Anda di halaman 1dari 12

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

(KOLAM RETENSI)
Dosen: Erin Chaniago,ST,Msc

UMSU
Unggul|Cerdas|Terpercaya

D
I
S
U
S
U
N
OLEH:MUHAMMAD FAHRY BAYONTA
(2007210093)
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA MEDAN
2023

1
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah swt yang maha pengasih lagi maha penyanyang,Saya panjatkan puja dan puji
syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada saya, sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “KOLAM RETENSI”
Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas yang telah diberikan ,sesuai dengan ketentuan yang telah
diberikan oleh dosen pengampu mata kuliah
Saya menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurang dalam makalahini. Oleh karena itu, kritik dan saran
dari berbagai pihak sangat diperlukan untukperbaikan makalah ini agar dapat terwujud dengan baik. Semoga
makalah inidapat bermanfaat bagi kami dan para pembaca pada umumnya, mohon maaf apabila ada
kekurangan dalam penyusunan makalah ini.

MEDAN, 28 MEI 2023

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR. .2

DAFTAR ISI. 3

BAB I PENDAHULUAN..
1.1 Latar Belakang. 4
1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan. 5
BAB 2 PEMBAHASAN.

2.1 Pengertian Kolam Retensi. 7


2.2 Fungsi Kolam Retensi..............
2.3 Jenis Kolam Retensi....
2.4 Bangunan Pelengkap...
2.4.1 Bangunan Pelindung.. ......9
2.4.2Bangunan Pengatur.

2.4.3 Bangunan Pendukung.

BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan.. 11
3.2 Saran. ...11

DAFTAR PUSTAKA. 12

3
BABI
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan ekonomi yang melaju pesat membawa dampak positif bagi Indonesia. Namun dibalik
kemajuan ekonomi tersebut semakin banyak pembangunan dilakukan dengan tidak mempertimbangkan dari segi
kelestarian lingkungan. tentu saja hal imi berdampak pada terjadinya banjir,genangan air serta menurunnya
permukaan tanah. Banjir sendiri dipicu oleh hilangnya daerah resapan akibat penggunaan lahan yang terbilang
luas, meningkatnya jumlah penduduk dan sebagainya.

Hal ini berdampak pada penyempitan sungai, sehingga air meluap dan memicu terjadinya
banjir.Penyebab lain terjadinya banjir yaitu adanya kerusakan lingkungan pada daerah hulu seperti membabat
hutan yang tidak terkontrol padahal hutan dengan vegetasinya dapat menghambat laju run- off dan mempercepat
laju infiltrasi air hujan ke dalam tanah. Selain itu, iklim tropis yang dimiliki oleh Indonesia juga menjadi slaah satu
penyebab banjir. Adanya evaporasi yang tinggi, kelembapan yang tinggi dan suhu yang tinggi serta ditambah
kondisi hutan yang gundul menambah faktor penyebab banjir. Permasalahan banjir dan drainase memang selalu
menjadi permasalahan di Indonesia.

Banyak solusi untuk mencegah terjadinya banjir dan salah satu tindakan yang dapat dilakukan untuk
mencegah banjir agar tidak menyebar yaitu dengan membuat kolam retensi. Dari hasil beberapa penelitian dapat
dilihat dari analisa hidrograf bahwa pemakaian Kolam Retensi ternyata dapat mengendalikan besarnya debit
puncak dengan menekan atau memotong puncak banjir yang seharusnya terjadi.

1.2 Rumusan Masalah

Dari paparan latar belakang diatas dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa definisi dari kolan retensi sendiri?
2.Apa fungsi atau kegunaan kolam retensi?
3.Apa saja jenis-jenis dari kolam retensi?
4. Apa saja bangunan pelengkap yang ada pada kolam retensi?

4
1.3 Tujuan
Dengan adanya rumusan masalah yang telah dipaparkan dapat diketahui tujuan dari pembuatan
makalah ini,yaitu:
1. Mengetahui pengertian atau definisi dari kolam retensi
2. Mengetahui kegunaan atau fungsi kolam retensi
3. Mengetahui apa saja jenis-jenis dari kolam retensi
4. Mengetahui apa saja bangunan pelengkap yang ada pada kolam retensi

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kolam Retensi

Kolam retensi adalah suatu bak atau kolam yang dapat menampung atau meresapkan air sementara
yang terdapat di dalamnya. Kolam retensi dibagi menjadi 2 macam tergantung dari bahan pelapis dinding dan
dasar kolam, yaitu kolam alami dan kolam buatan. Kolam alami adalah kolam retensi berbentuk cekungan
atau bak resapan yang sudah terbentuk secara alami dan dapat dimanfaatkan baik pada kondisi aslinya atau
dilakukan penyesuaian. Kolam buatan atau kolam non alami adalah kolam retensi yang dibuat sengaja
didesain dengan bentuk dan kapasitas tertentu pada lokasi yang telah direncanakan sebelumnya dengan
lapisan material yang kaku, seperti beton.
Untuk merencanakan pembangunan kolam retensi diperlukan analisis hidrologi untuk menentukan besarnya
debit banjir rencana akan berpengaruh terhadap besarnya debit maksimum maupun kestabilan konstruksi yang akan
dibangun. Kemudian diperlukan data curah hujan untuk rencangan pemanfaatan air dan rancangan bangunan air adalah
curah hujan rata-rata di seluruh daerah yang bersangkutan, bukan curah hujan pada suatu titik tertentu
(Sosrodarsono,1993).
Selain data tersebut, debit air kotor juga perlu direncanakan untuk memastikan jumlah air yang
masuk ke dalam kolam retensi yang akan dibangun. Pada perencanaan curah hujan pada suatu titik tertentu
(Sosrodarsono, 1993). Selain data tersebut, debit air kotor juga perlu direncanakan untuk memastikan jumlah
air yang masuk ke dalam kolam retensi yang akan dibangun. Pada perencanaan curah hujan pada suatu titik
tertentu (Sosrodarsono, 1993). Selain data tersebut, debit air kotor juga perlu direncanakan untuk
memastikan jumlah air yang masuk ke dalam kolam retensi yang akan dibangun

Mencegah banjir dengan kolam retensi

6
2.2 Fungsi Kolam Retensi

Kolam retensi berfungsi untuk menyimpan dan menampung air sementara dari saluran pembuangan sebelum
dialirkan ke sungai sehingga puncak banjir dapat dikurangi. Tingkat pengurangan banjir tergantung pada karakteristik
hidrograf banjir, volume kolam dan dinamika beberapa bangunan outlet. Wilayah yang digunakan untuk pembuatan kolam
penampungan biasanya di daerah yang rendah. Dengan perencanaan dan pelaksanaan tata guna lahan yang baik, kolam
retensi dapat digunakan sebagai penampungan air hujan sementara dan penyalur atau distribusi air..

2.3 Jenis Kolam Retensi


a. Kolam retensi tipe di samping badan sungai
Tipe ini memiliki bagian-bagian berupa kolam retensi, pintu inlet, bangunan pelimpah samping, pintu
outlet, jalan akses menuju kolam retensi, ambang rendah di depan pintu outlet,saringan sampah dan kolam
penangkap sedimen. Kolam retensi jenis ini cocok diterapkan apabila tersedia lahan yang luas untuk kolam
retensi sehingga kapasitasnya bisa optimal. Keunggulan dari tipe ini adalah tidak mengganggu sistem aliran
yang ada, mudah dalam pelaksanaan dan pemeliharaan.

b. Kolam retensi di dalam badan sungai

Kolam retensi jenis ini memiliki bagian-bagian berupa tanggul keliling, pintu outlet,bendung, saringan
sampah dan kolam sedimen. Tipe ini diterapkan bila lahan untuk kolam retensi sulit didapat. Kelemahan dari
tipe ini adalah kapasitas kolam yang terbatas, harus menunggu aliran air dari hulu, pelaksanaan sulit dan
pemeliharaan yang mahal.

7
c. Kolam retensi tipe storage memanjang
Kelengkapan sistem dari kolam retensi tipe ini adalah saluran yang lebar dan dalam serta cek
dam atau bendung setempat. Tipe ini digunakan apabila lahan tidak tersedia sehingga harus
mengoptimalkan saluran drainase yang ada. Kelemahan dari tipe ini adalah kapasitasnya terbatas,
menunggu aliran air yang ada dan pelaksanaannya lebih sulit. Ukuran ideal suatu kolam retensi adalah
6 dengan perbandingan panjang/lebar lebih besar dari 2:1. Sedang dua kutub aliran masuk (inlet) dan
keluar (outlet) terletak kira-kira di ujung kolam berbentuk bulat telor itulah terdapat kedua "mulut" masuk
dan keluarnya (aliran) air. Keuntungan yang diperoleh adalah bahwa dengan bentuk kolam yang
memanjang semacam itu, ternyata sedimen relatif lebih cepat mengendap dan interaksi antar
kehidupan (proses aktivitas biologis) di dalamnya juga menjadi lebih aktif karena terbentuknya air yang
terus bergerak, namun tetap dalam kondisi tenang,pada saatnya tanaman dapat pula menstabilkan
dinding kolam dan mendapat makanan (nutrient) yang larut dalam air.

2.4 Bangunan Pelengkap


Struktur hirarki komponen kolam retensi disusun sesuai dengan ketentuan Tata Cara Pembuatan Kolam
Retensi dan Polder (NSPM) menurut Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jendral Cipta Karya.Dalam
penelitian ini, komponen kolam retensi dibagi menjadi tiga,yaitu:
1) bangunan pelindung.
Bangunan pelindung terdiri dari talud, sedangkan bangunan pengatur terdiri dari pompa air,
generator set, pintu air, rumah pompa, dan pintu inlet/outlet.
2) Bangunan pengatur
Bangunan pengatur terdiri dari saringan sampah (trash rack), saluran drainase,dan kolam
penangkap sedimen.
3) Bangunan pendukung.

8
2.4.1 Bangunan Pelindung
1.Dinding Penahan Tanah (Talud)
Dinding penahan tanah (talud) adalah bangunan yang berguna untuk memperbesar tingkat
kestabilan tanah. Pada umumnya, dinding ini dibangun di daerah-daerah yang kondisi tanahnya masih
labil. Kebanyakan dinding penahan tanah terbuat dari pasangan batu kali yang diperkuat campuran
semen, pasir, dan air. Selain itu, bahan baku untuk membuat konstruksi ini juga bisa berasal dari
mortar, beton, kayu, dan sebagainya.
Fungsi talud yang utama ialah untuk menahan tanah yang terletak di belakangnya, melindungi
kondisi tanah di depannya, dan mencegah timbulnya bahaya longsor. Penyebabnya bisa bermacam-
macam seperti berat tanah, berat benda, dan berat air yang terlampau berlebih. Sedangkan kegunaan
talud secara khusus antara lain sebagai pelindung area tebing, pemelihara sarana dan prasarana,
serta pemanfaatan ruang dari suatu pembangunan.
2.4.2 Bangunan Pengatur
1.Pompaair
Untuk mengeringkan air hujan dari suatu derah yang luas di daerah perkotaan diperlukan
pompa-pompa berdiameter besar untuk menanggulangi jumlah air yang banyak. Head yang diperlukan
umumnya rendah sehingga sering dipakai pompa aksial atau aliran campur.Sebagai penggerak
digunakan motor diesel, karena jumlah kerjanya pertahun sangat rendah dan juga karena pompa ini
harus tetap dapat bekerja bila listrik padam.
Fungsi pompa air adalah: Secara umum pompa air dapat dipakai untuk memindahkan air dari
satu tempat ke tempat yang lain yang tidak mungkin dilakukan dengan sistem gravitasi.

2.Generator Set Genset/Generator


Diesel adalah sebuah pesawat yang merubah energi mekanik menjadi energi listrik. Energi
mekanik diperoleh dari mesin penggerak seperti mesin diesel, turbin dan lain-lain. Genset sangat
bermanfaat bagi masyarakat pada saat pemadaman listrik yang terjadi pada jangka waktu yang
lamai.Dengan adanya alat genset ini aktifitas masih bisa berjalan. Secara umum fungsi Genset /
Generator Diesel adalah untuk mensuplai arus pada sistem kelistrikan.

Proses pembangkitan listrik pada generator menggunakan prinsip induksi yaitu apabila terjadi
perpotongan medan magnet dengan penghantar, maka pada penghantar akan timbul gaya gerak listrik. Genset
diesel menghasilkan tenaga listrik dengan menggunakan alternator dan mesin diesel. Mesin ini menggunakan
bahan bakar solar untuk beroperasi. Kekuatan mesin disajikan sebagai RPM ditransformasikan oleh alternator
menjadi arus listrik yang dapat digunakan. Arus ini kemudian didistribusikan ke bangunan yang terhubung ke
jaringan. Ini dapat termasuk rumah, bangunan komersial dan lokasi konstruksi. Genset diesel juga digunakan
untuk tujuan yang sama sebagai uninterruptible power supply (UPS).

9
Artinya, jika jaringan listrik mengalami outage, generator dapat memberikan redundansi. Ini
redundansi daya dapat menjadi kritis. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk menjaga integritas
sistem. Setiap organisasi yang mengontrol aplikasi misi kritis bisa mendapatkan keuntungan dari
memiliki sebuah generator tersedia sebagai sumber daya yang handal.
3.Rumah Pompa
Fungsi rumah pompa adalah untuk memindahkan air dari satu saluran ke saluran lain dengan
tujuan untuk mengantisipasi terjadinya luapan air karena aliran air yang tidak lancar. Dengan kata lain
rumah pompa merupakan salah satu mediayang dapat digunakan untuk mengantisipasi terjadinya dan
untuk membantu mempercepat aliran air.

4.Pintu Inlet/Pintu Outlet


Pintu inlet/pintu Outlet berfungsi sebagai akses utama keluar masuknya air pada kolam retensi,bagian ini
sangat penting juga sebagai pengatur seberapa banyak air yang akan masuk dan yang akan keluar.
2.4.3 Bangunan Pendukung
1.Saringan Sampah
Saringan sampah berfungsi sebagai pemfilter air dari sampah yang akan masuk pada kolam
retensi yang terletak pada bangunan inlet
2. Saluran Drainase
Saluran drainase mempunyai peranan penting dalam pengaturan sistem penyediaan air di bidang
pertanian dan tata ruang perkotaan. Secara prinsip, drainase berguna untuk membuang air dari suatu tempat.
Metode yang diterapkan untuk membuang air tersebut bisa berupa pengaliran, pengurasan, pembuangan,
ataupun pengalihan.
3.Kolam Penangkap Sedimen
Merupakan kolam sederhana yang dimana berfungsi mengendapkan sedimen yang ikut hanyut pada
pintu inlet yang dapat berupa pesir ataupun bebatuan kecil. Bangunan ini mempunyai peran penting dalam
mengurangi pendangkalan pada kolam retensi.

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dipaprkan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa:
1.Kolam retensi adalah suatu bak atau kolam yang dapat menampung atau meresapkan air sementara
yang terdapat di dalamnya.
2.Kolam retensi berfungsi untuk menyimpan dan menampung air sementara dari saluran pembuangan
sebelum dialirkan ke sungai sehingga puncak banjir dapat dikurangi
3. Jenis kolam retensi ada 3 yaitu kolam retensi tipe di samping badan sungai, kolam retensi di dalam
badan sungai, kolam retensi tipe storage memanjang
4. Bangunan pelengkap pada kolam retensi ada 3 yaitu saringan sampah (trash rack), saluran
drainase, dan kolam penangkap sedimen.

3.2 Saran
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, berikut saran yang dapat disampaikan untuk penelitian
selanjutnya:
1. Diperlukan perbaikan saluran secara menyeluruh.
2. Solusi penanganan perlu memperhatikan banyak faktor diantaranya stabilitas lereng ketika
pengerukan,pembebasan lahan dalam pembangunan kolam retensi baru, faktor lingkungan dan sosial
dari masyarakat.
3. Perlu dilakukan kajian lebih mendalam mengenai penelusuran banjir di lokasi penelitian.

4.Perlu kesadaran lebih dari masyarakat tentang pentingnya menjaga


lingkungan, seperti tidak membuang sampah ke sungai dan tidak mendirikan bangunan di sepanjang
bantaran sungai.

11
DAFTAR PUSTAKA
http://eprints.polsri.ac.id/1564/3/BAB%2011.pdf
https://pusdataru.jatengprov.go.id/dokumen/Kolam-Retensi-(Retarding%20Basin)-sebagai-
Alternatif-Pengendali-Banjir-dan-Rob.pdf
https://www.slideshare.net/infosanitasi/permen-pu-no-12-tahun-2014-tentang-drainase-perkotaan-
lampiran-3
https://www.scribd.com/document/379472538/Definisi-Kolam-Retensi-Dan-Fungsi

12

Anda mungkin juga menyukai