpisah, harus diperhitungkan pula air yang masuk ke dalam
jalur perpipaan yaitu infiltrasi air tanah dan air hujan. Adanya infiltrasi tidak
dapat dihindarkan 100%, karena hal tersebut disebabkan oleh :
 Pekerjaan sambungan pipa yang kurang sempurna.
 Jenis material saluran dan perlengkapan yang dipakai.
 Kondisi air tanah dan fluktuasi muka tanah.
 Celah-celah yang terdapat pada permukaan saluran (manhole) dari
bangunan pelengkap saluran lainnya.
Rumus yang dipakai adalah :
QAVE .inf = Ainf . Luas area … persamaan 2.3
dimana :
QAVE . inf = Debit rata-rata infiltrasi (lt/s )
Ainf = Average infiltration,didapat dari grafik Average Infiltration
Rate allowance for a new sewer (terlampir)
Luas area = Luas area pelayanan (ha)
Dari debit rata-rata infiltrasi, didapat QPEAK. INFILTRASI dengan rumus :
QPEAK.INF = fpIinf . QAVE.INF … persamaan 2.4
dimana :
QPEAK.INF = Debit puncak infiltrasi (lt/det)
fpinf = Faktor peak infiltrasi, didapat dari grafik peak infiltration
allowances
QAVE.INF = Debit rata-rata infiltrasi
c. Fluktuasi Pengaliran

Pendahuluan 2110815320022 | Noor Syifa Salsabila


Sistem Penyaluran Air Buangan Kecamatan Nunukan

Fluktuasi debit buangan dalam saluran bervariasi dalam sehari. Pada waktu
pemakaian air bersih memuncak, maka besarnya debit air buangan pun ikut
naik. Demikian pula akan terjadi debit minimum.
QPEAK = FPEAK . QAVE … persamaan 2.5
dimana :
FPEAK = Faktor puncak yang didapat dari grafik “ Ratio of extreme flow to
average daily flow in new England. “( terlampir )
QMIN = 0,2 ( P/1000 )0,2 . QAVE … persamaan 2.6
dimana :
P = Populasi penduduk ( jiwa )
Catatan : Umumnya sistem tercampur debit minimum adalah pada saat pipa
berisi air limbah.
Perhitungan fluktuasi aliran ini penting dan berpengaruh cukup besar pada
sistem penyaluran air buangan antara lain :
♪ Kemungkinan terjadinya pengendapan dalam saluran pada kecepatan aliran
yang terlalu lambat.
♪ Akibat pengendapan tersebut menyebabkan terjadinya proses pembusukan air
buangan.
♪ Diperlukan penggelontoran bila kedalaman minimum tidak lagi dapat tercapai.
Dari rumusan-rumusan diatas, didapat debit air buangan total (QTOT) yaitu :
QTOT = QPEAK + QPEAK.INF … persamaan 2.7
dimana :
QTOT = Debit air buangan total (lt/dt)

2.4. SALURAN DAN PIPA


2.4.1. Tipe-tipe saluran
 Saluran rumah
Untuk menghubungkan perpipaan (plambing) rumah atau gedung dan
digunakan untuk menyalurkan air buangan dari rumah ke saluran lateral atau ke
saluran cabang atau ke saluran lainnya kecuali menuju ke saluran rumah
lainnya.
 Saluran lateral atau saluran cabang

Pendahuluan 2110815320022 | Noor Syifa Salsabila


Sistem Penyaluran Air Buangan Kecamatan Nunukan

Merupakan elemen pertama dari sistem penyaluran air bungan, biasanya


terletak di jalan, kegunaannya untuk mengumpulkan air buangan dari satu atau
lebih saluran rumah dan menyalurkannya ke saluran utama.
 Saluran Utama
Digunakan untuk menyalurkan air buangan dari satu atau lebih. Saluran lateral
ke saluran trunk atau saluran interseps.
 Saluran Trunk
Merupakan saluran yang lebih besar, yang digunakan untuk menyalurkan air
buangan saluran utama ke unit pengolahan atau ke fasilitas pembuangan atau
ke saluran intersep yang luas.
 Saluran Intersep
Merupakan saluran yang lebih besar lagi yang digunakan untuk menangkap air
buangan dari banyak saluran utama atau saluran trunk dan menyalurkannya ke
unit pengolahan atau dibuang.
2.4.2. Bentuk saluran dan jenis bahan pipa
Pemilihan bentuk saluran yang akan digunakan perlu diperhatikan
kelebihan dari bentuk tersebut. Mengingat adanya debit puncak air buangan maka
saluran yang dipilih harus dapat menampung debit puncak dan tidak terjadi
pengendapan saat debit minimum dan harus memenuhi syarat-syarat pengaliran.
Untuk menentukan jenis pipa yang digunakan, haruslah diperhatikan hal-
hal di bawah ini :
 Karakteristik aliran air dan koefisien pipa.
 Perkiraan umur pipa dan pengalaman penggunaan.
 Ketersediaan bahan dan kemudahan dalam pembuatan.
 Ketahanan pipa terhadap asam, basa, gas serta pelarut dimana bahan-bahan ini
akan ada dalam saluran, serta terhadap gesekan dan tanah yang korosif,
berkaitan juga dengan umur pipa, baik dari kondisi luar maupun kondisi dalam
pipa seperti di atas.
 Tahan terhadap gerusan.
 Situasi lapangan yang terdiri dari keadaan topografi maupun struktur tanah,
kemiringan serta keadaan tanah.
 Pertimbangan segi ekonomis (pembelian pipa), pengangkutan dan pemasangan.

Pendahuluan 2110815320022 | Noor Syifa Salsabila


Sistem Penyaluran Air Buangan Kecamatan Nunukan

 Harga relatif murah.


Pada hakekatnya, pipa yang dipergunakan tidak hanya satu jenis, tapi perlu
disesuaikan dengan kebutuhan setempat dan karakteristik bahan perpipaan yang
akan dipergunakan. Beberapa jenis pipa yang ada beserta karakteristiknya, adalah
sebagai berikut :
1. Pipa tanah liat
 Tahan terhadap korosi, baik dari semen maupun baja.
 Tidak rusak oleh gas H2S dan gas-gas lain serta asam sulfat pada umumnya.
 Tidak tahan terhadap tekanan.
 Ukuran pipa terlalu terbatas 4-36 inchi.
 Cukup berat dan rapuh bila dibandingkan dengan pipa lain.
2. Pipa Beton
 Penggunaannya sangat menguntungkan pada ukuran kecil sampai 60 cm.
 Tahan terhadap cuaca, bahan kimia kecuali asam.
 Pipa beton yang banyak rongganya lebih bermutu rendah daripada pipa
beton yang dibuat dengan mesin, karena lebih tahan dari korosi serta lebih
halus.
3. Pipa Asbestoc Semen
 Sesuai untuk tanah berbasa tinggi.
 Biaya murah, daya sambung, daya pengaliran dan rembesan baik.
 Mudah dalam pengelolaannya, pemotongan maupun pemasangannya serta
ringan dalam pengangkutannya.
 Bahan pembuatannya meliputi asbes filter, semen dan silica.
4. Pipa plastik
 Ringan, mudah dalam pemasangannya dan pembuatannya, serta biaya
perawatan lebih murah.
 Bebas dari korosi dan guncangan, tahan terhadap asam, sinar matahari,
musim, kelenturan, baik dalam pengaliran.
 Mudah dalam pengangkutan, batang lebih panjang sehingga biaya
berkurang dan jumlah sambungan saat pemasangan lebih sedikit.
 Pada rumah-rumah dapat di pasang secara vertical untuk air hujan.
5. Pipa Besi Tuang.

Pendahuluan 2110815320022 | Noor Syifa Salsabila


Sistem Penyaluran Air Buangan Kecamatan Nunukan

 Berukuran 2-48 inchi.


 Dapat disambungkan dengan berbagai macam cara.
 Berkekuatan tinggi dan sesuai untuk meletakkan di daerah yang sulit.
 Digunakan untuk daerah penghasil banyak limbah yang mengandung
bahan-bahan korosif karena sifat asam dapat merusak pipa.
 Dapat menyalurkan aliran listrik yang berbahaya.
Sedang pemilihan bentuk saluran yang akan digunakan, perlu diperhatikan
keunggulan dari bentuk yang akan dipilih. Untuk air buangan, dengan mengingat
adanya debit maksimum dan minimum, maka saluran yang akan dipilih harus dapat
menampung debit maksimum dan tidak terjadi pengendapan atau pembusukan saat
debit minimum serta harus memenuhi syarat pengaliran.
Beberapa bentuk saluran yang biasa digunakan, yaitu :
 Bentuk segi empat digunakan untuk :
 Debit besar.
 Fluktuasi air buangan kecil.
 Bentuk Lingkaran, digunakan untuk :
 Debit sedang.
 Fluktuasi air buangan kecil.
 Daerah yang memerlukan konstruksi kuat.
 Bentuk Bulat Telur, digunakan untuk :
 Fluktuasi air buangan besar.
 Bila diperlukan untuk merenangkan benda –benda (tinja).
 Biaya pembuatannya lebih mahal dan pengalirannya lebih besar dari bentuk
lingkaran.
2.4.3. Pemilihan Jenis Dan Bentuk Pipa
Dalam pemilihan jenis pipa yang akan dipasang pada jalur yang ditetapkan,
diperlukan informasi mengenai kondisi lapangan, baik dari segi topografi maupun
struktur tanahnya. Selain itu, pemilihan jenis pipa yang tepat harus memenuhi
syarat antara lain :
 Sesuai dengan kebutuhan desain.
 Daya tahan tinggi terhadap kondisi lapangan seperti cuaca, agresivitas dari
tanah dan gempa bumi.

Pendahuluan 2110815320022 | Noor Syifa Salsabila


Sistem Penyaluran Air Buangan Kecamatan Nunukan

 Biaya pembelian pipa, biaya pengangkutan dan pemasangan harus relatif


murah.
 Suku cadang pipa murah diperoleh dengan harga yang pantas.
Berdasarkan pertimbangan faktor–faktor diatas, dipilih pipa beton
berbentuk bulat dengan koefisien kekasaran Manning sebesar 0,015. Pipa ini
mempunyai karakteristik sebagai berikut :
 Berumur panjang (± 75 tahun).
 Tidak mudah memuai karena panas, dibanding dengan pipa jenis lain.
 Tidak mudah pecah.
 Tahan terhadap gaya tekan air, kondisi atmosfir dan kondisi tanah.
 Dapat menahan beban tanah.
 Beton tidak mudah mengalami penyusutan yang mempengaruhi sambungan
perpipaan nantinya.
 Semua bahan penunjang pembuatan pipa beton dapat diperoleh di dalam
negeri.
2.4.4. Dimensi Pipa
Perhitungan demensi saluran air buangan didasarkan kebutuhan sampai
akhir periode desain yang direncanakan. Perhitungan ini berdasarkan debit puncak
(QPEAK) yang ditentukan dari debit rata-rata air buangan yang dikalikan dengan
faktor peak. Batasan-batasan yang dijadikan pedoman untuk penentuan diameter
saluran, antara lain :
 VMAX dalam pipa tidak melebihi 2,3 m/dt.
 VMIN dalam pipa tidak kurang dari 0,6 m/dt.
 Tinggi renang minimum 50 mm (pada saat QMIN).
 Tinggi renang pada saat QMAX antara 60-80% dari diameter pipa. Karena itu
dalam penentuan diameter pipa ini dipakai d/D antara 0,6-0,8.
2.4.5. Penanaman Pipa
Elevasi muka tanah atau ketinggian tanah di suatu titik dari daerah yang
direncanakan dihitung berdasarkan interpolasi kontur. Kontur adalah garis-garis
yang menghubungkan titik-titik yang berketinggian sama.
Persamaan yang dipakai untuk menghitung elevasi muka tanah adalah:
dXI = ( ET - Tr1 ) / ( Tt1 – Tr1 ) . dp1 … persamaan 2.8

Pendahuluan 2110815320022 | Noor Syifa Salsabila


Sistem Penyaluran Air Buangan Kecamatan Nunukan

dX2 = ( ER - Tr2 ) / ( TT1 – Tr2 ) . dp2 … persamaan 2.9


( Rumus Interpolasi elevasi muka tanah titik 1 dan titik 2 ), dimana :
ET = Tinggi elevasi muka tanah titik 1 (cm).
ER = Tinggi elevasi muka tanah titik 2 (cm).
Trn = Tinggi elevasi muka tanah yang rendah yang mengapit titik n (m)
dxn = Jarak ( pada peta ) antara elevasi muka tanah yang rendah dengan titik n
(cm).
Ttm = Tinggi elevasi muka tanah yang tinggi yang mengapit titik n (m).
Dpn = Jarak antara tinggi elevasi muka tanah yang rendah dengan tinggi elevasi
muka tanah yang tinggi yang mengapit titik n (m).

ET

R ETp

1 ER

2 ERp

S T

Dalam penanaman awal dan akhir pipa seperti yang ditunjukkan pada gambar
diatas, digunakan rumus – rumus :
ETp = ET - R ... persamaan 2.10
S = ER - ERp ... persamaan 2.11
T = P 1,2 - Slope pipa … persamaan 2.12
ERp = ER - ( St.T ) …
persamaan 2.13
dimana :
Etp = Tinggi elevasi pipa di awal pipa ( titik 1 ) ; m
ERp = Tinggi elevasi pipa di akhir pipa ( titik 2 ) ; m
ET = Tinggi elevasi di muka tanah titik 1; m
ER = Tinggi elevasi muka tanah ; m
R = Penanaman awal pipa ; m

Pendahuluan 2110815320022 | Noor Syifa Salsabila


Sistem Penyaluran Air Buangan Kecamatan Nunukan

StT = Penanaman akhir pipa ; m


P1,2 = Panjang pipa ; m
D = Diameter pipa

2.5. BANGUNAN PELENGKAP


Semua saluran air buangan terdiri dari dua bagian utama, yaitu :
 Pipa saluran.
 Perlengkapan saluran.
Adanya bangunan-bangunan penunjang pada jaringan pengolahan air
sangat penting terutama untuk memperlancar aliran dalam saluran dan memelihara
saluran agar tidak terjadi penyumbatan. Bangunan-bangunan tersebut antara lain :

2.5.1. Manhole
Berguna untuk memelihara dan memperbaiki keadaan saluran. Dalam
peletakannya bangunan manhole harus memperhatikan beberapa hal sehingga
sesuai dengan fungsinya. Tempat-tempat yang memerlukan manhole :
 Pada bagian saluran yang lurus, diletakkan pada jarak tertentu, tergantung
diameter saluran.
 Pada setiap tempat dimana terjadi perubahan saluran.
 Pada setiap tempat terjadinya pertemuan aliran, kecuali dari persil ke lateral.
 Pada setiap adanya kemiringan saluran.
 Pada belokan ≤ 90º atau jari-jari ≤ 3x diameter pipa saluran, jari-jari tikungan
yang sangat kecil dapat menyebabkan terjadinya kehilangan energi besar.

Tabel 2.1. Jarak antar manhole berdasarkan diameter saluran


Diameter Saluran (cm) Jarak antar Manhole (m)
20 50 – 100
50 100 – 125
100 125 – 150
200 150 - 200

Pendahuluan 2110815320022 | Noor Syifa Salsabila


Sistem Penyaluran Air Buangan Kecamatan Nunukan

Ada bangunan pelengkap Drop Manhole yang digunakan apabila perbedaan


tinggi atau elevasi antara dua saluran atau lebih yang bertemu lebih besar dari 0,5
m dan pada saluran yang akan memotong kemiringan medan.
Manhole merupakan bangunan pelengkap saluran yang cara pengalirannya
secara grafitasi. Konstruksi manhole dapat dibuat dipasangkan batu bata atau
beton. Manhole dilengkapi dengan tutup dari beton dan cast iron galvanized,
lengkap dengan anak tangganya. Tangga dari besi berdiameter 1,9–2,5 cm dengan
jarak ± 20 cm. Lubang sumuran pemeriksaan (diameter manhole) haruslah cukup
untuk dimasukki petugas yang akan melakukan pemeriksaan atau pembersihan
saluran (diameter minimum=60cm).

2.5.2. Bangunan Terminal Clean Out


Bangunan ini dipasang pada ujung awal dari saluran air buangan. Tujuan
penggunaan bangunan ini adalah untuk meletakkan alat atau slang guna
pengontrolan saluran atau dapat pula untuk meletakkan alat penerangan dalam
saluran air buangan pada saat pemeriksaan.
2.5.3. Siphon
Dibuat apabila saluran melintasi atau berpotongan dengan sungai,
lembah ,jalan, perlintasan rel kereta api, atau bangunan yang lainnya. Yang harus
diperhatikan dalam menentukan profil pipa siphon adalah :
 Kehilangan energi.
 Mudah dilakukan pembersihan.
Siphon ini sulit di bersihkan dan letaknya selalu dibawah gradien hidraolik,
untuk itu kondisi aliran didalam siphon cenderung akan bertekanan dan
memerlukan self cleansing yang cukup memadahi, yaitu sebesar 3 fps atau 0,9
m/dt. Dalam pembuatan siphon harus selalu diingat bahwa siphon harus terisi dan
harus mempunyai kecepatan yang tetap dan tertentu untuk mengalirkan air yang
masuk. Hal ini sulit dilaksanakan bila debit dari saluran berubah–ubah (tidak
konsisten atau konstan).
Untuk dapat mengatasi hal ini dibuat lebih dari satu saluran dengan luas
penampang masing–masing saluran lebih kecil dari luas penampang yang di
butuhkan pada debit minimum. Dapat pula untuk memperoleh kecepatan

Pendahuluan 2110815320022 | Noor Syifa Salsabila


Sistem Penyaluran Air Buangan Kecamatan Nunukan

pengaliran dan dapatnya mengikuti variasi pengaliran secara otomatis maka pada
masing–masing ujungnya dibuatkan manhole atau inlet dan outlet chamber dengan
perbedaan elevasi permukaan air yang direncanakan dan disesuaikan dengan
headloss yang terjadi pada saluran atau pipa siphon.
2.5.4. Ventilasi Udara
Perlengkapan ini diperlukan untuk :
 Mencegah tertahannya udara dan gas yang terbentuk dari air buangan yang
dapat membahayakan serta menimbulkan korosi.
 Mencegah terbentuknya asam sulfat yang menyebabkan karat.
 Mencegah timbulnya tekanan diatas atau dibawah tekanan atmosfer sehingga
dapat mengakibatkan terbentuknya pengaliran pada plumbing fixture.
Pembersihan ventilasi dilakukan pada manhole dan bangunan terminal clean out.
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada pemasangan ventilasi yaitu :
 Tidak mengganggu lingkungan karena baunya yang tidak sedap.
 Keamanan terjaga.
 Jangan sampai terjadi infiltrasi atau dimasuki air dari luar.
 Dipasang dalam tutup mangkok.
 Bila waktu pengaliran terlalu lama akan dibuat ventilasi khusus.
2.5.5. Sumur Pengumpul
Bangunan ini berfungsi untuk menaikkan air bekas dari saluran yang
rendah ke saluran yang lebih tinggi serta menaikkan air bekas di dalam sumur
pengumpul ke instalasi pengolahan.
2.5.6. Bangunan Penggelontor
Berfungsi untuk mengatur air yang dipakai untuk menghanyutkan kotoran-
kotoran yang tertinggal dalam saluran, agar tidak sampai mengendap dan
menyumbat saluran. Bangunan ini diperlukan bila pengaliran air buangan dalam
saluran tidak dapat memberikan tinggi renang ≥ 0,6 m/dt.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan bangunan ini
adalah :
 Penggelontoran tidak boleh merusak saluran yang telah ada (erosi, pengikisan,
penggerusan).
 Tidak boleh mengotori saluran.

Pendahuluan 2110815320022 | Noor Syifa Salsabila


Sistem Penyaluran Air Buangan Kecamatan Nunukan

 Air yang digunakan harus mencukupi kuantitasnya dan tidak boleh berpasir
atau berlumpur.
 Air penggelontor adalah air tawar dan netral (tidak asam dan tidak basa).
Metode yang digunakan untuk proses penggelontor :
a. Secara kontinyu
Penggelontoran secara kontinyu adalah penggelontoran yang dilakukan secara
terus menerus. Air yang dipakai biasanya diambil dari sumber dan langsung
dialirkan ke saluran tanpa memerlukan ruang penggelontor.
b. Secara periodik
Penggelontoran dilakukan pada waktu-waktu tertentu secara periodik.
2.5.7. Pompa
Stasiun pompa digunakan untuk menaikkan air buangan ke ujung
berikutnya yang kedalamannya masih memenuhi syarat dan pengaliran secara
grafitasi sudah tidak memenuhi syarat lagi. Daerah-daerah yang memerlukan
stasiun pompa :
 Daerah yang datar.
 Pada saluran air buangan induk menuju ke instalasi pengolahan.
 Pada badan air penerima yang terlalu dalam atau jauh dari muka tanah (>7m).

2.6. OPERASI DAN PEMELIHARAANNYA
Pada pengoperasian jaringan penyaluran air buangan, pipa lateral menerima
air buangan dari daerah pelayanan (rumah, sekolah, rumah sakit, pasar, kantor, dan
fasilitas lainnya). Selanjutnya air buangan tersebut dialirkan melalui pipa persil
masuk ke pipa caban, lalu ke pipa utama dan akhirnya ke bangunan pengolahan air
buangan. Air buangan diolah terlebih dahulu sebelum di buang ke badan air
penerima.
Pengaliran air buangan melalui pipa-pipa tersebut sedapat mungkin
dilakukan secara gravitasi dengan memanfaatkan kondisi medan yang ada. Untuk
menghindari pemakaian pompa dan kebutuhan penggelontoran. Hal ini
dimaksudkan agar biaya pengoperasian tidak terlalu mahal. Yang perlu diingat
dalam pengaliran air buangan secara gravitasi, kecepatan aliran minimum harus

Pendahuluan 2110815320022 | Noor Syifa Salsabila


Sistem Penyaluran Air Buangan Kecamatan Nunukan

masih memungkinkan air buangan untuk melakukan self cleaning terhadap


kandungan bahan – bahan organic dan partikel-partikel diskrit.
Agar saluran dapat berfungsi dengan baik yakni meliputi pencegahan
penyumbatan saluran, pemeliharaan saluran, perbaikan dan pembersihan sumur
pengepul (bila ada). Pemeliharaan yang baik memerlukan pengetahuan yang cukup
mengenai lokasi pipa dan kesiap kesiagaan petugas bila sewaktu-waktu terjadi
kerusakan.
Gangguan yang sering terjadi pada saluran :
1. Berkurangnya kapasitas aliran dan macetnya aliran akibat mengendapnya
partikel-partikel diskrit seperti pasir dan kerikil.
Alternatif pemecahannya adalah :
 Dilakukan penggelontoran.
 Dibuat lubang melalui deposit kemudian deposit tadi diambil dengan
menggunakan sekop.
2. Jika penggelontoran dan pembuatan lubang melalui deposit tersebut tidak
cukup, maka alat semacam sekop yang dihubungkan dengan kabel dan mesin
derek dapat didorong kedalam saluran untuk melakukan pengangkatan deposit.
3. Berkurangnya kapasitas aliran dan macetnya aliran akibat masuknya akar –
akar tanaman yang tumbuh disekitar pipa ke dalam pipa. Alternatif
pemecahanya :
 Akar dipotong dengan menggunakan fleksible type rods yang mempunyai
alat pemotong di ujungnya.
 Pembubuhan tembaga sulfat kedalam saluran. Tembaga sulfat ini tidak
mematikan pohon.
4. Berkurangnya kapasitas aliran akibat lemak atau minyak yang terkandung
dalam air buangan. Alternatif pemecahannya :
 Dilakukan penggelontoran dan pembersihan akhir dengan menggunakan
power rotated brush.
Pembersihan saluran merupakan tindakan pencegahan terjadinya kemacetan
aliran pada saluran. Pembersihan saluran ini harus dilakukan secara berkala dan
teratur. Untuk membersihkan saluran ini tindakan yang biasa dilakukan adalah
penggelontoran dan ini membutuhkan peralatan seperti bruses, screper, dan scoops

Pendahuluan 2110815320022 | Noor Syifa Salsabila


Sistem Penyaluran Air Buangan Kecamatan Nunukan

untuk membersihkan lemak/minyak. Penggelontoran sangat efektif karena dapat


menaikkan kecepatan aliran air dan kedalaman air dalam pipa (tinggi renang),
sehingga distribusi air buangan juga semakin tinggi. Air penggelontor bisa diambil
dari fire hydrant yang ada di sepanjang jalan dan dimasukkan kedalam saluran
melalui manhole.
Yang perlu di perhatikan lagi adalah timbulnya beberapa gas dalam
saluran. Gas-gas ini tidak hanya ditemukan pada saluran di daerah industri saja
tetapi juga pada saluran di daerah pemukiman. Bahaya yang biasanya terjadi adalah
terjadinya ledakan pada saluran mengingat gas-gas yang timbul tadi biasanya
mudah terbakar dan meledak. Gas – gas yang mudah terbakar dan meledak dapat
berasal dari :
 Bahan bakar dari garasi dan pompa-pompa bensin.
 Dari pipa gas yang dekat dengan saluran air buangan akibat kebocoran pipa.
 Bermacam zat kimia : Calcium carbide yang masuk ke dalam saluran karena
rusaknya saluran.
 Gas-gas hasil proses dekomposisi dalam saluran sendiri misal gas methana.
Disamping itu adanya gas-gas yang bersifat racun bagi manusia, dapat
mengganggu proses pemeriksaan saluran oleh petugas. Gas yang sering kali
dijumpai pada air buangan domestic adalah gas H2S. Kecelakaan dapat dicegah
dengan memeriksa udara dalam saluran dengan menggunakan detektor-detektor
yang tersedia.
Peralatan yang dibutuhkan dalam pemeliharaan tergantung pada ukuran dan
tipe pipa yang dilayani. Biasanya di kota kecil memiliki peralatan yang lebih
sedikit dan sederhana dibandingkan dengan peralatan yang tersedia di kota besar.
Peralatan yang biasanya di bawa oleh petugas pemeliharaan saluran adalah sebagai
berikut :
 Peralatan utama.
 Peralatan pelengkap.
 Peralatan keamanan.

Pendahuluan 2110815320022 | Noor Syifa Salsabila

Anda mungkin juga menyukai