Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

DESAIN PEMBELAJARAN DICK AND CAREY


UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Pembelajaran Matematika Sekolah II
Yang dibina oleh Bapak Drs. Sukoriyanto, M.Si
Oleh

Andrian Lalang Runtius / 190311767258


Evi Lutviana / 190311867205
Natalia Putri Dwi Agustina / 190311867228

Offering E

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

PASCASARJANA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

JANUARI 2020
Salah satu model pembelajaran yang menggunakan pendekatan sistem adalah model
pembelajaran yang dikemukakan oleh Walter Dick dan Lou Carey tahun 1985, yang
dikenal dengan model Dick and Carey. Pada salah satu web penelitian yaitu educational
technology disebutkan juga bahwa model pembelajaran dick and carry juga disebut sebagai
model pendekatan system (also known as the Systems Approach Model).
Dick and Carey (1985) memandang desain pembelajaran sebagai sebuah sistem dan
menganggap pembelajaran adalah proses yang sitematis. Model pendekatan Dick and
Carey, selalu mengacu kepada tahapan umum sistem pengembangan pembelajaran
(Instructional Systems Development /ISD).
Berikut ini merupakan diagram model pembelajaran dick and Carey

Secara umum, penggunaan model pengajaran Dick and Carey adalah sebagai berikut.
1. Model Dick and Carey terdiri atas 10 langkah. Setiap langkah sangat jelas maksud dan
tujuannya sehingga bagi perancang pemula sangat cocok sebagai dasar untuk
mempelajari model desain yang lain.
2. Kesepuluh langkah pada model Dick and Carey menunjukkan hubungan yang sangat
jelas dan tidak terputus antara langkah yang satu dengan langkah yang lainnya. Dengan
kata lain, sistem yang terdapat dalam Dick and Carey sangat ringkas, tetapi isinya
padat dan jelas dari suatu urutan ke urutan berikutnya.
3. Langkah awal pada model Dick and Carey adalah mengidentifikasi tujuan pengajaran.
Langkah ini sangat sesuai dengan kurikulum, baik di perguruan tinggi maupun sekolah
menengah dan sekolah dasar, khususnya dalam mata pelajaran tertentu yang memiliki
tujuan pembelajaran dalam kurikulumnya untuk dapat melahirkan suatu rancangan
pembelajaran.
Penggunaan model Dick and Carey dalam pengembangan suatu mata pelajaran
dimaksudkan agar: (a) pada awal proses pembelajaran, anak didik atau siswa dapat
mengetahui dan mampu melakukan hal-hal yang berkaitan dengan materi pada akhir
pembelajaran, (b) adanya hubungan antara tiap komponen, khususnya strategi
pembelajaran dan hasil pembelajaran yang dikehendaki, (c) menerapkan langkah-langah
yang perlu dilakukan dalam melakukan perencanaan desain pembelajaran.
Terdapat 10 tahap pengembangan sistem pembelajaran Dick and Carey, Dick, dkk
(2015) yaitu:

1. Mengidentifikasi Tujuan Instruksional (Identify Instructional Goal(s))


Langkah pertama pada model pendekatan ini adalah menentukan informasi baru
dan kemampuan apa yang akan dipelajari dan diharapkan dapat dikuasai oleh siswa
setelah pembelajaran selesai dilakukan. Informasi tersebut selanjutnya di tuangkan
sebagai tujuan. Tujuan instruksional (instructional goal) dapat diperoleh dari:
 Serangkaian tujuan pembelajaran yang ditemukan dari analisis kebutuhan
 Kesulitan-kesulitan siswa dalam praktik pembelajaran
 Analisis yang dilakukan oleh orang-orang yang bekerja dalam bidangnya
 Beberapa keperluan/syarat untuk pembelajaran yang aktual.
2. Melakukan Analisis Instruksional (Conduct Instructional Analysis)
Setelah mengidentifikasi tujuan-tujuan pembelajaran, langkah selanjutnya adalah
menentukan langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan
pembelajaran tersebut serta melihat subskill apa yang diperlukan untuk memenuhi
tujuan yang telah ditetapkan. Langkah terakhir dalam proses analisis instruksional
adalah menentukan keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang selanjutnya disebut
sebagai entry skill (perilaku awal/masukan) yang diperlukan oleh siswa agar
berhasil dalam instruksi yang baru.
Contoh:
Siswa perlu mengetahui konsep radius dan diameter untuk menghitung luas dan
keliling lingkaran. Konsep tersebut sebagai entry skill untuk instruksi pada
perhitungan luas dan keliling ligkaran.
3. Menganalisis pembelajaran dan konteks (Analyze Learners and Contexts)
Menganalisis pembelajarann dan konteks sama halnya dengan menganalisis tujuan
instruksional. Menganalisis koteks maksudnya adalah menganalisis ketrampilan
(skill) yang akan dipelajari dan digunakan siswa. Selain itu, perlu juga dianalisis
mengenai sikap dalam pembelajaran, seting pembelejaran dan ketrampilan-
ketrampilan yang akan diajarkan. Hal ini sebagai langkah awal yang penting dalam
ppembelajaran.
4. Menulis Tujuan Pembelajaran (Write Performance Objectives)
Perlu ditulis secara spesifik skill apa yang siswa akan kuasai setelah pembelajaran
selesai dilakukan. Untuk selanjutnya, hal ini disbut sebagai tujuan pembelajaran.
Tujuan pembelajaran ditetukan berdasarkan analisis pembelajaran. Analisis
pembelajaran dimaksudkan untuk mengidentifikasi keterampilan-keterampilan
yang dipelajari, bagaimana ketrampilan itu diterapkan, dan kriteria pencapaian
ketrampilan yang diharapkan.
5. Mengembangkan Instrumen Penilaian (Develop Assessment Instruments)
Berdasarkan tujuan pembelajaran yang telah ditulis, guru mengembangkan
instrument penilaian untuk mengukur kemampuan siswa sesuai dengan tujuan yang
telah ditetapkan. Penilaian yang dilakukan focus pada ketrampilan-ketrampilan
yang harus dikuasai siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan.
6. Mengembangkan Strategi Pembelajaran (Develop Instructional Strategy)
Berdasarkan 5 langkah yang telah dilakukan maka guru mengidentifikasi secara
teoritis strategi pembelajaran yang tepat untuk diterapkan. Strategi pembelajaran
tentunya akan menolong guru mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Strategi pembelajaran meliputi;
 Kegiatan prapembelajaran (pre-activity)
 Penyajian informasi (disertai contoh dan demonstrasi)
 Praktek dan umpan balik terhadap apa yang mereka telah lakukan (practice
and feedback)
 Kegiatan tindak lanjut (menghubungkan ketrampilan yang baru dipelajari
dengan aplikasinya dalam dunia nyata)
7. Mengembangkan dan Memilih Materi Pembelajaran (Develop and Select
Instructional Materials)
Pada tahap ini strategi pembelajaran yang digunakan/dipilih menghasilkan instruksi
yang akan diberikan/ dikembangan. produk pengembangan ini meliputi panduan
bagi siswa, bahan ajar (materi) dan penilaian yang akan diberikan.
Produk pngembangan diberikan dalam bentuk: panduan siswa (rubrik), daftar
bacaan siswa, presentasi dengan menggunakan power poin, studi kasus, video,
halaman web, dll)
8. Merancang dan Melakukan Evaluasi Formatif Terhadap Pembelajaran yang
Dilakukan (Design and Conduct Formative Evaluation of Instruction)
Dalam merancang dan mengembangkan evaluasi formative yang dihasilkan adalah
instrumen atau angket penilaian yang digunakan untuk mengumpulkan data.Data-
data yang diperoleh tersebut sebagai pertimbangan dalam merevisi pengembangan
pembelajaran ataupun produk bahan ajar. Ada tiga tipe evaluasi formatif : uji
perorangan (one-to-one), uji kelompok kecil (small group) dan uji lapangan (field
evaluation).
9. Merevisi Instruksi (Revise Instruction)
Data yang diperoleh dari evaluasi formative dikumpulkan dan diinterpretasikan
untuk mengidentifikasi kesulitan yang dialami oleh peserta didik dalam mencapai
tujuan pembelajaran dan untuk melihat kekurangan-kekurangan dalam
pembeajaran. Data dari evaluasi tidak hanya digunakan untuk merevisi instruksi
namun juga digunakan untuk menganalisis keakuratan analisis instruksional dan
ketrampilan yang telah ditetapka. Hasil evaluasi ini digunakan untuk merevisi
pembelajaran agar lebih efekti serta secara berkelanjutan informasi-informasi yang
didapatkan dari hasil evaluasi digunakan untuk meninjau kembali keputusan-
keputusan yang telah ditetapkan.
10. Merancang dan melakukan evaluasi summative (Design and Conduct
Summative Evaluation)
Penilain summatative adalah penilaian yang dilakukan diakhir setelah semua bab
selesai dibahas/disampaikan. Pada model pendekatan ini penilaian summative
biasanya tidak dilakukan oleh guru. Biasanya penilaian summative dilakukan oleh
evaluator (pihak bagian evaluasi pembelajaran).
Contoh penilain summative: UAS, UN

Manfaat Penmbelajaran Dick And Carey untuk guru

Banyak guru yang berfikir bahwa penggunaan pembelajaran model ini akan menyita
banyak waktu mereka untuk mempersiapkan bahan-bahan. Guru dapat memilih atau
menggunakan beberapa langkah yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Lalu manfaat guru
yang menerapkan pendekatan Disck and Carey ini adalah guru belajar cara sistematis
berbasis teoritis untuk melihat dan mempersiapkan proses pembelajaran. Pendekatan ini
bermanfaat juga untuk mempertajam focus guru pada paktik pengajaran yang cenderung
dilakukan dengan cara memprediksi keberhasilan pembelajaran
Daftar Pustaka

Dick, W., Carey, L., & Carey, J. O. (2015). The System Design of Instruction (Eighth Edi).
Florida: Library of Congress Cataloging in Publication Data.

Anda mungkin juga menyukai