BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. DEFINISI, SUMBER DAN KARAKTERISTIK AIR BUANGAN
2.1.1. Definisi Air Buangan
Banyak yang akan dikemukakan mengenai air buangan umumnya meliputi
komposisi serta sumber darimana air buangan itu berasal.
Menurut Metcalf and Eddy, 1981,batasan air buangan adalah “Kombinasi
dari cairan dan sampah-sampah cair yang berasal dari daerah pemukiman,
perdagangan, perkantoran dan industri, bersama-sama dengan air tanah, air
permukaan dan air hujan yang mungkin ada”.
Sedangkan Enters dan Steel, 1979, mengemukakan “Air buangan adalah
cairan yang dibawa oleh saluran air buangan”.
Sehingga secara umum air buangan didefinisikan sebagai berikut “Cairan
buangan atau kotoran masyarakat yang berasal dari rumah tangga, industri maupun
tempat-tempat umum lainnya dan biasanya mengandung bahan atau zat-zat yang
dapat membahayakan kehidupan manusia serta mengganggu kelestarian
lingkungan hidup”.
2.1.2. Sumber Air Buangan
Air buangan dapat berasal dari berbagai sumber yang pada umumnya
karena hasil perbuatan manusia dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
(IPTEK), misalnya air buangan industri, daerah pertanian, perdagangan dll.
Beberapa sumber air buangan antara lain :
a. Air buangan rumah tangga (Domestic Wastewater)
Untuk perumahan yang kecil, aliran air buangan diperhitungkan dari kepadatan
penduduk dan rata-rata per orang dalam membuang air buangannya. Untuk
daerah perumahan yang luas, jumlah aliran air buangan berdasarkan
penggunaan daerah kepadatan penduduk, serta ada tidaknya industri.
Air buangan dari permukaan ini umumnya mempunyai komposisi yang terdiri
dari ekskreta (tinja dan urine), air bekas cucian dapur dan kamar mandi, dimana
sebagian besar merupakan bahan-bahan organik.
b. Air buangan kotapraja (Municipal Wastewater)
Bau ini pada umumnya disebabkan oleh gas hasil dekomposisi zat organik.
Gas H2S berasal dari reduksi sulfur oleh mikroorganisme secara anaerob.
Karakteristik Kimia
Senyawa kimia yang terkandung dalam air limbah terdiri dari tiga golongan
yaitu:
menuju instalasi pengolahan air limbah. Sistem ini banyak diterapkan pada
daerah dengan range curah hujan yang besar atau tinggi.
Keuntungan dari sistem ini ialah :
Unit pengolahan air limbah relatif kecil.
Dimensi saluran tidak terlalu besar.
Kerugian dari sistem ini ialah :
Harus membuat dua saluran yang berbeda, untuk air limbah dan untuk air
hujan.
Sistem Tercampur.
Air hujan dan air limbah disalurkan melalui satu saluran yang sama dan harus
tertutup. Sistem ini dipergunakan pada daerah dengan frekuensi curah hujan
yang rendah. Sistem ini dibagi menjadi dua macam yaitu :
Sistem Langsung
Sistem Langsung yaitu, sistem jaringan penyaluran air buangan dimana air
limbah dan air hujan langsung dijadikan satu baik pada musim penghujan
maupun pada musim kemarau.
Keuntungan dari sistem ini adalah :
Hanya memerlukan satu penyaluran jaringan air buangan.
Terjadi pengenceran air buangan oleh air hujan yang akan
mempermudah pengelolaannya.
Kerugian dari sistem ini adalah :
Memerlukan unit air buangan yang besar, karena debit air buangan
lebih besar daripada sistem lainnya.
Dimensi pipa penyaluran air buangan cukup besar.
Sistem Interceptor
Penyatuan sistem air limbah dengan air hujan hanya pada musim kemarau
saja, sedangkan pada musim penghujan penyalurannya melalui saluran
intercept.
Keuntungan sistem ini adalah :
Beban instalasi pengolahan tidak terlalu besar.
Air hujan difungsikan sebagai penggelontor pada awal musim
penghujan.
Fluktuasi debit buangan dalam saluran bervariasi dalam sehari. Pada waktu
pemakaian air bersih memuncak, maka besarnya debit air buangan pun ikut
naik. Demikian pula akan terjadi debit minimum.
QPEAK = FPEAK . QAVE … persamaan 2.5
dimana :
FPEAK = Faktor puncak yang didapat dari grafik “ Ratio of extreme flow to
average daily flow in new England. “( terlampir )
QMIN = 0,2 ( P/1000 )0,2 . QAVE … persamaan 2.6
dimana :
P = Populasi penduduk ( jiwa )
Catatan : Umumnya sistem tercampur debit minimum adalah pada saat pipa
berisi air limbah.
Perhitungan fluktuasi aliran ini penting dan berpengaruh cukup besar pada
sistem penyaluran air buangan antara lain :
♪ Kemungkinan terjadinya pengendapan dalam saluran pada kecepatan aliran
yang terlalu lambat.
♪ Akibat pengendapan tersebut menyebabkan terjadinya proses pembusukan air
buangan.
♪ Diperlukan penggelontoran bila kedalaman minimum tidak lagi dapat tercapai.
Dari rumusan-rumusan diatas, didapat debit air buangan total (QTOT) yaitu :
QTOT = QPEAK + QPEAK.INF … persamaan 2.7
dimana :
QTOT = Debit air buangan total (lt/dt)
ET
R ETp
1 ER
2 ERp
S T
Dalam penanaman awal dan akhir pipa seperti yang ditunjukkan pada gambar
diatas, digunakan rumus – rumus :
ETp = ET - R ... persamaan 2.10
S = ER - ERp ... persamaan 2.11
T = P 1,2 - Slope pipa … persamaan 2.12
ERp = ER - ( St.T ) …
persamaan 2.13
dimana :
Etp = Tinggi elevasi pipa di awal pipa ( titik 1 ) ; m
ERp = Tinggi elevasi pipa di akhir pipa ( titik 2 ) ; m
ET = Tinggi elevasi di muka tanah titik 1; m
ER = Tinggi elevasi muka tanah ; m
R = Penanaman awal pipa ; m
2.5.1. Manhole
Berguna untuk memelihara dan memperbaiki keadaan saluran. Dalam
peletakannya bangunan manhole harus memperhatikan beberapa hal sehingga
sesuai dengan fungsinya. Tempat-tempat yang memerlukan manhole :
Pada bagian saluran yang lurus, diletakkan pada jarak tertentu, tergantung
diameter saluran.
Pada setiap tempat dimana terjadi perubahan saluran.
Pada setiap tempat terjadinya pertemuan aliran, kecuali dari persil ke lateral.
Pada setiap adanya kemiringan saluran.
Pada belokan ≤ 90º atau jari-jari ≤ 3x diameter pipa saluran, jari-jari tikungan
yang sangat kecil dapat menyebabkan terjadinya kehilangan energi besar.
pengaliran dan dapatnya mengikuti variasi pengaliran secara otomatis maka pada
masing–masing ujungnya dibuatkan manhole atau inlet dan outlet chamber dengan
perbedaan elevasi permukaan air yang direncanakan dan disesuaikan dengan
headloss yang terjadi pada saluran atau pipa siphon.
2.5.4. Ventilasi Udara
Perlengkapan ini diperlukan untuk :
Mencegah tertahannya udara dan gas yang terbentuk dari air buangan yang
dapat membahayakan serta menimbulkan korosi.
Mencegah terbentuknya asam sulfat yang menyebabkan karat.
Mencegah timbulnya tekanan diatas atau dibawah tekanan atmosfer sehingga
dapat mengakibatkan terbentuknya pengaliran pada plumbing fixture.
Pembersihan ventilasi dilakukan pada manhole dan bangunan terminal clean out.
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada pemasangan ventilasi yaitu :
Tidak mengganggu lingkungan karena baunya yang tidak sedap.
Keamanan terjaga.
Jangan sampai terjadi infiltrasi atau dimasuki air dari luar.
Dipasang dalam tutup mangkok.
Bila waktu pengaliran terlalu lama akan dibuat ventilasi khusus.
2.5.5. Sumur Pengumpul
Bangunan ini berfungsi untuk menaikkan air bekas dari saluran yang
rendah ke saluran yang lebih tinggi serta menaikkan air bekas di dalam sumur
pengumpul ke instalasi pengolahan.
2.5.6. Bangunan Penggelontor
Berfungsi untuk mengatur air yang dipakai untuk menghanyutkan kotoran-
kotoran yang tertinggal dalam saluran, agar tidak sampai mengendap dan
menyumbat saluran. Bangunan ini diperlukan bila pengaliran air buangan dalam
saluran tidak dapat memberikan tinggi renang ≥ 0,6 m/dt.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan bangunan ini
adalah :
Penggelontoran tidak boleh merusak saluran yang telah ada (erosi, pengikisan,
penggerusan).
Tidak boleh mengotori saluran.
Air yang digunakan harus mencukupi kuantitasnya dan tidak boleh berpasir
atau berlumpur.
Air penggelontor adalah air tawar dan netral (tidak asam dan tidak basa).
Metode yang digunakan untuk proses penggelontor :
a. Secara kontinyu
Penggelontoran secara kontinyu adalah penggelontoran yang dilakukan secara
terus menerus. Air yang dipakai biasanya diambil dari sumber dan langsung
dialirkan ke saluran tanpa memerlukan ruang penggelontor.
b. Secara periodik
Penggelontoran dilakukan pada waktu-waktu tertentu secara periodik.
2.5.7. Pompa
Stasiun pompa digunakan untuk menaikkan air buangan ke ujung
berikutnya yang kedalamannya masih memenuhi syarat dan pengaliran secara
grafitasi sudah tidak memenuhi syarat lagi. Daerah-daerah yang memerlukan
stasiun pompa :
Daerah yang datar.
Pada saluran air buangan induk menuju ke instalasi pengolahan.
Pada badan air penerima yang terlalu dalam atau jauh dari muka tanah (>7m).
2.6. OPERASI DAN PEMELIHARAANNYA
Pada pengoperasian jaringan penyaluran air buangan, pipa lateral menerima
air buangan dari daerah pelayanan (rumah, sekolah, rumah sakit, pasar, kantor, dan
fasilitas lainnya). Selanjutnya air buangan tersebut dialirkan melalui pipa persil
masuk ke pipa caban, lalu ke pipa utama dan akhirnya ke bangunan pengolahan air
buangan. Air buangan diolah terlebih dahulu sebelum di buang ke badan air
penerima.
Pengaliran air buangan melalui pipa-pipa tersebut sedapat mungkin
dilakukan secara gravitasi dengan memanfaatkan kondisi medan yang ada. Untuk
menghindari pemakaian pompa dan kebutuhan penggelontoran. Hal ini
dimaksudkan agar biaya pengoperasian tidak terlalu mahal. Yang perlu diingat
dalam pengaliran air buangan secara gravitasi, kecepatan aliran minimum harus