PERENCANAAN PEMBELAJARAN
“ MODEL PEMBELAJARAN 4D ”
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt, sebab karena rahmat dan
nikmat Nyalah kami dapat menyelesaikan sebuah tugas makalah pengembangan
kurikulum.
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk menyelesaikan tugas dari dosen yang
bersangkutan agar memenuhi tugas yang telah ditetapkan, dan juga agar setiap mahasiswa
dapat terlatih dalam pembuatan makalah. Makalah ini berjudul“Model Pembelajaran
Menggunakan Metode 4D”.
Kami sebagai penyusun makalah ini, sangat berterima kasih kepada penyedia sumber
walau tidak dapat secara langsung untuk mengucapkannya.
Kami menyadari bahwa setiap manusia memiliki keterbatasan, begitu pun
dengan kami yang masih seorang mahasiswa. Dalam pembuatan makalah ini
mungkin masih banyak sekali kekurangan-kekurangan yang ditemukan, oleh karena
itu kami memohon maaf yang sebesar-besarnya. Kami mengharapkan ada kritik dan
saran dari para pembaca sekalian dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembacanya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR .......................................................................................................i
DAFTAR ISI .....................................................................................................................ii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................................2
C. Tujuan ................................................................................................................2
BAB II. PEMBAHASAN
A. Pengertian Model Pengembangan.........................................................................3
B. Tahap Pengembangan Pembelajaran Model 4D...................................................4
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Seperti yang kita ketahui saat ini, sebagian besar keadaan pembelajaran di sekolah-
sekolah kita masih sangat konvensional, seperti penyampaian materi hanya
diceramahkan, penyusunan materi yang sekedarnya atau materi hanya bersumber dari
buku-buku teks yang belum tentu sesuai dengan keadaan sekolahnya, padahal buku-
buku teks yang banyak beredar saat ini adalah produk nasional yang tidak
memperhatikan karakteristik tiap satuan pendidikan seperti yang dinginkan kurikulum
saat ini, yaitu kurikulum 2013.
Dalam PP nomor 19 tahun 2005 Pasal 20, diisyaratkan bahwa guru diharapkan
mengembangkan materi pembelajaran sendiri, yang kemudian dipertegas malalui
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) nomor 41 tahun 2007 tentang
Standar Proses, yang antara lain mengatur tentang perencanaan proses pembelajaran
yang mensyaratkan bagi pendidik pada satuan pendidikan untuk mengembangkan
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Salah satu elemen dalam RPP adalah
sumber belajar. Dengan demikian, guru diharapkan untuk mengembangkan bahan
pembelajaran sebagai salah satu sumber belajar.
Bahan Pembelajaran merupakan komponen isi pesan dalam kurikulum yang harus
disampaikan kepada siswa. Komponen ini memiliki bentuk pesan yang beragam, ada
yang berbentuk fakta, konsep, prisnsip/kaidah, prosedur, problema, dan sebagainya.
Komponen ini berperan sebagai isi atau materi yang harus dikuasai oleh siswa dalam
kegiatan pembelajaran. Ruang lingkup materi pembelajaran telah tersusun secara
sistematis dalam struktur organisasi kurikulum dalam hal ini adalah standar isi.
Dari beberapa model tersebut tentu memiliki karakteristik masing-masing yang perlu
lebih dalam lagi dipahami. Maka dari itu kita peroleh bahwa pemilihan bahan
pembelajaran perlu diperhatikan dalam kesesuaian dengan standar isi dan lebih-lebih
pemilihan bahan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa. Oleh karena
1
itu, pada makalah ini akan membahasas mengenai model-model pengembangan bahan
ajar yang dianggap penting diketahui untuk mengembangkan bahan ajar.
1.2Rumusan Masalah
1.3Tujuan Penelitian
2
BAB II
PEMBAHASAN
Pengembangan disini artinya diarahkan pada suatu program yang telah atau sedang
dilaksanakan menjadi program yang lebih baik. Hal ini seiring dengan pendapat yang
dikemukakan oleh Adimiharja dan Hikmat, 2001:12 (dalam Sugiarta A.N, 2007:24)
bahwa “pengembangan meliputi kegiatan mengaktifkan sumber, memperluas
kesempatan, mengakui keberhasilan, dan mengintergrasikan kemajuan”.
3
Adanya variasi model yang ada ini sebenarnya juga dapat menguntungkan kita,
beberapa keuntungan itu antara lain adalah kita dapat memilih dan menerapkan salah
satu model desain pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik yang kita hadapi di
lapangan, selain itu juga, kita dapat mengembangkan dan membuat model turunan
dari model-model yang telah ada, ataupun kita juga dapat meneliti dan
mengembangkan desain yang telah ada untuk dicobakan dan diperbaiki. Kesemua
model tersebut juga dapat dimodifikasi untuk melakukan pengembangan bahan ajar.
1 Define (Pendefinisian)
4
model penelitian dan pengembangan (model R & D) yang cocok digunakan untuk
mengembangkan produk. Analisis bisa dilakukan melalui studi literature atau
penelitian pendahuluan.
Thiagarajan (Online), menganalisis 5 kegiatan yang dilakukan pada tahap
define yaitu: analisis ujung depan (front-end analysis), analisis siswa (learner
analysis), analisis tugas (task analysis), analisis konsep (concept analysis) dan
perumusan tujuan pembelajaran (specifying instructional objectives).
b) Learner analysis.
Analisa peserta didik merupakan kegiatan mengidentifikasi bagaimana
karakteristik peserta didik yang menjadi target atas pengembangan perangkat
pembelajaran. Karakteristik yang dimaksud ialah berkaitan dengan kemampuan
akademik, perkembangan kognitif, motivasi dan keterampilan individu yang berkaitan
dengan topik pembelajaran, media, format, dan bahasa.
Pada tahap ini dipelajari karakteristik peserta didik, misalnya: kemampuan,
motivasi belajar, latar belakang pengalaman, dsb
c) Task analysis.
Analisa tugas bertujuan untuk mengidentifikasi keterampilan yang dikaji
peneliti untuk kemudian dianalisa ke dalam himpunan keterampilan tambahan yang
mungkin diperlukan (Thiagarajan, dkk 1974).Dalam hal ini, pendidik menganalisa
tugas pokok yang harus dikuasai peserta didik agar peserta didik bisa mencapai
kompetensi minimal yang ditetapkan.
Guru menganalisis tugas-tugas pokok yang harus dikuasai peserta didik agar
peserta didik dapat mencapai kompetensi minimal.
d) Concept analysis.
Dalam analisa konsep dilakukan identifkasi konsep pokok yang akan
diajarkan, menuangkannya dalam bentuk hirarki, dan merinci konsep-konsep individu
ke dalam hal yang kritis dan tidak relevan (Thiagarajan, dkk 1974). Analisa konsep
selain menganalisis konsep yang akan diajarkan juga menyusun langkah-langkah
yang akan dilakukan secara rasional.
5
Analisa konsep ini meliputi analisa standar kompetensi yang bertujuan untuk
menentukan jumlah dan jenis bahan ajar dan analisis sumber belajar, yaitu identifikasi
terhadap sumber-sumber yang mendukung penyusunan bahan ajar.
2 Design (Perancangan)
6
c Pemilihan format (format selection)
Pemilihan format dalam pengembangan perangkat pembelajaran ini
dimaksudkan untuk mendesain atau merancang isi pembelajaran, pemilihan strategi,
pendekatan, metode pembelajaran, dan sumber belajar. Format yang dipilih adalah
yang memenuhi kriteria menarik, memudahkan dan membantu dalam pembelajaran.
3 Develop (Pengembangan)
7
Dalam konteks pengembangan bahan ajar (buku atau modul), tahap
pengembangan dilakukan dengan cara menguji isi dan keterbacaan modul atau buku
ajar tersebut kepada pakar yang terlibat pada saat validasi rancangan dan peserta didik
yang akan menggunakan modul atau buku ajar tersebut. Hasil pengujian kemudian
digunakan untuk revisi sehingga modul atau buku ajar tersebut benar-benar telah
memenuhi kebutuhan pengguna. Untuk mengetahui efektivitas modul atau buku ajar
tersebut dalam meningkatkan hasil belajar, kegiatan dilanjutkan dengan memberi soal-
soal latihan yang materinya diambil dari modul atau buku ajar yang dikembangkan.
8
4 Disseminate (Penyebarluasan)
9
BAB III
PENUTUP
3.1Kesimpulan
Dalam desain pembelajaran dikenal beberapa model yang dikemukakan oleh para
ahli. Secara umum, model desain pembelajaran dapat diklasifikasikan ke dalam model
berorientasi kelas, model berorientasi sistem, model berorientasi produk, model
prosedural dan model melingkar.
Contoh modelnya adalah model hannafin and peck. Satu lagi adalah model
beroreintasi sistem yaitu model desain pembelajaran untuk menghasilkan suatu sistem
pembelajaran yang cakupannya luas, seperti desain sistem suatu pelatihan, kurikulum
sekiolah, dll. contohnya adalah model ADDIE. Selain itu ada pula yang biasa kita
sebut sebagai model prosedural dan model melingkar. Contoh dari model prosedural
adalah model Dick and Carrey sementara contoh model melingkar adalah model
Kemp.
Adanya variasi model yang ada ini sebenarnya juga dapat menguntungkan kita,
beberapa keuntungan itu antara lain adalah kita dapat memilih dan menerapkan salah
satu model desain pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik yang kita hadapi di
lapangan, selain itu juga, kita dapat mengembangkan dan membuat model turunan
dari model-model yang telah ada, ataupun kita juga dapat meneliti dan
mengembangkan desain yang telah ada untuk dicobakan dan diperbaiki.
3.2Saran
Berdasarkan hasil penulisan makalah ini, penulis memberikan beberapa saran, yaitu
penbaca dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang bagaimana prosedure
model pengembangan ADDIE dan 4D dalam pembelajaran.
10
DAFTAR PUSTAKA
11