Anda di halaman 1dari 5

NAMA : Lulu Amatul Wahid

NPM : 1810631050008

KELAS: 4D

Pertanyaan dan Jawaban Kelompok 7

1. Cantika Putriani (1810631050123) / Kelompok 1

Pertanyaan : Bagaimana cara kita berbicara kepada orangtua siswa bahwa siswa tersebut tidak
bisa ditangani oleh guru pada umumnya karena ternyata siswa tersebut tunagrahita. Sedangkan
orangtuanya hanya berpikir bahwa anaknya kurang belajar saja sehigga tidak bsa mengikuti
pelajaran.

Jawaban: Menurut saya cara kita menjelaskan seorang siswa memiliki keterbelakangan mental
seperti tunagrahita, jelaskan pelan-pelan kepada orang tua bahwa si anak sedikit berbeda dengan
anak yang lain, jelaskan bahwa kita sebagai guru khawatir si anak menderita apa yang ditakuti
oleh si guru, kemudian menyarankan kepada orang tua agar memeriksakan kondisi si anak secara
medis untuk memastikan dugaannya tersebut. Karna seseorang bisa dikatakan tunagrahita ketika
sudah ada diagnosis medis.

2. Salsabila Dinda Andini (1810631050109) / Kelompok 2

Pertanyaan : Dalam satu kelas, jumlah siswa itu banyak, sehingga kesulitan belajarnya pasti
berbeda beda. Contoh kasus misalnya pada saat ulangan semester, kelas 6B nilainya dibawah
kkm semua, bagaimana tindak lanjut kesulitan belajarnya? Karena yang saya rasakan selama ini
sistem remedial disamaratakan kepada semua siswa, menurut kelompok kalian bagaimana
tentang ini? Dan bagaimana tindak lanjut yang benar?

Jawaban : Menurut kelompok kami cara menindak lanjuti untuk kasus yang disebutkan yaitu
dengan cara guru mengambil rata-rata kesulitan belajar yang dialami oleh semua siswanya, karna
remedial jika dilakukan lebih cepat itu lebih baik, dan menurut kami bukan guru
menyamaratakan, tapi balik lagi ke seorang guru yang mengambil rata-rata kesulitan belajar
semua siswa, karna jika mengambil kesulitan setiap anak itu akan membuat waktu remedial
dilakukan semakin lama.

3. Meida Rahma Alkariim (1810631050112) / Kelompok 3

Pertanyaan : Dalam langkah langkah diagnostik kesulitan belajar terdapat tes diagnostik bidang
kecakapan tertentu untuk mengetahui hakikat belajar yang dialami siswa. Nah kira kira
contohnya bagaimana dan seperti apa ya?

Jawaban : Tes dalam bidang tertentu misalnya dalam bidang mata pelajaran Matematika dengan
materi Eksponen yang diberikan kepada siswa berupa soal-soal Pilihan Ganda dan soal Esay,
kemudian setelah melakukan tes tersebut kita bisa melihat rata-rata siswa kesulitan di bagian
mana pada materi eksponen tersebut.

4. Veda Fitaloka Pasha (1810631050035) / Kelompok 4


Pertanyaan : Pada Faktor intern siswa meliputi gangguan atau kekurangmampuan psiko-fisik
siswa, terdapat point ke 2 yaitu yang bersifat afektif (ranah rasa), apa maksud dri itu dan berikan
contoh,

Jawaban : Maksud dari afektif (ranah rasa) itu mencakup watak perilaku seperti perasan, minat,
sikap, emosi, atau nilai. Ranah afektif menentukan keberhasilan belajar seseorang. Orang yang
tidak memiliki minat pada pelajaran tertentu sulit untuk mencapai keberhasilan belajar secara
optimal. Seseorang yang berminat dalam suatu mata pelajaran diharapkan akan mencapai hasil
pembelajaran yang optimal. Oleh karena itu semua pendidik harus mampu membangkitkan minat
semua peserta didik untuk mencapai kompetensi yang telah ditentukan. Selain itu ikatan
emosional sering diperlukan untuk membangun semangat, terutama semangat untuk belajar. Dan
itu sangat perlu di perhatikan oleh tenaga pendidik.
5. Anita (1810631050011) / Kelompok 5

Pertanyaan : Jika ada siswa yang mengalami keabnormalan psikis seperti Disleksia (dyslexia),
Disgrafia , Diskalkulia. Menurut kelompok kalian lebih baiknya anak tersebut bersekolah di
sekolah khusus atau bisa gabung dengan sekolah biasa? Alasannya??

Jawaban : Menurut kami lebih baik di sekolah khusus, karena disana dia akan berteman dengan
orang-orang yang memiliki keabnormalan psikis seperti dirinya yang akan memudahkan si anak
untuk beradaptasi dan merasakan kenyamanan di sekolahnya terlebih gurunya pun pasti khusus
yang bisa mengatasi anak yang mengalami keabnormalan psikis.Apabila anak tersebut
disekolahkan di sekolah umum,ditakutkan anak tersebut merasa minder,karena dia merasa
berbeda dengan teman sebayanya dan di takut kan pula si anak akan mengalami kesulitan saat
mengikuti pembelajaran

6. Afifah Nur Fitriani (1810361050037) / Kelompok 6

Pertanyaan : Langkah apa yg paling efektif untuk mengatasi siswa yang memiliki faktor khusus
yaitu keterbatasan dalam membaca, menulis, dan belajar mtk? Jelaskan?

Jawaban :

1. Disleksia

Strategi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan membaca anak, antara lain :

- mulai dari hal yang dikuasai anak. Misalnya mulai dari pengenalan huruf, kata, kata yang
terdiri dari dua suku kata, dst.

- Guru mendiktekan kata atau kalimat, lalu anak menuliskannya. Anak mendiktekan kata atau
kalimat, lalu guru menuliskan, dan anak membacanya kembali ( Harwell, 1995).

- Membuat huruf dengan lilin/benda lain

- Saat freetime digunakan untuk membuat tugas yang melatih persepsi visual,
- Pada pelajaran membaca di kelas, siswa yang mengalami kesulitan membaca diberi giliran
membaca paling akhir agar ia dapat mendengarkan teman – temannya terlebih dahulu.

- Anak diberikan bantuan dalam membaca, misalnya pada saat tes soalnya dibacakan namun
secara bertahap bantuan tersebut akan dikurangi sejalan dengan meningkatnya kemampuan anak.

2. Diskalkulia

Gangguan diskalkulia berkaitan dengan masalah neurologis dan fungsi otak sehingga untuk
mengobati gangguan ini secara total tidak dapat dilakukan. Hal yang dapat dilakukan adalah
dengan melakukan penanganan supaya gangguan ini tidak mengganggu segi kehidupan anak.
Penanganan bagi anak dengan diskalkulia ( Klinik Autis Indonesia, 2012 ) antara lain :

- Penanganan harus dimulai di awal karir pendidikan anak. Sayangnya, gangguan belajar
matematika biasanya tidak disadari dan sulit di deteksi cukup dini. Berdasarkan informasi baru,
tersedia alat untuk membaca gangguan ( RDS ), strategi baru yang di rancang untuk pendidik
untuk membimbing dan membantu siswa meningkatkan non-performing tersedia.

- Perbanyak contoh-contoh konkrit untuk memastikan pemahaman yang kuat sebelum


melangkah kepada konsep yang abstrak. Hal ini akan membantu untuk memberikan strategi
untuk memvisualisasikan konsep.

- Berikan kesempatan untuk menggunakan gambar, grafik, kalimat, atau kartu untuk membantu
dalam hal pemahaman soal disertai contoh kehidupan sehari-hari.

- Kembangkan sebuah konsep diri positif bahwa “saya bisa” , sesering mungkin.

- Gunakan pendekatan yang positif untuk mengenalkan konsep dasar.

- bantuan dalam mempelajari simbol-simbol matematika dan bahasa matematika.

- Remediasi menurut kerjasama erat antara guru kelas, regular dan mereka yang terlibat dalam
mendukung perbaikan.

3. Disgrafia
Pahami keadaan anak, berusahalah untuk tidak membandingkan anak disgrafia dengan anak
lainnya dan berikan tugas-tugas menulis singkat setiap hari

Ø Menyajikan tulisan cetak, berikan kesempatan dan kemungkinan kepada anak disgrafia untuk
belajar menuangkan ide dan konsepnya dengan menggunakan komputer

Ø Membangun rasa percaya diri anak, berikan pujian wajar pada setiap usaha yang dilakukan
oleh anak.

Ø Latih untuk terus menulis, libatkan anak secara bertahap, pilih strategi yang sesuai dengan
tingkat kesulitannya untuk mengerjakan tugas menulis. Berikan tugas menarik dan memang di
minatinya seperti menulis surat untuk teman atau orang tua, dsb.

Anda mungkin juga menyukai