Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

MODEL-MODEL DESAIN PEMBELAJARAN


Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pembelajaran Berbasis Teknologi
Dosen Pengampu: Azharotunnafi, M. Pd

Disusun oleh:
Nikmatus Zahro (200102110047)
Faiqotul Lathifah (200102110040)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL


FAKULTAS ILMU TARBIYAH & KEGURUAN
UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2022
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
kepada kita semua. Berkat rahmat dan hidayah-Nya lah kami mampu menyelesaikan makalah
ini dengan baik dan tepat waktu. Rasa terima kasih juga kami sampaikan kepada semua pihak
yang telah membantu dalam proses penyusunan makalah ini, khususnya kepada Ibu
Azharotunnafi, M. Pd selaku dosen pengampu.

Makalah dengan judul “Model-Model Desain Pembelajaran“ ini kami susun dengan maksud
untuk memenuhi tugas mata kuliah Pembelajaran Berbasis Teknologi yang telah Ibu berikan
beberapa waktu yang lalu. Disamping dapat memenuhi tugas yang telah Ibu berikan, kami juga
berharap agar makalah ini dapat membawa manfaat dan menambah wawasan bagi siapapun
yang membacanya.

Kami sadar bahwa makalah ini masih belum sempurna. Maka dari itu, kritik dan saran
sangat kami butuhkan demi perbaikan dan penyempurnaan makalah ini kedepannya.

Malang, 17 September 2022

Tim Penyusun
Daftar Isi

Kata Pengantar.............................................................................................................................i

Daftar Isi.....................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1

1.1 Latar Belakang..........................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................... 1
1.3 Tujuan...................................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................2

BAB III PENUTUP.................................................................................................................10

3.1 Simpulan.................................................................................................................10
3.2 Saran.......................................................................................................................10

Daftar Pustaka.......................................................................................................................... 11
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam melaksanakan proses pembelajaran dibutuhkan desain pembelajaran yang baik
dan telah dirancang dengan matang. Desain pembelajaran memiliki peran penting bagi
ketercapaian suatu tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran dari masing-masing materi
atau mata pelajaran tentu tidak semuanya sama, sehingga diperlukan model desain
pembelajaran yang sesuai. Model desain pembelajaran adalah sarana konseptual untuk
menganalisis, merancang, memproduksi, menerapkan, dan mengevaluasi sebuah aktivitas
atau program pembelajaran. Terdapat berbagai model desain pembelajaran yang
berkembang di dunia pendidikan hingga saat ini. Maka dari itu, makalah ini akan
menjelaskan model-model desain pembelajaran yang dapat diterapkan dalam suatu
pembelajaran.
1.2 Rumusan Masalah
a. Bagaimana perkembangan model desain pembelajaran?
b. Bagaimana model Dick & Carey?
c. Bagaimana model ASSURE?
d. Bagaimana model Jerold E. Kemp dkk.?
e. Bagaimana model Smith & Ragan?
f. Bagaimana model ADDIE?
g. Bagaimana model front-end system design oleh A. W. Bates?
1.3 Tujuan
a. Mengetahui perkembangan model desain pembelajaran.
b. Mengetahui model Dick & Carey.
c. Mengetahui model ASSURE.
d. Mengetahui model Jerold E. Kemp dkk.
e. Mengetahui model Smith & Ragan.
f. Mengetahui model ADDIE.
g. Mengetahui model front-end system design oleh A. W. Bates.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Perkembangan Model Desain Pembelajaran


Model desain pembelajaran yang ada saat ini merupakan bagian dari hasil
perkembangan yang terjadi dari waktu ke waktu. Seels (1995) mengklasifikasikan
perkembangan model desain sistem pembelajaran ke dalam empat generasi. Berikut ini
adalah penjelasan dari masing-masing generasi tersebut.
a. Generasi pertama
Generasi pertama model desain pembelajaran berfokus pada aktivitas pembelajaran
di kelas dengan menerapkan paradigma teori belajar perilaku atau behavioristik. Model
desain sistem pembelajaran generasi pertama ini memasukan komponen-komponen
yang sekaligus juga merupakan langkah-langkah yang bersifat sistematis, yaitu:
• Menyiapkan tujuan pembelajaran behavioristik.
• Menyiapkan pre-tes
• Memproduksi produk dan program pembelajaran
• Menyiapkan pos-tes
b. Generasi kedua
Generasi kedua dari model desain sistem pembelajaran ditandai dengan
digunakannya pendekatan dan teori sistem untuk mengontrol dan mengelola sistem
pembelajaran yang bersifat lebih kompleks. Generasi kedua telah melibatkan variabel-
variabel baru yang meliputi analisis siswa, revisi, memilih bahan-bahan pembelajaran
yang ada, dan menetapkan metode penyampaian materi pelajaran, serta hal-hal yang
terkait dengan implementasi model. Model desain pembelajaran generasi kedua masih
tetap mengunakan paradigma teori belajar perilaku atau behavioristik
c. Generasi ketiga
Model desain sistem pembelajaran tidak lagi digambarkan sebagai sebuah proses
yang linear seperti model-model sebelumnya, melainkan model desain sistem
pembelajaran juga dapat diasumsikan sebagai proses yang berulang. Model desain
sistem pembelajaran generasi ketiga terdiri atas beberapa fase, yaitu fase penilaian, fase
desain, fase produksi, dan fase implementasi.
d. Generasi keempat
Pada generasi keempat, model desain pembelajaran lebih menyerap pemikiran-
pemikiran yang berasal dari teori belajar kognitif. Pada generasi keempat ini, unsur
perubahan dinamis yang bersifat kontekstual lebih mendapat perhatian. Model desain
pada generasi keempat ini memuat enam komponen atau aktivitas pokok, yaitu analisis,
desain, produksi, implementasi, pemeliharaan, dan evaluasi.
2.2 Model Dick & Carey
Model Dick & Carey adalah model desain pembelajaran yang dikemukakan oleh Walter
Dick dan Lou Carey tahun 1985. Model desain pembelajaran Dick & Carey berorientasi
pada sistem. Komponen dari model Dick and Carey meliputi pembelajar, pengajar, materi,
dan lingkungan. Semua komponen tersebut berinteraksi dalam proses pembelajaran untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Terdapat 10 langkah pembelajaran dalam model
Dick & Carey ini, diantaranya adalah:
1. Mengidentifikasi tujuan umum pembelajaran
Langkah awal yang harus dilakukan pada model Dick & Carey adalah
mengidentifikasi tujuan pembelajaran. Rumusan tujuan pembelajaran dapat
dikembangkan dari rumusan tujuan pembelajaran yang sudah ada pada silabus atau dari
hasil analisis kinerja atau performance analysis. Rumusan tujuan pembelajaran dapat
juga dihasilkan melalui proses analisis kebutuhan atau need analysis dan pengalaman-
pengalaman tentang kesulitan-kesulitan belajar yang dihadapi oleh siswa. Selain itu,
tujuan pembelajaran dapat juga dirumuskan dengan menggunakan analisis tentang cara
seseorang mengerjakan tugas atau pekerjaan yang spesifik dan persyaratan-persyaratan
yang diperlukan untuk melakukan tugas dan pekerjaan tersebut. Cara ini dikenal dengan
istilah analisis tugas atau task analysis.
2. Melaksanakan analisis instruksional
Setelah tujuan umum pembelajaran diidentifikasi, maka selanjutnya adalah
melaksanakan analisis instruksional, yaitu sebuah prosedur yang digunakan untuk
menentukan keterampilan dan pengetahuan yang relevan dan diperlukan oleh siswa
untuk mencapai kompetensi atau tujuan pembelajaran.
3. Menganalisis siswa dan konteks
Langkah ketiga yang perlu dilakukan adalah menganalisis siswa dan konteks.
Analisis siswa terkait dengan bagaimana karakteristik dan kemampuannya. Sementara
itu, analisis konteks meliputi kondisi-kondisi terkait dengan keterampilan yang
dipelajari oleh siswa dan situasi yang terkait dengan tugas yang dihadapi oleh siswa
untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang dipelajari.
4. Merumuskan tujuan performansi
Berdasarkan hasil analisis instruksional, seorang perancang desain sistem
pembelajaran perlu mengembangkan kompetensi atau tujuan pembelajaran spesifik
yang perlu dikuasai oleh siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang bersifat
umum.
5. Mengembangkan butir-butir tes acuan patokan
Setelah merumuskan tujuan atau kompetensi khusus, langkah selanjutnya adalah
mengembangkan alat atau instrumen penilaian yang mampu mengukur pencapaian
hasil belajar siswa.
6. Mengembangkan strategi pengajaran
Langkah keenam dalam model Dick & Carey adalah mengembangkan strategi
pembelajaran. Strategi pembelajaran berperan penting dalam mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Strategi pembelajaran tidak boleh dipilih secara sembarangan. Berikut
ini adalah beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih strategi
pembelajaran:
a. Teori terbaru tentang aktivitas pembelajaran.
b. Penelitian tentang hasil belajar
c. Karakteristik media pembelajaran yang akan digunakan untuk menyampaikan
materi pembelajaran
d. Materi atau substansi yang perlu dipelajari oleh siswa
e. Karakteristik siswa yang akan terlibat dalam kegiatan pembelajaran
7. Mengembangkan dan memilih material pengajaran.
Material atau bahan ajar merupakan hal penting yang harus dikembangkan dan
dipilih dengan baik.
8. Mendesain dan melaksanakan evaluasi formatif
Ketika draf atau rancangan program pembelajaran selesai dikembangkan, maka
langkah selanjutnya adalah melakukan evaluasi formatif. Evaluasi formatif dilakukan
untuk mengumpulkan data yang terkait dengan kekuatan dan kelemahan program
pembelajaran. Hasil dari proses evaluasi formatif dapat digunakan sebagai masukan
atau input untuk memperbaiki draf program pembelajaran. Terdapat 3 tipe evaluasi
formatif yang dapat diterapkan untuk mengembangkan produk atau program
pembelajaran, yaitu evaluasi perorangan, evaluasi kelompok sedang, dan evaluasi
lapangan.
9. Merevisi bahan pembelajaran
Menurut Dick and Carrey ada dua revisi yang perlu dipertimbangkan, yaitu revisi
terhadap isi atau substansi bahan pembelajaran agar lebih cermat sebagai alat belajar
dan revisi terhadap cara-cara yang dipakai dalam menggunakan bahan pembelajaran.
10. Mendesain dan melakukan evaluasi sumatif.
Evaluasi sumatif dianggap sebagai puncak dalam aktivitas/langkah pembelajaran
model Dick dan Carey. Evaluasi sumatif dilakukan setelah program selesai dievaluasi
secara formatif dan direvisi sesuai dengan standar yang digunakan oleh perancang.
Evaluasi sumatif tidak melibatkan perancang program, tetapi melibatkan penilai
independen. Hal ini merupakan satu alasan mengapa evaluasi sumatif tidak tergolong
kedalam proses desain sistem pembelajaran.
Kelebihan dari model desain pembelajaran Dick and Carey adalah:
a. Setiap tahapan/komponen jelas dan tersusun secara sistematis
b. Terdapat revisi bahan pembelajaran
c. Dapat digunakan dalam skala besar

Sementaran itu, kelemahan dari model ini adalah:

a. Tahapan/komponennya sangat panjang


b. Membutuhkan waktu yang cukup lama dalam pengimplementasiannya
c. Tidak semua prosedur pelaksanaan KBM dapat di kembangkan sesuai dengan langkah-
langkah dalam model ini.
2.3 Model ASSURE
Model ASSURE lebih difokuskan pada perencanaan pembelajaran untuk digunakan dalam
situasi pembelajaran di dalam kelas secara aktual. Jika dibandingkan dengan model desain
pembelajaran yang lain, model ASSURE terbilang lebih sederhana.
Kata ASSURE sebenarnya adalah kata yang mencerminkan 6 komponen yang berbeda. 6
komponen itu adalah:
a. Analyze learner
Langkah pertama yang harus dilakukan menurut model ASSURE ini adalah analisis
pembelajar/siswa. Analisis disini adalah terkait bagaimana karakteristik siswa. Pemahaman
yang baik tentang karakteristik siswa akan sangat membantu siswa dalam upaya mencapai
tujuan pembelajaran. Analisis terhadap karakteristik siswa meliputi beberapa aspek
penting, yaitu karakteristik umum, kompetensi spesifik yang telah dimiliki sebelumnya,
dan gaya belajar atau learning style siswa.
b. State objectives
Menentukan tujuan pembelajaran yang spesifik adalah langkah kedua yang perlu
dilakukan menurut model ASSURE.
c. Select methods, media, and materials
Langkah ketiga dalam model ASSURE adalah memilih metode, model, dan bahan ajar
yang akan diterapkan dalam pembelajaran. Pemilihan ketiga komponen tersebut harus
dilakukan dengan baik dan cermat, sebab ketiga komponen tersebut berperan penting dalam
membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran yang telah digariskan.
d. Utilize media and materials
e. Require learner participation
Keterlibatan pembelajar (siswa) dalam pembelajaran merupakan hal yang harus
diperhatikan. Siswa harus terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran.
f. Evaluate and revise
Setelah mendesain aktivitas pembelajaran, maka lngkah berikutnya yang perlu dilakukan
adalah evaluasi. Tahap evaluasi dalam model ini dilakukan untuk menilai efektivitas
pembelajaran dan juga hasil belajar siswa. Proses evaluasi terhadap semua komponen
pembelajaran perlu dilakukan agar dapat memperoleh gambaran yang lengkap tentang
kualitas sebuah program pembelajaran.
2. 4 Model Jerold E. Kemp dkk
Model Jerold E. Kemp dkk. merupakan model desain pembelajaran yang berbentuk
lingkaran. Bentuk lingkaran tersebut dimaksudkan bahwa adanya proses kontinyu dalam
menerapkan desain sistem pembelajaran. Model desain sistem pembelajaran yang
dikemukakan oleh Kemp dkk. terdiri atas beberapa komponen, yaitu:
1. Mengidentifikasi masalah dan menetapkan tujuan pembelajaran.
2. Menentukan dan menganalisis karakteristik siswa.
3. Mengidentifikasi materi dan menganalisis komponen-komponen tugas belajar yang terkait
dengan pencapaian tujuan pembelajaran.
4. Menetapkan tujuan pembelajaran khusus bagi siswa.
5. Membuat sistematika penyampaian materi pelajaran secara sistematik dan logis.
6. Merancang strategi pembelajaran.
7. Menetapkan metode untuk menyampaikan materi pelajaran.
8. Mengembangkan instrumen evaluasi.
9. Memilih sumber-sumber yang dapat mendukung aktivitas pembelajaran.
Model desain pembelajaran milik Jerold E. Kemp dkk. Ini memungkinkan penggunanya
untuk memulai kegiatan desain dari komponen yang mana saja. Model ini tergolong dalam
taksonomi model yang berorientasi pada kegiatan pembelajaran individual atau klasikal. Model
ini dapat digunakan oleh guru untuk menciptakan proses pembelajaran yang berlangsung di
dalam kelas secara efektif, efisien, dan menarik.

2. 5 Model Smith & Ragan


Desain sistem pembelajaran yang dikembangkan oleh Smith dan Ragan terdiri atas 8 tahap,
yaitu:
1. Analisis lingkungan belajar
Tahap pertama dalam model desain pembelajaran Smith & Ragan adalah analisis
lingkungan belajar meliputi prosedur menetapkan kebutuhan akan adanya proses
pembelajaran dan lingkungan tempat program pembelajaran akan diimplementasikan.
Tahap analisis dalam model ini digunakan untuk mengetahui dan mengidentifikasi
masalah-masalah pembelajaran.
2. Analisis karakteristik siswa
Setelah menganalisis lingkungan belajar, maka objek analisis selanjutnya adalah
karakteristik siswa. Karakteristik siswa disini meliputi kondisi sosial ekonomi,
kemampuan, penguasaan isi atau materi pelajaran, dan gaya belajar. Gaya belajar siswa
dapat dikelompokkan menjadi gaya belajar auditori, gaya belajar visual, dan gaya belajar
kinestetik.
3. Analisis tugas pembelajaran
Tahap ketiga dalam model Smith & Ragan adalah melakukan analisis tugas
pembelajaran. Analisis tugas pembelajaran atau task analysis merupakan langkah yang
dilakukan untuk membuat deskripsi tugas-tugas dan prosedur yang perlu dilakukan oleh
individu untuk mencapai tingkat kompetensi dalam melakukan suatu jenis pekerjaan.
Analisis tugas perlu dilakukan untuk menetapkan tujuan-tujuan pembelajaran spesifik yang
perlu dimiliki oleh pembelajar untuk mencapai tingkat kompetensi dalam melakukan suatu
hal.
4. Asesmen objektif
Asesmen atau penilaian secara objektif penting dilakukan untuk mengetahui sejauh mana
efektivitas program pembelajaran.
5. Menentukan strategi pembelajaran
Menentukan strategi pembelajaran dilakukan untuk mengelola program pembelajaran
yang didesain agar dapat membantu siswa dalam melakukan proses pembelajaran yang
bermakna. Strategi pembelajaran dalam konteks ini dapat diartikan sebagai siasat yang
perlu dilakukan oleh instruktur agar dapat membantu siswa dalam mencapai hasil belajar
yang optimal.
6. Membuat progam pembelajaran
Memproduksi program pembelajaran mempunyai makna adanya proses atau aktivitas
dalam menerjemahkan desain sistem pembelajaran yang telah dibuat ke dalam bahan ajar
atau program pembelajaran. Program pembelajaran merupakan output dari desain sistem
pembelajaran.
7. Evaluasi formatif
Melakukan evaluasi formatif untuk menemukan kelemahan-kelemahan dari draf bahan
ajar yang telah dibuat untuk segera direvisi agar menjadi program pembelajaran yang
efektif, efisien, dan menarik
8. Revisi kegiatan pembelajaran
Tahap terakhir dalam model Smith dan Ragan adalah menganalisis rancangan atau draf
program pembelajaran. Rancangan atau draf tersebut dianalisis apakah ada kekurangan
atau kesalahan yang perlu diperbaiki.
2.6 Model ADDIE
Model ADDIE dikembangkan oleh Reiser dan Mollenda. Model ADDIE memakai 5 tahap
pengembangan, yaitu analisis, desain/perancangan, pengembangan, implementasi/eksekusi,
dan evaluasi/umpan balik. Berikut ini adalah penjelasan dari masing-masing tahap tersebut.
1. Analysis
Analysis menjadi tahap pertama yang dilakukan dalam model ADDIE. Analisis ini terkait
kemampuan-kemampuan atau kompetensi yang perlu dipelajari oleh peserta didik untuk
meningkatkan hasil belajar serta adakah permasalahan yang dihadapi memerlukan solusi
berupa pembuatan perangkat pembelajaran.
2. Design
Tahap kedua dalam model ADDIE adalah mendesain atau merancang model/metode
pembelajaran yang sifatnya masih konseptual.
3. Development
Development dalam model desain pembelajaran ADDIE berisi kegiatan realisasi
rancangan produk. Dalam tahap desain, telah disusun kerangka konseptual penerapan
model/metode pembelajaran baru. Dalam tahap development atau pengembangan,
kerangka yang masih konseptual tersebut direalisasikan menjadi produk yang siap
diimplementasikan.
4. Implementation
Pada tahap ini, desain dan strategi pembelajaran diimplementasikan dalam kelas. Tujuan
utama dari tahap implementasi adalah:
a. Membimbing siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran atau kompetensi.
b. Menjamin terjadinya pemecahan masalah/solusi untuk mengatasi kesenjangan hasil
belajar yang dihadapi oleh siswa.
c. Memastikan bahwa pada akhir program pembelajaran siswa perlu memiliki kompetensi
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan.
5. Evaluation
Evaluation atau evaluasi merupakan tahap penting yang dibutuhkan untuk melihat dan
menilai bagaimana kegiatan pembelajaran berlangsung.

2. 7 Model Front-End System Design oleh A. W. Bates


Model desain pembelajaran yang dikembangkan oleh A. W. Bates ini sangat erat kaitannya
dengan pengembangan Sistem Pendidikan Jarak Jauh (SPJJ). SPJJ telah digunakan secara luas
sebagai alternatif sistem pendidikan yang dilakukan secara regular. Sistem pendidikan ini
sangat membantu bagi mereka yang tidak bisa/berhalangan mengikuti sistem pendidikan
reguler. Unsur-unsur personel yang ada dalam model ini adalah:
a. Pengelola program
b. Ahli materi atau substansi
c. Perancang program pembelajaran
d. Ahli media
e. Tutor
f. Manajer operasi
g. Petugas pengujian

Adapun langkah-langkah yang perlu dilakukan ketika mengaplikasikan model desain


pembelajaran ini adalah:

1. Mengembangkan kerangka isi atau materi pelajaran (course outline development)


2. Memilih media dan teknologi yang akan digunakan untuk menyampaikan isi/materi
pelajaran kepada sasaran (target audience).
Media dan teknologi harus dipilih dengan baik dan dipertimbangkan secara matang.
Bates mengemukakan sebuah konsep yang dapat digunakan sebagai acuan untuk memilih
jenis media dan teknologi yang akan dipakai dalam penyelenggaraan program SPJJ.
Konsep tersebut dikenal dengan istilah ACTIONS, istilah tersebut merupakan singkatan
dari access, cost, teaching functions, interaction/user friendliness, organizational issues,
novelty, dan speed.
3. Menyampaikan isi atau materi pelajaran kepada siswa yang mengikuti program SPJJ.
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Terdapat berbagai macam model desain pembelajaran, diantaranya adalah model Dick
and Carey, model ASSURE, model Jerold E. Kemp dkk., model Ragan and Smith, model
ADDIE, model Front-End System, dsb. Masing-masing model desain pembelajaran
tersebut memiliki karakteristik dan keunggulan tersendiri. Model-model desain
pembelajaran akan senantiasa berevolusi sesuai dengan perubahan konsepsi dan paradigma
pembelajaran. Suatu model desain pembelajaran yang diaplikasikan secara baik dan tepat
dapat menciptakan pembelajaran yang efektif, efisien, dan menarik.
3.2 Saran
Dari materi yang telah dibahas pada bab sebelumnya, berikut ini adalah beberapa saran
yang bisa penulis berikan:
a. Hendaknya kita mempelajari model-model desain pembelajaran sebelum kita memilih
dan mengaplikasikannya.
b. Gunakan model desain pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan kondisi.
Daftar Pustaka

Aji, Wisnu Nugroho. 2016. Model Pembelajaran Dick & Carey dalam Pembelajaran Bahasa
dan Sastra Indonesia. Kajian Linguistik dan Sastra, 1(02), 119-126.
Pribadi, R. Benny A. 2009. Model-Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Dian Rakyat.
Sari, Bintari Kartika. 2017. Desain Pembelajaran Model ADDIE dan Implementasinya dengan
Teknik Jigsaw.

Anda mungkin juga menyukai