DOSEN PENGAMPU
Bpk. SULHARWARDI ANWAR
DISUSUN OLEH
FARHAN (204110181)
AGROTEKNOLOGI 3C
Keseluruhan bagian enzim yang disebut holoenzim tersusun atas dua komponen utama,
yaitu komponen protein (apoenzim) dan komponen nonprotein (gugus prostetik). Fungsi enzim
sangat ditentukan oleh gugus apoenzimnya karena pada bagian tertentu merupakan tempat
melekatnya substrat dan sekaligus tempat mereksikan substrat. Bagian pada gugus protein yang
berfungsi sebagai pusat katalitik enzim disebut sisi aktif. Komponen nonprotein (gugus prostetik)
dibedakan menjadi gugus kofaktor dan koenzim. Gugus kofaktor tersusun atas zat anorganik
yang umumnya berupa logam, misalnya Cu, Fe, Mn, Zn, Ca, K dan Co. Gugus koenzim
merupakan senyawa organik nonprotein yang tidak melekat erat pada bagian protein enzim,
contohnya NAD, NADP dan koenzim A.
Ada dua tipe enzim, yaitu eksoenzim atau enzim ekstraseluler atau enzim di luar sel dan
endoenzim atau enzim intraseluler atau enzim di dalam sel. Fungsi utama dari eksoenzim adalah
melangsungkan perubahan-perubahan pada nutrien di sekitarnya sehingga memungkinkan
nutrien tersebut memasuli sel; dengan mengambil zat makanan yang ada di sekeliling sel.
Misalnya, enzim amilase menguraikan zat pati menjadi unit-unit gula yang lebih kecil.
Sedangkan fungsi endoenzim untuk mensintesis bahan seluler dan menguraikan nutrien untuk
menyediakan energi yang dibutuhkan oleh sel, misalnya heksokinase mengkatalisis fosforilase
glukosa dan heksosa (senyawa-senyawa gula sederhana) di dalam sel.
B. SIFAT ENZIM
Sebagai molekul zat yang mempunyai peranan besar dalam metabolisme, enzim memiliki
beberapa sifat penting, di antaranya sebagai berikut:
enzimnya rusak sehingga enzim tersebut tidak dapat bekerja. Demikian juga pada suhu rendah,
suhu rendah tidak merusak enzim tetapi hanya tidak aktif saja.
6) Dapat Bekerja Bolak-Balik
Umumnya enzim dapat bekerja secara bolak-balik. Artinya, suatu enzim dapat bekerja
menguraikan suatu senyawa menjadi senyawa-senyawa lain dan sebaliknya dapat pula bekerja
menyusun senyawa-senyawa itu menjadi senyawa semula. Pada tumbuhan, proses fotosintesis
menghasilkan glukosa. Apabila glukosa yang dihasilkan dalam jumlah banyak, maka glukosa
tersebut diubah dan disimpan dalam bentuk pati. Pada saat diperlukan, misalnya untuk
pertumbuhan, pati yang disimpan sebagai cadangan makanan tersebut diubah kembali menjadi
glukosa.
Penghambatan umpan balik (Feedback Inhibition)
Penumpukan produk akhir menghambat kerja enzim pertama
dalam rangkaian reaksi tersebut sehingga produksi enzim
selanjutnya ditunda
substrat
Penurunan energi
aktivasi
Mekanisme kerja enzim dapat dijelaskan dengan dua hipotesis, yaitu hipotesis gembok
dan anak kunci dan hipotesis kecocokan yang terinduksi.
a. Hipotesis Gembok dan Anak Kunci (Lock and Key)
Menurut hipotesis yang dikemukakan oleh Emil Fischer, bagian sisi aktif enzim mempunyai
bentuk spesifik dan tidak fleksibel. Suatu enzim hanya dapat ditempati oleh substrat tertentu saja.
Enzim dan substrat bergabung bersama membentuk kompleks, seperti kunci yang masuk dalam
gembok. Di dalam kompleks, substrat dapat bereaksi dengan energi aktivasi yang rendah.
Setelah bereaksi, kompleks lepas dan melepaskan produk serta membebaskan enzim.
pH dan suhu
Konsentrasi Substrat
F. PENGENDALIAN ENZIM
Enzim bekerja secara serentak dan terkoordinasi sehingga semua kegiatan kimiawi
dalam sel menjadi saling terpadu. Salah satu akibatnya yang jelas adalah sel hidup membutuhkan
dan menguraikan bahan-bahan yang dibutuhkan bagi metabolisme dan pertumbuhan normal. Hal
ini mengisyaratkan adanya mekanisme pengendalian metabolisme selular yang tepat yang pada
akhirnya menyangkut pengendalian kegiatan enzim. Aktivitas enzim dapat diatur melalui 2 cara,
yaitu pengendalian katalis secara langsung dan pengendalian genetik.
Pengendalian langsung mekanisme katalitik itu terjadi dengan mengubah konsentrasi
substrat atau reaktan. Artinya, jika konsentrasi substrat bertambah, maka laju reaksi meningkat
sampai tercapai suatu nilai pembatas dan jika produk menumpuk maka laju reaksi menurun.
Pangendalian langsung melalui penggandengan dengan proses-proses lain, maksudnya
adalah pengaturan oleh ligan (molekul yang dapat terikat pada enzim) yang tidak ikut berperan
dalam proses katalitik itu sendiri. Ada berbagai macam pengendalian seperti itu, diantaranya:
1. Hambatan arus balik, ligan pengaturnya adalah produk akhir suatu lintasan metabolik yang dapat
menghentikan sintesisnya sendiri dengan cara menghambat aktivitas salah satu enzim pada awal
lintasan biosintetiknya.
2. Aktivasi prekursor, ligan pengaturnya merupakan prekursor pertama suatu lintasan.
3. Pengendalian yang berkaitan dengan energi, ligan pengaturnya adalah reaksi-reaksi yang
berkaitan dengan energi .
4. Sifat-sifat pengikatan enzim pengatur, tidak semua enzim merupakan enzim pengatur yang
aktivitasnya dapat dikendalikan secara langsung. Enzim tersebut dapat dipengaruhi oleh
metabolit pengatur. Enzim pengatur disebut enzim alosterik. Enzim yang berperan pada waktu
sel beradaptasi pada lingkungan yang berubah dalah induksi dan represi enzim.
Pengendalian genetis memiliki dua proses, yaitu induksi dan represi enzim. Untuk
terjadinya sintesis enzim dibutuhkan suatu induser, yaitu substansi berberat molekul rendah dan
bisa berupa substrat atau senyawa dari reaksi yang dikatalis oleh enzim yang bersangkuatan,
prosesnya disebut induksi. Bila substansi berberat molekul rendah baik produk ataupun senyawa
yang sekerabat bagi reaksi yang bersangkutan, berlaku sebagai korepressor dengan cara
mencegah sintesis enzim tersebut, disebut represi.
DAFTAR PUSTAKA
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_dir/5cc3d82df3e9ca2e3cda7d70d219adc9.pdf