Anda di halaman 1dari 10

KEMAMPUAN DIRI MELALUI TUGAS BELAJAR DAN INSERVICE

TRAINING

Disusun oleh

1. Nadiah Fitriana (14270079)

2. Nyayu Rodiatan Mardiah (14270089)

3. Rojipah (14270110)

Dosen Pembimbing : KMS. MASUD ALI M.Pd.

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH

2017
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lahirnya Kepmendikbud No.0854/0/89 berarti kualifikasi guru sekolah

dasar itu adalah diploma II PGSD. Implikasi dari keputusan tersebut maka guru

sekolah dasar lulusan SPG atau PGA perlu ditugasbelajarkan dalam bentuk

program penyetaraan Diploma II PGSD. Sementara pada sejumlah sekolah dasar

unggulan ditemukan adanya kecenderungan diterapkannya peraturan kepegawaian

bahwa seorang guru sekolah dasar tidak cukup berkualifikasi Diploma II PGSD.

Pada sekolah dasar tersebut,kualifikasi kepala sekolah dasar dan guru-gurunya

harus sarjana pendidikan, lulusan strata 1. Bahkan dalam rangka membina

profesionalisme pegawainya, yayasan yang menaunginya berusaha

menyekolahkannya ke LPTK.

Semua yang dilakukan untuk menyekolahkan guru sekolah dasar di atas,

baik dalam bentuk program penyetaraan Diploma II PGSD meupun

menyekolahkannya ke LPTK dimaksudkan untuk meningkatkan profesionalisme

guru. Oleh karena itu, tugas belajar dapat ditempuh dalam rangka pembinaan

profesionalisme pegawai di sekolah dasar.


B. Rumusan masalah

1. Apa pengertian program tugas belajar ?

2. Apa pengertian inservice training ?

3. Bagaimana tujuan dan sasaran tugas belajar ?


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Program Tugas belajar

Tugas Belajar adalah penugasan yang diberikan oleh pejabat yang

berwenang kepada pegawai negeri sipil atau guru untuk melanjutkan pendidikan ke

jenjang yang lebih tinggi baik di dalam negeri maupun di luar negeri bukan atas

biaya sendiri dengan meninggalkan tugas pokok sehari-hari sebagai seorang guru.1

penugasan yang diberikan oleh pejabat yang berwenang kepada PNS untuk

melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi atau yang setara baik di dalam

maupun di luar negeri, bukan atas biaya sendiri, dan meninggalkan tugas sehari-

hari sebagai PNS. Tugas belajar dapat dilaksanakan di dalam atau di luar negeri

yang meliputi pendidikan akademik, pendidikan vokasi, dan pendidikan

profesi.Selain tugas belajar, PNS dapat pula melanjutkan pendidikan ke jenjang

yang lebih tinggi atau pendidikan yang setara atas biaya sendiri dengan istilah ijin

belajar. Adapun Syarat bagi PNS yang akan belajar atas biaya sendiri adalah:

1. biaya pendidikan dan fasilitas penunjang lainnya ditanggung oleh yang

bersangkutan;

2. tidak meninggalkan tugas kedinasan dan atau tugas pekerjaan sehari-hari;

3. tidak menuntut kenaikan pangkat penyesuaian ijazah;

4. mempunyai DP3 minimal 2 (dua) tahun terakhir yang setiap unsur penilaian

sekurang-kurangnya bernilai baik; dan

1
Amatembun, Supervisi Pendidikan, (Bandung : Suri), 1981, hlm. 63.
5. mendapatkan rekomendasi dari atasan langsung mengenai bidang studi

yang akan ditempuh sesuai dengan tugas pekerjaannya.

Untuk mengetahui apa dan bagaimana pengaturan tentang tugas belajar Anda

dapat membaca Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor

48 Tahun 2009 tentang Pedoman Pemberian Tugas Belajar bagi Pegawai Negeri

Sipil di Lingkungan Departemen Pendidikan Nasional pada link berikut:permen

Mentri No. 48 Tahun 2009 Kemendikbud tentang Aturan Tugas Belajar dan Ijin

Belajar di Lingkungan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).2

B. Pengertian insevice traning

Inservice-training dalam bahasa Indonesia sering disebut pendidikan dalam

jabatan. Istilah lain yang juga dipergunakan ialah Upgrading atau penataran dan

inservice education yang pada dasarnya mempunyai maksud yang sama. Inservice-

training diberikan kepada guru-guru yang dipandang perlu meningkatkan

ketrampilan/pengetahuannya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan,

khususnya dibidang pendidikan.

Seorang guru pada dasarnya sudah dipersiapkan melalui lembaga

pendidikan guru sebelum terjun kedalam jabatannya. Pendidikan persiapan itu

disebut pre-service education sebagaiman penulis paparkan di atas. Diantara

mereka banyak yang sudah cukup lama meninggalkan pre-service education dan

bertugas dilingkungan yang tidak memungkinkan untuk mengikuti berbagai

2
Oteng Sutisna, Supervisi dan Administrasi Pendidikan (Jemars) 1979, hlm 75.
perkembangan dan kemajuan. Disamping itu banyak pula mereka yang memang

tidak berusaha untuk berkembang didalam meningkatkan kemampuan sebagai

guru/pendidik dan tenggelam dalam kegiatan mengajar secara rutin. Untuk

mengejar ketinggalan itu agar guru selalu up to date dalam menjalankan tugas-

tugasnya diperlukan inservice-training secara terarah dan berencana. Penyusunan

program inservice-training dan berusaha mewujudkannya merupakan bagian dari

kegiatan supervisi.

Sejalan dengan uraian diatas inservice-training dapat diartikan sebagai

usaha meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan guru dalam bidang tertentu

sesuai dengan tugasnya, agar dapat meningkatkan efisiensi dan produktifitas dalam

melakukan tugas-tugas tersebut.3

Pendidikan pra-jabatan atau pre-service merupakan fase mempersiapkan

tenaga-tenaga kependidikan untuk memperoleh pengetahuan, ketrampilan-

ketrampilan dan sikap-sikap yang dibutuhkan sebelum bertugas atau berdinas.

Misalnya semasa belajar di SPG atau kuliah di IKIP. Setelah mulai bertugas

sebagai guru, ia tidak boleh statis tetapi ia harus dinamis yaitu harus ikut

berkembang sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi pada umumnya,

khusunya dibidang profesi keguruan atau kependidikan. Ia harus berkembang

sambil menunaikan tugasnya. Untuk mengembangkan profesi atau kecakapan

dalam masa jabatannya ini diperlukan pendidikan atau latihan inservice.

3
M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung : PT Remaja
Rosdakarya), 1991, hlm. 95.
Pendidikan Inservice (dalam jabatan) atau latihan-latihan semasa

berdinas, dimaksudkan untuk meningkatkan dan mengembangkan secara kontinu

pengetahuan, ketrampilan-ketrampilan dan sikap-sikap para guru dan tenaga-tenaga

kependidikan lainnya guna mengefektifkan dan mengefesiensikan

pekerjaan/jabatannya. Program pendidikan atau latihan tersebut dapat

diselenggarakan secara formal oleh pemerintah, berupa penataran-penataran atau

lokakarya-lokakarnya baik secara lisan atau tertulis, dapat pula diselenggarakan

secara informal oleh yang berkepentingan baik secara individual, maupun secara

berkelompok.

Menurut gagasan supervisi modern, inservice-training atau pendidikan

dalam jabatan merupakan bagian yang integral dari program supervisi yang harus

diselenggarakan oleh sekolah-sekolah setempat untuk memenuhi kebutuhan-

kebutuhan sendiri dan memecahkan persoalan-persoalan sehari-hari yang

menghendaki pemecahan segera. Program inservice-training atau refreshing ini

dipimpin oleh pengawas setempat sendiri atau dengan bantuan para ahli dalam

lapangan pendidikan.

Program inservice-training dapat melingkupi berbagai kegiatan seperti

mengadakan kursus, aplikasi, ceramah-ceramah, workshop, seminar-seminar,

mempelajari kurikulum, survai masyarakat, demonstrasi-demonstrasi mengajar

menurut metode-metode baru, fieldtrip, kunjungan-kunjungan ke sekolah-sekolah

diluar daerah, dan persiapan-persiapan khusus untuk tugas-tugas baru.


Kepemimpinan dalam perencanaan program-program inservice-training

termasuk tanggung jawab para pejabat supervisi. Akan tetapi, perencanaannya

sendiri dijalankan secara kerja sama dengan guru-guru.

Jadi inservice-training ialah segala kegiatan yang diberikan dan diterima

oleh para petugas pendidikan (pengawas, kepala sekolah, penilik sekolah, guru

dsb), yang bertujuan untuk menambah dan mempertinggi mutu pengetahuan,

kecakapan, dan pengalaman guru-guru dalam menjalankan tugas kewajibannya.4

C. Bagaimana tujuan dan sifat Tugas belajar

Program Tugas Belajar ini bertujuan untuk meningkatkan daya saing

Indonesia dalam pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan. Program ini juga

memiliki tujuan yang lebih spesifik yaitu menciptakan lingkungan yang kondusif

bagi kegiatan penelitian dan pengembangan di bidang Iptek, serta untuk

meningkatkan kompetensi SDM Iptek yang terlibat dalam penguatan SINas/SIDa.

Sedangkan sasaran yang diharapkan adalah:

1. Peningkatan kapasitas SDM Iptek dalam rangka penguatan SINas/SIDa;

2. Tersedianya SDM Iptek lulusan Magister dan Doktoral berbasis riset;

3. Terbentuknya jejaring riset antara LPNK/Lemlitbang, perguruan tinggi dan

industry.5

4
Amatembun, Supervisi Pendidikan, (Bandung : Suri), 1981, hlm. 86
5
peraturan presiden republik indonesia Nomor 12 tahun 1961 Tentang Pemberian tugas
belajar. hlm. 4
BAB III

PENUTUP

Tugas Belajar adalah penugasan yang diberikan oleh pejabat yang berwenang
kepada pegawai negeri sipil atau guru untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang
yang lebih tinggi baik di dalam negeri maupun di luar negeri bukan atas biaya
sendiri dengan meninggalkan tugas pokok sehari-hari sebagai seorang guru.
Sedangkan Inservice-training merupakan salah satu fungsi kepengawasan
(supervisi) yang sangat penting. Seorang guru pada dasarnya sudah dipersiapkan
melalui lembaga pendidikan guru sebelum terjun kedalam jabatannya. Pendidikan
persiapan itu disebut pre-service education inservice-training ialah segala kegiatan
yang diberikan dan diterima oleh para petugas pendidikan.
Sebab-sebab perlunya inservice-training, disamping pendidikan persiapan (
preservice training) yang kurang mencukupi, juga banyak guru yang telah keluar
dari sekolah guru tidak pernah atau tidak dapat menambah pengetahuan mereka
sehingga menyebabkan cara kerja mereka tidak berubah-ubah, itu-itu saja dan
begitu-begitu saja.
DAFTAR PUSTAKA

Amatembun. 1981. Supervisi Pendidikan. Bandung : Suri.

Sutisna, Oteng. 1979. Supervisi dan Administrasi Pendidikan. Jemars.

peraturan presiden republik indonesia Nomor 12 tahun 1961 Tentang Pemberian

tugas belajar.

Purwanto, M. Ngalim. 1991. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung :

PT Remaja Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai