Anda di halaman 1dari 68

PENGELOLAAN AIR

LIMBAH
PENDAHULUAN
 Pengelolaan limbah cair meliputi :
1. Sistem penyaluran limbah cair
2. Pengolahan limbah cair
3. Pengolahan lumpur
 Berdasarkan sumbernya pengelolaan
limbah cair dapat dibagi :
1. Pengelolaan limbah cair domestik
2. Pengelolaan limbah cair industri
LIMBAH CAIR DOMESTIK
Adalah limbah cair yang berasal dari kegiatan
permukiman atau usaha rumah makan, hotel,
perkantoran, perniagaan, apartemen dan
asrama.
Jenis dari limbah cair ini berupa tinja (black
water), air seni, limbah kamar mandi, dan juga
sisa kegiatan dapur rumah tangga (grey water)
Sifat limbah cair domestik : organo-
mikrobiologis dan mengandung detergen
LIMBAH CAIR INDUSTRI
Adalah limbah cair yang berasal dari
kegiatan industri, kegiatan rumah sakit,
kegiatan pertanian dan peternakan,
kegiatan pertambangan, dan instalasi
nuklir.
Sifat limbah cair industri sangat spesifik,
tergantung dari jenis industrinya.
DAMPAK LIMBAH CAIR
• Gangguan Terhadap Kesehatan
• Gangguan Terhadap Kehidupan Biotik
• Gangguan Terhadap Keindahan
• Gangguan Terhadap Kerusakan Benda
SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH
Berdasarkan tempatnya, dibedakan menjadi
2:
1. Sistem pengolahan on-site position 
sistem dimana penghasil limbah mengolah
air limbahnya secara individu.
2. Sistem off-site position  air limbah
disalurkan melalui sewer (saluran
pengumpul air limbah) lalu kemudian
masuk ke instalasi pengolahan terpusat.
PENGOLAHAN ON SITE
Contoh : Septic Tank, Grease Trap,
Pit Latrine.

Pada sistem pengolahan off site


diperlukan saluran untuk
menyalurkan air buangan ke IPAL
SISTEM PENYALURAN (PEMBUANGAN)
AIR
Ada 2 (dua) tipe :
1. Sistem Terpisah
A. Sistem Penyaluran Air Limbah
B. Sistem Penyaluran Air Hujan
2. Sistem Gabungan
SISTEM PENYALURAN AIR LIMBAH : sistem penyaluran
yg mengalirkan air limbah dari sumber ke Instalasi
Pengolah Air Limbah (IPAL) melalui jarak yang
sependek-pendeknya agar waktu penyaluran yang
dibutuhkan singkat.

SISTEM DRAINASE : sistem penyaluran air hujan yang jatuh


di atap gedung, jalan, dan permukaan lainnya ke badan air.

SISTEM GABUNGAN : sistem gabungan membawa kedua


jenis air tersebut dalam satu sistem, Limbah cair domestik
dan limpasan air hujan di salurkan dalam satu
salurantertutup; cocok di aplikasikan untuk daerah yang
fluktuasi debit limbah cair
dan limpasan air hujan pada saat musim kemarau dan musim
hujan relatif kecil
SISTEM TERPISAH
 limbah cair (domestik) disalurkan tersendiri dalam
jaringan riol/sewer tertutup;
 sedangkan limpasan air hujan disalurkan tersendiri
dalam saluran
 drainase khusus untuk air hujan atau air yang relatif
tidak tercemar; biasanya dengan saluran terbuka;
 cocok di aplikasikan untuk daerah yang fluktuasi debit
limbah cair dan limpasan air hujan pada saat musim
kemarau dan musim hujan relatif besar
SISTEM RIOL UKURAN KECIL (SMALL
BORE SEWER)
 sistem penyaluran air effluen tangki septik
dan/atau dari limbah cair cucian (grey water).
Keadaan pengaliran bertekanan, tetapi gradient
hirolis masih di bawah elevasi tangki septik dan
peralatan saniter, sehingga tidak terjadi aliran
balik. Aliran bertekanan tersebut, menyebabkan
diameter pipa yang digunakan relatip kecil
SISTEM RIOL INTERSEPTOR
(INTERCEPTING SEWER SYSTEM)
Air hujan dengan debit tertentu dimasukkan dalam
ujung hulu riol retikulasi untuk penggelontoran dan
pengenceran

Sistem riol dengan pembebanan pipa relatif dangkal. Luas


max : 4 unit luas daerah pelayanan retikulasi. Setiap unit
retikulasi jumlah sambungan rumah max sekitar 800
rumah, dengan ukuran riol terbesar 225 mm, Jadi
terdapat 4 lajur pipa induk dengan D = 225 mm dari 4 x
800 sambungan rumah masuk ke IPAL. Luas max = 4 x
25 ha = 100 ha; kepadatan penduduk rerata 160 jiwa/ha.
FAKTOR YG PERLU DIPERHATIKAN DLM
PERANCANGAN SISTEM PENYALURAN AIR
LIMBAH
1. Penentuan daerah yang akan dilayani
 Pengamatan topografi
 Lokasi sungai dan IPAL

2. Penentuan konfigurasi jaringan


 Terpisah
 Gabungan

3. Jumlah populasi
4. Pelayanan air limbah domestik dan industri
5. Kuantitas air limbah
Umumnya air limbah domestik diperhitungkan dari 80% air
minum yang digunakan
LANGKAH PERANCANGAN
PENYALURAN AIR LIMBAH

 Asumsi 1 (satu) unit rumah dengan penghuni 5 (lima)


orang
 Pemakaian air 150 liter/orang/hari

 Air limbah : 80% x 5 x 150 l/o/hr = 600 l/rumah/hari

 Langkah selanjutnya adalah merencanakan dimensi


pipa :
 Lateral, minimum diameter 150 mm
 Submain
 Main (pipa utama) diameter bisa mencapai lebih dari
2000 mm
JENIS PENGALIRAN
 Dalam penyaluran air buangan dikenal dua jenis aliran
yaitu:

a. Pengaliran yang mengalami tekanan , yaitu pengaliran


yang terjadi dalam pipa akibat adanya pemompaan di
dalam saluran tertutup, karena muka air tidak
berhubungan secarabebas dengan tekanan atmosfer

b. pengaliran bersifat terbuka dalam saluran tertutup,


yaitu pengaliran secara gravitasi, karena permukaan air
buangan pada saluran berhubungan dengan udara bebas
SYARAT PENGALIRAN DI DALAM
PENYALURAN
1. Pengaliran air buangan dalam saluran harus secara gravitasi
2. Pengaliran hampir selalu un-steady terkadang dapat non-uniform
3. Aliran harus dapat membawa material yang terdapat dalam aliran
meskipun didalam kondisi debit minimum sampai ke bangunan
pengolahan
4. Dianjurkandapat membersihkan saluran sendiri (self cleaning) dengan
kecepatan yang disyaratkan atau dengan kecepatan yang tidak
menimbulkan kerusakan (pengikisan) pada permukaan saluran
5. Pengaliran dapat mensirkulasikan udara/gas-gas sehingga tidak ter
akumulasi didalam saluran
6. Pengaliran air buangan harus tiba secepatnya sampai ke bangunan
pengolahan air buangan untuk menghindari terjadinya pembusukan dan
pengaliran tidak lebih dari 18 jam untuk daerah tropis
PENEMPATAN DAN PEMASANGAN
SALURAN
1.macam jalan yang akan dilalui/tempat saluran ditanam,
mengingat gaya berat yang mempengaruhinya

2. pengaruh bangunan-bangunan yang ada, mengingat fondasi


dan gaya yang berpengaruh

3. Jenis tanah yang akan ditanami pipa

4.Adanya saluran-saluran lain seperti saluran air minum ,


saluran gas, saluran listrik. Jika saluranitu terlintasi maka
saluran air kotor sebaiknya ditempatkan di bawahnya

5. Ketebalan tanah urugan dan kedalaman pipa dari muka


tanah, harus disesuaikan dengan diameter saluran (minimum
1.20 m dan maksimum 7 m utk pipa lateral induk)
UNTUK SALURAN UMUM (PUBLIC SEWER)
DIMULAI DARI SALURAN LATERAL DITEMPATKAN
PADA:

1. Di Tepi jalan bila :


 Sebaiknya dibawah trotoar atau tanggul jalan.hal ini
mengingat kemungkinan dilakukan penggalian
dikemudian hari untuk perbaikan
 Penerimaan air kotor dari kanan dan kiri tidak sama,
dapat dipasang di tepi jalan, di bagian mana yang
paling banyak sambungannya (paling banyak rumah-
rumahnya)
 Saluran bisa diletakkan di kiri dan kanan jalan jika
disebelah sisi kiri dan kanan jalan terdapat banyak
sekali rumah/bangunan
2. Di tengah jalan, bila :
 Jalan dengan rumah/bangunan di satu sisi lebih tinggi
dari rumah/bangunan disisi lainnya,maka penanaman
saluran diletakkan pada sisi jalan sebelah, dimana
terdapat elevasi yang lebih rendah.
 Bila jalan tidak lebar dan bila bagian kiri dan kanan
jalan terdapat jumlah rumah atau bangunan yang
hampir sama banyaknya
 Jalan yang mempunyai jumlah rumah/bangunan sama
banyak dikedua sisinya dan mempunyai elevasi lebih
tinggi dari jalanan, maka penempatan pipa bisa
dilakukan di tengah jalan
SISTEM DRAINASE
 yaitusuatu sistem drainase yang
menangani permasalahan kelebihan air di
suatu wilayah yang meliputi drainase
permukaan dan drainase bawah
permukaan.
PRINSIP DRAINASE

Drainase tradisional yaitu membuang limpasan air


hujan secepatnya dengan jalur sependek-pendeknya,
yang akan mempercepat datangnya debit puncak
aliran dimana banjir akan melanda daerah hilir
alirannya.
Prinsip drainase modern :
 Tindakan yang sifatnya biologis-ekologis, diantaranya
adalah melestarikan atau menyediakan daerah hijau
sebagai daerah retensi dan peresapan air yang optimal.
 Tindakan yang sifatnya teknologis-higienis, diantaranya
dengan prinsip “semua daerah hulu, arus limpasan air
hujan yang belum membahayakan atau belum
mengganggu lingkungan sebisa mungkin dihambat,
diresapkan, atau ditampung dalam kolam retensi sebagai
sumber daya imbuhan air tanah dan air permukaan”.
Dengan demikian maka akan mengurangi arus limpasan ke
hilir dan dapat mengurangi erosi serta banjir.
FAKTOR PENTING PERANCANGAN SISTEM
PENGUMPUL AIR HUJAN
1. Kuantitas air yang akan dialirkan tergantung luas daerah
yang dilayani dan intensitas curah hujan.
2. Pembagian daerah pelayanan berdasarkan jenis
penggunaannya
3. Prinsip alam dalam infiltrasi air hujan masih diharapkan
terjadi sehingga ukuran saluran tidak terlalu besar
4. Jenis bahan penutup permukaan tanah menentukan
banyaknya air yang mengalir dan masuk ke dalam tanah
5. Kualitas air hujan yang dikumpulkan dari atap rumah dan
jalan dianggap sudah mengandung bahan pencemar
JAMBAN SEHAT
PENGERTIAN JAMBAN
Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas
pembuangan kotoran manusia yang terdiri atas tempat
jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa atau
tanpa leher angsa (cemplung) yang dilengkapi dengan
unit penampungan kotoran dan air untuk
membersihkannya
SYARAT JAMBAN SEHAT
 Tidak mencemari sumber air minum (jarak antara
sumber air minum dengan lubang penampungan minimal
10 meter
 Tidak berbau

 Kotoran tidak dapat dijamah oleh serangga dan tikus

 Tidak mencemari tanah di sekitamya

 Mudah dibersihkan dan aman digunakan

 Dilengkapi dinding dan atap pelindung

 Penerangan dan ventilasi cukup

 Lantai kedap air dan luas ruangan memadai

 Tersedia air, sabun, dan alat pembersih


JENIS JAMBAN
Jamban cemplung
Jamban tangki septik/leher
angsa
JAMBAN CEMPLUNG jamban yang
penampungannya
berupa lupang yang
berfungsi menyimpan
dan meresapkan
cairan kotoran/tinja
ke dalam tanah dan
mengendapkan
kotoran ke dasar
lubang. Untuk
jamban cemplung
diharuskan ada
penutup agar tidak
berbau.
JAMBAN TANGKI SEPTIK/LEHER
ANGSA jamban berbentuk
leher angsa yang
penampungannya
berupa tangki
septik kedap air
yang berfungsi
sebagai wadah
proses
penguraian/dekomp
osisi kotoran
manusia yang
dilengkapi dengan
resapannya.
CARA PEMELIHARAAN JAMBAN
SEHAT
 Lantai jamban selalu bersih dan tidak ada genangan air
 Bersihkan jamban secara teratur sehingga ruang jamban
dalam keadaan bersih
 Di dalam jamban tidak ada kotoran yang terlihat

 Tidak ada serangga (kecoa, lalat) dan tikur yang


berkeliaran
 Tersedia alat pembersih (sabun, sikat dan air bersih)

 Bila ada kerusakan segera diperbaiki.


BAGIAN - BAGIAN JAMBAN SEHAT
 Pelat Jongkok
 Pondasi

 Lantai

 Pintu

 Dinding

 Lubang Angin

 Atap
DAMPAK YANG TIMBUL UNTUK
JAMBAN YANG TIDAK SEHAT
 Diare
 Typhus

 Muntaber

 Disentri

 Cacingan

 Gatal-gatal
SANIMAS
-
SANITASI OLEH MASYARAKAT
TUJUAN & MAKSUD
 Tujuan SANIMAS adalah meningkatkan
kondisi sanitasi lingkungan di masyarakat
miskin perkotaan
 Maksud SANIMAS adalah membantu
masyarakat dan pemerintah daerah untuk
mengarusutamakan (mainstream) Sanitasi
Berbasis Masyarakat (CBS) sebagai pilihan
yang sesuai bagi masyarakat miskin perkotaan
KONSEP

 Memfasilitasi dan membantu 6 – 8 masyarakat


miskin perkotaan untuk merencanakan,
melaksanakan dan merawat sistem sanitasi yang
mereka pilih
 Sistem sanitasi yang dibangun akan menjadi
proyek percontohan untuk mempromosikan
Sanitasi Berbasis Masyarakat (CBS) di daerah
miskin perkotaan di Indonesia
PRINSIP-PRINSIP SANIMAS
 Pendekatan Tanggap Permintaan (Demand Responsive
Approach, DRA)
 Seleksi Sendiri (Self-Selection)

 Pilihan Informasi Teknologi (Informed Choice)

 Partisipasi

 Kontribusi “multi-sumber”
PENDEKATAN TANGGAP PERMINTAAN
(DRA)

 Ahli SANIMAS hanya akan membantu dan


memfasilitasi kota/kabupaten dan masyarakat
untuk melaksanakan sanitasi berbasis masyarakat
(CBS), bila mereka menyatakan
kebutuhan/permintaan mereka secara eksplisit
 Indikator permintaan yaitu pernyataan minat, LoI,
MoU, alokasi kontribusi dan partisipasi yang
tinggi
SELEKSI SENDIRI
 Seleksi Sendiri adalah hasil dari pendekatan tanggap
permintaan (DRA):
Kota/kabupaten yang memenuhi syarat dan terbukti
memiliki kebutuhan tinggi untuk SANIMAS akan
terseleksi untuk implementasi SANIMAS
 Masyarakat yang memiliki pengalaman
melaksanakan proyek gotong-royong, menunjukkan
komitmen aktif dan siap untuk menyediakan waktu
dan sumber daya, mempunyai peluang yang lebih
besar untuk terpilih daripada yang lain
KRITERIA SELEKSI: KOTA/KABUPATEN
 Pernyataan minat secara tertulis oleh walikota/ bupati
yang menyatakan kesediaan kota/kabupaten untuk
melaksanakan SANIMAS
 Dinas yang akan bertanggung jawab terhadap SANIMAS
telah jelas
 Berpengalaman dalam melaksanakan program
pembangunan masyarakat secara partisipatif
 Lingkungan perkotaan miskin telah teridentifikasi
 Kontribusi dalam Bentuk Uang: Dialokasikan

+/- Rp 200.000.000 untuk implementasi SANIMAS


 Kontribusi Tenaga: Staff Dinas Penanggung Jawab,
fasilitas kantor
 Kesiapan Dinas Penanggung Jawab untuk bekerjasama
dengan LFA yang akan bertanggung jawab kepada
Koordinator SANIMAS
KRITERIA SELEKSI: MASYARAKAT
 Stakeholder masyarakat menghadiri pertemuan
tentang informasi SANIMAS
 Stakeholder masyarakat mengundang konsultan
SANIMAS EA untuk RPA
 Stakeholder masyarakat menghadiri pertemuan
stakeholder seleksi sendiri
 Masyarakat menyatakan tertarik dan bersedia untuk
berpartisipasi dalam SANIMAS dan mengalokasikan
kontribusi uang dan kontribusi in kind
 Daftar tanda tangan dilampirkan pada pernyataan
minat (MoU)
PARTISIPASI

 Pelaksanaan proyek percontohan SANIMAS yang


sukses bergantung dari partisipasi aktif stakeholder
pemerintah dan swasta selama perencanaan dan
pelaksanaan
 Merupakan suatu prakondisi untuk keberhasilan
SANIMAS bahwa mayoritas anggota masyarakat
terlibat secara aktif dan bertanggung jawab atas
perencanaan dan pelaksanaan aktivitas CBS
 Metode partisipatif yang digunakan SANIMAS
mendorong partisipasi perempuan dan anggota
masyarakat yang kurang beruntung
PELAKSANAAN

 Masyarakat harus membentuk “Panitia SANIMAS”,


mis. Badan penyelia proyek yang bertanggung jawab
atas pengelolaan SANIMAS tingkat masyarakat
 Rencana Kerja/Pelatihan harus dipersiapkan oleh
masyarakat peserta sebelum konstruksi dimulai
 MoU harus ditandatangani oleh stakeholder/kelompok
peserta dengan mencantumkan jangka waktu, estimasi
biaya, rencana pelaksanaan dan kontribusi
 Kontribusi dalam bentuk uang harus dimasukkan ke
dalam rekening SANIMAS yang dibuka atas nama
kontributor sebelum konstruksi dimulai
WC Sentor di Dalam Rumah
KOMPONEN CBS 1: TOILET
Mahal

WC Sentor di Luar Rumah

WC Sentor Sederhana Di Luar


Rumah

Murah Nyaman

Sederhana
Sistem pemipaan kombinasi
KOMPONEN 2: PEMIPAAN
Mahal

Sistem Kondominial

Saluran Terbuka

Murah Rumit

Sederhana
KOMPONEN 3: PENGOLAHAN Pengolahan Utama dan Pendukung
AIR LIMBAH
Mahal

Septiktank Bersusun

Septiktank

Murah Efisiensi tinggi

Efisiensi rendah
KOMPONEN 4: PEMBUANGAN DAN PEMANFAATAN ULANG
Dibuang Dengan Truk Tinja
Mahal

Pengurasan Manual

Dibuang ke Sungai

Murah Rumit

Sederhana
TAHAP-TAHAP IMPLEMENTASI SANIMAS
LANGKAH-LANGKAH IMPLEMENTASI
SANIMAS

1. Persiapan pilihan implementasi


2. Seleksi kota/kabupaten
3. Seleksi kampung
4. Finalisasi rencana kerja masyarakat
5. Implementasi CBS di 6-8 masyarakat
6. Evaluasi & seminar CBS nasional
Seleksi Masyarakat
Finalisasi Rencana Kerja Masyarakat
Implementasi CBS di 6-8 masyarakat
Evaluasi & Seminar CBS Nasional
SANIMAS – Manfaat
Taraf hidup yang lebih baik Efisiensi - Biaya Pelatihan dan
pemberdayaan
SANIMAS akan meningkatkan Modal yang ditanamkan termasuk biaya
kualitas hidup dan kesehatan, pengoperasian dan perawatan pilihan teknologi CBS Stakeholder dilatih untuk
adalah rendah. merencanakan,
khususnya ibu dan anak melaksanakan, dan
mengelola sendiri
Melindungi sumber-sumber SANIMAS
air bersih Penerapan Ulang
Pilihan pengolahan Fasilitator lokal yang dilatih
SANIMAS akan mengurangi memungkinkan penerapan
beban polusi pada air tanah ulang CBS di Jawa Timur
dan sungai dan Bali di masa yang akan
datang
Pilihan berdasarkan
Potensi CBS yang inovatif
informasi yang lengkap
SANIMAS mengisi kesenjangan
antara solusi di sekitar rumah Masyarakat memilih sistem
yang bermasalah dan sistem CBS mereka sendiri setelah
pembuangan limbah sentral yang menerima informasi dari ahli-
mahal ahli yang berpengalaman
Mendapat perhatian yang
Efisiensi - Waktu luas
Diperkirakan hanya dibutuhkan Ketahanan pilihan-pilihan teknologi Liputan pers secara terus
kurang dari 12 bulan untuk menerus tentang SANIMAS
merencanakan dan melaksanakan Pilihan-pilihan teknologi yang diperkenalkan oleh
adalah media promosi bagi
sistem CBS SANIMAS tidak rumit, telah dibuktikan, dan telah
seluruh peserta proyek
diuji
percontohan
STRATEGI
NASIONAL
STBM
Permenkes : 852/Menkes/SK/IX/2008
Apa itu Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat (STBM) atau Community-
Led Total Sanitation (CLTS) ?

Pendekatan untuk
mengubah perilaku
higiene dan sanitasi
melalui pemberdayaan
masyarakat dengan
metode pemicuan
5 PILAR DALAM STBM
 MDGs Tujuan 4 (Penurunan
angka kematian anak) dan 7
(Menjamin kelestarian lingkungan
berkelanjutan);
 Proyek dan program pembangunan
sanitasi pedesaan gagal
• Kondisi sanitasi Indonesia
 Akses terhadap fasilitas
sanitasi dasar 59,96%.
 Peningkatan hanya sekitar 38%
sejak 1985.
PRINSIP DASAR STBM
 Tidak adanya subsidi yang diberikan kepada masyarakat, tidak
terkecuali untuk kelompok miskin untuk penyediaan fasilitas
sanitasi dasar.
 Meningkatkan ketersediaan sarana sanitasi yang sesuai dengan
kemampuan dan kebutuhan masyarakat sasaran.
 Menciptakan prilaku masyarakat yang higienis dan saniter untuk
mendukung terciptanya sanitasi total.
 Masyarakat sebagai pemimpin dan seluruh masyarakat terlibat
dalam analisa permasalahan, perencanaan, pelaksanaan serta
pemanfaatan dan pemeliharaan.
 Melibatkan masyarakat dalam kegiatan pemantauan dan
evaluasi.
METODE
 PEMETAAN
 TRANSEC WALK

 ALUR KONTAMINASI (ORAL FECAL)

 SIMULASI AIR YANG TERKONTAMINASI

 FGD

PEMICUAN
PEMICUAN
Hal-hal yang harus Alat yang digunakan
dipicu
Rasa jijik  Transect walk
 Demo air yang mengandung tinja, untuk
 digunakan cuci muka, kumur-kumcuci piring, cuci
pakaian, cuci mwudlu, dll
Rasa Malu  Transect walk (meng-explore pelaku open defecation)
 FGD (terutama untuk perempuan)

Rasa Sakit FGD


 Perhitungan jumlah tinja
 Pemetaan rumah warga yang terkena diare didukung
data puskesmas
 Alur kontaminasi
Aspek agama Mengutip hadits atau pendapat-pendapat para ahli
agamyang relevan dengan perilaku manusia yang dilarang
karena merugikan manusia itu sendiri.

Privacy FGD (terutama dengan perempuan)


Kemiskinan Membandingkan kondisi di desa/dusun yang bersangkutan
dengan masyarakat “termiskin” seperti di Bangladesh atau
India.
 Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) adalah
pendekatan untuk merubah perilaku higiene dan sanitasi
melalui pemberdayaan masyarakat dengan metode
pemicuan.
 Komunitas merupakan kelompok masyarakat yang
berinteraksi secara sosial berdasarkan kesamaan kebutuhan
dan nilai-nilai untuk meraih tujuan.
 Open Defecation Free (ODF) adalah kondisi ketika setiap
individu dalam komunitas tidak buang air besar
sembarangan.
 Cuci Tangan Pakai Sabun adalah perilaku cuci tangan
dengan menggunakan sabun dan air bersih yang mengalir.
HASIL (OUTCOME) DAN KELUARAN (OUTPUT)
PROGRAM NASIONAL STBM

 Setiap individu dan komunitas mempunyai akses terhadap


sarana sanitasi yang bebas dari BAB sembarang tempat;
 Setiap rumah tangga telah menerapkan pengelolaan air
minum dan makanan yang aman
 Setiap rumah tangga dan sarana pelayanan umum dalam
suatu komunitas tersedia fasilitas cuci tangan (air, sabun,
sarana cuci tangan)
 Setiap rumah tangga mengelola A.L dengan benar;

 Setiap rumah tangga mengelola sampahnya dengan benar.


KEBERHASILAN DAN HAMBATAN

KEBERHASILAN
1. ADANYA DUKUNGAN PEJABAT POLITIS
2. SIFAT KEBERSAMAAN MASYARAKAT

HAMBATAN
1. ADANYA BANTUAN DAN JANJI
2. KETRAMPILAN TENAGA
3. MASYARAKAT PINGINNYA PERMANEN (TIDAK ADA
TARGET WAKTU )
BEBERAPA TAHAP PADA PELAKSANAAN
COMMUNITY LED TOTAL SANITATION (CLTS)
ANTARA LAIN :
 1. Perkenalan dan Penyampaian Tujuan
 2. Analisa partisipatif dan pemicuan

 3. Tindak lanjut oleh masyarakat


PRINSIP-PRINSIP YANG FUNDAMENTAL DAN
TIDAK DAPAT DINEGOSIASI DALAM
COMMUNITY LED TOTAL SANITATION (CLTS)
ADALAH SEBAGAI BERIKUT:
 Tanpa subsidi kepada masyarakat

 Tidak menggurui, tidak memaksa dan tidak


mempromosikan jamban
 Masyarakat sebagai pemimpin

 Totalitas; seluruh komponen masyarakat terlibat dalam


analisa permasalahan, perencanaan, pelaksanaan serta
pemanfaatan dan pemeliharaan
 Tiga pilar utama dalam Participatory Rural Appraisal
(PRA) yang merupakan basis CLTS antara lain meliputi
beberapa komponen, antara lain Attitude and behaviour
change (perubahan sikap dan perilaku), Sharing
(berbagi), serta Method (metode).
 Ketiganya merupakan pilar utama yang harus
diperhatikan dalam pendekatan CLTS. Namun dari
ketiganya yang paling penting adalah perubahan sikap
dan perilaku, karena jika sikap dan perilaku tidak
berubah maka kita tidak akan pernah mencapai tahap
sharing dan sangat sulit untuk menerapkan metode

Anda mungkin juga menyukai