Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
rahmat dan karunia-Nya kami masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan
tugas mata kuliah Manajemen Kelas ini sebagai salah satu syarat untuk memenuhi
tugas kelompok.

Tidak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada kedua orang tua kami
dan terima kasih kepada Ibu Khairunisa, M.Pd selaku dosen pengampu mata
kuliah Manajemen Kelas yang telah membimbing kami agar dapat mengerti dan
menyelesaikan makalah tentang “Pendekatan Dalam Manajemen Kelas” ini, dan
semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat
pada waktunya.

Kami menyadari bahwa dalam menulis makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun guna sempurnanya penulisan makalah ini.

Pekanbaru, 21 Maret 2018

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. LATAR BELAKANG...............................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH..........................................................................1
C. TUJUAN PENULISAN............................................................................1
D. MANFAAT PENULISAN........................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................2
A. PENDEKATAN DALAM MANAJEMEN KELAS................................2
1. Pendekatan Kekuasaan (Otoriter)..........................................................2
2. Pendekatan larangan dan anjuran..........................................................2
3. Pendekatan intimidasi dan ancaman......................................................3
4. Pendekatan Kebebasan (Permisif).........................................................3
5. Pendekatan resep...................................................................................4
6. Pendekatan Pengajaran..........................................................................4
7. Pendekatan Iklim Sosio-Emosional.......................................................4
8. Pendekatan proses kelompok.................................................................5
9. Pendekatan elektis/Pluralistik................................................................6
10. Pendekatan Perubahan Tingkah Laku...................................................6
11. Pendekatan penguatan tingkah laku.......................................................8
B. MEMBERIKAN PENGHARGAAN DAN SANKSI...............................9
BAB III PENUTUP...............................................................................................10
A. KESIMPULAN.......................................................................................10
B. SARAN...................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Isu-isu strategis pendidikan atau permasalahan pembelajaran di Indonesia
terus bergulir dan belum terpecahkan, meskipun berbagai solusi terus dilakukan.
Ada pun isu-isu strategi stersebut, antara lain tentang kualitas, relevansi,
pemerataan, dan manajemen. Apaun yang melatar belakangi terjadinya isu-isu
strategi tersebut dikarenakan adanya ketidak sesuaian, ragam perbedaan, dan
ketidak adilan.

Manajemen kelas, khususnya yang ditujukan untuk membangun perilaku


siswa agar lebih kooperatif dan bertatakerama, biasanya mendapat tantangan dari
para pendidik konvensional. Adanya hubungan anatara guru dengan siswa secara
positif berpengaruh pada banyak hal mulai dari tingkat kehadiran siswa hingga
tingkat keberhasilan akademi siswa dan juga berkorelasi dengan berkkurangnya
tindakan berbahaya.

B. RUMUSAN MASALAH

C. TUJUAN PENULISAN

D. MANFAAT PENULISAN

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENDEKATAN DALAM PENGELOLAAN KELAS


Manajemen kelas tidak berdiri sendiri, tetapi terkait dengan berbagai
faktor. Permasalahan anak didik adalah faktor utama yang dilakukan guru untuk
meningkatkan kegairahan siswa baik secara berkelompok maupun secara
individual. Keharmonisan hubungan guru dan siswa, tingginya kerjasama di
antara siswa tersimpul dalam bentuk interaksi. Lahirnya interaksi yang optimal
bergantung dari pendekatan yang guru lakukan dalam rangka pengelolaan kelas.
Pendekatan yang dilakukan oleh seorang guru dalam mengelola kelas akan
sangat dipengaruhi oleh pandangan guru tersebut terhadap tingkah laku siswa,
karakteristik, watak dan sifat siswa, dan situasi kelas pada waktu seorang siswa
melakukan penyimpangan.

1. Pendekatan Kekuasaan (Otoriter)


Pendekatan kekuasan bukan berarti mengharuskan para guru atau
memosisikan dirinya sebagai penguasa, pendekatan kekuasaan disini memiliki
pengertian sebagai sikap konsisten dari seorang guru untuk menjadikan norma
atau aturan-aturan dalam kelas sebagai acuan untuk menegakkan kedisiplinan.
Guru otoriter bertindak untuk kepentingan siswa dengan menerapkan disiplin
yang tegas. Tujuannya yaitu untuk dapat mewujudkan suasana belajar yang
kondusif, karena disiplin merupakan kekuatan utama untuk mendukung hal
tersebut.

2. Pendekatan larangan dan anjuran


Pendekatan larangan dan anjuran adalah pendekatan dalam pengelolaan kelas
yang dilakukan dengan memberikan peraturan-peraturan yang isinya melarang
siswa melakukan sesuatu yang mencemarkan kegiatan proses belajar-mengajar
atau menganjurkan siswa untuk melakukan sesuatu yang mendukung proses

2
belajar-mengajar (Nurhadi, 1983: 175). Larangan dan anjuran ini akan efektif
apabila disusun berdasarkan kontrak sosial, sehingga tidak dirasakan oleh siswa
sebagai pembatasan yang diberikan oleh sekolah, tetapi lebih dirasakan sebagai
kesepakatan bersama yang harus ditaati bersama.
Tujuan dari pendekatan ini adalah agar dapat mengembalikan suasana
kondusif setelah sebelumnya terjadi suatu keributan didalam kelas.
Contohnya: Didalam kelas sudah dibuat peraturan berupa perintah dan larangan
yang harus dilaksanakan, apabila ada yang tidak melaksanakan atau bahkan
melanggar akan dijatuhi sanksi.
Dalam pendekatan ini pada masalah-masalah yang muncul, kurang mengarah
pada pemecahan masalah yang bersifat jangka panjang (yang akan datang),
bersikap absolute (mutlak) dan tidak membuka peluang bagi pengambilan
tindakan-tindakan yang lebih luas dan kreatif.
Apabila pendekatan ini dilakukan maka ada beberapa tindakan guru yang
perlu diperhatikan antara lain:
a) Jangan menegur siswa dihadapan kawan kawannya
b) Apabila memberikan peringatan pada siswa hendaknya tidak
menggunakan suara tinggi
c) Bersikap tegas dan adil terhadap semua siswa
d) Jangan pilih kasih
e) Sebelum menghukum siswa, terlebih dahulu buktikan bahwa
siswa itu bersalah
f) Patuhilah pada aturan-aturan yang sudah anda terapkan

3. Pendekatan intimidasi dan ancaman


Pendekatan intimidasi berguna dalam situasi tertentu dengan menggunakan
teguran keras. Teguran keras seperti(hukuman yang kasar, ejekan, hinaan,
paksaaan, ancaman, serta menyalahkan). Pendekatan ini diberikan pada situasi
tertentu dengan maksud untuk segera menghentikan perilaku peserta didik yang
menyimpang. Namun pendekatan ini hanya bersifat pemecahan masalah secara
sementara dan hanya menangani gejala masalahnya, bukan masalah itu sendiri.

3
Kelemahan yang timbul dari penerapan pendekatan ini adalah tumbuhnya sikap
bermusuhan dan hancurnya hubungan antara guru dan peserta didik. Bertujuan
agar menghentikan Prilaku yang menyimpang  dari seorang siswa atau kelompok
siswa.
Pendekatan ancaman adalah pendekatan yang memberikan ancaman seperti
penangguhan nilai, pemberian tugas tambahan serta memberikan tugas-tugas yang
bersifat mendidik. perlu diingat bahwa pendekatan ini dilakukan dalam taraf
kewajaran dan diusahakan untuk tidak melukai perasaan siswa.

4. Pendekatan Kebebasan (Permisif)


Pengelolaan diartikan secara suatu proses untuk membantu anak didik agar
merasa bebas untuk mengerjakan sesuatu kapan saja dan dimana saja. Peranan
guru adalah mengusahakan semaksimal mungkin kebebasan anak didik.

5. Pendekatan resep
Pendekatan resep adalah  Pendekatan yang didalamnya ada sebuah ketentuan
yang dibuat oleh guru, bukan hanya untuk kepentingan guru melainkan untuk
kepentingan pengaturan kelas. Oleh sebab itu coba ingat kembali apa yang tidak
disukai siswa disaat kita mengajar, yang mengakibatkan situasi kelas menjadi
tidak efektif, disamping itu akan sangat baik apabila kita meminta hal-hal yang
mereka sukai dari kita. hendaknya komentar-komentar dari semua siswa
diperhatikan baik-baik dan kemudian dapat diaplikasikan dalam tindakan nyata.
Contohnya: Selalu menegur siswa secara empat mata dan jangan sekali-kali
meninggikan suara pada waktu memperingati siswa

6. Pendekatan Pengajaran
Pendekatan ini didasarkan atas suatu anggapan bahwa dalam suatu
perencanaan dan pelaksanaan akan mencegah munculnya masalah tingkah laku
anak didik, dan memecahkan masalah itu bila tidak bisa dicegah. Pendekatan ini
menganjurkan tingkah laku guru dalam mengajar untuk mencegah dan
menghentikan tingkah laku anak didik yang kurang baik. Peranan guru adalah
merencanakan dan mengimplementasikan pelajaran yang baik.

4
Contohnya: Apabila seorang guru menyajikan suatu pembelajaran yang
disusun secara sistematis,  Tentu akan terhindar dari kejenuhan. karena mereka
dapat mengikuti pelajarannya secara bertahap, dan Sebaliknya siswa kan cepat
lelah mengikuti pelajaran dari gurunya, karena mereka tidak paham.

7. Pendekatan Iklim Sosio-Emosional


Pendekatan ini diangkat dari anggapan dasar bahwa suasana yang mendukung
proses balajar dan mengajar yang efektif merupakan fungsi dari hubungan yang
positif antara guru dengan siswa, dan antara siswa dengan siswa. Oleh sebab itu,
tugas guru dalam mengelola kelas adalah membangun hubungan interpersonal dan
mengembangkan iklim sosio-emosional yang positif di sekolah (Nurhadi, 1983:
183).
Bertujuan agar terwujudya kelas yang efektif dan pembelajaran yang
efektif, hal ini sangat bergantung pada Guru yang merupakan penentu utama atas
hubungan antar dan iklim kelas. Contohnya: Secara pribadi melibatkan diri
dengan siswa; Menerima siswa tetapi bukan kepada prilakunya yang
menyimpang, Menunjukkan kesedian untuk membantu siswa memecahkan
masalah.
Menurut Nurhadi (1983: 183) kunci utama untuk mengembangkan iklim
sosial emosional yang efektif ada tiga macam, yaitu:
a. Guru hendaknya menampilkan dirinya sebagaimana adanya di hadapan
siswa.
b. Guru mempunyai sikap menerima terhadap siswa, yaitu sikap
mempercayai dan menghormati
c. Guru memahami siswa dengan penuh simpati, yaitu dengan penuh
kepekaan terhadap perasaan-perasaan siswa.

8. Pendekatan proses kelompok


Pendekatan proses kelompok didasarkan atas dua macam anggapan dasar,
yaitu bahwa kegiatan sekolah berlangsung dalam suasana kelompok, yaitu

5
kelompok kelas. Kelompok kelas adalah suatu sistem sosial yang memiliki ciri-
ciri seperti yang dimiliki oleh sistem sosial lainnya.
Dalam hubungannya dengan kelompok kelas, maka tugas guru dalam
mengelola kelas adalah berusaha mengembangkan dan mempertahankan suasana
kelompok kelas yang efektif dan produktif. Oleh karenanya guru hendaknya
mengembangkan dan mempertahankan kondisi yang menyangkut ciri-ciri
kelompok kelas sebagai sistem sosial. Adapun ciri-ciri yang penting dimiliki oleh
kelompok kelas sebagai sistem sosial adalah harapan,kepemimimpinan,
kemenarikan, norma, komunikasi dan keeratan.
Bertujuan untuk mengenalkan kepada para siswa bahwa manusia adalah
makhluk social, yang tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain. Contohnya: Pada
saat guru mengajar tentang suatu materi yang mungkin trdapat kesulitan pada
materi itu, Guru dapat membentuk kelompok, agar para pereta didik merasa
ringan untuk memahami materi yang di ajarkan.

9. Pendekatan elektis/Pluralistik
Pendekatan elektis/Pluralistik adalah pengelolaan kelas dengan
menggunakan berbagai macam pendekatan yang memiliki potensi menciptakan
proses belajar dan mengajar agar  dapat berjalan efektif dan efisien. Pendekatan
elektis atau pluralistik adalah suatu pendekatan pengelolaan atau manajemen kelas
yang lebih menekankan pada potensialitas, kreativitas, dabn inisiatif wali kelas
atau guru kelas dalam memilih berbagai pendekatan-pendekatan yang telah
disebutkan sebelumnya berdasarkan situasi yang dihadapinya.
Pendekatan ini bertujuan untuk menciptakan Proses belajar agar dapat
berjalan secara efektif dan efesien. Contohnya:guru sudah mengancam siswa,
yang selalu melanggar peraturan dikelas guru dapat mengancamny, akan
dikeluarkan dari kelas, sedangkan guru dapat menerapkan pendekatan lain selain
pendekatan ini, yaitu dengan cara mengajak siswa untuk bercerita dengan empat
mata.

6
10. Pendekatan Perubahan Tingkah Laku
Pendekatan perubahan tingkah laku yaitu upaya mengubah tingkah laku siswa
didalam kelas dari yang kurang baik menjadi baik. Disamping itu kita juga perlu
merangsang siswa agar dapat bertingkah laku positif didalam kelas dengan cara
member pujian atau ucapan terimakasih selama mereka bisa menjaga kedisiplinan
didalam kelas. Kebiasaan yang seperti ini tentu akan memberikan perasaan
senang dalam diri siswa.
Pendekatan pengubahan tingkah laku didasarkan atas prinsip-prinsip psikologi
behavioral. Prinsip pokoknya ialah bahwa semua tingkah laku itu dipelajari, baik
tingkah laku yang disukai maupun tidak disukai. Para penganut pendekatan ini
percaya bahwa seorang siswa yang bertingkah laku menyimpang melakukan
perbuatannya itu karena satu atau dua alasan:
a. Siswa telah mempelajari tingkah laku yang menyimpang itu, atau
b. Siswa itu belum mempelajari tingkah laku yang sebaiknya.

Pendekatan pengubahan tingkah laku dibangun atas dua anggapan dasar:


a. Ada empat proses yang perlu diperhitungkan dalam belajar bagi semua
orang pada segala tingkatan umur dan dalam segala keadaan.
b. Proses belajar itu sebagian atau seluruhnya dipengaruhi (dikontrol) oleh
kejadian-kejadian yang berlangsung di lingkungan. Dengan demikian,
tugas pokok guru adalah menguasai dan menerapkan keempat proses yang
telah terbukti (bagi kaum behavioris) merupakan pengontrol tingkah laku
manusia, yaitu: penguatan positif, penghukuman, penghilangan dan
penguatan negatif.

Tujuan dari pendekatan ini yaitu merubah prilaku siswa dari yang kurang
baik menjadi baik, dan yang sudah baik menjadi lebih baik lagi. Agar pendekatan
ini dapat berjalan dengan efektif, sebaiknya kita perlu mencatat beberapa kegiatan
yang dapat mengakibatkan kacaunya suasana dalam kelas, sekaligus mencatat hal-
hal yang membuat siswa dapat menjaga suasana kelas tetap kondusif. Misalnya,
selama ini kita terbiasa memberikan pertanyaan-pertanyaan untuk dijawab

7
bersama sehingga suasana menjadi gaduh. Jika kebiasaan tersebut dapat
mengurangi kedisiplinan siswa, maka kita sebaiknya perlu mengganti kebiasaan
tersebut dengan hal lain yang dapat mengembalikan kedisiplinan mereka.
Di samping itu, kita juga perlu merangsang siswa agar dapat bertingkah
laku positif di dalam kelas dengan cara memberi pujian atau ucapan terima kasih
selama mereka bisa menjaga sikap disiplin dalam kelas. Kebiasaan ini tentu akan
menimbulkan perasaan senang dalam diri siswa, sehingga mereka akan terus
terpacu untuk menjaga sikap-sikapnya.
Contohnya: selama ini kita sering memberikan pertanyaan-pertanyaan
untuk dijawab bersama sehingga menjadi gaduh, jika kebiasaan tersebut
mengurangi kedisiplinan siswa, maka sebaiknya kita mengganti kebiasaan
tersebut dengan hal lain yang dapat mengembalikan kedisiplinan siswa seperti
memberikan suatu pertanyaan dan kemudian dijawab oleh individu atau bisa
dilakukan dengan mengangkat tangan, dan kemudia guru mempersilahkan kepada
siswa untuk menjawab pertanyaan tersebut.

11. Pendekatan penguatan tingkah laku


Pendekatan penguatan tingkah laku bertujuan untuk memotivasi siswa
kepada prilaku yang baik, Karena disetiap hal yang dilakukan pasti ada
konsekuensi dari perbuatan itu. Contohnya, Ada seorang siswa yang selalu saja
datang terlambat kesekolah, selanjutnya ada sebagian siswa yang selalu dating
tepat waktu, pada situasi seperti inilah guru memberikan penguatan kepada siswa
yang sering dating terlambat, penguatan dapat berupa nasihat, sedangkan siswa
yang selalu dating tepat waktu, penguatannya dapat dengan cara member hadiah
atau pujian.
Menurut Nurhadi (1983: 177) ada empat macam konsekuensi yang dapat
diterapkan, yaitu konsekuensi yang berupa penguatan positif, penghukuman,
penundaan ganjaran, dan penguatan negatif.
a. Penguatan positif, yang dimaksud dengan penguatan positif adalah
pemberian ganjaran setelah ditampilkannya tingkah laku siswa yang

8
mendukung proses pendidikan, dengan harapan siswa tersebut akan
meningkatkan frekuensi penampilan tingkah laku yang diganjar tersebut.
b. Penghukuman, merupakan penampilan tingkah laku guru yang disampaikan
kepada siswa sebagai konsekuensi tingkah laku siswa, dengan maksud agar
frekuensi pemunculan tingkah laku siswa tersebut menjadi menurun.
c. Penundaan ganjaran, yaitu upaya guru dalam mengelola kelas dengan cara
tidak jadi (menunda) memberikan ganjaran kepada siswa yang telah
menampilkan suatu tingkah laku yang menyimpang dan tingkah laku yang
biasanya diberi ganjaran. Hal ini dimaksudkan agar siswa tersebut kembali
bertingkah laku seperti semula sebagaimana tingkah laku yang diganjar.
d. Penguatan negatif, yaitu berupa peniadaan tingkah laku yang tidak disukai
(biasanya berupa hukuman) yang selalu diberikan kepada siswa, karena
siswa yang bersangkutan telah meninggalkan tingkah laku yang
menyimpang. Dengan demikian diharapkan tingkah laku siswa yang lebih
bauk itu akan ditingkatkan frekuensinya (Nurhadi, 1983: 177-180).

B. MEMBERIKAN PENGHARGAAN DAN SANKSI


Dalam melakukan pendekatan pada manajemen kelas kita perlu memberikan
penghargaan dan sanksi terhadap apa yang mereka lakukan. Penghargaan dan
sanksi merupakan strategi yang sangat bermanfaaat dalam teknik mengajar yang
efektif. Beberapa siswa akan bekerja kersa berperilaku baik bahkan jika anda
tidak memberikan penghargan tertentu mereka memiliki kemauan dari dalam diri.
Penghargaan bermanfaat karena:
- Membantu kita untuk mendorong perilaku yang baik dan kerja keras.
- Membantu kita untuk memotivasi siswa, terutama siwa-siswa yang tidak
memiliki kecendrungan alami untuk berusaha keras.
- Mendorong kita untuk mengambil pendekatan positif terhadap siswa kita.
- Dapat memotivasi siswa yang memiliki rasa percaya diri rendah.
Ingat: penghargaan tidak harus berupa “benda”. Penghargaan yang terbaik adalah
senyuman, perkataan yang lembut, mengetahui bahwa anda telah menyenangkan
seseorang.

9
Sanksi bermanfaat karena:
- Memberikan jalan kepada kita untuk membuat siswa tetap mematuhi
batasan yang sudah kita tetapkan.
- Sanksi membuat aturan menjadi jelas.
- Sanksi membantu mengajarkan tata krama sosial kepada siswa.
Ingat: sanksi yang sangat efektif di suatu lingkungan atau dengan kelompok usia
tertentu, mungkin sama sekali tidak berguna di lingkungan dan kelompok usia
yang lain.

10
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dalam pendekatan manajemen kelas banyak terdapat pendekatan-pendekatan.
Namun dalam makalah ini kami hanya menyisipkan larangan dan ajuran, dan
tingkah laku siswa dikelas. Jadi seorang guru mestilah mengetahui pendekatan-
pendekatan dan strategi tersebut agar bisa lebih memudahkan seorang guru dalam
mengenal siswa, mengatur kelas, dan lain sebagainya hingga tercapai tujuan
pembelajaran seperti yang diharapkan. Dalam proses pembelajaran di kelas
dibutuhkan kekompakan antara siswa dan guru agar terciptanya kondisi kelas
yang aman dan nyaman.

B. SARAN
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, maka dari itu
kami mengharapkan saran dan kritik pembaca yang sifatnya membangun.
Kedepannya penulis akan jauh lebih focus dan details dalam menjelaskan makalah
diatas dengan sumber-sumber yang lebih banyak dan tentunya dapat
dipertanggung jawabkan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Agus N. Cahyo. 2013. Panduan Aplikasi Teori-Teori Belajar Mengajar.


Jogjakarta: Diva Press
Asrori, Mohammad. 2007. Psikologi Pembelajaran. Bandung: CV. Wacana
Putra
Cowley, Sue. 2011. Panduan Manajemen Perilaku Siswa. Terjemahan oleh
Gina Gania. Jakarta: Erlangga
Hanafiah dan Cucu Suhana. 2012. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung:
PT. Revika Aditama
Jane Bluestein. 2011. Manajemen Kelas. Jakarta: PT. Indeks
Jones, Vern dan Louise Jones. 2012. Manajemen Kelas Komprehensif.
Terjemahan oleh Intan Irawati. Jakarta: Kencana

http://manajemenkelasunikama.blogspot.co.id/2016/03/pendekatan-dalam-
manajemen-kelas.html
http://zulviq.blogspot.co.id/2013/04/pendekatan-pada-manajemen-
kelas.html

12

Anda mungkin juga menyukai