Anda di halaman 1dari 28

Fisikastudycenter.

com- Contoh soal dan pembahasan fisika SMA kelas 10 (X), materi Vektor;
resultan, jumlah dan selisih vektor, perkalian titik dan silang vektor, penguraian gaya dan beberapa
variasi soal terapan vektor. Penjumlahan dengan rumus kosinus, resultan beberapa vektor dengan
metode penguraian atau analitis.

Soal No. 1
Diberikan dua buah vektor gaya yang sama besar masing-masing vektor besarnya adalah 10 Newton
seperti gambar berikut.

Jika sudut yang terbentuk antara kedua vektor adalah 60°, tentukan besar (nilai) resultan kedua
vektor!

Pembahasan
Resultan untuk dua buah vektor yang telah diketahui sudutnya.

Dengan F1 = 10 N, F2 = 10 N, α adalah sudut antara kedua vektor (α = 60°). dan R adalah besar
resultan kedua vektor.

Sehingga:

Soal No. 2
Dua buah vektor masing-masing F1 = 15 satuan dan F2 = 10 satuan mengapit sudut 60°.

Tentukan arah resultan kedua vektor!

Pembahasan
Langkah pertama tentukan dulu besar resultan vektornya:

Yang dimaksud arah resultan adalah sudut β pada gambar di bawah:


Dengan rumus sinus:

diperoleh arah resultan:

Soal No. 3
Dua buah vektor kecepatan P dan Q masing-masing besarnya 40 m/s dan 20 m/s membentuk sudut
60°.

Tentukan selisih kedua vektor tersebut!

Pembahasan
Menentukan selisih dua buah vektor yang diketahui sudutnya:

Sehingga

Soal No. 4
Dua buah vektor gaya masing – masing 8 N dan 4 N saling mengapit sudut 120°. Tentukan besar
resultan kedua vektor tersebut!

Pembahasan
Data:
F1 = 8 N
F2 = 4 N
α = 120°
R = ........

Seperti soal pertama hanya berbeda sudut antaranya, dengan rumus yang sama:

Diperoleh hasil

Catatan rumus:
cos (180° − α) = − cos α
Sehingga untuk nilai cos 120°:
cos 120° = cos (180° − 60°) = − cos 60° = − 1/2

Soal No. 5

Perhatikan gambar berikut!

Jika satu kotak mewakili 10 Newton, tentukan resultan antara kedua vektor!

Pembahasan
Cari jumlah resultan pada sumbu x dan sumbu y, cukup dengan menghitung kotak dari masing-
masing vektor, F1 adalah 30 ke kanan, 40 ke atas, sementara F2 adalah 50 ke kanan, 20 ke atas,
kemudian masukkan rumus resultan:

Soal No. 6
Diberikan 3 buah vektor F1=10 N, F2 =25 N dan F3=15 N seperti gambar berikut.
Tentukan:
a. Resultan ketiga vektor
b. Arah resultan terhadap sumbu X
[Sin 37° = (3/5), Sin 53° = (4/5)]
[Cos 37° = (4/5), Cos 53° = (3/5)]

Pembahasan
a. Ikuti langkah-langkah berikut:
1. Uraikan semua vektor ke sumbu x dan sumbu y (kecuali vektor yang sudah lurus pada sumbu x
atau y seperti F2). Lihat gambar di bawah!
2. Cari jumlah vektor pada sumbu x ( kanan +, kiri -)
3. Cari jumlah vektor pada sumbu y (atas +, bawah -)
4. Masukkan rumus resultan

Vektor yang dalam perhitungan selanjutnya tidak digunakan lagi karena sudah diuraikan tadi, dihapus
saja, agar kelihatan lebih bersih, sisanya seperti ini:

Jumlah komponen vektor-vektor pada sumbu x dan y :


b. Mencari sudut yang terbentuk antara resultan vektor R dengan sumbu x

tan θ = ΣF /ΣF
y x

tan θ = −7/−1 = 7
θ = arc. tan 7 = 81,87°

Thanks to PCP http://journalputrika.blogspot.com atas koreksinya :-)

Soal No. 7

Ditentukan 2 buah vektor F yang sama besarnya. Bila perbandingan antara besar jumlah dan besar
selisih kedua vektor sama dengan √3, tentukan besar sudut yang dibentuk oleh kedua vektor!
(Sumber Soal : SPMB)

Pembahasan
Jumlah dan selisih kedua vektor masing-masing adalah:

Perbandingan jumlah dan selisihnya adalah √3 sehingga:

Kuadratkan ruas kiri dan kanan

Kali silang :

Soal No. 8
Sebuah perahu menyeberangi sungai yang lebarnya 180 m dan kecepatan airnya 4 m/s. Bila perahu
diarahkan menyilang tegak lurus dengan kecepatan 3 m/s, tentukan panjang lintasan yang ditempuh
perahu hingga sampai ke seberang sungai! (Sumber Soal : UMPTN)
Pembahasan
Asumsikan bahwa perahu bergerak lurus beraturan menempuh lintasan AD dan resultan kecepatan
perahu dan air adalah 5 m/s (gunakan aturan Phytagoras).

Dengan membandingkan sisi-sisi segitiga ABC dan ADE :

Soal No. 9
Berikut contoh soal diambil dari soal EBTANAS (UN tempo dulu, zaman kakak-kakak kita) tahun
2000.

Perhatikan gambar gaya-gaya di bawah ini!

Besar resultan ketiga gaya tersebut adalah....


A. 2,0 N
B. 2 √3 N
C. 3,0 N
D. 3 √3 N
E. 4√3 N

Pembahasan
"Untuk dua buah vektor dengan besar yang sama dan membentuk sudut 120o maka resultan kedua
vektor besarnya akan sama dengan besar salah satu vektor"
Berikut ilustrasinya:

Dua buah vektor dengan besar yang sama yaitu 10 N membentuk sudut 120 o maka nilai resultan
kedua vektor juga 10 N.

Pada soal di atas, 2 buah vektor (gaya) masing-masing 3 N membentuk sudut 120o, sehingga
resultan kedua gaya juga 3 N. Resultan kedua gaya ini akan segaris dengan gaya 6 N, namun
berlawanan arah. Sehingga dengan mudah soal ini bisa dijawab resultan ketiga gaya adalah 6 N
dikurangi 3 N hasilnya adalah 3 N.

Soal No. 10
Diberikan 3 buah vektor :
a = 2i + 3j satuan
b = 4i + 5j satuan
c = 6i + 7j satuan
Tentukan besar resultan ketiga vektor, dan kemiringan sudut antara resultan dan sumbu X

Pembahasan
Data:

Untuk lebih jelas berikut ilustrasinya:


12 pada sumbu x
15 pada sumbu y

Arahnya adalah sudut θ yang bisa dicari dari sin θ, cos θ maupun tan θ. Jika dicari dari tan θ maka
yang dibandingkan nilai pada sumbu y dengan nilai pada sumbu x. Jika dicari dari sin θ yang
dibandingkan nilai pada sumbu y dengan nilai resultan R, jika digunakan cos θ bandingkan nilai pada
sumbu x dengan nilai resultan R.

Soal No. 11
Diberikan 3 buah vektor a, b, c seperti gambar di bawah.

Dengan metode poligon tunjukkan :


(i) d = a + b + c
(ii) d = a + b − c
(iii) d = a − b + c

Pembahasan
Dengan metode poligon :
(i) d = a + b + c

(ii) d = a + b − c

(iii) d = a − b + c

Soal No. 12
Diberikan dua buah vektor masing-masing vektor dan besarnya adalah A = 8 satuan, B = 10 satuan.
Kedua vektor ini membentuk sudut 37°. Tentukan hasil dari:
a) A⋅ B
b) A × B

Pembahasan
a) A⋅ B adalah perkalian titik (dot) antara vektor A dan vektor B
Untuk perkalian titik berlaku
A⋅ B = A B cos θ
Sehingga
A⋅ B = A B cos 37° = (8)(10)(0,8) = 64 satuan

b) A × B adalah perkalian silang (cross) vektor A dan vektor B


Untuk perkalian silang berlaku
A × B = A B sin θ
Sehingga
A × B = A B sin 37° = (8)(10)(0,6) = 48 satuan

Soal No. 13
Sebuah gaya F = (2i + 3j) N melakukan usaha dengan titik tangkapnya berpindah menurut r = (4i +
aj) m dan vektor idan j berturut-turut adalah vektor satuan yang searah dengan sumbu x dan sumbu y
pada koordinat kartesian. Bila usaha itu bernilai 26 J, maka nilai a sama dengan...
A. 5
B. 6
C. 7
D. 8
E. 12
Sumber: Soal UMPTN Tahun 1991

Pembahasan
Soal ini adalah soal penerapan perkalian titik (dot product ) antara vektor gaya F dan vektor
perpindahan r dengan kedua vektor dalam bentuk i dan j atau vektor satuan. Besaran yang dihasilkan
nantinya adalah skalar (usaha termasuk besaran skalar, hanya memiliki besar, tanpa arah). Usaha
dilambangkan dengan W dari kata work.
W=F⋅r
26 = (2i + 3j)⋅ (4i + aj)

Cara perkalian titik dua vektor dalam bentuk i,j adalah yang i kalikan i, yang j kalikan j, hingga seperti
berikut
26 = 8 + 3a
3a = 26 − 8
a = 18/3 = 6

i dan j nya jadi hilang karena i kali i atau j kali j hasilnya adalah satu.

Bagaimana cara perkalian silang dua vektor dalam bentuk i dan j ? ntar kita tambahkan,...IA

Soal No. 14
Diberikan dua buah vektor masing-masing:
A = 4i + 3j − 2k
B = 7i + 2j + 5k
Tentukan hasil dari A × B
Pembahasan
Perkalian silang, A × B

Cara pertama:
Misal :
A = (Ax i + Ay j + Az k) dan B = (Bx i + By j + Bz k)

maka :

A × B = (Ay Bz − Az By) i + (Az Bx − Ax Bz) j + (Ax By − Ay Bx) k


Rumus Perkalian Silang Dua Vektor (cross product ) dalam i, j, k

Data :
A = 4i + 3j − 2k
B = 7i + 2j + 5k

Ax = 4 Bx = 7
Ay = 3 By = 2
Az = − 2 Bz = 5
maka
A × B = (Ay Bz − Az By) i + (Az Bx − Ax Bz) j + (Ax By − Ay Bx) k
A × B = [(3)(5) − (−2)(2)] i + [(−2)(7) − (4)(5)]j + [(4)(2) − (3)(7)] k
A × B = (15 + 4)i + (−14 − 20)j + (8 − 21)k
A × B = 19 i −34 j − 13k

Lumayan repot kalau mau dihafal rumus perkalian di atas, alternatifnya dengan cara yang kedua,

Cara Kedua:
A = 4i + 3j − 2k
B = 7i + 2j + 5k
Susun dua vektor di atas hingga seperti bentuk berikut:

Untuk mempermudah perkalian, tambahkan dua kolom di sebelah kanan susunan yang telah dibuat
tadi hingga seperti berikut:

Beri tanda plus dan minus, ikuti contoh berikut:

Kalikan menyilang ke bawah terlebih dahulu dengan memperhatikan tanda plus minus yang telah
dibuat, lanjutkan dengan menyilang ke atas,
A × B = (3)(5) i + (−2)(7) j + (4)(2)k − (7)(3)k − (2)(−2) i − (5)(4) j
A × B = 15 i −14 j + 8 k − 21k + 4 i − 20j
A × B = (15 + 4) i + (− 14 − 20) j + (8 − 21) k
A × B = 19 i − 34 j − 13 k

A. Definisi, Gambar, dan Notasi Vektor

Seperti telah disinggung sebelumnya, besaran vektor adalah besaran yang memiliki nilai dan arah.
Dalam ilmu Fisika, banyak besaran yang termasuk vektor, di antaranya perpindahan, gaya,
kecepatan, percepatan, dan momentum. Selain besaran vektor, ada juga besaran yang hanya
memiliki nilai. Besaran seperti ini disebut besaran skalar. Besaran yang termasuk besaran skalar, di
antaranya massa, waktu, kuat arus, usaha, energi, dan suhu. Sebuah vektor digambarkan oleh
sebuah anak panah. Panjang anak panah mewakili besar atau nilai vektor, sedangkan arah anak
panah mewakili arah vektor. Notasi atau simbol sebuah vektor dapat menggunakan satu atau dua
huruf dengan tanda panah di atasnya, misalnya
atau . Akan tetapi, dalam buku ini, vektor digambarkan oleh sebuah huruf yang dicetak tebal
dan miring, misalnya A atau B. Gambar 1. menunjukkan gambar beberapa vektor dengan notasinya.

Gambar 1. Beberapa contoh gambar dan notasi vektor.

Titik A disebut titik pangkal vektor dan titik B disebut ujung vektor. Besar sebuah vektor dapat ditulis
dengan beberapa cara, di antaranya dengan memberi tanda mutlak (||) atau dicetak miring tanpa
ditebalkan. Sebagai contoh, besar vektor A ditulis |A|atau A dan besar vektor B ditulis |B|atau B. Arah
sebuah vektor dinyatakan oleh sudut tertentu terhadap arah acuan tertentu. Umumnya, sudut yang
menyatakan arah sebuah vektor dinyatakan terhadap sumbu-x positif. Gambar 2. memperlihatkan
tiga buah vektor A, B, dan C dengan arah masing-masing membentuk sudut 45°, 90°, dan 225°
terhadap sumbu-x positif.

Gambar 2. Arah vektor dinyatakan oleh sudut yang dibentuknya terhadap sumbu positif.

B. Penjumlahan Vektor Menggunakan Metode Grafis dan Analitis

Pernahkah Anda membayangkan jika Anda berenang di sungai searah dengan aliran sungai,
kemudian Anda tiba-tiba berbalik arah 90° dari arah pergerakan semula? Apakah posisi terakhir Anda
tepat sesuai keinginan Anda? Tentu tidak, arah akhir posisi Anda tidak akan membentuk sudut 90°
dari posisi semula karena terdapat hambatan arus sungai yang membuat arah gerak Anda tidak tepat
atau menyimpang. Anda dapat menentukan posisi akhir Anda dengan cara menjumlahkan vektor
gerak Anda, baik perpindahannya maupun kecepatannya. Apakah Anda mengetahui cara
menjumlahkan dua buah vektor?

Penjumlahan vektor tidak sama dengan penjumlahan skalar. Hal ini karena vektor selain memiliki
nilai, juga memiliki arah. Vektor yang diperoleh dari hasil penjumlahan beberapa vektor disebut vektor
resultan.

Berikut ini akan dibahas metode-metode untuk menentukan vektor resultan.

1. Resultan Dua Vektor Sejajar

Misalnya, Anda bepergian mengelilingi kota Palu dengan mengendarai sepeda motor. Dua jam
pertama, Anda bergerak lurus ke timur dan menempuh jarak sejauh 50 km. Setelah istirahat
secukupnya, Anda kembali melanjutkan perjalanan lurus ke timur sejauh 30 km lagi. Di lihat dari
posisi asal, Anda telah berpindah sejauh sejauh 50 km + 30 km = 80 km ke timur. Dikatakan, resultan
perpindahan Anda adalah 80 km ke timur. Secara grafis, perpindahan Anda seperti diperlihatkan
pada Gambar 3.
Gambar 3. Menjumlahkan dua vektor searah.

Sedikit berbeda dengan kasus tersebut, misalnya setelah menempuh jarak lurus 50 km ke timur,
Anda kembali lagi ke barat sejauh 30 km. Relatif terhadap titik asal, perpindahan Anda menjadi 50 km
– 30 km = 20 km ke timur. Secara grafis, perpindahan Anda diperlihatkan pada Gambar 4.

Gambar 4. Menjumlahkan dua vektor berlawanan arah.

Dari kedua contoh, seperti yang diperlihatkan pada Gambar 3. dan Gambar 4, menjumlahkan dua
buah vektor sejajar mirip dengan menjumlahkan aljabar biasa. Secara matematis, resultan dua buah
vektor sejajar, yakni, sebagai berikut. Jika vektor A dan B searah, besar vektor resultan R, adalah

R = |A+B| (1-1)

dengan arah vektor R sama dengan arah vektor A dan B. Sebaliknya, jika kedua vektor tersebut
berlawanan, besar resultannya adalah

R = |A-B| (1-2)

dengan arah vektor R sama dengan arah vektor yang terbesar.

2. Resultan Dua Vektor yang Saling Tegak Lurus

Misalnya, Anda memacu kendaraan Anda lurus ke timur sejauh 40 km dan kemudian berbelok tegak
lurus menuju utara sejauh 30 km. Secara grafis, perpindahan Anda seperti diperlihatkan pada
Gambar 5.
Gambar 5. Menjumlahkan dua vektor yang saling tegak lurus.

Besar resultan perpindahannya, r, diperoleh menggunakan Dalil Pythagoras, yakni sebagai berikut :

dan arahnya

terhadap sumbu-x positif (atau 37° dari arah timur).

Dari contoh kasus tersebut, jika dua buah vektor, A dan B, yang saling tegak lurus akan
menghasilkan vektor resultan, R, yang besarnya :

(1-3)

dengan arah

(1-4)

terhadap arah vektor A dengan catatan vektor B searah sumbu-y dan vektor A searah sumbu-x.

3. Resultan Dua Vektor yang Mengapit Sudut


Sekarang tinjau dua buah vektor, A dan B, yang satu sama lain mengapit sudut seperti yang
diperlihatkan pada Gambar 6 (a). Gambar vektor resultannya dapat diperoleh dengan cara
menempatkan pangkal vektor B di ujung vektor A. Selanjutnya, tarik garis dari titik pangkal vektor A
ke titik ujung vektor B dan buatkan panah tepat di ujung yang berimpit dengan ujung vektor B. Vektor
inilah, R, resultan dari vektor A dan B. Hasilnya seperti diperlihatkan pada Gambar 6 (b).

Gambar 6. (a) Vektor A dan vektor B mengapit sudut. (b) Menggambarkan vektor resultan dari vektor A dan vektor B.

Besar vektor resultan, R, dapat ditentukan secara analitis sebagai berikut.

Perhatikan Gambar 7. Vektor C dan D diberikan sebagai alat bantu sehingga vektor A + C tegak lurus
vektor D dan ketiganya membentuk resultan yang sama dengan resultan dari vektor A dan B, yakni
R.

Gambar 7. Menentukan besar resultan dua buah vektor secara analitis.

Dengan menggunakan Dalil Pythagoras, besarnya vektor resultan R adalah :

Selanjutnya, juga dengan menggunakan Dalil Pythagoras, dari gambar diperoleh :

C2 + D2 = B2

dan dari trigonometri,

Dengan memasukkan dua persamaan terakhir ke persamaan pertama, diperoleh besarnya vektor
resultan R.
(1-5)

4. Selisih Dua Vektor yang Mengapit Sudut

Vektor A dan vektor -A, memiliki besar yang sama, yakni |A| = |–A| = A, tetapi arahnya berlawanan
seperti diperlihatkan pada Gambar 8.

Gambar 8. Vektor A Negatif dari sebuah vektor A.

Selisih dari dua buah vektor, misalnya vektor A – B, secara grafis sama dengan jumlah antara vektor
A dan vektor –B, seperti diperlihatkan pada Gambar 9.

Gambar 9. Selisih dua buah vektor.

Secara matematis, vektor selisihnya ditulis R = A – B.

Secara analitis, besar vektor selisihnya ditentukan dari Persamaan (1–5) dengan mengganti θ
dengan 180–θ. Oleh karena, cos (180° – θ ) = –cosθ sehingga diperoleh :

(1-6)

Catatan Fisika :

cos (180 – θ ) = –cosθ. Hal ini dikarenakan cos (180 – θ) sama dengan cos(180) cosθ + sin (180) sin
θ di mana nilai cos (180) = –1 dan nilai sin (180) = 0.Bagaimana jika cos (180 + θ )? Apakah sama
dengan –cosθ ?

5. Melukis Resultan Beberapa Vektor dengan Metode Poligon


Jika terdapat tiga buah vektor, A, B, dan C, yang besar dan arahnya berbeda seperti diperlihatkan
pada Gambar 10 (a), resultannya dapat diperoleh dengan cara menggunakan metode poligon, yakni
sebagai berikut.

a. Hubungkan titik tangkap vektor B pada ujung vektor A dan titik pangkal vektor C pada ujung vektor
B.
b. Buat vektor resultan, R, dengan titik tangkap sama dengan titik pangkal vektor A dan ujung
panahnya tepat di titik ujung vektor C.

Hasilnya seperti diperlihatkan pada Gambar 10 (b).

Gambar 10. Menggambarkan resultan beberapa vektor dengan metode poligon.

Secara matematis, vektor resultan pada Gambar 10. ditulis sebagai berikut.

R=A+B+C

6. Vektor Nol

Vektor nol adalah vektor hasil penjumlahan beberapa buah vektor yang hasilnya nol. Sebagai contoh,
lima buah vektor, A, B, C, D, dan E, menghasilkan resultan sama dengan nol maka secara matematis
ditulis

A+B+C+D+E=0

Dengan menggunakan metode poligon, secara grafis vektor-vektor tersebut diperlihatkan seperti
pada Gambar 11. Perhatikan bahwa ujung vektor terakhir (vektor E) bertemu kembali dengan titik
pangkal vektor pertama (vektor A).
Gambar 11. Penjumlahan lima buah vektor yang menghasilkan vektor nol.

Contoh Soal 1 :

Dua buah vektor satu sama lain membentuk sudut 60°. Besar kedua vektor tersebut sama, yakni 5
satuan. Tentukanlah :

a. resultan, dan
b. selisih kedua vektor tersebut.

Kunci Jawaban :

Misalnya, kedua vektor tersebut adalah A dan B. Besarnya, A = B = 5 dan sudutnya θ = 60°. Dengan
menggunakan Persamaan (2–5) dan (2–6), diperoleh :

a. resultannya

b. selisihnya

C. Menjumlahkan Vektor dengan Metode Uraian

Dalam beberapa kasus, seringkali Anda menjumlahkan beberapa vektor yang lebih dari dua buah.
Secara grafis, metode yang digunakan adalah metode poligon, seperti yang telah disinggung
sebelumnya. Akan tetapi, bagaimanakah cara menentukan besar dan arah vektor resultannya? Salah
satu metode yang digunakan adalah metode uraian, seperti yang akan di bahas pada sub-subbab
berikut ini.

1. Menguraikan Vektor Menjadi Vektor Komponennya

Sebuah vektor dapat diuraikan menjadi dua buah vektor yang saling tegak lurus. Vektor-vektor baru
hasil uraian disebut vektor-vektor komponen. Ketika sebuah vektor telah diuraikan menjadi vektor-
vektor komponennya, vektor tersebut dianggap tidak ada karena telah diwakili oleh vektor-vektor
komponennya. Sebagai contoh, ketika Anda menguraikan sekarung beras 50 kg menjadi dua karung
dengan masing-masing 20 kg dan 30 kg, apakah karung yang berisi 50 kg tetap ada?

Gambar 12. Menguraikan sebuah vektor menjadi dua vektor komponen yang saling tegak lurus.

Gambar 12. memperlihatkan sebuah vektor A yang diuraikan menjadi dua buah vektor komponen,
masing-masing berada pada sumbu-x dan sumbu-y. Ax adalah komponen vektor A pada sumbu-x
dan Ay adalah komponen vektor A pada sumbu-y. Dengan mengingat definisi sin θ dan cos θ dari
trigonometri, besar setiap komponen vektor A dapat ditulis sebagai berikut.

Ax = A cos θ dan Ay = A sinθ (1-7)

Sementara itu, dengan menggunakan Dalil Pythagoras diperoleh hubungan :

(1-8)

Selanjutnya, hubungan antara Ax dan Ay diberikan oleh :


(1-9)

Contoh Soal 2 :

Sebuah vektor panjangnya 20 cm dan membentuk sudut 30° terhadap sumbu-x positif seperti
diperlihatkan pada gambar.

Tentukanlah komponen-komponen vektor tersebut pada sumbu-x dan sumbu-y.

Kunci Jawaban :

Gunakan Persamaan (1–7) maka diperoleh :

Ax = Acos30o

dan

Ay = Asin30o

2. Menjumlahkan Vektor Melalui Vektor-Vektor Komponennya


Menjumlahkan sejumlah vektor dapat dilakukan dengan menguraikan setiap vektor menjadi
komponen-komponennya ke sumbu-x dan sumbu-y pada koordinat kartesius. Metode seperti ini
disebut metode uraian.

Berikut adalah tahapan-tahapan untuk mencari besar dan arah vektor resultan dengan metode
uraian.

a. Buat koordinat kartesius x-y.


b. Letakkan titik tangkap semua vektor pada titik asal (0,0). Hati-hati, arah vektor tidak boleh berubah.
c. Uraikan setiap vektor, yang tidak berimpit dengan sumbu-x atau sumbu-y, menjadi komponen-
komponennya pada sumbu-x dan sumbu-y.
d. Tentukanlah resultan vektor-vektor komponen pada setiap sumbu,

misalnya :

x ΣR = resultan vektor-vektor komponen pada sumbu-x.


y ΣR = resultan vektor-vektor komponen pada sumbu-y.

e. Besar vektor resultannya

(1-10)

dan arahnya terhadap sumbu-x positif

(1-11)

Contoh Soal 3 :

Tiga buah vektor gaya masing-masing besarnya F1 = 10 N, F2 = 30 N, dan F3 = 20 N. Arah ketiga


vektor tersebut ditunjukkan pada gambar. Tentukanlah resultan ketiga vektor tersebut (besar dan
arahnya).
Kunci Jawaban :

Diketahui: F1 = 10 N, F2 = 30 N, dan F3 = 20 N.

Uraian setiap vektor pada sumbu-x dan sumbu-y, seperti diperlihatkan pada gambar berikut ini.

Besar komponen-komponen setiap vektornya adalah:

F1x = F1 cos 37° = 10 N × 0,8 = 8 N


F1y = F1 sin 37° = 10 N × 0,6 = 6 N
F2x = F2 cos 53° = 30 N × 0,6 = 18 N
F2x = F2 sin 53° = 30 N × 0,8 = 24 N
F3x = F3 sin 37° = 20 N × 0,6 = 12 N
F3x = F3 cos 37° = 20 N × 0,8 = 16 N

Resultan pada sumbu-x dan sumbu-y masing-masing:

ΣRx = F1x – F2x – F3x = 8 – 18 – 12 = –22 N


ΣRy = F1y – F2y – F3y = 6 + 24 – 12 = 18 N

Dengan demikian, besar resultan ketiga vektor tersebut adalah :

dan arahnya terhadap sumbu-x positif

Contoh Soal 4 :

Ditentukan dua buah vektor yang sama besarnya, yaitu F. Bila perbandingan antara besar jumlah dan
selisih kedua vektor sama dengan 3 maka sudut yang dibentuk kedua vektor tersebut adalah ....

a. 30°
b. 37°
c. 45°
d. 60°
e. 120°

Kunci Jawaban :

Diketahui dua buah vektor besarnya = F


Besar jumlah vektor adalah :

Besar selisih kedua vektor adalah :

Jika perbandingan nilai R1 dan R2 adalah maka sudut θ dapat dihitung sebagai berikut :

2F2 + 2F2 cosθ = 6F2 – 6F2 cosθ


8F2 cosθ = 4F2
cosθ = 1/2
θ = 60°

Jawab: d

Contoh Soal 5 :

Tiga vektor masing-masing F1 = 10 N, F2 = 16 N, dan F3 = 12 N, disusun seperti pada gambar. Jika


α = 37°, besar resultan ketiga vektor adalah ....

a. 5 N
b. 8 N
c. 10 N
d. 12 N
e. 18 N

Kunci Jawaban :

Diketahui: F1 = 10 N, F2 = 16 N, dan F3 = 12 N.

Besar komponen pada sumbu- F1 = F1 cosα = 10 cos 37° = 8 N


F2 = 16 N
F3 = 0 N

Besar komponen pada sumbu- F1 = F1 sinα = 10 sin 37° = 6 N


F2 = 0 N
F3 = 12 N

ΣF = 8 – 16 + 0 = 8
ΣF = 6 + 0 – 12 = – 6
Jawab: c

Rangkuman :

1. Besaran skalar adalah besaran yang memiliki nilai saja (contoh: jarak, laju, luas, volume,
suhu, dan energi).
2. Besaran vektor adalah besaran yang memiliki nilai dan arah. (contoh: perpindahan,
kecepatan, percepatan, dan gaya).
3. Notasi atau simbol sebuah vektor dapat menggunakan satu atau dua huruf dengan tanda
panah di atasnya atau dengan dicetak tebal.
4. Penjumlahan vektor dapat menggunakan metode grafis, analitis, poligon, dan ukuran.
5. Jika dua buah vektor membentuk sudut α, resultan dan selisih keduanya dapat dihitung
dengan persamaan:
Soal 2: Keseimbangan benda tegar pada batang dengan tegangan tali

Pada gambar tersebut jika batang AB homogen dengan panjang 80 cm dan berat 18 N. Pada ujung B
digantungkan beban dengan berat 30 N. Batang ditahan dengan tali BC. Jika AC = 60 cm, tegangan talinya
adalah ….
Penyelesaian:
Pada dasarnya soal di atas dapat diselesaikan dengan syarat ?F= 0. Untuk memudahkan gambar diagram
gayanya.
A = 0
W1.(0,4m) + w2.(0,8m) – Ty . (0,8 m)=0
18 x 0,4 + 30 x 0,8 – T sin ? x 0,8 =0
7,2 + 24 – Tx 0,6 x 0,8 =0
31,2 = 0,48 T

Soal 3: Keseimbangan benda tegar: Koefisien tangga pada lantai


Batang AB panjang 5 meter dan massanya 5 kg disandarkan pada dinding, seperti gambar berikut:

Jika antara tangga dengan dinding licin, tentukan besar koefisien gesek lantai dengan ujung B agar tangga
seimbang!
Penyelesaian
Diagram gaya untuk soal tersebut adalah sebagai berikut:

Untuk menyelesaikan soal ini syarat yang harus dipenuhi adalah: Fx= 0; Fy= 0; ?? = 0

Fx= 0
f B – NA = 0
B.NB – NA = 0
NA = B.NB

Fy= 0
NB – w =0
NB = w = 50 N

=0
-W (1,5) + NA (4) = 0
-50 (1,5) + 4 NA = 0
NA = 18,75
B.NB = 18,75
B.50= 18,75

Bila hanya untuk menentukan besar koefisien gesek antara lantai dengan tangga, soal di atas dapat
diselesaikan dengan tips berikut:

Anda mungkin juga menyukai