Anda di halaman 1dari 30

VEKTOR

Perkalian Vektor
Perkalian skalar dengan vektor
❑ Sebuah besaran skalar dengan nilai sebesar k, dapat dikalikan dengan sebuah vektor A yang
hasilnya sebuah vektor baru C yang nilainya sama dengan nilai k dikali nilai A. Jika nilai k
positif, maka arah C searah dengan A dan jika nilai k bertanda negatif, maka arah C be
Perkalian vektor dengan vektor-Perkalian
titik
❑ Perkalian titik (dot product) antara dua buah vektor A dan B menghasilkan C.

❑ A dan B adalah vektor, C adalah besaran skalar

C = |A|.|B| Cos θ
❑ A = |A| = besar vektor A; B = |B| = besar vektor B, θ = sudut antara vektor A dan B
Perkalian vektor dengan vektor-Perkalian
titik
Perkalian vektor dengan vektor-Perkalian
silang
❑ Perkalian silang (cross product) antara dua buah vektor A dan B akan menghasilkan
C.

❑ A, B dan C adalah vektor

❑ A = |A| = besar vektor A; B = |B| = besar vektor B, θ = sudut antara vektor A dan B
Perkalian vektor dengan vektor-Perkalian
silang
Vektor satuan
❑ Vektor satuan adalah sebuah vektor yang didefinisikan sebagai satu satuan
vektor.

❑ Jika digunakan sistem koordinat cartesian 3 dimensi, yaitu sumbu x dan


sumbu y dan sumbu z, maka vektor satuan pada sumbu x adalah i; vektor
satuan pada sumbu y adalah j dan pada sumbu z adalah k.

❑ Penulisan satu vektor A dalam koordinat cartesian berdasarkan komponen-


komponennya adalah:
Vektor satuan
Contoh perkalian titik dua buah vektor

(Bx i + By j + Bz k)
Contoh perkalian silang dua buah vektor

(Bx i + By j + Bz k)
Contoh perkalian silang dua buah vektor
Contoh perkalian silang dua buah vektor
Contoh perkalian silang dua buah vektor
Contoh soal:

Jawab:
Titik A → x = 2; y = -3; z = 4

Dalam bentuk vector


A = 2i – 3j + 4k

Besaran vector |A| = 22 + (−3)2 +42 = 29


Contoh soal:
Slope garis =y/x
= sin α/cos α =
tan α

Jawab:
A = 3i + j; B = -2i; C = i + 2j
A + B + C = 3i + j – 2i + i + 2j = (3-2+1)i + (1+2)j = 2i + 3j
x = 2; y = 3
α
Tan α = (y/x) = (3/2) = 1.5
α = arc tan (1.5) = 56.3o
Contoh soal:

A . B = (2 . 1) + (-2 . -3) + (4 . 2) = 2 + 6 + 8 = 16

A X B =((-2).(2) – (4).(-3)) i – ((2).(2) – (4).(1)) j + ((2).(-3)-(-2).(1)) k


A X B = ((-4)-(-12)) i – ((4) – (4)) j + ((-6) – (-2)) k
A X B = 8i -0 j – 4k = 8i -4k
Limit, kontinuitas, dan turunan fungsi
vektor
Jika untuk setiap nilai suatu skalar u dikaitkan dengan sebuah vector A, maka A disebut
fungsi dari u dan dinyatakan dengan A(u). Jika notasi ini dalam 3 dimensi maka
dinyatakan A(u) = Ax(u) i + Ay(u) j + Az(u) k.

Lalu jika u diperluas menjadi titik (x, y, z), maka sebuah vector A adalah fungsi dari (x,
y, z) dan dinyatakan dengan A(x, y, z) = Ax(x, y, z) i + Ay (x, y, z) j + Az (x, y, z) k.

Titik tersebut juga bisa dituliskan ф (x, y, z) didefinisikan sebagai medan scalar, dan A
sebagai medan vector.
Limit, kontinuitas, dan turunan fungsi
vektor
Aturan limit, kontinuitas, dan turunan untuk fungsi vector mengikuti aturan yang sama
seperti sistem scalar.

1. Fungsi vector yang dinyatakan dengan A(u) dikatakan kontinyu pada uo jika untuk
setiap bilangan positif ∈ dapat ditemukan suatu bilangan positif 𝛿 sehingga |A(u) –
A(uo)|< ∈ dengan |u – uo| < 𝛿. Pernyataan ini ekuivalen dengan
Limit, kontinuitas, dan turunan fungsi
vektor
2. Turunan dari A(u) didefinisikan , dengan syarat limitnya
ada. Pada kasus A(u) = Ax(u) i + Ay(u) j + Az(u) k dapat diperoleh

Turunan yang lebih tinggi seperti didefinisikan dengan cara yang serupa.

3. Jika A(x, y, z) = Ax(x, y, z) i + Ay (x, y, z) j + Az (x, y, z) k, maka

, adalah differensial total dari A


Limit, kontinuitas, dan turunan fungsi
vektor
4. Turunan dari perkalian vector dengan scalar atau vector dengan vector mengikuti
aturan yang sama seperti pada fungsi scalar. Namun perlu diingat ketika melibatkan
perkalian silang maka urutan penulisan penting untuk diperhatikan karena terkait
dengan arah dari hasil perkalian tersebut.
Operator Del
Merupakan operator pada diferensial vector yang disimbolkan dengan ∇ (nabla), yang
didefinisikan dalam bentuk turunan parsial, yaitu:

Operator del ini bermanfaat untuk mencari gradien, divergensi, dan curl.
Gradien
Misalkan ф (x, y, z) terdefinisi dan diferensiabel pada setiap titik (x, y, z)
dalam ruang R3 , maka gradien ф atau grad ф atau ∇ ф didefinisikan oleh

Gradien mengubah fungsi scalar menjadi fungsi vektor.


Contoh Gradien
Jika ф = 2xz4 – x2y, carilah ∇ф dan |∇ф| pada titik (2, -2, 1).
Penyelesaian:
Sifat-sifat Gradien
Turunan Berarah
Rumus gradien dikembangkan untuk mendefinisikan turunan berarah, yaitu

Misalkan ф diferensiabel di (x, y, z), Maka ф memiliki turunan berarah di (x, y, z) pada
arah vektor satuan u = u1i + u2j + u3k , yang diberikan oleh
Turunan Berarah
Untuk mencari harga maksimum dari turunan berarah:
❖ Bisa dilihat dari definisi perkalian titik pada vektor.

❖ Karena u adalah vektor satuan, maka |u| = 1, sehingga

❖ Nilai ini akan maksimum jika cos θ = 1 atau θ = 0o, artinya u searah dengan ∇ ф, sehingga
diperoleh
Turunan Berarah
Jadi harga maksimum dari turunan berarah sama dengan besar gradien.
Contoh Gradien
Tentukan turunan berarah fungsi ф (x, y, z) = xy2z pada titik (1, 1, 2) dalam arah vector

U = i + 2j + 2k

Penyelesaian:
Contoh Gradien

Anda mungkin juga menyukai