Anda di halaman 1dari 35

Reizadhio dwi octobrian

A.  Fungsi Eksponen
Eksponen sering kita kenal dengan sebutan pangkat. Definisi eksponen adalah nilai
yang menunjukkan derajat kepangkatan (berapa kali bilangan tersebut dikalikan
dengan bilangan tesebut juga) Heheh aga rumit mengartikan definisinya dalam kata-
kata. Bentuk an (baca: a pangkat n) disebut bentuk eksponensial atau perpangkatan.
a disebut dengan bilangan pokok (basis) dan n disebut eksponennya. Jika n adalah
bilangan bulat positif maka definisi dari eksponen

an = a x a x a x ….. x a (a sejumlah n faktor)


contoh : 34 = 3 x 3 x 3 x 3 = 81

dalam eksponen, bilangan pangkat tidak selamanya selalu bernilai bulat positif tetapi
dapat juga bernilai nol, negatif, dan pecahan.

Eksponen (pangkat) nol


Jika a ≠ 0 maka a0 = 1
contoh
20 =1
30 =1
1283840 =1
x0 =1

Eksponen (pangkat) negatif dan pecahan


Jika m dan n adalah bilangan bulat positif maka
(i) a-n = 1/an
contoh
2-3 = 1/23 = 1/8
(ii) a1/n = n√a
contoh
21/2 = √2
21/3 = 3√2
Setelah sobat hitung berkenalan dengan eksponen, kita lanjut ke sifat-sifatnya.

Sifat-sifat Eksponen
Dari definisi eksponen di atas dapat datarik kesimpulan tentang karakteristik dan
sifat-sifat dari eksponen.

1. am . an = am+n 


Jika sobat punya bilangan dasar sama dengan pangkat berbeda maka hasil
perkaliannya adalah bilangan dasar dengan pangkat hasil penjumlahan
pangkat masing-masing bilangan.
Contoh:
x4 . x6 = x(4+6) = x10
74 . 7-2 = 7(4-2) = 72
2. am/an = am-n
Kebalikan dari sift pertama kalau bilangan dasar yang sama membagi salah
satu, maka pangkatnya dikurangi
Contoh:
x1/2 : x1/4 = x(1/2-1/4) = x1/4
3. (am)n = amn
Suatu bilangan berpangkat jika dipangkatkan lagi maka pangkat akhirnya
adalah perkalian pangkatnya
Contoh:
(32)3 = 32.3 = 36
4. (am.bn)p = amp. bnp
Contoh:
(x2.y3)2 = x2.2 . y3.2 = x4.y6
5. (am/an)p = amp/anp
Contoh
(23/24)3 = 23.3/24.3 = 29/212

Fungsi Eksponen dan Grafiknya


fungsi eksponene merupakan pemetaan bilangan real x ke ax dengan a > 0 dan a ≠
1. Jika a > dan a ≠ 1, x ∈ R maka f:(x) = ax disebut sebagai fungsi eksponen.
Fungsi eksponen y = f(x) = ax; a> 0 dan a ≠ 1 mempunyai sifat-sifat

 Kurva terletak di atas sumbu x (definit positif)


 memotong sumbu y di titik (0,1)
 mempunyai asimto datar y = 0 (sumbu x)
 grafik monoton naik untuk x > 1
 grafik berbentuk monoton turun untuk 0<x<1

Contoh Soal:

Jika f(x) = 2x+1 tentukan nilai dari f(3) dan f(-3)


f(3) = 23+1 = 24 = 16
f(-3) = 2-3+1 = 2-2 = 1/4 = 0,25

Persamaan Fungsi Eksponen


ada beberapa bentuk persamaan eksponen diantaranya adalah
(i) jika af(x) = ap maka f(x) = p
(ii) jika af(x) = ag(x) maka f(x) = g(x)

Contoh Soal
tentukan nilai dari x agar 32x-3 = 0
jawab
32x-3 = 0
32x =31
2x = 1 maka x = 1/2

tentukan nilai x dari persamaan 35x-1 – 27x+3 = 0


jawab
35x-1 – 27x+3 = 0
35x-1 = (33)x+3
35x-1 = 33x+9
5x-1 = 3x + 9
2x = 10
x=5

cari himpunan penyelesaian dari persamaan eksponen 3 2x+2 + 8.3x -1 = 0


jawab
32x+2 + 8.3x -1 = 0 untuk memudahkan mengerjakannya sobat bisa memisalkan 3 x  = a
32x+2 + 8.3x -1 = 0
32x 32+ 8.3x -1 = 0
(3x)2 32+ 8.3x -1 = 0
9a2 + 8a -1 = 0 kita faktorkan persamaan kuadrat tersebut
(9a-1)(a+1) = 0
9a-1 = 0
9a = 1
a = 1/9
atau
a+1=0
a = -1
kembali ke permisalan awal 3x  = a
3x  = 1/9 maka x = -2
3x = -1 (tidak memenuhi) jadi nilai x yang memenuhi adalah -2

B. FUNGSI LOGARITMA 

Fungsi Logaritma adalah fungsi yang peubah bebasnya berupa bentuk logaritma.


Fungsi Logaritma adalah Invers dari fungsi eksponen.
Kesetaraan antara sifat-sifat logaritma dan eksponen.
Sifat kesetaraan tersebut dapat melukiskan bahwa grafik fungsi a log x = y sebagai
hasil pencerminan terhadap garis y = x dari grafik fungsi eksponen y = a (pangkat) x.
Atau Hubungan logaritma dengan eksponen dapat ditulis sebagai berikut :

dengan, a disebut bilangan pokok


              b disebut numerus
              x disebut hasil logaritma
Bentuk x = a log b dibaca : x adalah logaritma dari b dengan bilangan pokok
a. Logaritma dengan bilangan pokok 10 cukup ditulis log saja.
contoh : 10 log 8 cukup ditulis log 8.
adapun untuk mempermudah menyerderhanakan bentuk logaritma terdapat rumus-
rumus, dan berikut adalah rumus untuk menyederhanakan bentuk logaritma :
Jenis-jenis Vektor
Ada beberapa jenis vektor khusus yaitu:

 Vektor Posisi
Suatu vektor yang posisi titik awalnya di titik 0 (0,0) dan titik ujungnya di

 Vektor Nol
Suatu vektor yang panjangnya nol dan dinotasikan  . Vektor nol tidak
memiliki arah vektor yang jelas.
 Vektor satuan

Suatu vektor yang panjangnya satu satuan. Vektor satuan dari   


adalah:

 Vektor basis
Vektor basis merupakan vektor satuan yang saling tegak lurus. Dalam vektor
ruang dua dimensi   memiliki dua vektor basis yaitu 
dan  . Sedangkan dalam tiga dimensi   memiliki tiga vektor basis
yaitu  ,  , dan  .
Vektor di R^2
Panjang segmen garis yang menyatakan vektor   atau dinotasikan sebagai   Panjang
vektor sebagai:

Panjang vektor tersebut dapat dikaitkan dengan sudut   yang dibentuk oleh vektor dan
sumbu x. positif.
Vektor dapat disajikan sebagai kombinasi linier dari vektor basis   dan   
berikut:

Operasi Vektor di R^2


Penjumlahan dan pengurangan vektor di R^2
Dua vektor atau lebih dapat dijumlahkan dan hasilnya disebut resultan. Penjumlahan
vektor secara aljabar dapat dilakukan dengan cara menjumlahkan komponen yang

seletak. Jika   dan   maka:

Penjumlahan secara grafis dapat dilihat pada gambar dibawah:


Dalam pengurangan vektor, berlaku sama dengan penjumlahan yaitu:

Sifat-sifat dalam penjumlahan vektor sebagai berikut:



Perkalian vektor di R^2 dengan skalar
Suatu vektor dapat dikalikan dengan suatu skalar (bilangan real) dan akan
menghasilkan suatu vektor baru. Jika   adalah vektor dan k adalah skalar. Maka
perkalian vektor:

Dengan ketentuan:

 Jika k > 0, maka vektor   searah dengan vektor 


 Jika k < 0, maka vektor   berlawanan arah dengan vektor 
 Jika k = 0, maka vektor   adalah vektor identitas 
Secara grafis perkalian ini dapat merubah panjang vektor dan dapat dilihat pada tabel
dibawah:

Secara aljabar perkalian vektor   dengan skalar k dapat dirumuskan:

Perkalian Skalar Dua Vektor di R^2


Perkalian skalar dua vektor disebut juga sebagai hasil kali titik dua vektor dan ditulis
sebagai:

 (dibaca : a dot b)
Perkalaian skalar vektor   dan   dilakukan dengan mengalikan panjang vektor   dan
panjang vektor   dengan cosinus  . Sudut   yang merupakan sudut antara vektor  dan
vektor  .

Sehingga:

Dimana:

Perhatikan bahwa:

 Hasil kali titik dua vektor menghasilkan suatu skalar



Sudut antara dua vektor di bidang


 =(x1y1)a→=(x1y1) dan
Misalkan vektor a⃗

 =(x2y2)b→=(x2y2) adalah vektor – vektor di bidang yang


vektor b⃗

dinyatakan dalam bentuk vektor kolom. Sudut antara dua vektor di bidang
adalah:
cosθ=x1x2+y1y2x21+y21√x22+y22√cos⁡θ=x1x2+y1y2x12+y12x22+y22

Sudut antara dua vektor di ruang


Yang dimaksud dengan vektor di ruang adalah vektor dengan komponen tiga
dimensi yaitu x, y, dan z. misalkan terdapat dua vektor tiga dimensi, yaitu:
a⃗ =⎛⎝⎜x1y1z1⎞⎠⎟a→=(x1y1z1) Dan a⃗ =⎛⎝⎜x2y2z2⎞⎠⎟a→=(x2y2z2)

Jika θθ menyatakan besar sudut antara vektor a dan vektor b, maka kosinus


sudut kedua vektor tersebut dinyatakan dengan rumus:
cosθ=x1x2+y1y2+z1z2x21+y21+z21√x22+y22+z22√cos⁡θ=x1x2+y1y2+z1z2x12+y12+z12x
22+y22+z22
Rasanya kita akan kebingungan kalau misalnya kalau misalnya kita
membahas hal ini dengan teori dan rumusnya saja, artinya tanpa contoh –
contoh soal. Baik agar apa yang sudah kita bahas bisa kita pahami dengan
baik, perhatikan contoh – contoh soal di bawah ini!.

Contoh 1#:

 =⎛⎝⎜21−3⎞⎠⎟a→=(21−3) Dan b⃗ =⎛⎝⎜−13−2⎞⎠⎟b→
Diketahui a⃗

=(−13−2). hitunglah besar sudut antara vektor a dan vektor b.


Penyelesaian:

Pertama, yang kita cari adalah perkalian skalar antara dua vektor yaitu a.b

a⃗ .b⃗ =⎛⎝⎜21−3⎞⎠⎟.⎛⎝⎜−13−2⎞⎠⎟=2×(−1)+1×3+

(−3)×(−2)=7a→.b→=(21−3).(−13−2)=2×(−1)+1×3+(−3)×(−2)=7
Kemudian setelah itu, agar sudut dua vektor tersebut bisa kita hitung kita
harus mencari panjang atau besar dari masing – masing vektor yaitu
vektor a dan vektor b. dan dalam pembahasan yang lalu kita sempat juga
membahas bagaimana cara mencari panjang suatu vektor.

|a|=(2)2+(1)2+(−3)2−−−−−−−−−−−−−−−√=14−−√|a|
=(2)2+(1)2+(−3)2=14
|b|=(−1)2+(3)2+(−2)2−−−−−−−−−−−−−−−−−√=14−−√|b|
=(−1)2+(3)2+(−2)2=14
Setelah itu barulah kita hitung sudut dari kedua vektor tersebut dengan
terlebih dahulu menentukan nilai cosinusnya.
cosα=a⃗ .b⃗ |a|.|b|cos⁡α=a→.b→|a|.|b|
cosα=714√.14√=714=12cos⁡α=714.14=714=12
α=600

Vektor di R^3
Vektor yang berada pada ruang tiga dimensi (x, y, z).jarak antara dua titik vektor
dalam   dapat diketahui dengan pengembangan rumus phytagoras. Jika
titik   dan titik   maka jarak AB adalah:

Atau jika  , maka

Vektor   dapat dinyatakan dalam dua bentuk, yaitu dalam kolom   


atau dalam baris  . Vektor juga dapat disajikan sebagai
kombinasi linier dari vektor basis   dan   dan   berikut:
Operasi Vektor di R^3
Operasi vektor di   secara umum, memiliki konsep yang sama dengan operasi vektor
di   dalam penjumlahan, pengurangan, maupun perkalian.

Penjumlahan dan pengurangan vektor di R^3


Penjumlahan dan pengurangan vektor di   sama dengan vektor di   yaitu:

Dan

Perkalian vektor di R^3 dengan skalar


Jika   adalah vektor dan k adalah skalar. Maka perkalian vektor:

Hasil kali skalar dua vektor


Selain rumus di  , ada rumus lain dalam hasil kali skalar dua vektor.
Jika   dan   maka   adalah:

Proyeksi Orthogonal vektor


Jika vektor   diproyeksikan ke vektor   dan diberi nama   seperti gambar dibawah:

Diketahui:
Sehingga:

 atau 

Untuk mendapat vektornya:

Persamaan trigonometri adalah persamaan yang memuat perbandingan


trigonometri (ukuran derajat atau radian). Ketika menyelesaikan sembarang
persamaan trigonometri, maka yang harus kita lakukan adalah mengubah
persamaan tersebut ke dalam persamaan trigonometri sederhana. Dalam
menyelesaikan persamaan trigonometri pastikan kamu telah mempelajari materi
prasyaratnya yaitu trigonometri dasar↝ )

Persamaan trigonometri bentuk \sin x=\sin \alphasinx=sinα


Perhatikan grafik sinus berikut

Gambar 4. Grafik fungsi sin x

Grafik sinus berulang-ulang naik turun, seperti huruf “S” tidur terbalik. Berulang-
ulangnya setiap 360°. Pada gambar diatas, nilai awal grafik sinus di kuadran I
adalah positif. Nilai sinus akan kembali positif di kuadran II. Oleh karena itu,

jika ada persamaan \sin


x=\sin \alphasinx=sinα maka penyelesiannya
adalah{{x}_{1}}=\alpha +k.360^\circx1=α+k.360∘{{x}_{2}}=(180-\alpha )
+k.360^\circx2=(180−α)+k.360∘atau{{x}_{1}}=\alpha +k.2\pix1
=α+k.2π{{x}_{2}}=(180-\alpha )+k.2\pix2=(180−α)+k.2πDengan kk adalah
bilangan bulat

Persamaan trigonometri bentuk \cos x=\cos \alphacosx=cosα


Perhatikan grafik cosinus berikut

Gambar 5. Grafik fungsi cos x

Grafik cosinus berulang-ulang naik turun, seperti huruf “C” tidur. Berulang-
ulangnya setiap 360°. Pada gambar diatas, nilai awal grafik cosinus di kuadran I
adalah positif. Nilai cosinus akan kembali positif di kuadran IV. Oleh karena itu,

jika ada persamaan \cos


x=\cos \alphacosx=cosα maka penyelesiannya
adalah{{x}_{1}}=\alpha +k.360^\circx1=α+k.360∘{{x}_{2}}=-\alpha
+k.360^\circx2=−α+k.360∘atau{{x}_{1}}=\alpha +k.2\pix1
=α+k.2π{{x}_{2}}=-\alpha +k.2\pix2=−α+k.2πDengan kk adalah bilangan bulat
Persamaan trigonometri bentuk \tan x=\tan \alphatanx=tanα
Perhatikan grafik cosinus berikut

Gambar 6. Grafik fungsi tan x

Grafik tangen berulang-ulang terputus-putus dan berulang-ulangnya setiap 180°.


Pada gambar diatas nilai positif berada di kuadran I dan berulang setiap 180°. Oleh
karena itu,

jika ada persamaan \tan


x=\tan \alphatanx=tanα maka penyelesiannya
adalah{x}=\alpha +k.180^\circx=α+k.180∘atau{x}=\alpha
+k.\pix=α+k.πDengan kk adalah bilangan bulat
Agar lebih mudah dalam memahaminya perhatikan contoh berikut

Contoh
Tentukan penyelesaian dari setiap persamaan trigonometri berikut.

1. \sin x=\sin 40^\circ ,\text{ }0\le x\le 360^\circsinx=sin40∘, 0≤x≤360∘


2. \cos (2x-\pi )=\cos \frac{\pi }{6},\text{ }0\le x\le 2\picos(2x−π)=cos6π
, 0≤x≤2π
3. \tan 3x=\tan x,\text{ }0\le x\le 360^\circtan3x=tanx, 0≤x≤360∘
Alternatif Penyelesaian

1. \sin x=\sin 40^\circ,0\le x\le 360^\circsinx=sin40∘,0≤x≤360∘

1. x_1=40^\circ +k.360^\circx1=40∘+k.360∘
Untuk k=0\to {{x}_{1}}=40^\circk=0→x1=40∘
2. x_2=(180^\circ -40^\circ )+k.360^\circx2=(180∘−40∘)+k.360∘
Untuk k=0\to {{x}_{2}}=140^\circk=0→x2=140∘

Jadi, Himpunan Penyelesaiannya adalah HP= {40^\circ ,140^\circ }


40∘,140∘

2. \cos (2x-\pi )=\cos \frac{\pi }{6},\text{ }0\le x\le 2\picos(2x−π)=cos6π


, 0≤x≤2π

1. 2x_1-\pi =\frac{\pi }{6}+k.2\pi2x1−π=6π+k.2π


x_{1}=\frac{7}{12}\pi +k.\pix1=127π+k.π
Untuk k=0\to x_1=\frac{7}{12}\pik=0→x1=127π
Untuk k=1\to x_1=\frac{19}{12}\pik=1→x1=1219π
2. 2x_2-\pi =(-\frac{\pi }{6})+k.2\pi2x2−π=(−6π)+k.2π
x_2=\frac{5}{12}\pi +k.\pix2=125π+k.π
Untuk k=0\to x_{2}=\frac{5}{12}\pik=0→x2=125π
Untuk k=1\to x_2=\frac{17}{12}\pik=1→x2=1217π

Jadi, Himpunan Penyelesaiannya adalah HP= {\frac{5}{12}\pi ,\frac{7}


{12}\pi ,\frac{17}{12}\pi ,\frac{19}{12}\pi } 125π,127π,1217π,1219π

3. \tan 3x=\tan x,\text{ }0\le x\le 360^\circtan3x=tanx, 0≤x≤360∘


3x=x+k.180^\circ3x=x+k.180∘
2x=k.180^\circ2x=k.180∘
x=k.90^\circx=k.90∘
Untuk
k=0\to x=0k=0→x=0
k=1\to x=90^\circk=1→x=90∘
k=2\to x=180^\circk=2→x=180∘
k=3\to x=270^\circk=3→x=270∘
k=4\to x=360^\circk=4→x=360∘

Jadi, Himpunan Penyelesaiannya adalah HP= {0^\circ ,90^\circ ,


180^\circ ,270^\circ ,360^\circ }0∘,90∘,180∘,270∘,360∘
Rumus Jumlah dan Selisih Dua Sudut Sin, Cos, dan Tan

 
 

Rumus Jumlah dan Selisih Sudut Cosinus

Rumus Jumlah Sudut Cosinus


 

 
Bukti:
Perhatikan gambar berikut!
 

 
Titik koordinat A dan B di atas diperoleh berdasarkan fungsi sinus dan cosinus.
Selanjutnya perhatikan titik M yang ditransformasi dengan besar sudut putar   dan
sudut pusat O dari titik A. Dan perhatikan titik N yang ditransformasi dengan besar
sudut putar   dan sudut pusat O dari titik P. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar
di bawah.
 
 
 

Persamaan Lingkaran
Terdapat berbagai macam persamaannya, yaitu persamaan yang dibentuk dari titik
pusat dan jari-jari serta suatu persamaan yang bisa dicari titik pusat dan jari –
jarinya.
Persamaan umum lingkaran
Terdapat persamaan umum, seperti dibawah ini :

Dilihat dari persamaan diatas, dapat ditentukan titik pusat serta jari – jarinya,
adalah :

Titik pusat lingkaran adalah :

Pada pusat P (a,b) dan jari-jari r


Dari sebuah lingkaran jika diketahui titik pusat dan jari-jari nya, akan didapatkan
yaitu dengan rumus :

Jika diketahui titik pusat suatu lingkaran dan jari – jari lingkaran dimana (a,b) adalah
titik pusat dan r adalah jari-jari dari lingkaran.

Dari persamaan yang didapat diatas, kita dapat menentukan apakah termasuk titik
terletak pada lingkaran tersebut, atau di dalam atau diluar. Untuk menentukan letak
titik tersebut, yaitu dengan menggunakan subtitusi titik pada variabel x dan y lalu
dibandingkan hasil nya dengan kuadrat dari jari-jari lingkaran.
Suatu titik  M(x1, y1) terletak:

 Pada lingkaran:

Di dalam lingkaran: 

Di luar lingkaran: 

Pada dengan pusat O (0,0) dan jari-jari r


Jika titik pusat di O(0,0), maka lakukanlah subtitusi pada bagian sebelum nya,
yakni :

Dari persamaan diatas, maka, dapat ditentukan letak suatu titik terhadap lingkaran
tersebut.
Suatu titik  M(x1, y1) terletak:

Pada lingkaran: 

Di dalam lingkaran: 

Diluar lingkaran: 

Baca juga:  Materi Suhu dan Kalor: Perpindahan Panas, Azas Black, dan Perubahan Zat

Bentuk umum dari persamaannya dapat dinyatakan dalam beberapa bentuk berikut.
 
(x – a)2 + (y – b)2 = r2 , atau
X2 + y2 – 2ax – 2by + a2 + b2 – r2 = 0 , atau
X2 + y2 + Px + Qy + S = 0 , dengan P = -2a, Q = -2b, dan S = a 2 + b2 – r2
Perpotongan Garis dan Lingkaran
Suatu lingkaran dengan persamaan x2 + y2 + Ax + By + C = 0 dapat ditentukan
apakah suatu garis h dengan persamaan y = mx + n tersebut tidak menyentuh,
menyinggung, atau memotongnya dengan menggunakan prinsip diskriminan.

……. (persamaan 1)

 …….. (persamaan 2)
Dengan mensubtitusi persamaan 2 ke persamaan 1, akan diperoleh suatu bentuk
persamaan kuadrat, yaitu:

Dari persamaan kuadrat diatas, dengan membandingkan nilai diskriminannya, dapat


dilihat apakah garis tidak menyinggung/memotong, menyinggung atau memotong
lingkaran.

Garis h tidak memotong/menyinggung lingkaran, maka D < 0

Garis h menyinggung lingkaran, maka D = 0

Garis h memotong lingkaran, maka D > 0

Persamaan Garis Singgung Lingkaran


1.  Persamaan garis singgung melalui sebuah titik pada lingkaran
Garis singgung pada suatu lingkaran tepat bertemu dengan satu titik yang terletak
pada lingkaran. Dari titik pertemuan dari garis singgung dan lingkaran, dapat
ditentukan persamaan garis dari garis singgung tersebut.
Persamaan garis singgung lingkaran yang melalui titik P(x 1, y1), dapat ditentukan
yaitu:
 Bentuk

Persamaan garis singgungnya


 Bentuk
Pengertian Polinomial
Polinomial adalah sebuah bentuk dari suku-suku dengan nilai banyak yang disusun
dari variabel dan konstanta.

Bentuk umum dari polynomial yaitu:

an xn + an-1 xn-1 + . . . + a1 x + a

Dimana:

an, an-1,…,a1, a € R adalah koefisien atau konstanta.


an ≠ 0 , serta n adalah bilangan bulat positif.
Pangkat dari x adalah derajat polinomial.

Contoh dari bentuk polinomial seperti

 f(x) = 2x3 – x2 + 5x – 10


 g(x) = 3x2 – 2x + 8
 dst

Metode Pembagian Polinomial


Bentuk pembagian polinomial dirumuskan sebagai berikut:

f(x) = g(x) H(x) + S

Dimana:

f(x) adalah suku banyak yang dibagi.


g(x) adalah suku banyak pembagi.
H(x) adalah suku banyak hasil bagi.
S adalah suku banyak sisa.

Cara pembagian biasa


Apabila terdapat persamaan suku banyak f(x) =a 2x2+a1x+a0 dibagi dengan (x-k) akan
memiliki hasil bagi berupa H(x) dan sisa s, maka diperoleh hubungan:

f(x) = (x-k) H(x) +S

cara yang bisa dilakukan untuk mencari hasil bagi H(x) dan sisa S digunakan
pembagian bersusun berikut.
Jadi, hasil bagi H(x) = a2x +a2k+ a1 dan sisa S adalah a+a1k+a2k2
Contohnya adalah jika 2x3 – 3x2 + x + 5 dibagi dengan 2x2 – x – 1. Berapakah hasil
bagi dan sisanya!

Jadi, hasil baginya H(x) adalah x-1 dan sisanya x+4.

Metode Horner
Adapun beberapa aturan operasi pembagian menggunakan metode horner,
diantaranya:

 Letakan semua koefisien dari derajat tertinggi sampai nol pada bagian atas
(dari pangkat tertinggi dan urut). Jika terdapat persamaan suku banyak seperti
2x4 + 3x2-5x-9 = 0. Maka koefisien untuk pangkat x3 dapat ditulis 0.
 Letakan faktor pengali dibagian kiri.
 Hasil bagi terletak di baris bawah bagian kiri, sedangkan bagian kanan adalah
sisa.

Baca juga:  Sejarah Perkembangan Islam di Indonesia Beserta Teorinya [LENGKAP]

Hasil bagi = kolom bagian kiri / koefisien derajat pembagi


Sisa = kolom bagian kanan
Jadi, hasil bagi H(x) = a2x+a2k+ a1 dan sisa S = a2k2+a1k+ a

Contoh:

Tentukan hasil bagi 4x5+3x3-6x2-5x+1 bila dibagi dengan 2x-1 dengan metode
horner?

Sehingga didapatkan hasil baginya 2x4 + x3 + 2x2 -2x -7/2 dan sisanya -5/2
Teorema
Teorema digunakan untuk mencari akar persamaan suku banyak yang pangkatnya
lebih dari dua. Terdapat dua teorema yaitu teorema sisa dan faktor.

Teorema Sisa
Teorema ini digunakan untuk menentukan sisa pembagian suku banyak tanpa
mengetahui persamaan suku banyak atau hasil baginya. Misalnya f(x) dibagi dengan
p(x) dengan hasil bagi h(x) dan sisa h(x), sehingga diperoleh hubungan:

f(x) = p(x). H(x) + S(x)

Apabila f(x) suku berderajat n dan P(x) adalah pembagi berderajat m, dengan m ≤ n,
maka diperoleh:

1. H(x) adalah hasil bagi berderaja (n-m)


2. S(x) adalah sisa pembagian berderajat maksimum (n-1)

Syarat teorema sisa meliputi du acara yaitu:

 Pembagian dengan (x-k)

Suku banyak f(x) berderajat n dibagi dengan (x-k) maka sisanya S=f(k), sisa f(k)
adalah nilai suku banyak x=k yang dapat ditentukan dengan metode substitusi atau
horner (bagan).

 Pembagian dengan (ax+b)

Suku banyak berderajat n dibagi dengan (ax+b) maka sisanya S = f(-b/a). sisa ini
adalah nilai suku banyak untuk x = – b/a yang dapat ditentukan dengan metode
subtitusi atau horner.

Teorema Faktor
Teorema ini digunakan untuk menentukan faktor  atau akar-akar rasional dari suku
banyak dengan cara horner. Terdapat dua konsep teorema faktor yaitu

1. Jika P(x) habis dibagi q(x) atau mempunyai sisa nol, maka q(x) adalah faktor
dari P(x)
2. Jika P(x) = f(x). g(x) maka f(x) dan g(x) adalah faktor dari P(x).

Limit Fungsi Trigonometri


Sama halnya dengan limit trigonometri, limit fungsi trigonometri merupakan
nilai paling dekat dari suatu sudut pada fungsi trigonometri. Dalam
penghitungannya, terdapat 2 (dua) teorema yang menjadi dasar dari limit
fungsi trigonometri seperti di bawah ini:

Teorema 1 (hanya berlaku pada saat x  →  0)


Teorema 2 (hanya berlaku pada saat x →  c,  Ɐc ∈ R)

Menggunakan 2 (dua) teorema di atas, kita dapat mencari nilai dari sebuah
limit trigonometri dengan lebih mudah.

Dalam sebuah soal limit fungsi trigonometri pula, biasanya menggunakan


sudut-sudut istimewa yang nilainya tidak rumit.

Sudut-sudut istimewa dalam trigonometri yaitu 0o, 30o, 45o, 60o, 90o. Agar lebih
mudah dalam memahami sudut istimewa, perhatikan tabel sudut istimewa dari
4 kuadran di bawah ini:
Kuadran 1
  0 o
30 o
45 o
60 o
90 o

sin α 0 ½ ½√2 ½√3 1

cos α 1 ½√3 ½√2 ½ 0


tan α 0 ⅓√3 1 √3 –

csc α – 2 √2 ⅔√3 1

sec α 1 ⅔√3 √2 2 –

cot α – √3 1 ⅓√3 0

Kuadran 2
  90 o
120 o
135 o
150 o
180 o

sin α 1 ½√3 ½√2 ½ 0

cos α 0 -½ -½√2 -½√3 -1

tan α – -√3 -1 -⅓√3 0

csc α 1 ⅔√3 √2 2 –

sec α – –2 -√2 -⅔√3 -1

cot α 0 -⅓√3 -1 -√3 –

Kuadran 3
  180 o
210 o
225 o
240 o
270 o

sin α 0 -½ -½√2 -½√3 -1

cos α -1 -½√3 -½√2 -½ 0

tan α 0 ⅓√3 1 √3 –

csc α – -2 -√2 -⅔√3 -1

sec α -1 -⅔√3 -√2 –2 –


cot α – -√3 1 -⅓√3 1

Kuadran 4
  270 o
300 o
315 o
330 o
360 o

sin α -1 -½√3 -½√2 -½ 0

cos α 0 ½ ½√2 ½√3 1

tan α – -√3 -1 -⅓√3 0

csc α -1 -⅔√3 -√2 -2 –

sec α – 2 √2 ⅔√3 -1

cot α 1 -⅓√3 -1 -√3 –

Setelah mempelajari tabel sudut istimewa di atas, telah dimengerti bahwa


terdapat beberapa sudut istimewa di setiap kuadran dan jika diperhatikan
lebih lanjut maka akan terlihat bahwa setiap kuadran memiliki keterkaitan
dan/atau kemiripan satu sama lain.

Agar lebih memahami materi trigonometri, perhatikan beberapa contoh soal


berikut pembahasannya di bawah ini:
Contoh Soal Limit Trigonometri

4. Diberikan sebuah bentuk limit trigonometri sebagai berikut

Tentukan hasil operasi limit di atas!

Pembahasan
Untuk mengerjakan soal ini, kamu harus melihat kembali identitas
trigonometri dan teorema limit trigonometri.

Dari indentitas trigonometri dan teorema limit trigonometri di atas, kita dapat
menyelesaikan soal limit trigonometrinya.
Jadi, hasilnya adalah

LIMIT TAK HINGGA FUNGSI ALJABAR


Author -  Muji Suwarno Date - 21.33 Limit Fungsi

Seperti telah diuraikan di muka bahwa nilai limit berhingga suatu fungsi f(x) untuk x
mendekati a didapat dengan cara mensubstitusikan nilai a ke fungsi f(x). Atau ditulis

Hal ini berlaku pula untuk untuk limit tak hingga suatu fungsi aljabar f(x), sehingga

Sebagai contoh

Namun jika f(x) berbentuk fungsi pecahan, maka nilai substitusinya memungkinkan hasil tak
terdefinisi, yakni bentuk

Dengan kata lain:

Dalam hal ini f(x) dimanipulasi dengan cara:


Jika n adalah derajat tertinggi antara g(x) atau h(x) maka g(x) dan h(x) masing-masing dibagi
dengan xn .

Brainberries

jawab
02. Tentukanlah hasil dari:

jawab

Dari contoh di atas, dapat disimpulkan bahwa penyelesaian limit tak hingga fungsi aljabar pecahan
ditentukan oleh koefisien dari variable pangkat tertinggi. 

Untuk lebih jelasnya akan diuraikan pada contoh soal berikut ini:

03. Tentukanlah hasil dari

jawab

04. Tentukanlah hasil dari

jawab
Dari soal di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa:

05. Tentukanlah hasil dari

jawab
Dari soal di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa:

Untuk lebih jelasnya akan diuraikan pada contoh soal berikut ini:
06. Tentukanlah hasil dari

jawab

07. Tentukanlah hasil dari


jawab

Anda mungkin juga menyukai