Analisis Vektor
1.1. Pengertian Vektor
Dalam sains dan teknik sering kita jumpai besaran yang
hanya memiliki besar seperti: massa, waktu dan temperatur
dinamakan skalar
Namun ada sejumlah besaran lain yang lebih menarik,
besaran ini disamping memiliki besar juga memiliki arah,
misalnya: kecepatan, percepatan, gaya, momentum dan
momentum sudut
dinamakan vektor
Vektor diberi simbol dalam cetak tebal (bold):
V
atau kadang-kadang
dengan suatu panah di atasnya:
r
V
Penjumlahan:
A
C
C=A+B
F1
F2
F3
B
AB
x
Disini
x : vektor yang mengarah ke sumbu x positif dan bernilai
satu satuan
y : vektor yang mengarah ke sumbu y positif dan bernilai
satu satuan
z : vektor yang mengarah ke sumbu z positif dan bernilai
satu satuan
z
Az
Ax
Ay
(Ax, Ay,0)
Az
Proyeksi vektor A pada sumbu
koordinat merupakan hal khusus
Ax
Az = A cos A z ,
(Ax, Ay,
Ay
(Ax, Ay,0)
x
M. Hikam, Fisika Matematika I: Analisis Vektor
A
y
x
M. Hikam, Fisika Matematika I: Analisis Vektor
Selanjutnya:
x x = y y = z z = 1
dan x y = x z = y z = 0
Latihan:
1. Dua buah vektor
A = 6 x + 4y + 3 z
B = 2 x 3y 3 z
Carilah sudut antara dua vektor ini??
2. Lihat latihan 1.3.4, 1.3.5
Catatan:
Jika AB = 0 maka sudut diantaranya 90o atau 270o dengan
perkataan lain A & B saling tegak lurus.
Hal yang sama berlaku bila A & B saling tegak lurus maka
AB = 0.
1.2.2. Perkalian Silang atau Vektor (cross or vector
product)
Bentuk kedua dari perkalian vektor adalah kali silang, yang
hasilnya merupakan vektor juga.
Contoh Fisika kasus ini adalah momentum angular:
L
p
L = rp
r
disini
L: momentum angular
p: momentum
r: lengan
Contoh-contoh yang lain
Torsi:
= rF
(torsi, posisi dan gaya)
Gaya Lorentz:
F = q vB
(gaya, muatan, kecepatan dan medan magnet)
Secara grafik dapat diungkapkan:
AB
y
Ay
By
z
Az
Bz
10
Cx
Cy
Cz
11
B
Contoh soal:
Carilah volume paralelepipedum yang dibatasi oleh vektorvektor:
A = x + 2y z
B = y + z
C = x z
(Jawab: 4)
Di Fisika, perkalian triple skalar ini sering digunakan
dalam kristalografi untuk mencari vektor balik.
Pelajari sendiri perkalian triple vektor:
A(BC) = B(AC) C(AB)
(Bukti lihat di halaman 28-29 Arfken).
Latihan: 1.5.4, 1.5.5, 1.5.6 etc.
12
=
=
= a j
x'i
x'i
x'i
j x j x'i j
+ y
+ z
= x
x
y
z
atau
+ y
+ z
= x
x
y
z
dibaca del atau gradien merupakan vektor,
sementara sendiri merupakan skalar.
Contoh:
Gradien dari suatu fungsi r:
f(r) = f( x 2 + y 2 + z 2 )
13
f (r )
f (r )
f (r )
+ z
+ y
x
y
z
f(r) tergantung pada x melalui ketergantungan r pada x,
jadi:
f (r ) df (r ) r
=
dr x
x
f(r) = x
Karena r = x 2 + y 2 + z 2 , maka
x
r
x
=
=
x ( x 2 + y 2 + z 2 )1 / 2
r
r
r z
y
= dan
= sehingga:
dengan cara serupa didapat
y r
z r
1 df (r )
f(r) = ( x x + y y + z z)
r dr
r df (r )
=
r dr
df (r )
= r
dr
r
r merupakan vektor satuan ( ) pada arah radial positif.
r
Contoh kasus untuk f(r) = r, maka:
r = r
Contoh lain:
1
1
= r
r
r2
Latihan: carilah bila = 2xy + z2
14
Interpretasi geometris
Tinjau dahulu vektor radial:
r = x x + y y + z z
diferensial vektor ini:
dr = x dx + y dy + z dz
Dikalikan secara dot dengan suatu gradien:
dx +
dy + dz
()dr =
x
y
z
Sekarang kita lihat suatu permukaan tertentu dengan
persamaan (x,y,z) = C, konstan. Katakanlah titik P dan Q
berada di permukaan tersebut pada jarak dr, perubahan
pada :
d = ()dr = 0
Hal ini berarti () tegak lurus pada permukaan.
z
(x,y,z) = C
Q
P
dr
x
M. Hikam, Fisika Matematika I: Analisis Vektor
15
q
r
1.3.2. Divergensi,
Diferensiasi suatu vektor sama mudahnya dengan
diferensiasi skalar, contoh bila r(t) suatu vektor posisi,
maka turunan terhadap waktu merupakan kecepatan:
r (t + t ) r (t )
v = dr = lim
dt
t
t 0
Hasil diferensiasi ini merupakan vektor juga.
Sekarang kita ketahui bahwa merupakan operator vektor,
kalau kita dotkan dengan vektor lain maka diperoleh:
Vx V y Vz
V =
+
+
x
y
z
16
+ y
+ z )( x x + y y + z z)
x
y
z
x y z
=
+
+
x y z
=3
r = ( x
Kalau diperumum
17
C
dz
D
E
dx
A
dy
x
Yang akan kita evaluasi (v) dengan merupakan
kerapatan pada titik x,y,z dan v merupakan kecepatan
cairan.
Dalam hal ini biasanya di fluida dikenal istilah debit aliran
atau laju aliran yang berarti massa per satuan waktu.
Laju aliran yang masuk melalui permukaan EFGH:
dm
dxdydz
=
= vx|x=0 dy dz
dt x =0
dt
x =0
Sementara laju keluar dari ABCD:
(Laju aliran keluar)ABCD = vx|x=dx dy dz
= [vx + (vx)dx]x=0 dy dz
x
M. Hikam, Fisika Matematika I: Analisis Vektor
18
(vx) dx dy dz
x
Hal yang sama sebenarnya dapat diperoleh dengan cara
diferensial biasa:
v x (x,0,0) v x (0,0,0) ( v x ( x, y, z ))
=
lim
x
x
x 0
0,0,0
Hal yang serupa pada y dan z, sehingga laju bersih (net
rate) aliran keluar:
+ (v) = 0
t
Bukan hanya pada fluida, divergensi muncul pada kasuskasus fisika lainnya mulai dari kerapatan arus probabilitas
pada Mekanika Kuantum sampai kebocoran netron pada
reaktor nuklir.
Kasus pada medan magnet B = 0, dalam hal ini vektor B
disebut solenoidal.
19
Latihan:
1. Buktikan (fV) = (f)V + fV
2. Lihat soal-soal 1.7.1. s/d 1.7.6 pada hlm. 42 Arfken
1.3.3. Curl,
Hal lain operasi yang mungkin dengan adalah dengan
membuat cross pada vektor lain.
x
y
z
V =
disebut curl V.
x y z
Vx V y V z
Dapat dibuktikan:
(fV) = fV + fV
Contoh:
x
y
z
r =
=0
x y z
x
y
z
Dari hal tersebut dengan mudah dibuktikan:
df
rf(r) = f r + [f]r = 0 +
r r = 0
dr
Pelajari sendiri makna fisis curl dalam buku Arfken.
20
+ y
+ z ) ( x
+ y
+ z
)
= ( x
x
y
z
x
y
z
=
2
x
2
y
2
z 2
=
x
z
21
) + y (
) + z (
)
yz zy
zx xz
xy yx
=0
Jadi curl dari suatu gradien pasti nol.
Hal yang serupa dapat dibuktikan (buktikan sendiri!!)
V = 0
Dua ekspresi yang terakhir memenuhi:
(V) = V V
Contoh kasus Fisika: Persamaan Gelombang Elektromagnetik
Dalam vakum persamaan Maxwell dapat ditulis:
Disini:
(1) B = 0
B: induksi magnetik
(2) E = 0
E: medan listrik
E
(3) B = 00
t
B
(4) E =
t
Ambil turunan waktu untuk persamaan (3):
2E
B
= 00
t
t 2
dan gabung dengan persamaan (3):
2E
(E) = 00
t 2
Dari hal ini didapat:
2E
E = 00
(persamaan gelombang e.m.)
2
t
M. Hikam, Fisika Matematika I: Analisis Vektor
22