Anda di halaman 1dari 9

EVALUASI JEMBATAN PENYEBERANGAN ORANG (JPO)

DI KOTA BANDA ACEH


Itahanna1, Fauzan Yusra Siregar1, Iqra Mona Meilinda1, Sherly Riskayana1, Muhammad alfaridzi1,
Hafsha Yanti Siregar1
1
Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala

ABSTRAK
Fasilitas bagi pejalan kaki, termasuk fasilitas penyeberangan, harus memperhatikan keselamatan,
keamanan, kemudahan, kelancaran, kenyamanan, keterpaduan sistem, dan daya tarik. Ketujuh
indikator tersebut saling berhubungan, sehingga perubahan salah satu indikator akan mempengaruhi
faktor yang lain. Di Kota Banda Aceh sejak beberapa tahun yang lalu sudah tersedia fasilitas jembatan
penyeberangan di beberapa titik. Kajian ini bertujuan untuk melakukan evaluasi terhadap fasilitas
jembatan penyeberangan orang dari segi kemanfaatan dan rancangan dengan melakukan analisis
kondisi fisik jembatan penyeberangan baik konstruksi bangunan dan lokasi, serta mengkaji tingkat
keamanan, kenyamanan dan keselamatan pengguna dari jembatan penyeberangan tersebut di beberapa
lokasi yang berbeda. Metode analisis deskriptif digunakan sebagai dasar kajian didukung dengan data
kuantitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan pengamatan langsung dan survey kepuasan terhadap
pengguna. Berdasarkan hasil survey lapangan dan pengolahan data diperoleh bahwa kondisi fisik 2
JPO di Kota Banda Aceh sudah tidak layak digunakan dan ada JPO terdapat di lokasi yang kurang
strategis. Hasil kajian ini sudah disampaikan kepada Dinas Perhubungan Provinsi Aceh secara
langsung melalui presentasi hasil kajian. Melalui kegiatan ini diharapkan pihak terkait dapat
melakukan tindak lanjut dari hasil kajian ini.

Kata kunci: jembatan penyeberangan, fasilitas pejalan kaki

PENDAHULUAN lalu lintas agar pejalan kaki mau untuk


menggunakan jembatan penyeberangan harus
Peningkatan kepadatan transportasi dijamin keamanan dan jarak berjalan tidak
memerlukan penanganan secara menyeluruh, terlalu bertambah jauh, serta jembatan
mengingat bahwa transportasi timbul karena penyeberangan dirancang dengan kriteria
adanya perpindahan manusia dan barang dari tertentu selain dapat memenuhi dari segi
satu tempat ke tempat lain, meningkatnya fungsi, kemanfaatan, stardar konstruksi,
perpindahan tersebut dituntut penyediaan keamanan, kenyamanan juga faktor lain yang
fasilitas penunjang guna membantu laju berhubungan dengan keselamatan pengguna
perpindahan manusia maupun barang agar maupun kelengkapan lainya atau jembatan
memenuhi ketentuan, kecepatan dan juga sebagai street furniture di lokasi jalan
keselamatan, dalam kondisi perkotaan yang tersebut.
selalu berkembang mobilitas manusia dari
tempat ketempat lain adalah tidak lepas Sibuknya jalan raya di kota, menjadikan kota
kegiatan yang harus dilakukan menyeberang tersebut tidak nyaman bagi pejalan kaki,
jalan, dimana pejalan kaki merupakan salah karena dimana-mana jalan tersebut dipenuhi
satu komponen lalu lintas yang sangat penting kendaraan bermotor dan tidak memberi
yang harus di jaga keselamatanya. kesempatan sedikitpun pada pejalan kaki.
Sedangkan masih rendahnya kesadaran
Jembatan penyeberangan jalan dipasang masyarakat memanfaatkan fasilitas
apabila diharuskan tidak ada pertemuan penyeberangan yang ada sebagai sarana
sebidang antara arus pejalan kaki dengan arus penyeberangan aman dan nyaman.

1
Beureueh, Bandar Baru, Kuta Alam,
Jembatan penyeberangan mempunyai fungsi Jambo tape, Depan Kantor Satpol PP dan
besar sebagai sarana perpindahan moda WH Banda Aceh, dilihat dari aspek
transportasi pejalan kaki yang akan keamanan, kenyamanan dan keselamatan ?
menyeberang, disini peranan jembatan
penyeberangan sangat penting bagi Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
penyeberang disekitar daerah yang rawan keberadaan jembatan penyeberangan dengan
kecelakaan lalu-lintas (fast moving), oleh lokasi yang berbeda dilihat dari kemanfaatan
karena itu jika sarana Zebra cross sudah tidak dan rancangan, menganalisis kondisi fisik
dapat mengatasi, peranan jembatan jembatan penyeberangan dilihat dari
penyeberangan dapat menggantikannya konstruksi bangunan dan tata letak, dan
sebagai alternatif keselamatan dalam mengkaji mengenai jembatan penyeberangan
menghindari kecelakaan lalu-lintas dan dilihat dari keamanan, kenyamanan dan
kemacetan jalan. keselamatan pengguna.

Selain fungsi pokok, fungsi dan peranan TINJAUAN PUSTAKA


sekunder dari jembatan penyeberangan yaitu
sebagai elemen atau bagian dari street Konsep Jembatan Penyeberangan
furniture dan pelengkap kota yang Menurut John J. Fruin (1971) dalam
keberadaanya harus tepat dan berfungsi perencanaan fasilitas bagi pejalan kaki,
dengan baik. termasuk fasilitas penyeberangan haruslah
Dari latar belakang yang telah diuraikan diatas memperhatikan tujuh sasaran utama yaitu:
dapat dirumuskan permasalahannya sebagai keselamatan (safety), keamanan (security),
berikut: kemudahan (convenience), kelancaran
 Bagaimana keberadaan jembatan (continuity), kenyamanan (comfort),
penyeberangan pada di Jalan Teuku Nyak keterpaduan sistem (system coherence), dan
Arief depan SDN 54 Banda Aceh, Jalan daya tarik (attractiveness). Ketujuh faktor
Teuku Moh. Daud Beureueh, Kuta Alam. tersebut saling berhubungan (inter-related)
Depan masjid Oman, Jalan Teuku Moh. dan saling tumpang tindih (overlapping).
Daud Beureueh, Bandar Baru, Kuta Alam, Berubahnya salah satu faktor akan
Jambo tape, Depan Kantor Satpol PP dan mempengaruhi perubahan faktor yang lain.
WH Banda Aceh, di lokasi yang berbeda,
dilihat dari kemanfaatan dan rancangan ? O’Flaherty (1997) mengelompokkan fasilitas
 Bagaimana kondisi fisik jembatan penyeberangan jalan menjadi dua jenis yaitu:
peyeberangan di Jalan Teuku Nyak Arief 1. Penyeberangan sebidang (at-grade
depan SDN 54 Banda Aceh, Jalan Teuku crossing)
Moh. Daud Beureueh, Kuta Alam. Depan 2. Penyeberangan tidak sebidang
masjid Oman, Jalan Teuku Moh. Daud (segregated crossing)
Beureueh, Bandar Baru, Kuta Alam,
Jambo tape, Depan Kantor Satpol PP dan Penyeberangan sebidang merupakan tipe
WH Banda Aceh, dilihat dari kekuatan fasilitas penyeberangan yang paling banyak
konstruksi dan tata letak ? digunakan karena biaya pengadaan dan
 Bagaimana kondisi fisik jembatan operasionalnya relatif murah. Bentuk paling
penyeberangan di Jalan Teuku Nyak Arief umum adalah berupa uncontrolled crossing
depan SDN 54 Banda Aceh, Jalan Teuku (penyeberangan tanpa pengaturan), light-
Moh. Daud Beureueh, Kuta Alam. Depan controlled crossing (penyeberangan dengan
masjid Oman, Jalan Teuku Moh. Daud lampu sinyal), dan person-controlled crossing

2
(penyeberangan yang diatur oleh manusia) karena ketinggian jembatan penyeberangan
(TRRL, 1991). harus disesuaikan dengan tinggi kendaraan
yang lewat dibawahnya (O’Flaherty 1997,
Penyeberangan tidak sebidang berupa TRRL 1991, Allos 1983, Fruin 1971).
pemisahan ketinggian antara pejalan kaki dan
kendaraan; pertama kali diperkenalkan oleh Menurut O’Flaherty (1997) faktor-faktor yang
Leonardo da Vinci yang merencanakan kota mempengaruhi penggunaan fasilitas
dengan sistem jalan raya berganda (double penyeberangan tidak sebidang, diurutkan
network streets) dimana para pejalan kaki berdasarkan yang terpenting menurut pejalan
berada di level atas dan kendaraan berada di kaki adalah:
level bawah (Fruin, 1974). 1. Jarak (directness of route)
2. Kemudahan (ease of negotiation)
Idealnya fasilitas penyeberangan jalan 3. Estetik (interest of specific features)
memang harus dipisahkan dari arus kendaraan 4. Pertimbangan lingkungan (general
berupa jembatan penyeberangan environmental appeal)
(overpass/crossingbridge/footbridge), 5. Keselamatan (safety)
penyeberangan bawah tanah
(subway/underpass/tunnel), dan jalan layang Menurut Hartanto (1986), pejalan kaki enggan
(skywalk) sehingga tidak terjadi konflik antara menggunakan jembatan karena malas dan
pejalan kaki dengan kendaraan dan tidak capai serta kondisi jembatan yang tidak
menimbulkan tundaan bagi kendaraan (TRRL, menyenangkan semisal, ketinggian jembatan,
1991; Hartanto, 1986, Levinson 1975, Wright sempit dan terjalnya tangga, kondisi kotor dan
1975, Bruce 1965). suram, serta adanya pengemis. Pejalan kaki
lebih memilih mengambil resiko tertabrak
Meskipun dibutuhkan biaya investasi yang kendaraan karena merasa lebih cepat dan
tinggi, fasilitas penyeberangan tidak sebidang praktis karena tidak perlu naik turun tangga.
mampu menjamin keselamatan penyeberang Hal lain yang mendorong penyeberangan
jalan (O’Flaherty 1997, TRRL 1991, Braun sebidang adalah adanya median jalan yang
1975), namun fasilitas tersebut kurang dapat dimanfaatkan sebagai refuge island pada
dimanfaatkan karena pejalan kaki cenderung saat menyeberang.
enggan untuk mengubah level ketinggian jalur
yang dilewatinya (TRRL 1991, Bruce 1965). Hal tersebut berarti jembatan penyeberangan
hanya akan digunakan jika rutenya lebih
Jembatan penyeberangan mempunyai lebih singkat daripada melalui penyeberangan
banyak keunggulan daripada penyeberangan sebidang. Untuk meningkatkan penggunaan
bawah tanah. Pembangunannya lebih mudah jembatan penyeberangan perlu diaplikasikan
dan lebih murah. Selain itu, penyeberangan pagar pembatas di tepi jalan dan atau di tengah
bawah tanah sering mengalami masalah antara jalan sehingga jika memilih menggunakan
lain: keamanan, ventilasi, pencahayaan dan penyeberangan sebidang harus menempuh rute
drainase (Allos 1983, Bruce 1965). Akan yang lebih panjang atau malah sama sekali
tetapi penyeberangan bawah tanah lebih tidak mungkin dilakukan (O’Flaherty 1997,
mampu melindungi pejalan kaki dari cuaca TRRL 1991, Hartanto 1986, Bruce 1965).
panas dan hujan daripada jembatan
penyeberangan. Syarat-syarat Khusus Jembatan
Penyeberangan
Jembatan penyeberangan juga memiliki Adapun syarat-syarat khusus untuk jembatan
kelemahan yaitu ketinggiannya, dimana penyeberangan orang adalah sebagai berikut:
semakin tinggi semakin banyak anak tangga,

3
• Lebar minimum jalur pejalan kaki dan Hak dan Kewajiban Pejalan Kaki
tangga adalah 2,00 m. Di dalam Undang-undang Republik Indonesia
• Pada kedua sisi jalur pejalan kaki dan Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
tangga harus dipasang sandaran dengan Angkutan Jalan, Bagian Keenam disebutkan
tinggi minimum 1,35 m. mengenai Hak dan Kewajiban Pejalan Kaki
• Ketinggian jembatan penyeberangan dalam Berlalu Lintas.
dengan jalan raya adalah 4,60 m (tidak
dilalui bus tingkat) dan 5,10 m (dilalui bus Pasal 131
tingkat). 1. Pejalan Kaki berhak atas ketersediaan
• Tinggi tanjakan minimum 15 cm dan fasilitas pendukung yang berupa
maksimum 21,5 cm. trotoar, tempat penyeberangan, dan
• Lebar injakan minimum 21,5 cm dan fasilitas lain.
maksimum 30,5 cm. 2. Pejalan Kaki berhak mendapatkan
• Jumlah tanjakan dan injakan disesuaikan prioritas pada saat menyeberang Jalan
dan ditetapkan berdasarkan tinggi lantai di tempat penyeberangan.
jembatan yang direncanakan. 3. Dalam hal belum tersedia fasilitas
sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Efektifitas Jembatan Penyeberangan Pejalan Kaki berhak menyeberang di
Efektifitas jembatan penyeberangan tempat yang dipilih dengan
dihitung dengan persamaan sebagai memperhatikan keselamatan dirinya.
berikut:
Efektifitas jembatan penyeberangan (%) = Pasal 132
𝐴
x 100% 1. Pejalan Kaki wajib:
𝐵 a. Menggunakan bagian Jalan yang
diperuntukkan bagi Pejalan Kaki
Dimana :
atau Jalan yang paling tepi; atau
A = Jumlah pejalan kaki yang menyeberang
b. Menyeberang di tempat yang
memakai jembatan penyeberangan;
telah ditentukan.
B = Jumlah pejalan kaki seluruhnya yang
2. Dalam hal tidak terdapat tempat
menyeberang jalan.
penyeberangan yang ditentukan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Efektifitas jembatan penyeberangan dapat
huruf b, Pejalan Kaki wajib
diklasifikasikan menjadi 5 kategori.
memperhatikan Keselamatan dan
Kelancaran Lalu Lintas.
Adapun klasifikasi tersebut dapat dilihat pada
3. Pejalan Kaki penyandang cacat harus
berikut ini :
mengenakan tanda khusus yang jelas
dan mudah dikenali orang lain.
Tabel 3.1. Klasifikasi Efektifitas Jembatan
Penyeberangan
METODE PENELITIAN
Persentase (%) Kategori
Lokasi Penelitian
0 - 20 Sangat tidak efektif
Kajian ini dilakukan di beberapa lokasi
21 - 40 Tidak efektif
sebagai berikut:
41 - 60 Cukup efektif
61 - 80 Efektif 1. Jembatan Penyeberangan yang terletak di
81 - Sangat efektif Jalan Teuku Nyak Arief depan SDN 54
Sumber
100 : DepartemenPerhubungan Banda Aceh

4
pengamatan langsung seperti quisioner dan
survey di lapangan, serta studi literature
dengan skema alur penelitian.

Perlengkapan Penelitian
Perlengkapan penelitian yang digunakan pada
penelitian ini terdiri dari peta dan skema lokasi
Gambar 3.1 Peta JPO Jalan Teuku Nyak Arief objek penelitian dari google maps, kuisioner,
Sumber : Google Map computer dan arloji.

2. Jembatan Penyeberangan yang terletak di Sistematika Penelitian


Jalan Teuku Moh. Daud Beureueh, Kuta Sistematika penelitian ini merupakan langkah-
Alam. Depan masjid Oman langkah penelitian dari awal pengumpulan
data hingga pengolahan data yang hasilnya
nanti dapat dijadikan sebagai dasar dalam
menarik kesimpulan dan menyelesaikan
masalah dalam penelitian ini.

Survei Pada Setiap Lokasi Jembatan


Penyeberangan Orang
Gambar 3.2 Peta JPO Jalan Teuku Moh. Daud
Kegiatan survei dilakukan untuk mengukur
Beureueh, Kuta Alam (Depan masjid Oman)
dan mendapatkan paramater yang dibutuhkan
Sumber : Google Map
agar mendapat gambaran mengenai kondisi
jembatan penyeberangan orang pada lokasi
3. Jembatan Penyeberangan Jalan Teuku
penelitian serta dampaknya terhadap para
Moh. Daud Beureueh, Bandar Baru, Kuta
pengguna jalan.
Alam, Jambo tape, Depan Kantor Satpol
PP dan WH Banda Aceh
Menentukan Parameter

Parameter dalam penelitian ini adalah


geometrik jalan, data jumlah kendaraan, dan
data penyeberang jalan.

Pengumpulan Data
Data merupakan komponen penting dalam
Gambar 3.3 Peta JPO Jalan Teuku Moh. Daud melakukan suatu penelitian maupun kajian.
Beureueh, Berikut adalah data-data yang di perlukan
Sumber : Google Map dalam penelitian ini:

Metode Penelitian Data Primer


Penelitian ini dilaksanakan dengan Data Primer merupakan data yang diperoleh
menggunakan metode analisis deskriptif. Data dari hasil pengamatan langsung di lapangan,
kuantitatif akan dianalisis dengan tabulasi dan meliputi :
data kualitatif dianalisis secara naratif Data Jumlah Pengguna JPO
sedangkan pengumpulan data dari lapangan Pengumpulan data karakteristik pengguna
akan menggunakan pengukuran langsung, jembatan penyeberangan dilakukan melalui
penyebaran kuisioner kepada responden

5
pengguna jembatan penyeberangan orang
untuk tiga lokasi yang berbeda.
Data Penyeberang Jalan
Penyeberang jalan mengacu kepada pejalan
kaki yang melintasi ruas jalan pada suatu
waktu tertentu.

Data sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh
dari sumber bacaan dan instansi yang
berhubungan dengan penelitian yang
dilakukan. Sumber bacaan merupakan Rentang Usia Pengguna JPO
referensi yang diperoleh dari buku, jurnal,
literatur, dan skripsi. Data sekunder yang
diperlukan dalam penelitian ini berupa peta
situasi lokasi jembatan penyeberangan orang
yang akan di teliti.

Teknik Analisis Data


Pada penelitian ini dimaksud untuk
memperoleh perbandingan setiap elemen yang
ada pada lokasi di setiap jembatan
penyeberangan orang. Pengolahan data
dilakukan dengan cara tabulasi hasil survey
terhadap responden untuk mendapatkan
Profesi Pengguna JPO
karakteriktik responden setiap lokasi JPO yang
berbeda, kemudian hasilnya disajikan dalam
2. Perbandingan Persepsi Masyarakat
bentuk bartchart untuk mengetahui bagaimana
Terhadap JPO di Jalan Teuku Nyak Arief
pandangan responden terhadap kondisi fisik,
di Depan SDN 54, Lingke
keamanan, kenyamanan dan keselamatan saat
menggunakan jembatan penyeberangan orang.
Dari grafik 4.1 dapat di jelaskan, bahwa aspek
kemanfaatan untuk orang adalah mendapat
HASIL DAN PEMBAHASAN
nilai sangat baik, ini berarti jembatan
Penggunaan Jembatan Penyeberangan dalam
penyebarangan ini sangat bermanfaat untuk
analisa ini berguna untuk mengetahui dampak
penyeberangan orang,Untuk aspek kemudahan
keberadaan Jembatan ditinjau dari aspek
penggunaan sangat bagus karena secara umum
kemanfaatan dan rancangan, aspek
persyaratan jembatannya memenuhi standar
persyaratan konstruksi dan tata letak,
yang ada dan tempatnya strategis karena
persyaratan keamanan dan kenyamanan
terletak di depan sekolah. Hanya saja lantai
untuk penyeberangan sebagaimana terlihat
jembatan sudah rusak berkorosi namun
pada uraian dibawah:
aksesnya masih terjangkau, Dan atap jembatan
banyak yang sudah tidak layak pakai.
Analisa JPO Jalan Teuku Nyak Arief Di
Depan SDN 54, Lingke
1. Karakteristik Responden di JPO Jalan
Teuku Nyak Arief di Depan SDN 54,
Jeulingke

6
MULAI Analisa JPO Jalan Jalan Teuku Moh.Daud
Beureueh, Jambo Tape
1. Karakteristik Responden di JPO Jalan
Perumusan Masalah
Teuku Moh. Daud Beureueh, Depan
Kantor WH, Jambo Tape

Studi Literatur

Survei Lokasi

Menentukan Parameter

Data Primer: Rentang Usia Pengguna JPO


1. Data Geometrik Jalan Data Sekunder :
2. Data Jumlah Kendaraan Peta lokasi penelitian
3. Data Penyeberang Jalan

Analisis data :
1. Metode AHP
2. Perbandingan berpasangan setiap
elemen

Profesi Pengguna JPO

Hasil dan Pembahasan

2. Perbandingan Persepsi Masyarakat


Terhadap JPO di Jalan
Kesimpulan dan Saran
Teuku Moh. Daud Beureueh, Depan
Kantor WH, Jambo Tape

Selesai Dari grafik di atas dapat di jelaskan, bahwa


aspek kemanfaatan untuk orang adalah
mendapat nilai sangat baik.

7
Gambar 4.1 Perbandingan Persepsi Masyarakat Terhadap JPO di Jalan Teuku Nyak Arief

Gambar 4.2 Perbandingan Persepsi Masyarakat Terhadap JPO di Simpang Jambo Tape

Jembatan penyebarangan ini sangat Analisa JPO Jalan Jalan Teuku Moh. Daud
bermanfaat untuk penyeberangan orang, Beureueh, Kuta Alam, Lampriet
Berdasarkan tata letaknya JPO tersebut kurang Bedasarkan hasil survey, diperoleh bahwa di
strategis dikarenakan pada lokasi yang sama salah satu JPO (Jalan Teuku Moh. Daud
terdapat zebra cross pada traffic light, Beureueh, Kuta Alam. Depan masjid Oman,
sehingga penyeberang lebih memilih Lamprit) kondisinya sudah memprihatinkan
penyebarangan sebidang yang lebih praktis seperti lantai yang sudah berkarat, atapnya
dan mudah dijangkau. Walaupun pada saat tidak ada, Keropos.
survey, memang tidak terlihat satu orang pun
yang menyeberang melalui zebra cross Berdasarkan tata letaknya JPO tersebut kurang
tersebut. strategis dikarenakan pada lokasi yang sama
terdapat zebra cross pada traffic light,

8
sehingga penyeberang lebih memilih Aceh dengan pengelompokan zona yang
penyebarangan sebidang yang lebih praktis berbeda, material dan system penyeberanan
dan mudah dijangkau. Walaupun pada saat yang berbeda.
survey, memang tidak terlihat satu orang pun
yang menyeberang melalui zebra cross ACKNOWLEDGEMENT
tersebut. Kajian ini merupakan bagian dari Kegiatan
Pengabdian Masyarakat yang dilakukan oleh:
KESIMPULAN DAN SARAN 1. Dr. Yusria Darma, S.T, M.Eng.Sc.,
2. Dr. Renni Angraini, ST, M.Eng
Kesimpulan
3. Juliana Fisaini, ST., MT
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa
JPO Jalan Teuku Nyak Arief di Depan SDN DAFTAR PUSTAKA
54, Lingke di dapat bahwa kondisi fisik Setiawan, ST., MT, Rudy. (2006). Faktor-
jembatan tersebut terlihat pelindung atap Faktor Yang Mempengaruhi Pemanfaatan
beberapa sudah terlepas sehingga membuat Jembatan Penyeberangan. Simposium IX
pengguna JPO merasa kurang nyaman dan FSTPT, Universitas Brawijaya.
tidak terlindungi dari cuaca panas ataupun
hujan Sylviana, Rika. (2005). Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Pemanfataan Jembatan
JPO Jalan Teuku Moh. Daud Beureueh, Depan Penyeberangan (Studi kasus: JPO Jalan
Kantor WH, Jambo Tape di peroleh bahwa Jenderal Ahmad Yani Kota Bekasi).
kondisi fisik jembatan masih bagus dan layak
digunakan, namun untuk ukuran proporsi Syaifullah. (2010). Pengenalan Metode AHP
jembatan masih tergolong sempit dibandingkan (Analytical Hierarchy
JPO yang lain. Dari segi kemudahan Process).Syaifullah08.Wordpress.Com
penggunaan dan kenyamanan didapat bahwa
responden dapat mengaksesnya dengan mudah. Presiden Republik Indonesia, "Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun
JPO Jalan Teuku Moh. Daud Beureueh, Kuta 2009 Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan
Alam. Depan masjid Oman, Lamprit diperoleh Jalan." (2009).
bahwa kondisi fisik jembatan sudah tidak
layak pakai dikarenakan kondisi JPO yang
sudah memprihatinkan seperti tangganya yang
sudah berkarat, lantainya sudah keropos dan
pelindung atap yang sudah tidak ada. Hal ini
menyebabkan masyarakat takut dan enggan
untuk menggunakannya sehingga JPO tersebut
sudah tidak berfungsi lagi sebagaimana
mestinya.

Saran
Hasil penelitian yang telah dilakukan
dirasakan masih jauh dari sempurna, maka
perlu dilakukan penelitian lanjutan yang
mencakup aspek-aspek lain yang lebih
lengkap. Untuk meneliti aspek lainya agar
mendapatkan hasil yang lebih sempurna, dapat
dilakukan penelitian di jembatan
penyebrangan yang ada disekitar kota Banda

Anda mungkin juga menyukai