Anda di halaman 1dari 10

BAHAN AJAR

ANALISA STRUKTUR 2

DOSEN PENGASUH

Dr. Eng. A. Arwin Amiruddin, ST, MT / AAA


Prof. Dr.-Ing. Ir. Herman Parung, M.Eng / HP
Ir. H. Ahmad Bakri Muhidin, M.Sc., Ph.D / ABH
Dr. Eng. Fakhruddin, ST., M.Eng
Prof. Dr. Rudy Djamaluddin, ST, M.Eng. / RD
Dr. Ir. H. Mubassirang Pasra, MT / MP

PRODI T. SIPIL, JURUSAN SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2020
DERAJAT KETIDAKTENTUAN KINEMATIS DAN DASAR PERHITUNGAN METODE
KEKAKUAN

Derajat Ketidaktentuan Kinematis/Degree of Freedom (DoF)

Derajat ketidak-tentuan kinematis ialah suatu besaran yang menyatakan jumlah


komponen bebas dari lendutan di titik diskrit yang mungkin terjadi yang berhubungan dengan
diberikannya suatu pembebanan pada struktur.
Pada struktur dua dimensi (bidang) dengan titik hubung kaku, pada umumnya akan
timbul lendutan translasi (linier) d an rotasi (anguler) d i titik-titik diskri t.
Untuk struktur tiga dimensi (ruang) dengan titik hubung kaku. Pada umumnya secara
lengkap akan ada enam buah komponen dititik bebas dari lendutan yaitu tiga menyatakan
lendutan translasi, dan tiga iainnya lendutan rotasi.
Pada bangunan rangka batang dengan sambungan engsel. maka komponen rotasi
dengan sendirinya tidak ada.
Suatu struktur dengan derajat ketidak-tentuan kinematis sama dengan nol juga disebut
kinematis tertentu.
Derajat ketidak-tentuan kinematis dari struktur ditunjukkan oleh hanya banyaknya
vektor lendutan yang mungkin terjadi dititik bebas. Di mana arah vektor pada gambar
menunjukkan arah vektor yang positip .
Di bawah ini dlberikan beberapa macam struktur bidang yang akan ditunjukkan berapa
derajat ketidak-tentuan kinematisnya.
Dasar Perhitungan Metode Kekakuan

Dalam bahasan ini. akan dijelaskan secara mendetail urut-urutan analisa dari suatu
konstruksi bidang ( dua dimensi) dengan mendasarkan pada metode kekakuan.
Sekarang dilihat satu konstruksi balok dengan beberapa perletakan seperti di bawah ini dan
selanjutnya akan diikuti proses analisisnya.
Konstruksi ini ialah balok menerus di atas empat perletakan. Satu jepit dan tiga sendi.
Merupakan suatu konstruksi dengan derajat ke tidak-tentuan kinematis sebesar 3.
Langkah pertama ialah menyelidiki kompatibi1itas dari struktur, dengan jalan memberikann
berturut-turut lendutan D1 = 1, D2 = 1 dan D3 = 1.

Mudah dapat kita lihat, bahwa :

atau disusun secara sistimatis :

Bila dinyatakan dalam hubungan matriks :

Matrix deformasi [A), suatu matrix yang


menyatakan hubungan kompatibiliti, atau
hubungan deformasi dan lendutan :
{d} = [A] {D}
dimana:
{d} menyatakan deformasi dari elemen struktur
[A] adalah matriks deformasi
{D} menyatakan lendutan di titik diskrit
Langkah kedua ialah menyelidiki hubungan gaya dalam dan deformasi dengan melihat tiap-
tiap elemen sebagai bagian yang diskrit.
Bila hubungan ini dinyatakan dalam bentuk matriks.

atau
{H} = [S] {d}

dimana :
{H} menyatakan gaya dalam elemen
[S] adalah matriks kekokohan intern elemen
{d} menyatakan deformasi elemen

Matriks kekokohan intern elemen [S], suatu matriks yang memenuhi Hukum Hooke. dalam
mana dinyatakan hubungan antara gaya dalam dan deformasi.
dimana matrix [S] merupakan band matriks :
Jadi sebenarnya matriks [S] ialah suatu matriks yang menyatakan berapa besar gaya dalam
{H} yang timbul diujung elemen bila dititik-titik tersebut diberikan satu satuan deformasi {d}.
Langkah ketiga, menyelidiki tentang kesetimbangan gaya luar dan gaya dalam.

Q1 = H2 + H3
Q2 = H4 + H5
Q3 = H6

Bila dinyatakan secara matriks :

atau
{Q} = [ B ] {H}

Matriks statis [ B ] = [ A ]T, suatu matriks yang menyatakan kesetimbangan antara gaya luar
dan gaya dalam.
dimana, {Q} menyatakan gaya luar yang bekerja dititik diskrit
[ B ] adalah matriks statis
{H} menyatakan gava dalam elemen

Bila ketiga matriks di atas digabungkan, maka akan didapat hubungan :

{Q} = [B) {H}


{Q} = [ B ] ( [S] {d} )
{Q} = [B] [S] [A] {D}
{Q} = [K] {D}

Atau dengan kata lain : [K] = [ B ] [ S ] [ A ]


atau [K) = [ A ]T [ S ] [ A ]

dimana, [K] adalah matriks kekakuan struktur

Selanjutnya memudahkan untuk dicapai tujuan akhir, yaitu analisa lendutan dan gaya dalam
elemen.

Untuk mendapatkan lendutan, {D} = [K]-1 {Q}

dimana {Q} menyatakan gaya-gaya luar yang bekerja d ititik -titik diskrit, {D} menyatakan
lendutan di titik bersangkutan yang koresponding dengan gaya {Q}.
Konstruksi balok menerus pada mana dikerjakan gaya virtuil.
Untuk menghitung gaya dalam, digunakan hubungan :

{H} = [ S ] {d}
atau
{H} = [ S ] [ A ] {D}

Lingkup penghiliran/penerapan

Analisa struktur dengan metode matriks telah memberikan kemungkinan-kemungkinan


bagi proses idealisasi ini. Seperti diketahui, suatu hal yang utama yang berhubungan dengan
proses dari perencanaan struktur ialah menganalisa apa akibat dari pembebanan gaya-gaya
pada konstruksi yang ditinjau. Tingkah laku dari konstruksi ini pada umumnya berhubungan
sangat erat dengan peru bahan stress dan strain yang terjadi padanya. Resultante stress ini
bisa dalam bentuk gaya dalam, yaitu momen lentur, gaya lintang, gaya normal, momen torsi,
sedangkan strain bisa menyatakan deformasi yang terjadi pada konstruksi.

Anda mungkin juga menyukai