Anda di halaman 1dari 13

BAHAN AJAR

PERTEMUAN KE 3

Sistem drainase berkelanjutan

Program Studi : Teknik Sipil


Nama Mata Kuliah/Kode : Rekayasa Drainase
Jumlah SKS : 2 ( Dua )
Koordinator : Dr.Eng.Ir.Rita Tahir Lopa,MT
Pengajar : Dr.Riswal.K.,ST.,MT

Sasaran Belajar : Setelah lulus mata kuliah ini mahasiswa:

• Menjadi Dasar yang kuat untuk memahami


Bidang Rekayasa Drainase
• Mampu Menganalisis Kriteria Hidrologi dan Kriteria
Hidrolika yang terkait dengan Dimensi Bangunan
Bangunan Drainase
• Mengetahui Faktor Faktor Yang menyebabkan
Banjir Perkotaan dan Mampu memberikan Solusi

Mata Kuliah Prasyarat : Hidrolika, Mekanika Fluida, dan Hidrologi

Deskripsi Mata Kuliah : Jenis Jenis Drainase, Konsep Dasar Sistem


Drainase Perkotaan, Sistem Drainase Berkelanjutan
Kriteria Hidrologi, Kriteria Hidrolika, Dimensi Saluran,
Dimensi Bangunan Pelintas, Struktur bangunan Drainase
III. SISTEM DRAINASE BERKELANJUTAN

Penyajian Materi Pembelajaran

• Ceramah disertai contoh Design


• Diskusi Kelompok

1. Cakupan atau Ruang Lingkup Materi Pembelajaran

• Prinsip Dasar Sistem Drainase Berkelanjutan


• Contoh Design Sistem Drainase Berkelanjutan
2. Sasaran Pembelajaran

• Mampu memahami Sistem Drainase Berkelanjutan

3 . Prilaku Awal Mahasiswa


• Mahasiswa diharapkan berdoa sebelum memulai pembelajaran ini
• Mahasiswa diharapkan telah membaca materi Istilah Istilah Drainase
dan Konsep Dasar Sistem Drainase Berkelanjutan
• Mahasiswa diharapkan telah membaca literature yang terkait dengan
Sistem Drainase Berkelanjutan

4. Manfaat
Manfaat memmpelajari materi ini adalah : Memperoleh dan
Memahami Konsep Dasar Sistem Drainase Berkelanjutan

5. Petunjuk Belajar
• Mencari dan Menemukan Literatur Sistem Drainase
Berkelanjutan
• Membaca dan Mengidentifikasi urutan materi Sistem Drainase
Berkelanjutan
• Menunjukkan Literatur Sistem Drainase Berkelanjutan
• Menyelesaikan Project Konsep Sistem Drainase Berkelanjutan
• Mendiskusikan Hasil Kerja Project tentang Istilah Drainase dan
Sistem Drainase Berkelanjutan
• Memberikan Contoh Aplikasi terkait Sistem Drainase
Berkelanjutan
MATERI PEMBELAJARAN 3

Sistim Drainase Berkelanjutan adalah pengelolaan

drainase yang dimulai dari pemanfaatan air hujan,

menyimpan limpasan, membiarkan air meresap,

mengendapkan sedimen dan menyerap polutannya

hingga membuangnya secara perlahan ke badan air

(Rita Lopa, 2013).

Drainase Berwawasan Lingkungan adalah pengelolaan

drainase yang tidak menimbulkan dampak yang merugikan bagi

lingkungan

• Terdapat 2 (dua) pola yang umum dipakai untuk

mengelola drainase yang berwawasan lingkungan:

• Pola detensi (menampung air sementara), misalnya

dengan membuat kolam penampung – kolam

detensi.

• Pola retensi (meresapkan), antara lain dengan

membuat sumur resapan, saluran resapan, bidang

resapan atau kolam resapan – kolam retensi.


Apa pentingnya SDB?

• Pada daerah-daerah yang berkembang pesat akan

mempengaruhi desain penataan lingkungan/rth

kota tersebut juga jaringan transportasi serta rtu.

• Tripartit op sungai (Pemerintah-Perguruan tinggi-

Komunitas peduli sungai dan sanitasi) duduk

Bersama.

Bagaimana caranya?

• Sangat fleksibel, kita dapat menerapkan berbagai

cara untuk menyiapkan drainase terbaik sesuai

ketersediaan dana dan inspirasi kita, serta kearifan

lokal.

1. PEMANFAATAN AIR HUJAN

Memanen air hujan merupakan alternative sumber air yang


sudah dipraktekkan selama berabad-abad di berbagai
negara yang sering mengalami kekurangan air (Chao-Hsien
Liaw & Yao-Lung Tsai, 2004). Air hujan yang dipanen dapat
digunakan untuk multi tujuan seperti menyiram tanaman,
mencuci, mandi dan bahkan dapat digunakan untuk
memasak jika kualitas air tersebut memenuhi standar
kesehatan (Sharpe, William E., & Swistock, Bryan, 2008;
Worm, Janette & van Hattum, Tim, 2006).

Mengapa harus memanfaatkan pemanenan air hujan?

• Peningkatan kebutuhan terhadap air berakibat


meningkatnya pengambilan air bawah tanah sehingga
mengurangi cadangan air bawah tanah. Sistem
pemanenan air hujan merupakan alternatif yang
bermanfaat.
• Keberadaan air dari sumber air seperti danau, sungai, dan
air bawah tanah sangat fluktuatif. Mengumpulkan dan
menyimpan air hujan dapat menjadi solusi saat kualitas air
permukaan, seperti air danau atau sungai, menjadi rendah
selama musim hujan.
• Sumber air lain biasanya terletak jauh dari rumah atau
komunitas pemakai. Mengumpulkan dan menyimpan air di
dekat rumah akan meningkatkan akses terhadap
persediaan air dan berdampak positif pada kesehatan
serta memperkuat rasa kepemilikan pemakai terhadap
sumber air alternatif ini.
• Persediaan air dapat tercemar oleh kegiatan industri
mupun limbah kegiatan manusia misalnya masuknya
mineral seperti arsenic, garam atau fluoride. Sedangkan
kualitas air hujan secara umum relatif baik
Tujuan PAH : untuk penyediaan air minum, air bersih,
pengairan dan pertanian / imbuhan bagi air tanah (groundwater
recharge).

• Sebagai dasar rujukan bagi masyarakat maupun


pemerintah dalam pemanfaatan air hujan sebagai salah
satu sumber air bersih / air minum.
• Mengatasi kurangnya air dan memudahkan masyarakat
mendapatkan air bersih / air minum.
• Menekan permasalahan banjir akibat curah hujan yang
tinggi.

Pemanenan air hujan (rain harvesting) adalah usaha untuk


menangkap, mengumpulkan dan menyimpan air hujan.

Bagaimana caranya menangkap, mengumpulkan dan


menyimpan air hujan tersebut ?
Ada 2 cara yakni:
• Penyimpanan di atas tanah (Upperground Rainwater
Harvesting Tank)
• Penyimpanan di bawah tanah (Underground Rainwater
Harvesting Tank)
Penyimpanan di atas tanah (Upperground Rainwater
Harvesting Tank) dapat berupa embung, danau, tank,atau
upper reservoir, dsb
.

Gambar 1. Contoh design rain water harvesting yang sudah


diinstall di Pulau Lae-Lae.
Pengolahan air hujan (rain harvesting treatment) adalah usaha
untuk menangkap, mengumpulkan dan mengolah air hujan
menjadi air minum sesuai Permenkes no 492 tahun 2010.

Gambar 2. Contoh design rain water harvesting treatment yang


sudah dinstall di Pulau Lae-Lae.
Jika penampungan air dimaksudkan untuk sumber air minum
atau urusan dapur maka sebelum masuk ke tangki konsumsi
air dari tangki penampungan harus diberi filter.

Penyimpanan di bawah tanah (Underground Rainwater


Harvesting Tank) dapat berupa tank,atau reservoir bawah
tanah , dsb

Rita Lopa - Lab.Teknik Sungai Unhas


Gambar 3. Contoh Penyimpanan air hujan di bawah tanah
(Underground Rainwater Harvesting)
Lingkup Penghiliran/Penerapan

Mencari contoh-contoh Sistem Drainase Berkelanjutan

Tugas Kelompok

Pembagian Kelompok Tugas tentang Sistem Drainase


Berkelanjutan Berupa Makalah/Paper Sebagai Bahan Diskusi

Umpan balik

• Memberikan Kuis

• Memberikan pertanyaan secara Lisan

Daftar Pustaka

• Rita Lopa, 2015. Bahan Ajar Rekayasa


Drainase, FTUH Makassar.

• Rita Lopa, 2017. Sekolah Sungai,


Universitas Indonesia, Jakarta.

• Rita Lopa, 2019. International Symposium


on On Smart and Green Infrastructure
Technology (ISSGIT), FTUH Makassar.

• Robert J. Kodoatie, 2013. Rekayasa dan


Manajemen Banjir Kota. AndiYogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai