A. Fungsi Eksponen
Eksponen sering kita kenal dengan sebutan pangkat. Definisi eksponen adalah nilai
yang menunjukkan derajat kepangkatan (berapa kali bilangan tersebut dikalikan
dengan bilangan tesebut juga) Heheh aga rumit mengartikan definisinya dalam kata-
kata. Bentuk an (baca: a pangkat n) disebut bentuk eksponensial atau perpangkatan.
a disebut dengan bilangan pokok (basis) dan n disebut eksponennya. Jika n adalah
bilangan bulat positif maka definisi dari eksponen
dalam eksponen, bilangan pangkat tidak selamanya selalu bernilai bulat positif tetapi
dapat juga bernilai nol, negatif, dan pecahan.
Sifat-sifat Eksponen
Dari definisi eksponen di atas dapat datarik kesimpulan tentang karakteristik dan
sifat-sifat dari eksponen.
Contoh Soal:
Contoh Soal
tentukan nilai dari x agar 32x-3 = 0
jawab
32x-3 = 0
32x =31
2x = 1 maka x = 1/2
B. FUNGSI LOGARITMA
Vektor Posisi
Suatu vektor yang posisi titik awalnya di titik 0 (0,0) dan titik ujungnya di
A
Vektor Nol
Suatu vektor yang panjangnya nol dan dinotasikan . Vektor nol tidak
memiliki arah vektor yang jelas.
Vektor satuan
Vektor basis
Vektor basis merupakan vektor satuan yang saling tegak lurus. Dalam vektor
ruang dua dimensi memiliki dua vektor basis yaitu
dan . Sedangkan dalam tiga dimensi memiliki tiga vektor basis
yaitu , , dan .
Vektor di R^2
Panjang segmen garis yang menyatakan vektor atau dinotasikan sebagai Panjang
vektor sebagai:
Panjang vektor tersebut dapat dikaitkan dengan sudut yang dibentuk oleh vektor dan
sumbu x. positif.
Vektor dapat disajikan sebagai kombinasi linier dari vektor basis dan
berikut:
Perkalian vektor di R^2 dengan skalar
Suatu vektor dapat dikalikan dengan suatu skalar (bilangan real) dan akan
menghasilkan suatu vektor baru. Jika adalah vektor dan k adalah skalar. Maka
perkalian vektor:
Dengan ketentuan:
(dibaca : a dot b)
Perkalaian skalar vektor dan dilakukan dengan mengalikan panjang vektor dan
panjang vektor dengan cosinus . Sudut yang merupakan sudut antara vektor dan
vektor .
Sehingga:
Dimana:
Perhatikan bahwa:
dinyatakan dalam bentuk vektor kolom. Sudut antara dua vektor di bidang
adalah:
cosθ=x1x2+y1y2x21+y21√x22+y22√cosθ=x1x2+y1y2x12+y12x22+y22
Contoh 1#:
=⎛⎝⎜21−3⎞⎠⎟a→=(21−3) Dan b⃗ =⎛⎝⎜−13−2⎞⎠⎟b→
Diketahui a⃗
Pertama, yang kita cari adalah perkalian skalar antara dua vektor yaitu a.b
a⃗ .b⃗ =⎛⎝⎜21−3⎞⎠⎟.⎛⎝⎜−13−2⎞⎠⎟=2×(−1)+1×3+
(−3)×(−2)=7a→.b→=(21−3).(−13−2)=2×(−1)+1×3+(−3)×(−2)=7
Kemudian setelah itu, agar sudut dua vektor tersebut bisa kita hitung kita
harus mencari panjang atau besar dari masing – masing vektor yaitu
vektor a dan vektor b. dan dalam pembahasan yang lalu kita sempat juga
membahas bagaimana cara mencari panjang suatu vektor.
|a|=(2)2+(1)2+(−3)2−−−−−−−−−−−−−−−√=14−−√|a|
=(2)2+(1)2+(−3)2=14
|b|=(−1)2+(3)2+(−2)2−−−−−−−−−−−−−−−−−√=14−−√|b|
=(−1)2+(3)2+(−2)2=14
Setelah itu barulah kita hitung sudut dari kedua vektor tersebut dengan
terlebih dahulu menentukan nilai cosinusnya.
cosα=a⃗ .b⃗ |a|.|b|cosα=a→.b→|a|.|b|
cosα=714√.14√=714=12cosα=714.14=714=12
α=600
Vektor di R^3
Vektor yang berada pada ruang tiga dimensi (x, y, z).jarak antara dua titik vektor
dalam dapat diketahui dengan pengembangan rumus phytagoras. Jika
titik dan titik maka jarak AB adalah:
Dan
Diketahui:
Sehingga:
atau
Grafik sinus berulang-ulang naik turun, seperti huruf “S” tidur terbalik. Berulang-
ulangnya setiap 360°. Pada gambar diatas, nilai awal grafik sinus di kuadran I
adalah positif. Nilai sinus akan kembali positif di kuadran II. Oleh karena itu,
Grafik cosinus berulang-ulang naik turun, seperti huruf “C” tidur. Berulang-
ulangnya setiap 360°. Pada gambar diatas, nilai awal grafik cosinus di kuadran I
adalah positif. Nilai cosinus akan kembali positif di kuadran IV. Oleh karena itu,
Contoh
Tentukan penyelesaian dari setiap persamaan trigonometri berikut.
1. x_1=40^\circ +k.360^\circx1=40∘+k.360∘
Untuk k=0\to {{x}_{1}}=40^\circk=0→x1=40∘
2. x_2=(180^\circ -40^\circ )+k.360^\circx2=(180∘−40∘)+k.360∘
Untuk k=0\to {{x}_{2}}=140^\circk=0→x2=140∘
Bukti:
Perhatikan gambar berikut!
Titik koordinat A dan B di atas diperoleh berdasarkan fungsi sinus dan cosinus.
Selanjutnya perhatikan titik M yang ditransformasi dengan besar sudut putar dan
sudut pusat O dari titik A. Dan perhatikan titik N yang ditransformasi dengan besar
sudut putar dan sudut pusat O dari titik P. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar
di bawah.
Persamaan Lingkaran
Terdapat berbagai macam persamaannya, yaitu persamaan yang dibentuk dari titik
pusat dan jari-jari serta suatu persamaan yang bisa dicari titik pusat dan jari –
jarinya.
Persamaan umum lingkaran
Terdapat persamaan umum, seperti dibawah ini :
Dilihat dari persamaan diatas, dapat ditentukan titik pusat serta jari – jarinya,
adalah :
Jika diketahui titik pusat suatu lingkaran dan jari – jari lingkaran dimana (a,b) adalah
titik pusat dan r adalah jari-jari dari lingkaran.
Dari persamaan yang didapat diatas, kita dapat menentukan apakah termasuk titik
terletak pada lingkaran tersebut, atau di dalam atau diluar. Untuk menentukan letak
titik tersebut, yaitu dengan menggunakan subtitusi titik pada variabel x dan y lalu
dibandingkan hasil nya dengan kuadrat dari jari-jari lingkaran.
Suatu titik M(x1, y1) terletak:
Pada lingkaran:
Di dalam lingkaran:
Di luar lingkaran:
Dari persamaan diatas, maka, dapat ditentukan letak suatu titik terhadap lingkaran
tersebut.
Suatu titik M(x1, y1) terletak:
Pada lingkaran:
Di dalam lingkaran:
Diluar lingkaran:
Baca juga: Materi Suhu dan Kalor: Perpindahan Panas, Azas Black, dan Perubahan Zat
Bentuk umum dari persamaannya dapat dinyatakan dalam beberapa bentuk berikut.
(x – a)2 + (y – b)2 = r2 , atau
X2 + y2 – 2ax – 2by + a2 + b2 – r2 = 0 , atau
X2 + y2 + Px + Qy + S = 0 , dengan P = -2a, Q = -2b, dan S = a 2 + b2 – r2
Perpotongan Garis dan Lingkaran
Suatu lingkaran dengan persamaan x2 + y2 + Ax + By + C = 0 dapat ditentukan
apakah suatu garis h dengan persamaan y = mx + n tersebut tidak menyentuh,
menyinggung, atau memotongnya dengan menggunakan prinsip diskriminan.
……. (persamaan 1)
…….. (persamaan 2)
Dengan mensubtitusi persamaan 2 ke persamaan 1, akan diperoleh suatu bentuk
persamaan kuadrat, yaitu:
Bentuk
Pengertian Polinomial
Polinomial adalah sebuah bentuk dari suku-suku dengan nilai banyak yang disusun
dari variabel dan konstanta.
Dimana:
Dimana:
cara yang bisa dilakukan untuk mencari hasil bagi H(x) dan sisa S digunakan
pembagian bersusun berikut.
Jadi, hasil bagi H(x) = a2x +a2k+ a1 dan sisa S adalah a+a1k+a2k2
Contohnya adalah jika 2x3 – 3x2 + x + 5 dibagi dengan 2x2 – x – 1. Berapakah hasil
bagi dan sisanya!
Metode Horner
Adapun beberapa aturan operasi pembagian menggunakan metode horner,
diantaranya:
Letakan semua koefisien dari derajat tertinggi sampai nol pada bagian atas
(dari pangkat tertinggi dan urut). Jika terdapat persamaan suku banyak seperti
2x4 + 3x2-5x-9 = 0. Maka koefisien untuk pangkat x3 dapat ditulis 0.
Letakan faktor pengali dibagian kiri.
Hasil bagi terletak di baris bawah bagian kiri, sedangkan bagian kanan adalah
sisa.
Contoh:
Tentukan hasil bagi 4x5+3x3-6x2-5x+1 bila dibagi dengan 2x-1 dengan metode
horner?
Sehingga didapatkan hasil baginya 2x4 + x3 + 2x2 -2x -7/2 dan sisanya -5/2
Teorema
Teorema digunakan untuk mencari akar persamaan suku banyak yang pangkatnya
lebih dari dua. Terdapat dua teorema yaitu teorema sisa dan faktor.
Teorema Sisa
Teorema ini digunakan untuk menentukan sisa pembagian suku banyak tanpa
mengetahui persamaan suku banyak atau hasil baginya. Misalnya f(x) dibagi dengan
p(x) dengan hasil bagi h(x) dan sisa h(x), sehingga diperoleh hubungan:
Apabila f(x) suku berderajat n dan P(x) adalah pembagi berderajat m, dengan m ≤ n,
maka diperoleh:
Suku banyak f(x) berderajat n dibagi dengan (x-k) maka sisanya S=f(k), sisa f(k)
adalah nilai suku banyak x=k yang dapat ditentukan dengan metode substitusi atau
horner (bagan).
Suku banyak berderajat n dibagi dengan (ax+b) maka sisanya S = f(-b/a). sisa ini
adalah nilai suku banyak untuk x = – b/a yang dapat ditentukan dengan metode
subtitusi atau horner.
Teorema Faktor
Teorema ini digunakan untuk menentukan faktor atau akar-akar rasional dari suku
banyak dengan cara horner. Terdapat dua konsep teorema faktor yaitu
1. Jika P(x) habis dibagi q(x) atau mempunyai sisa nol, maka q(x) adalah faktor
dari P(x)
2. Jika P(x) = f(x). g(x) maka f(x) dan g(x) adalah faktor dari P(x).
Menggunakan 2 (dua) teorema di atas, kita dapat mencari nilai dari sebuah
limit trigonometri dengan lebih mudah.
Sudut-sudut istimewa dalam trigonometri yaitu 0o, 30o, 45o, 60o, 90o. Agar lebih
mudah dalam memahami sudut istimewa, perhatikan tabel sudut istimewa dari
4 kuadran di bawah ini:
Kuadran 1
0 o
30 o
45 o
60 o
90 o
csc α – 2 √2 ⅔√3 1
sec α 1 ⅔√3 √2 2 –
cot α – √3 1 ⅓√3 0
Kuadran 2
90 o
120 o
135 o
150 o
180 o
csc α 1 ⅔√3 √2 2 –
Kuadran 3
180 o
210 o
225 o
240 o
270 o
tan α 0 ⅓√3 1 √3 –
Kuadran 4
270 o
300 o
315 o
330 o
360 o
sec α – 2 √2 ⅔√3 -1
Pembahasan
Untuk mengerjakan soal ini, kamu harus melihat kembali identitas
trigonometri dan teorema limit trigonometri.
Dari indentitas trigonometri dan teorema limit trigonometri di atas, kita dapat
menyelesaikan soal limit trigonometrinya.
Jadi, hasilnya adalah
Seperti telah diuraikan di muka bahwa nilai limit berhingga suatu fungsi f(x) untuk x
mendekati a didapat dengan cara mensubstitusikan nilai a ke fungsi f(x). Atau ditulis
Hal ini berlaku pula untuk untuk limit tak hingga suatu fungsi aljabar f(x), sehingga
Sebagai contoh
Namun jika f(x) berbentuk fungsi pecahan, maka nilai substitusinya memungkinkan hasil tak
terdefinisi, yakni bentuk
Brainberries
jawab
02. Tentukanlah hasil dari:
jawab
Dari contoh di atas, dapat disimpulkan bahwa penyelesaian limit tak hingga fungsi aljabar pecahan
ditentukan oleh koefisien dari variable pangkat tertinggi.
Untuk lebih jelasnya akan diuraikan pada contoh soal berikut ini:
jawab
jawab
Dari soal di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa:
jawab
Dari soal di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa:
Untuk lebih jelasnya akan diuraikan pada contoh soal berikut ini:
06. Tentukanlah hasil dari
jawab