DISUSUN OLEH :
DELA (2110201017)
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadiran kami panjatkan ke hadiran Allah SWT. Karena atas rahmat,
karunia serta kasih sayangnya kami dapat menyelesaikan makalah mengenai model-model
pembelajaran tematik. sholawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi terakhir,
penutup para nabi sekaligus satu- satunya uswatun hasanah kita, Nabi Muhammad SAW.
Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada Ibu Al Ihwanah, M,Pd.I selaku dosen Mata
kuliah Pembelajaran Tematik.
Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari masih banyak terdapat kesalahan dan
keliruan, baik yang berkenaan dengan materi pembahasan maupun dengan teknik pengetikan,
walaupun demikian, inilah usaha maksimal kami selaku para penulis usahakan.
Semoga dalam makalah ini para pembaca dapat menambah wawasan ilmu
pengetahuan dan diharapkan kritik yang membangun dari para pembaca guna memperbaiki
kesalahan sebagaimana mestinya.
II
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................II
DAFTAR ISI............................................................................................................................III
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan...................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................1
A. Pengertian model pembelajaran tematik.........................................................................1
B. Dasar Pertimbangan Pemilihan Model pembelajaran.....................................................1
C. Ciri-ciri Model Pembelajaran............................................................................................2
D. Macam-macam Model Pembelajaran..............................................................................3
E. Model Pembelajaran Terpadu di Sekolah Dasar................................................................6
BAB III PENUTUP..................................................................................................................10
A. KESIMPULAN.........................................................................................................10
B. SARAN......................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................11
III
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengetian model-model pembelajaran?
2. Apa saja dasar pertimbangan pemilihan model pembelajaran?
3. Ciri-ciri Model Pembelajaran?
4. Macam-macam model pembelajaran?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan model-model pembelajaran
2. Untuk mengetahui apa saja dasar pertimbangan pemilihan model pembelajaran
3. Untuk mengetahui apa saja ciri-ciri model pembelajaran
4. Untuk mengetahui apa saja macam-macam model pembelajaran
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Isjoni, Cooperative Learning: Efektifitas Pembelajaran , (Bandung: Alfabeta,
2012) hal. 49
1
1. Guru diharapkan mempertimbangkan hal-hal dalam menentukan tujuan yang
hendak ingin dicapai.
Setiap melaksanakan pembelajaran tentu kita memiliki tujuan dari
pembelajaran tersebut. Tujuan yang dimaksud dalam pembelajaran adalah tujuan
belajar siswa setelah mengikuti proses pembelajaran. Gagne dan Bloom merupakan
dua dari beberapa ahli yang menulis teori tujuan pembelajaran 2. Pertimbangan
terhadap tujuan yang ingin dicapai dengan dimunculkan dalam pertanyaan-pertanyaan
yang dapat diajukan, yaitu
a) Apakah tujuan pembelajaran yang ingin dicapai berkenaan dengan
kompetensi akademik, kepribadian, sosial, dan kompetensi vaksional atau diistilahkan
dengan domain kognitif, afektif, dan pskiomotor?
b) Bagaimana kompleksitas tujuan pembelajaran yang ingin dicapai?
c) Apakah untuk mencapai tujuan itu memerlukan keterampilan akademik?
2. Guru diharapkan mempertimbangkan hubungan antara bahan atau materi dalam
pembelajaran yang akan disajikan.
Pertimbangan yang berhubungan dengan bahan atau materi pembelajaran:
a) Apakah materi pelajaran itu berupa fakta, konsep, hukum atau teori
tertentu?
b) Apakah untuk mempelajari materi pembelajaran itu memerlukan prasyarat
atau tidak?
c) Apakah tersedia bahan atau sumber–sumber yang relevan untuk
mempelajari materi itu?
c) Apakah model pembelajaran itu sesuai dengan gaya belajar peserta didik?
2
Nurdyansah, Inovasi Pembelajaran Sesuai Kurikulum 2013, (Sidoarjo: Nizamia Learning Center). hlm. 21
2
4. Guru hendaknya mempertimbangkan hal lain yang bersifat nonteknis atau
waktu yang akan ditempuh dalam penggunaan model tersebut Pertimbangan lainnya
yang bersifat nonteknis:
a) Apakah untuk mencapai tujuan cukup dengan satu model saja?
b) Apakah model pembelajaran yang kita tetapkan dianggap satu–satunya
model yang dapat digunakan?
c) Apakah model pembelajaran itu memiliki nilai efektivitas atau efisiensi?
Setelah mempertimbangkan hal-hal tersebut di atas, barulah kita dapat
memulai kegiatan kita dengan harapan semoga tujuan mulia ini tidak mengecewakan
siswa atau anak didik.
Pemilihan atau penentuan model pembelajaran sangat dipengaruhi oleh
kondisi Kompetensi Dasar (KD), tujuan yang akan dicapai dalam pengajaran, sifat
materi yang akan diajarkan, dan tingkat kemampuan peserta didik. Di samping itu,
setiap model pembelajaran mempunyai tahapan-tahapan (sintaks) yang dapat
dilakukan siswa dengan bimbingan guru. Pelaksanaan pembelajaran dengan
pendekatan saintifik sebagaimana yang diterapkan pada kurikulum 2013, sebaiknya
dipadukan secara sinkron dengan langkah/tahapan kerja (sintaksis) model
pembelajaran.3
3
Ibid, hlm.24
4
Rusman, Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta: Rajawali
Press, 2011), hal. 133
3
5. Memiliki dampak sebagai akibat terapan model pembelajaran. Dampak tersebut
meliputi: (1) dampak pembeklajaran, yaitu hasil belajar yang dapat diukur; (2)
dampak pengiring, yaitu hasil belajar jangka panjang.
6. Membuat persiapan mengajar (desain instuksional) dengan pedoman model
pembelajaran yang dipilihnya
4
3. Model Sarang (Nested)
Model nested merupakan pemaduan berbagai bentuk penguasaan konsep
keterampilan melalui sebuah kegiatan pembelajaran. Misalnya, pada satuan jam
tertentu seorang guru memfokuskan kegiatan pembelajaran pada pemahaman tata
bentuk kata, makna kata, dan ungkapan dengan saran pembuahan keterampilan
dalam mengembangkan daya imajinasi, daya berpikir logis, menentukan ciri
bentuk dan makna kata-kata dalam puisi, membuat ungkapan dan menulis puisi.
Pembelajaran berbagai bentuk penguasaan konsep dan keterampilan tersebut
keseluruhannya tidak harus dirumuskan dalam tujuan pembelajaran. Keterampilan
dalam mengembangkan daya imajinasi dan berpikir logis dalam hal ini disikapi
sebagai bentuk keterampilan yang tergarap saat siswa memakai kata-kata,
membuat ungkapan dan mengarang puisi. Penanda terkuasainya keterampilan
tersebut dalam hal ini ditunjukkan oleh kemampuan mereka dalam membuat
ungkapan dan mengarang puisi. Untuk membantu Anda memahami model ini,
coba perhatikan gambar atau ilustrasi di atas.5
5
Mamat, S.B. dkk, pedoman pelaksanaan pembelajaran tematik, (Jakarta: Dirjen kelembagaan agama
Islam, 2007) hlm. 54
5
6. Model Jaring Laba-laba (Webbed)
Selanjutnya, model yang paling populer adalah model webbed. Model ini
bertolak dari pendekatan tematis sebagai pemadu bahan dan kegiatan
pembelajaran. Dalam hubungan ini tema dapat mengikat kegiatan pembelajaran
baik dalam mata pelajaran tertentu maupun lintas mata pelajaran. Untuk
membantu Anda memahami model ini, coba perhatikan gambar atau ilustrasi di
atas.
a. Adanya faktor motivasional yang dihasilkan dari menyeleksi tema yang sangat diminati.
b. Model jaring laba-laba relatif lebih mudah dilakukan oleh guru yang belum
berpengalaman.
6
Ibid, hlm.56
7
c. Model ini mempermudah perencanaan kerja tim untuk mengembangkan tema ke dalam
semua bidang isi pelajaran.
a. Langkah yang sulit dalam pembelajaran terpadu model jaring laba-laba adalah menyeleksi
tema.
b. Adanya kecenderungan merumuskan suatu tema yang dangkal, sehingga hal ini hanya
berguna secara artifisial di dalam perencanaan kurikulum.
d. Dalam pembelajaran guru lebih fokus pada kegiatan daripada pengembangan konsep.
a. Dengan mengaitkan ide-ide dalam satu mata pelajaran, siswa memiliki keuntungan
gambaran yang besar seperti halnya suatu mata pelajaran yang terfokus pada satu aspek.
a. Berbagai mata pelajaran di dalam model ini tetap terpisah dan nampak tidak terkait,
walaupun hubungan dibuat secara eksplisit antara mata pelajaran (interdisiplin).
7
Rusman, Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru. (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2012), hal 68
8
b. Guru tidak didorong untuk bekerja secara bersama-sama sehingga isi pelajaran tetap
terfokus tanpa merentangkan konsep-konsep dan ide-ide antara mata pelajaran.
Berbeda dengan model jaring laba-laba yang menuntut pemilihan tema dan
pengembangannya sebagai langkah awal, maka dalam model keterpaduan tema yang terkait
dan bertumpang tindih merupakan hal yang terakhir yang ingn dicari dan dipilih oleh guru
dalam tahap perencanaan program. Pertama guru menyeleksi konsep-konsep, keterampilan
dan sikap yang diajarkan dalan satu semester dari beberapa mata pelajaran, selanjutnya
dipilih beberapa konsep, keterampilan dan sikap yang memiliki keterhubungan yang erat dan
tumpang tindih di antara berbagai mata pelajaran.
b. Model ini menghendaki guru yang trampil, percaya diri dan menguasai konsep, sikap dan
keterampilan yang sangat diprioritaskan.
c. Model ini menghendaki tim antar Mata pelajaran yang terkadang sulit dilakukan, baik
dalam perencanaan maupun pelaksanaan.
9
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Model pembelajaran adalah cara yang dilakukan guru dalam melaksanakan suatu
pembelajaran agar konsep yang disajikan dapat dipahami oleh peserta didik. Cara
yang ditempuh guru dan peserta didik dalam pencapaian tujuan pembelajaran tematik
10
SD/MI dilihat dari sudut proses pembelajaran. Guru harus memahami betul
pelaksanaan model pembelajaran yang akan diguanakan dalam proses pembelajaran.
Sebelum menentukan model pembelajaran yang akan digunakan dalam kegiatan
pembelajaran, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan guru dalam memilihnya,
yaitu: Pertimbangan terhadap tujuan yang hendak dicapai, pertimbangan yang
berhubungan dengan bahan atau materi pembelajaran, pertimbangan dari sudut
peserta didik atau siswa, pertimbangan lainnya yang bersifat nonteknis.
B. SARAN
Demikianlah makalah ini kami susun , semoga makalah ini bermanfaat bagi para
pembaca. Dalam penulisan makalah ini kami meyadari masih banyak kekurangan,
maka dari itu saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan untuk
menyempurnakan kekurangan makalah kami ini.
DAFTAR PUSTAKA
Mamat. (2007). Pedoman Pelaksanaan Pembelajaran Tematik. Jakarta: Dirjen kelembagaan agama
islam.
Nurdyansa. (2013). Inovasi pembelajaran sesuai kurikulum 2013. Siduarjo: Nizamia Learning Center.
11
rusman. (2011). Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta:
Rjawali press.
12