Anda di halaman 1dari 19

Analisis struktur 2

KONSEP DASAR DAN AWALAN TENTANG


ANALISIS STRUKTUR DENGAN METODE MATRIKS
Pengetahuan Umum Tentang Struktur

Suatu bangunan teknik sipil haruslah memiliki elemen-elemen struktur (seperti


balok, kolom, pelat dll.) dengan dimensi penampang serta tulangan yang cukup
agar bangunan tersebut kuat, aman, nyaman dan ekonomis. Struktur yang kuat
berarti tegangan yang terjadi pada setiap penampang tidak melebihi kekuatan
bahan dari struktur. Struktur yang aman berarti untuk segala kondisi pembenanan,
struktur tersebut tidak runtuh.
Sebelum melakukan analisa struktur, struktur ril (seperti
gedung, kubah, bendungan dll.) yang akan dianalisa,
harus dibuat model mekanika teknik nya. Ada tiga jenis
model mekanika teknik untuk struktur yaitu:

1. Struktur rangka seperti; 2. Struktur plat / shell seperti;


rangka kuda-kuda, rangka 3. Struktur solid seperti:
plat lantai, tangki, kubah dll. bendungan, terowongan
gedung atau jembatan dll.
Struktur ini memakai elemen dll. Struktur ini memakai
Struktur ini menggunakan
elemen batang (elemen 1
pelat / shell (elemen 2 elemen kubus (elemen 3
dimensi). dimensi). dimensi).
Khusus yang dibahas disini adalah struktur rangka
dengan elemen batang. Ada banyak metode yang
dipakai dalam menganalisa struktur ini seperti metode
Slope Deflection, metode Cross, metode Takabeya,
metode Flexibilitas, dan metode Kekakuan. Secara
global metode metode itu dapat dikelompokan dalam
dua kelompok yaitu kelompok yang berbasis pada
teori flexibilitas dan yang berbasis pada teori
kekakuan. Semua metoda analisa diatas selain metode
kekakuan termasuk dalam kelompok yang pertama.
Pengertian Umum Metode Matriks
dalam Analisa Struktur

Metode Matrix adalah suatu pemikiran baru pada analisa


struktur, yang berkembang bersamaan dengan makin
populernya penggunaan komputer otomatis untuk
operasi operasi perhitungan aritmatika.
Analisa struktur dengan metode Di dalam ilmu Mekanika Teknik, konstruksi yang paling
matrix telah memberikan sederhana adalah konstruksi statis tertentu. Namun pada
kemungkinan-kemungkinan kebanyakan perencanaan teknis yang nyata, konstruksi
bagi proses idealisasi ini. Seperti yang dijumpai akan merupakan struktur-struktur yang
diketahui, suatu hal yang utama cukup komplex. Analisa suatu konstruksi yang statis
yang berhubungan dengan tertentu memang akan dapat segera diselesaikan
proses dari perencanaan dengan hanya menggunakan beberapa persamaan
struktur ialah menganalisa apa kesetimbangan
akibat dari pembebanan gaya-
gaya pada konstruksi yang
ditinjau
Dengan demikian dapat disimpulkan di sini, bahwa hal yang utama
dalam analisa struktur untuk menentukan baik itu deformasi ataupun stress
yang terjadi pada struktur, ialah sampai sejauh mana sudah diketahui
sifat karakteristik hubungan gaya dan deformasi dari elemen-elemen
struktur, dan memaksakan terpenuhinya semua syarat kompatibiliti dan
kesetimbangan. Jadi tiga hal mendasari analisa ini. yaitu:

1. Kesetimbangan.
3. Kompatibiliti, atau
Kontinuitas dari
2. Hubungan Stress deformasi
dan Strain, atau
gaya Dalam dan
Deformasi.
Dalam analisa matrix ini,
dikenal dua cara, yaitu :

1. Metode Kekakuan (Stiffness method,


atau displacement method)
2. Metode Fleksibilitas (Flexibility Method,
atau Force Method).

Kedua metode ini


masing-masing akan
diuraikan lebih lanjut
pada pasal di bawah ini.
Metode Kekakuan

Dengan metode kekakuan ini


sebenarnya dicari hubungan gaya
dengan lendutan. atau dinyatakan {Q} = [K] . {D}
secara matematis :

{Q} menyatakan gaya-gaya yang timbul pada titik-titik diskrit akibat diberikannya
lendutan {D} pada titik-titik tersebut. Tentu saja gaya {Q } adalah gaya yang
koresponding dengan lendutan{D}. Sedangkan [K] menyatakan kekakuan dari
struktur. Metode kekakuan ini juga disebut metode lendutan (Displacement Method),
karena analisa dimulai dengan "Lendutan '', sehingga dengan demikian urutan
kerjanya secara garis besar adalah sebagai berikut :
1. Kompatibiliti; yaitu mencari hubungan
antara deformasi dengan lendutan atau
secara tegasnya mencari deformasi apa
yang terjadi pada elemen-elemen dititik-
titik diskrit akibat diberikannya lendutan
pada struktur dititik-titik tersebut;

2. Persamaan hubungan stress dan strain,


yaitu mencari hubungan mengenai gaya-
gaya dalam yang timbul sebagai akibat
adanya deformasi pada elemen-elemen
struktur tersebut;

3. Kesetimbangan: langkah terakhir yang


menyatakan hubungan gaya luar dititik
diskrit dengan gaya-gaya dalam atau
mencari berapa besar gaya luar diujung
elemen yang tepat diimbangi oleh gaya-
gaya dalam elemen d ititik-titik diskrit
Dalam proses analisa tersebut akan mengenal
beberapa matrix yang penting sebagai berikut :

1. Matrix Deformasi [A], suatu matrix yang menyatakan hubungan


kompatibiliti, atau hubungan deformasi dan lendutan :

{d} = [A] {D} (3.1)

Dimana : {d} menyatakan deformasi dari elemen struktur


[A] adalah matrix deformasi
{D} Menyatakan lendutan di titik diskrit.
2. Matrix kekokohan intern elemen [S], suatu matrix yang memenuhi Hukum
Hooke. Dalam mana dinyatakan hubungan antara gaya dalam dan deformasi

{H} = [S] {d} (3.2)

Dimana : {H} menyatakan gaya dalam elemen


[S] adalah matrix kekokohan intern elemen
{d} menyatakan deformasi elemen .

2. Matrix kekokohan intern elemen [S], suatu matrix yang memenuhi Hukum
Hooke. Dalam mana dinyatakan hubungan antara gaya dalam dan deformasi

{H} = [S] {d} (3.2)

Dimana : {H} menyatakan gaya dalam elemen


[S] adalah matrix kekokohan intern elemen
{d} menyatakan deformasi elemen .
3. Matrix Statis [B], suatu matrix yang menyatakan kesetimbangan
antara gaya luar dan gaya dalam :

{Q} = [B] {H} (3.3)

Dimana : {Q} menyatakan gaya luar yang bekerja dititik diskrit


[B] adalah matrix statis
{H} menyatakan gava dalam elemen

Bila ketiga matrix diatas digabungkan, maka akan didapat hubungan:


{Q} = [B] {H}
{Q} = [ B] ( [S] {d} ) (3 .4)
{Q} = [B] [S] ( [A] {d} ) (3 .5)
{Q} = [B] [S] [A] {D} (3 .6)
{Q} = [K} {D} (3 .7)
Persamaan (3. 7) menrupakan persamaan inti dari metode kekakuan ini,
dimana [K] adalah rnatrix kekakuan struktur, dengan pcngertian :
[K] = [B] [S] [A] (3 .8)
Metode Fleksibilitas

Prinsip dari metode fleksibiltias ini adalah kebalikan dari metode kekakuan. Dengan
metode ini dicari hubungan lendutan dan gaya, atau dinyatakan secara matematis :
{D} = [F] . {Q} (2.2)

{D} menyatakan lendutan dititik diskrit yang kores ponding


dengan gaya {Q} . [ F ] menyatakan fleksibilitas dari
struktur. Metode fleksibilitas ini juga disebut sebagai
metode gaya (force method) karena analisa dimulai
dengan ''gaya” yaitu gaya-gaya dititik diskrit.
Ini adalah kebalikan dari metode kekakuan sehingga urutan
kerja analisa secara garis besar dalah sebagai berikut :

1. Kesetimbangan: yaitu berdasarkan prinsip


kesetimbangan menghitung gaya dalam
yang timbul pada elemen-elemen struktur
akibat bekerjanya gaya-gaya luar dititik-titik 2. Persamaan hubungan strain dan stress;
diskrit; atau dengan kata lain dicari yaitu mencari hubungan mengenai
hubungan gaya dalam dan gaya luar. deforrnasi yang terjadi pada elemen akibat
adanya gaya-gaya dalam tersebut.

3. Kompatibiliti: yaitu mencari hubungan antara lendutan


yang terjadi pada struktur dititik-titik diskrit, dengan
deformasi yang timbul pada elemen-clemen struktur,
dimana antara lendutan dan deformasi harus memenuhi
syarat kompatibiliti. Di sini dituntut kontinuitas dari deforrnasi
yang terjacti pada elemen-elemen struktur.
Sesuai dengan tiga tahapan di atas ini. maka akan
dijumpai beberapa matrix sebagai berikut :

1. Matrix statis [P], suatu matrix yang menyatakan


kesetimbangan antara gaya dalam dan gaya luar.

{H} = [ P ] . {O} (5. 1)

Dimana : {H} menyatakan gaya dalam elemen


[P] adalah matriks statis
{O} menyatakan gaya luar yang bekerja dititik diskrit

2. Matrix sifat bahan [M] , yaitu suatu matrix yang memenuhi Hukum Hooke yang
menyatakan hubungan antara deformasi dan gaya dalam.

{d} = [M] . {H} (5. 2)

Dimana : {d} menyatakan deformasi yang terjadi pada elemen dititik diskrit
[M] adalah matrix sifat bahan
{H} menyatakan gaya dalam elemen
3. Matrix kompatibiliti [ r ] , yaitu suatu matrix yang menyatakan hubungan antara lendutan dan
deformasi , dimana dinyatakan pada deformasi elemen harus dipaksakan suatu keadaan
kompatibiliti , yaitu elemen-elemen diskrit harus masih berhubungan satu sama lain sehingga
dengan demikian masih bisa mewakili struktur yang sebenarnya.

{D} = [r] . {d} (5. 3)

Dimana : {D} menyatakan lendutan di titik diskrit, [r] adalah matrix kompatibiliti, {d} menyatakan
deformasi elemen dititik diskrit.

Bila tiga matrix diatas dihubungkan kembali , maka akan


didapat hubungan
{D} = [r] .{d}
{D} = [ r ] ( [ M ] . { H} ) (5. 4)
{D} = [ r ] [ M ] ( [ P ] . { Q} ) (5. 5)
{D} = [r ] [ M ] [ P ] { Q} (5. 6)
{D} = [ F ] . { Q} (5. 7)

dimana [ F ] ialah matrix feksibilitas dengan pengertian


[F] [ r] . [ M ] . [ P ] (5. 8)
Kesimpulan

Jadi apakah Mula-mula diadakan ''kekangan-kekangan” sehingga


sebenarnya metode struktur tidak dapat bergerak pada waktu dibebani. Hal
kekakuan itu ? tersebut menjamin tercapainya kondisi kompatibiliti, tetapi
gaya-gaya dalam tidak seimbang, karena diperlukan gaya-
gaya luar untuk mencegah perpindahan-perpindahan.
Selanjutnya "kekangan-kekangan" dihilangkan, satu
demi satu. Untuk mempertahankan kondisi kompatibiliti dan
mengembalikan kondisi keseimbangan struktur tersebut. Hal
ini dilakukan dengan memecahkan satu susun persamaan-
persamaan keseimbangan. Hal-hal yang tidak diketahui
adalah lendutan dari struktur. Untuk struktur-struktur yang
besar dan komplex. metode ini lebih menguntungkan.
dengan alasan-alasan : Dengan cara ini, pekerjaan dapat
dikurangi.
Kesimpulan

Juga, apakah pula Perhitungan dimulai dengan mengambil suatu sistim


sebenarnya metode gaya luar dan gaya dalam yang berada dalam
fleksibilitas itu ? kesetimbangan. Selanjutnya sistim tersebut disesuaikan agar
benda tetap dalam kesetirnbangan dan kondisi
kompatibiliti tercapai.
Struktur statis tak tertentu harus dijadikan statis tertentu
dengan jalan "rnemotong-motong " struktur tersebut.
Selanjutnya gaya-gaya dan lendutan pada "potongan-
potongan " tersebut disesuaikan (kondisi kompatibiliti) satu
demi satu, sehingga bentuk asli struktur dapat dipulihkan.
Hal-hal yang tidak diketahui adalah gaya-gaya yang
diperlukan untuk menggabungkan struktur menjadi utuh
kembali.
Cukup Sekian Dari Kelompok
Kami Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai