Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

ANALISIS PESERTA DIDIK DAN LINGKUNGAN


SERTA MERUMUSKAN TUJUAN KHUSUS
DALAM MODEL SISTEM PEMBELAJARAN DICK AND CAREY

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Desain Pembelajaran


Dosen Pengampu: Prof. Dr. C. Asri Budiningsih, M.Pd.

Disusun oleh:
1. M. Edwansyah Rissal (19707251023)
2. Siti Fatimahtus Zahroh (19707251025)
3. Rismawati Fatima S. (19707251030)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PEMBELAJARAN


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2020
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

nikmat dan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga penulisan makalah

ini dapat diselesaikan.

Penyusunan makalah ini tidak terlepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai

pihak. Untuk itu, kami mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. C. Asri Budiningsih selaku dosen mata kuliah Desain Pembelajaran.

2. Semua pihak yang telah memberikan dukungan dan kerjasama yang baik dalam

penyususnan makalah ini.

Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan bagi para

pembaca dan dapat menjadi referensi perkuliahan terutama terkait “Kelompok Analisis

Peserta Didik Dan Tujuan” Dalam penulisan dan penyusunannya kami sadari masih

banyak kekurangan, oleh sebab itu, kritik dan saran sangat kami harapkan untuk

penyusunan makalah yang lebih baik.

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i

DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................... 2

C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 3

A. Menganalisis Peserta Didik Dan Lingkungan .......................................... 3

B. Merumuskan Tujuan Pembelajaran ......................................................... 13

BAB III PENUTUP ............................................................................................ 19

A. Kesimpulan ............................................................................................. 19

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 20

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kegiatan pembelajaran semakin berkembang seiring dengan berkembangnya
ilmu dan teknologi. Kegiatan pembelajaran itu sendiri merupakan suatu sistem yang
terdiri dari beberapa komponen yang saling berkaitan untuk saling mendukung dan
mempengaruhi. Menciptakan kegiatan pembelajaran sebagai suatu sistem diperlukan
suatu desain pembelajaran yang dapat menciptakan kegiatan pembelajaran yang
efektif dan efisien. Tentunya mendesain suatu kegiatan pembelajaran yang efektif dan
efisien melalui pembelajaran sebagai suatu sistem tentunya memerlukan sinergi yang
baik diantara komponen pembelajaran. Sejalan dengan hal tersebut dkk Reigeluth, et
al. (dalam Idrus, 2017: 33) memperkenalkan empat variabel yang menjadi titik
perhatian ilmuwan pembelajaran yaitu: (1) kondisi pembelajaran, (2) bidang studi, (3)
strategi pembelajaran, (4) hasil pembelajaran.
Sejalan dengan hal tersebut Gagne, et al. (1992: 190) juga menjelaskan
mengenai kaidah dalam kegiatan pembelajaran (instructional events) diantaranya
adalah sebagai berikut: (1) Gaining Attention; yaitu upaya atau cara untuk meraih
perhatian siswa, (2) Informing learner of the objectives; memberitahukan siswa tujuan
pembelajaran yang akan mereka capai/peroleh, (3) Stimulating Recall of Prior
Learning; guru biasa menyebutnya dengan persepsi, yaitu merangsang pelajar untuk
mengingat pelajaran yang berkait sebelumnya dan menghubungkan dengan apa yang
akan dipelajari berikutnya, (4) Presenting Stimulus; setelah itu mulailah dengan
menerangkan stimuli, (5) Providing Learning Guidance; berikan bimbingan belajar,
(6) Eliciting Performance; tingkatkan prestasi, (7) Providing Feedback; berikan balas
kepada pelajar, (8) Assessing Performance; mengukur capaian hasil belajar, (9)
Enhancing Retention and Transfer; tingkatkan capaian hasil belajar sesuai dengan
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan untuk dicapai.
Dari kedua penjelasan dari para ahli tersebut menjelaskan bahwa kegiatan
pembelajaran memiliki faktor-faktor yang mesti dipenuhi untuk menciptakan sebuah
kegiatan pembelajaran yang efektif dan juga efisien. Pada pembahan kali ini topik
yang akan menjadi pembahasan utama yaitu mengenai model pembelajaran sebagai
1
2

sistem Dick and Carey. Model desain pembelajaran Dick and Carey itu sendiri
memiliki sepuluh langkah kegiatan yang harus dilakukan untuk menggunakan desai
pembelajaran tersebut. Adapun 10 langkah dalam model Dick and Carey (2015: 1-2)
yaitu: mencakup (1) mengidentifikasi tujuan umum pembelajaran, (2) melaksanakan
analisis pembelajaran, (3) menganalisis peserta didik dan lingkungan, (4)
merumuskan tujuan performasi, (5) mengembangkan instrumen penilaian, (6)
mengembangkan strategi pembelajaran, (7) mengembangkan dan memilih material
pembelajaran, (8) mendesain dan melaksanakan evaluasi formatif, (9) merevisi bahan
pembelajaran, (10) mendesain dan melakukan evaluasi sumatif.
Semua langkah-langkah ataupun komponen yang ada dalam model sistem
pembelajaran Dick and Carey memiliki keterkaitan satu sama lainnya. Adapun yang
menjadi fokus dalam pembahasan dalam makalah ini mengenai langkah model sistem
pembelajaran Dick and Carey yaitu menganalisis tingkah laku dan karakteristik
peserta didik dan merumuskan tujuan performasi.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang tersebut, beberapa masalah yang
dirumuskan adalah sebagai berikut.
1. Apakah yang dimaksud dengan menganalisis peserta didik dan lingkungan?
2. Apakah yang dimaksud dengan merumuskan tujuan performasi?

C. Tujuan
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan makalah ini adalah
sebagai berikut.
1. Menjelaskan menganalisis peserta didik dan lingkungan.
2. Menjelaskan merumuskan tujuan performasi.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Menganalisis Peserta Didik dan Lingkungan


Kenyataan di lapangan banyak ditemui adanya ketidakcocokan antara
Pembelajaran dengan kemampuan pebelajar, dengan lingkungan tempat belajar dan
dengan lingkungan setelah pembelajar menggunakan keterampilan. Oleh karena itu
perancang tidak hanya menganalisis dan menentukan apa yang akan diajarkan, tetapi
juga menganalisis karakteristik dari peserta didik, konteks di mana belajar akan
dilakukan, dan konteks di mana keterampilan pada akhirnya akan digunakan. Untuk
keperluan ini kita melakukan analisis pembelajar dan analisis konteks.
Alasan lain bagi perancang untuk menganalisis pembelajar dan konteks
adalah bahwa analisis ini tidak dapat dilakukan dalam satu kantor. Desainer harus
berbicara dengan pembelajar, instruktur, dan manajer, mereka harus mengunjungi
ruang kelas, fasilitas pelatihan, dan peserta didik tempat kerja untuk menentukan
keadaan di mana peserta didik akan mendapatkan dan menggunakan keterampilan
baru mereka. Dalam bab ini, kita membahas tentang analisis pembelajar model Dick
and Carey (2015), kemudian selanjutnya apa yang harus kita ketahui tentang
pengaturan di mana peserta didik menerapkan keterampilan baru mereka (analisis
konteks kinerja), dan akhirnya apa yang harus kita ketahui tentang di dimana peserta
didik memperoleh keterampilan baru mereka (analisis konteks pembelajaran).
1. Menganalisis Pembelajar (Analyze Learner)
Sebelum kita membahas analisis pembelajar, baik kita tahu dulu siapa
pembelajar dalam desain yang akan dibuat. Pembelajar disini kadang disebut
sebagai populasi target atau kelompok sasaran. Mari kita mulai dengan
mempertimbangkan bahwa pebelajar mendapatkan seperangkat Pembelajaran.
Pembelajar sebagai target populasi yaitu mereka adalah orang-orang yang akan
dikenai Pembelajaran secara tepat.
Informasi dalam aspek meliputi (1). Keterampilan awal (2) Pengetahuan awal
tentang topik tertentu, (3) Sikap terhadap isi dan sistem penyampaian, (4)
Motivasi belajar, (5) Tingkat pendidikan dan kemampuan, (6) Pembelajaran yang
disukai, (7) Sikap terhadap pengelolaan pemberian, Pembelajaran, dan (8)
3
4

Karakteristik kelompok. Paragraf berikut akan membahas secara lengkap


informasi tersebut (Dick and Carey, 2015: 97) yang akan dijelaskan sebagai
berikut
a. Keterampilan awal
Anggota populasi sasaran harus telah menguasai keterampilan tertentu
sebelum proses pembelajaran dimulai. keterampilan ini harus didefinisikan
dengan jelas, keterampilan ini harus diverifikasi selama proses pengembangan
pembelajaran. Pada peta konsep perilaku masukan berada di bawah garis
entry behavior (Dick and Carey, 2015: 97). Lebih lanjut Suparman (2014:
200) juga menjelaskan bahwa kemampuan awal adalah pengetahuan dan
keterampilan yang telah dimiliki oleh peserta didik sehingga mereka dapat
mengikuti pelajaran dengan baik. Sehubungan dengan hal tersebut Beyer
(1991: 8) juga menjelaskan bahwa setiap masing-masing peserta didik hadir ke
ruang kelas dengan membawa berbagai macam pengetahuan, keterampilan,
keyakinan, dan sikap yang berbeda-beda yang mereka peroleh dari
pengalaman-pengalaman terdahulu
b. Pengetahuan sebelumnya tentang topik
Menekankan pentingnya menentukan apa yang peserta didik sudah tahu
tentang topik yang akan diajarkan secara parsial. Mereka membangun
pengetahuan baru dengan membangun pemahaman mereka sebelumnya,
sehingga hal ini sangat penting bagi desainer untuk menentukan jangkauan dan
sifat pengetahuan sebelumnya.
c. Sikap terhadap isi dan sistem penyampaian
Sikap atau kesan pebelajar terhadap isi materi dan bagaimana akan disajikan
akan mempengaruhi keberhasilan pembelajaran. Harapan populasi tentang
cara penyampaian materi akan menimbulkan motivasi.
d. Motivasi akademik
Tingkat motivasi pebelajar merupakan faktor yang sangat penting dalam
mencapai pembelajaran yang sukses. Ketika pebelajar mempunyai tingkat
motivasi atau interest yang rendah terhadap topik tertentu, pembelajaran
hampir tidak terjadi. Keller (dalam Dick and Carey,2015:97). mengembangkan
sebuah model motivasi ARCS (perhatian, relevansi, kepercayaan dan
kepuasan) yang diperlukan dalam kesuksesan belajar tersebut.
5

e. Pendidikan dan tingkat kemampuan


Menentukan tingkat prestasi dan kemampuan umum pebelajar. Informasi ini
akan membantu mendapatkan gambaran jenis pengalaman pembelajaran yang
mereka alami dan mungkin kemampuan mereka dalam mengatasi masalah
terhadap pendekatan baru dan berbeda dalam pembelajaran.
f. Pembelajaran yang disukai
Menemukan keterampilan belajar dan kesukaan serta minat pebelajar untuk
mendapatkan model pembelajaran yang sesuai. Dengan kata lain, apakah
pebelajar menyukai pendekatan ceramah atau diskusi dalam belajar atau
apakah mereka mengalami pendekatan belajar yang lain seperti studi kasus,
pembelajaran berbasis masalah, kelas seminar atau pembelajaran mandiri
melalui web site.
g. Sikap terhadap organisasi pelatihan / pendidikan
Populasi sasaran yang mempunyai sikap positif dan konstruktif terhadap
organisasi yang menyediakan belajar. Beberapa penelitian telah
mengindikasikan bahwa sikap - sikap yang menunjang terhadap kesuksesan
pembelajaran adalah berkaitan dengan keterampilan baru yang dapat
diterapkan di tempat kerja.
h. Karakteristik kelompok
Analisa pembelajar secara benar akan menghasilkan dua jenis informasi
tambahan yang dapat mempengaruhi dalam merancang pembelajaran.
Pertama, tingkat keragaman populasi pebelajar. Kedua, interaksi langsung
yang terjadi pada populasi pebelajar. Hal ini untuk mendapatkan dan
mengembangkan kesan terhadap apa yang mereka ketahui dan bagaimana
perasaan mereka. Semua variabel pembelajar ini akan digunakan untuk
memilih dan mengembangkan tujuan Pembelajaran, dan mereka akan sangat
mempengaruhi berbagai komponen dari strategi Pembelajaran. Mereka akan
membantu para desainer mengembangkan strategi motivasi untuk
Pembelajaran dan akan menyarankan berbagai jenis contoh yang dapat
digunakan untuk mengilustrasikan poin, cara-cara di mana belajar dapat (atau
tidak) akan disajikan, dan cara untuk membuat praktek keterampilan yang
relevan bagi pembelajar
6

2. Mengumpulkan Data Untuk Analisis Pembelajar(Data For Learner Analysis)


Keluaran hasil dari analisis pebelajar termasuk deskripsi tentang peserta didik
(1) entry sebelumnya perilaku dan pengetahuan tentang topik, (2) sikap terhadap
konten dan potensi sistem pengiriman, (3) motivasi akademik, (4) sebelum
pencapaian dan tingkat kemampuan, (5) belajar preferensi, (6) umum sikap
terhadap organisasi memberikan pelatihan, dan (7) karakteristik kelompok (Dick
and Carey, 2015: 98).
3. Analisis Konteks (Capaian) Kinerja (Performance Context Analysis)
Analisis Kontek capaian kinerja adalah analisa untuk mengetahui lingkungan
pebelajar dimana akan menerapkan keterampilan tersebut. Berdasarkan perspektif
konstruktif, analisa konteks yang dilakukan secara benar dapat membantu para
perancang dalam menciptakan elemen-elemen yang tepat dalam lingkungan belajar
dan membantu pebelajar dalam mengembangkan konsep yang optimal untuk
belajar dan mengingat.
a. Pengelolaan atau Dukungan Supervisor
Kita harus belajar tentang pengorganisasian yang mendukung terhadap
pengharapan pebelajar untuk menerima keterampilan-ketrampilan tersebut.
Penelitian menegaskan bahwa satu indikator kuat dalam penggunaan
keterampilan baru tersebut adalah pengaturan (disebut Transfer Of Training)
yang harus diterima oleh pebelajar
b. Aspek Fisik
Aspek fisik dimana keterampilan tersebut akan diterapkan adalah apakah
mereka menggunakannya berdasarkan perlengkapan, fasilitas, peralatan,
waktu, atau sumber- sumber yang lain. Data-data ini dapat digunakan untuk
merancang sebuah pembelajaran sehingga keterampilan tersebut dapat
diterapkan pada lingkungan atau situasi yang mirip dengan tempat kerja
c. Aspek Sosial
Pemahaman terhadap konteks sosial seperti bekerja sendiri atau merupakan
anggota tim, apakah pebelajar bekerja secara mandiri atau apakah mereka
bekerja mempresentasikan konsep atau idenya dalam pertemuan staf atau
supervisor.
d. Keterampilan Yang Relevan Dengan Tempat Kerja
Untuk memastikan bahwa keterampilan baru yang akan diterima oleh
7

pebelajar sesuai dengan kebutuhan yang sudah diidentifikasi, kita seharusnya


memprediksikan keterampilan-ketrampilan yang relevan yang akan dipelajari
oleh pebelajar tersebut dengan situasi tempat mereka bekerja.
4. Pengumpulan Data untuk Pelaksanaan Analisis Konteks (Data For Permance
Context Analysis)
Pengumpulan data dilakukan dengan kunjungan langsung ke lokasi yang
tujuannya mengumpulkan data dari para pebelajar dan pengelola yang potensial
dan mengamati lingkungan kerja, dimana keahlian-keahlian baru akan digunakan.
Rangkaian prosedur pengumpulan data dasar ini mencakup wawancara dan
observasi.
Hasil utama penelitian pada tahap ini adalah (1) suatu deskripsi lingkungan
fisik dan organisasi, dimana keahlian tersebut digunakan, dan (2) rangkaian faktor
khusus yang memudahkan atau bercampur dengan pemanfaatan keahlian baru oleh
para pebelajar.
5. Analisis Konteks Pembelajaran (Learning Context Analysis)
Terdapat dua aspek untuk analisis konteks pembelajaran, yaitu menentukan
apa dan bagaimana seharusnya. Apa di sini adalah suatu tinjauan kondisi yang
mana instruksi tersebut terjadi. Hal ini mungkin hanya terjadi di satu lokasi,
seperti suatu pusat pelatihan bersama, atau salah satu dari banyaknya lokasi yang
dihadiri oleh seorang klien.Bagaimana seharusnya di sini dapat berupa fasilitas,
perlengkapan, dan sumber yang cukup mendukung instruksi yang
diinginkan.Dalam analisis konteks pembelajaran, fokusnya meliputi unsur-unsur
berikut ini (Dick and Carey, 2015: 101):
a. Penyesuaian lokasi dengan Kebutuhan Pembelajaran
Dalam pernyataan sasaran pembelajaran yang dirancang pada tahap awal
model ini, peralatan dan item pendukung lainnya juga diperlukan untuk
menunjukkan sasaran yang disusun.Apakah lingkungan pembelajaran yang
Anda kunjungi mencakup sasaran-sasaran ini? Dapatkah lingkungan tersebut
sesuai dengan sasaran yang ada ? .
2. Penyesuaian Lokasi untuk Mendorong Lokasi Kerja
Persoalan lain adalah penyesuaian lingkungan pelatihan dengan lingkungan
kerja. Dalam lingkungan pelatihan, suatu upaya yang harus dilakukan untuk
8

mendorong faktor-faktor dari lingkungan kerja yang secara kritis memang


untuk ditampilkan.Apakah hal tersebut memungkinkan untuk dilakukan dalam
konteks pelatihan yang telah dirancang, apakah yang harus diubah atau
ditambahkan.
3. Penyesuaian untuk Pendekatan Penyampaian
Susunan kebutuhan peralatan dari pernyataan sasaran menunjukkan bagaimana
seharusnya berkaitan dengan konteks pembelajaran, dan juga, konteks
pelaksanaan
4. Batasan-batasan Lokasi Pembelajaran yang Mempengaruhi Rancangan dan
Penyampaian
Seorang instruktur mengajar dua puluh hingga dua puluh empat pebelajar
dalam suatu ruang kelas yang masih menggunakan metode pelatihan
bersama.Pendidikan umum sendiri dipimpin oleh guru dengan dua puluh
hingga dua puluh empat pebelajar. Meskipun demikian, sejumlah pendekatan
pembelajaran-mandiri dan fasilitas telah tersedia, dan lebih banyak instruksi
akan disampaikan pada suatu komputer kerja yang mencakup sistem
pendukung pelaksanaan elektronik. Ketika sistem-sistem ini menjadi lebih
mampu dan tersedia untuk penggunaan pelatihan, maka prinsip-prinsip
rancangan sistematis akan menjadi lebih diterapkan, bahkan untuk
pengembangan instruksi yang efisien dan efektif ?.
6. Pengumpulan Data untuk Analisis Konteks Pembelajaran (Data For Learning
Context Analysis)
Dalam banyak cara, analisis konteks pembelajaran bersifat sama terhadap lokasi
kerja. Tujuan utama analisis ini adalah untuk mengenali fasilitas dan batasan yang
ada dari lokasi tersebut. Prosedur yang diikuti dalam menganalisa konteks
pembelajaran adalah untuk merencanakan wawancara dengan instruktur, pengelola
lokasi, dan pebelajar, jika memungkinkan.Begitu juga dengan analisis konteks
pelaksanaan, maka rangkaian pertanyaan wawancara juga harus disiapkan. Hasil-
hasil pokok dari analisis konteks pembelajaran ini adalah sebagai berikut: (1)
sebuah deskripsi tentang sejauh mana tingkat lokasi yang digunakan untuk
menyampaikan pelatihan dengan keahlian yang diperlukan untuk beralih ke lokasi
kerja, dan (2) sebuah susunan batasan yang akan menjadi implikasi-implikasi
penting untuk proyek ?
9

7. Contoh Aplikasi Model Dick And Carey


a. Analisis Pembelajar (Peserta Didik) (Dick and Carey, 2015: 107)

No Kategori Sumber Data Diskripsi Karakteristik Pebelajar


informasi
1 Entry Pembelajaran Pebelajar sudah mampu
Behavior langsung Ujian menggunakan jarum , menggunakan
Rekaman Ujian gunting , memotong kain, menjahit,
Pengalaman mencari bahan kain strimin.
sendiri
2 Sikap Pembelajaran Pebelajar sudah mengetahui dan
terhadap langsung Ujian menyukai pembuatan sulaman dan
Materi dan Rekaman Ujian praktik membuatnya.
sistem Pengalaman
penyajian sendiri
3 Motivasi Pembelajaran Pebelajar memiliki motivasi yang
langsung Ujian tinggi terhadap materi pembuatan
Rekaman Ujian sulaman.
Pengalaman
sendiri
4 Pendidikan Pembelajaran Pembelajarnya adalah murid yang
dan Tingkat langsung Ujian sudah duduk di kelas VII SMP
Kemampua Rekaman Ujian Negeri 2 Mojokerto.
n Pengalaman
sendiri Interview Kemampuan pebelajar agak beragam
mengenai materi pembuatan
sulaman.
5 Gaya Pembelajaran Pebelajar lebih suka diberikan
Belajar langsung Ujian demonstrasi pembuatan sulaman.
Rekaman Ujian
Pengalaman
sendiri
10

6 Sikap Pembelajaran Pebelajar pada umumnya bersikap


terhadap langsung Ujian positif terhadap lembaga.
Lembaga Rekaman Ujian
Pengalaman
sendiri
7 Karakteristi Pembelajaran Heterogernitas: Pebelajar memiliki
k langsung latar belakang yang berbeda-beda
Kelompok Ujian Rata-rata usia peserta didik 11
Umum Rekaman tahun – 13 tahun.
Pengalaman Ukuran: Jumlah pebelajar kelas VII
sendiri berjumlah 32 orang.
Kesan Menyeluruh: Pebelajar
memiliki kesan yang baik

b. Analisis Konteks Kinerja (Dick and Carey, 2015: 109)


No Kategori Sumber Data Karakteristik Pebelajar
informasi
1 Dukungan Pembelajaran Penghargaan: Kepala sekolah
Kepala langsung memberikan reward pada
Sekolah pebelajar. Bentuknya berupa
reinforcement, set ifikat atau
piagam.
2 Aspek fisik Pengalaman Sekolah menyiapkan fasilitas,
dari kinerja pribadi pebelajar sarana prasarana, waktu untuk
tempat pebelajar. Pebelajar
bertanggungjawab untuk
menyiapkan
seluruhnya.
3 Aspek sosial Pengalaman Interaksi: Pebelajar langsung
pribadi pebelajar belajar dilokasi yang berbeda dan
didukung oleh kelompok
kerja atau keluarga atau
11

kawannya yang tahu materi


pembuatan sulaman.

4 Aspek Pengalaman Identifikasi Kebutuhan: Pebelajar


relevansi skills pribadi pebelajar membutuhkan Identifikasi
to workplace. kebutuhan yang diperlukan untuk
pembuatan sulaman.
Aplikasi: Pebelajar
mengidentifikasi bahan dan alat
yang dibutuhkan untuk membuat
sulaman.
Aplikasi yang akan datang:
Pebelajar dapat membuat dan
memprodusikan sulaman untuk
mengembangkan kreatifitas,
produktifitas, dan aspek
ekonomis.

c. Analisis Konteks Pembelajaran (Dick and Carey, 2015: 111)


No Kategori informasi Sumber Data Karakteristik Pebelajar
1 Lokasi/ tempat Belajar Pengalaman Pebelajar melengkapi tugas
pribadi pebelajar belajar dari rumah.
Pebelajar mengerjakan
tugasnya dari pengalaman
yang berbeda dalam
pembuatan sulaman.
2 Kesesuaian kebutuhan Pengalaman Strategi pembelajaran:
pembelajaran pribadi pebelajar Pebelajar melengkapi tugas
belajar dari rumah.
Pebelajar mengerjakan
tugasnya dari pengalaman
yang berbeda dalam
12

pembuatan sulaman.
Waktu: Pertemuan 3 kali X
40 menit. Peserta : 32
orang
Lokasi : SMP Negeri 2
Mojokerto
3 Kesesuaian kebutuhan Pengalaman Lokasi: SMP Negeri 2
pebelajar pribadi pebelajar Mojokerto Kenyamanan:
Pebelajar merasa nyaman/
senang belajar di sekolah
Ruang: Kelas VII
Pelengkapan: Gunting,
jarum, benang, kain
strimin..
4 Kelayakan tempat Pengalaman Karakteristik Pengawas :
belajar pribadi pebelajar Pebelajar mengatur dirinya
sendiri dalam proses
belajar .
Karakteristik Fisik: Tempat
belajarnya baik.
Karakteristik sosial:
Hubungan / komunikasi
antar siswa dan guru baik
13

B. Merumuskan Tujuan Pembelajaran


Komponen yang paling terkenal dalam model desain pembelajaran adalah
menulis tujuan kinerja, atau sering disebut dengan behavioral objectives (tujuan
perilaku). Robert Mager (1962). Tujuan penulisan tujuan kinerja adalah untuk
menjawab pernyataan tentang kemampuan apa yang akan dilakukan pebelajar
ketika mengikuti dan menyelesaikan proses pembelajaran.
Ketika guru dilatih untuk merumuskan tujuan intruksional khusus, terhadap
dua kesulitan utama yang dihadapi ketika proses mendefinisikan tujuan tidak
termasuk dalam komponen yang integral pada model desain pembelajaran.
Pertama, tanpa sebuah model yang jelas para guru menemui kesulitan untuk
menentukan bagaimana memperoleh tujuan pembelajaran, meskipun para
pengajar dapat menguasai mekanisme penulisan tujuan, tidak ada konsep dasar
yang dapat mengarahkan dalam mendapatkan tujuan. Sebagai hasilnya beberapa
guru kembali kepada isi yang terdapat dalam teks books untuk mengidentifikasi
topik-topik yang akan mereka tulis sebagai behavioral objectives. Kedua, apa
yang dilakukan dengan tujuan tersebut setelah ditulis oleh para guru, banyak guru
yang menulis tujuan hanya sebatas tulisan yang berfungsi sebagai dokumen
administrasi bagi seorang guru. Tujuan sangat penting untuk desain pengajaran,
tujuan merupakan pernyataan dari apa yang peserta didik harus mampu lakukan.
Jika tujuan untuk tersedia untuk siswa, mereka memiliki pedoman yang jelas
untuk apa yang harus dipelajari selama pemberlajaran dan diuji sesudahnya.
Berikut ini penjelasan bagaimana merumuskan tujuan dalam model Dick and
Carey (2015)
1. Tujuan Kinerja (Performance Objective)
Tujuan Kinerja adalah sebuah gambaran detail tentang apa yang akan
dapat dilakukan oleh pebelajar setelah menyelesaikan pembelajaran. Titik
pertama mengacu pada 3 istilah yang sering digunakan ketika
mendeskripsikan kinerja pebelajar. Robert Mager 1975 pertama kali
mengunakan istilah behavioral objectives, performance objectives dan
instructional objectives. Instructional objectives menggambarkan jenis
pengetahuan, keterampilan, atau sikap yang akan dipelajari oleh pebelajar.
Seperti yang telah di jelaskan sebelumnya tujuan pembelajaran
14

mendeskripsikan mengenai apa yang akan dapat dilakukan oleh pebelajar


ketika mereka menyelesaikan materi pembelajaran. Hal ini
mendeskrpsikan situasi nyata, situasi belajar diluar, dimana pebelajar akan
menggunakan keterampilan dan pengetahuan tersebut. Ketika tujuan
intruksional umum di ubah dalam Tujuan Kinerja disebut sebagai terminal
objektif. Terminal objektif mendeskripsikan secara jelas apa yang akan
dapat dilakukan oleh pebelajar ketika pebelajar menyelesaikan satu unit
pembelajaran.
Performance objective diperoleh dari keterampilan dalam analisis
intruksional. Satu atau lebih tujuan seharusnya ditulis dalam setiap skill
yang di identifikasi dalam analisis pembelajaran. Kadang-kadang
penulisan objektif tersebut di indetifikasikan sebagai entry behavior (sikap
awal) karena objektif merupakan dasar pengembangan tes item untuk
menentukan apakah pelajar memilki entry behavior seperti yang telah kita
asumsikan.
2. Bagian Suatu Tujuan (Parts Of An Objective)
Bagaimana objektif ditulis sebagai goal statement, langkah-langkah dalam
tujuan, subordinat skill dan entry behavior karya Robert Mager
selanjutnya dijadikan sebagai standar dalam pengembangan objektif,
model tersebut merupakan pernyataan yang meliputi tiga komponen
utama, yaitu : kemampuan yang diukur, kondisi yang menjadi syarat, dan
kriteria penilaian.
a) Derivations of Behaviors (Perilaku)
Dalam penyusunan tujuan diperlukan kata kerja operasional yang
terukur dari masing masing ranah (Kognitif, psikomotor, dan afektif).
Penulisan tujuan ini harus mampu mengungkapkan jenis perilaku yang
dirumuskan melalui proses identifikasi dalam analisis pembelajaran.
Keterampilan intelektual dapat dijelaskan dengan kata kerja
operasional seperti mengidentifikasi, mengklasifikasi, menunjukkan,
atau menghasilkan. Kata kerja ini mengacu pada kegiatan khusus
seperti sebagai pengelompokan objek serupa, membedakan satu hal
dari yang lain, atau memecahkan masalah.( Golas, dan Keller , 2004)
Gagne tidak menggunakan kata kerja seperti tahu, mengerti, atau
15

menghargai karena kata kerja itu sulit untuk diukur. Tujuan kinerja
yang berhubungan dengan keterampilan psikomotorik dapat dilakukan
dengan memilih kata kerja yang dinyatakan dalam bentuk perilaku
(misalnya, berlari, melompat, menari , atau mengemudi). Etika tujuan
melibatkan aspek sikap, pelajar biasanya diharapkan untuk memilih
alternatif tertentu. Di sisi lain, hal itu mungkin melibatkan pelajar
membuat pilihan dari di antara berbagai kegiatan.
b) Derivations of Conditions (Kondisi)
Komponen kedua dari tujuan menetapkan kondisi-kondisi
tertentu yang menjadi bagian dari tujuan tersebut .Kondisi mengacu
pada lingkungan dan sumber-sumber yang tersedia pada saat tujuan
ditetapkan. Dalam pemilihan kondisi yang tepat mempertimbangkan
baik perilaku yang di capai maupun karakteristik populasi target anda
juga membedakan fungsi-fungsi dari kondisi tersebut, fungsi tersebut
meliputi :
1. Syarat-syarat yang disediakan dimana siswa akan
mengunakannya dalam mendapatkan informasi (stimulus).
2. Karakteristik dari sumber-sumber materi yang di perlukan
untuk mengerjakan tugas. Beberapa sumber materi sebagai
berikut
 Ilustrasi seperti table, grafik
 Materi tertulis seperti; artikel surat kabar, story
 Objek secara fisik seperti batu, daun, mesin atau alat
 Materi referensi, kamus, teks book, data base, web
3. Cakupan dan kompleksitas tugas, menyesuaikan dengan
kemampuan dan pengalaman siswa.
4. Konteks yang relevan dengan dunia nyata adalah untuk
membantu transfer pengetahuan dan penampilan dari
pengajaran kedalam kinerja.
c) Derivations of Criteria
Bagian akhir dari objektif adalah kriteria dalam memutuskan
keterampilan performance yang dapat diterima dalam menetapkan
16

kriteria yang logis, anda harus mempertimbangkan tugas yang


dilaksanakan. Beberapa tugas intelectual skill dan verbal information
hanya mempunyai satu respon yang dianggap benar. Beberapa tugas
intelectual skill dan verbal information tidak menghasilkan jawaban
tunggal dan respon siswa yang bervariasi.
3. Langkah Penulisan Tujuan (Process of Writing Objectives)
Disamping menentukan tujuan dan seperangkat pembelajaran yang sesuai
dengan analisis konteks, para desainer seharusnya mereview pernyataan
tujuan sebelum menetapkan tujuan. Langkah-langkah dalam menulis
tujuan adalah sebagai berikut :
1. Edit tujuan untuk merefleksikan performance konteks.
2. Tulis terminal objective yang mencerminkan konteks learning
environment.
3. Tulis tujuan untuk setiap langkah dalam analisis tujuan jika tidak
terdapat substep.
4. Tulis tujuan untuk setiap substep.
5. Tulis tujuan untuk seluruh subordinate skill.
6. Tulis tujuan untuk entry behaviour jika terdapat siswa yang tidak
memiliki kompetensi yang tercakup dalam entry behavior.
4. Evaluasi Tujuan (Evaluation Of Objectives)
Cara yang baik untuk mengevaluasi kelayakan kejelasan dan tujuan
yang telah ditulis adalah untuk membangun sebuah item tes yang akan
digunakan untuk mengukur peserta didik dalam pencapaian tugas. Jika
tidak dapat menghasilkan barang logis sendiri, maka tujuan harus
dipertimbangkan kembali.
Cara lain untuk mengevaluasi kejelasan tujuan adalah dengan meminta
seorang rekan untuk membangun tes item yang sama dan sebangun
dengan perilaku dan kondisi yang ditentukan. Jika item tidak diproduksi
sangat mirip dengan salah satu yang ada dalam pikiran, maka tujuan tidak
cukup jelas untuk berkomunikasi.
Mengevaluasi kriteria yang telah ditetapkan dalam tujuan. Hal ini
dapat dilakukan dengan menggunakan kriteria untuk mengevaluasi
contoh-contoh yang ada kinerja yang diinginkan atau respons.
17

Sementara tujuan menulis, perancang harus sadar bahwa pernyataan-


pernyataan ini kriteria yang akan digunakan untuk mengembangkan
penilaian untuk pengajaran. Perancang mungkin lagi memeriksa kejelasan
dan kelayakan tujuan dengan bertanya, “Bisakah desain item atau tugas
yang menunjukkan apakah seorang pelajar dapat berhasil melakukan apa
yang digambarkan dalam tujuan?”Jika sulit membayangkan bagaimana
hal ini dapat dilakukan dalam fasilitas yang ada dan lingkungan, maka
tujuan harus dipertimbangkan kembali.
Saran bermanfaat lainnya adalah sebaiknya tidak ia enggan untuk
menggunakan dua atau bahkan tiga kalimat untuk secara memadai
menggambarkan tujuan. Tidak ada persyaratan untuk membatasi tujuan ke
satu kalimat. Diasumsikan bahwa siswa akan mempelajari bahan-bahan
sebelum melakukan keterampilan.
5. Contoh Hasil Pengembangan
Tujuan Instructional : Mengapresiasi karya seni rupa
No. Keterampilan Subordinat Tujuan Kinerja
1 1.1 Siswa dapat 1. Dengan menyiapkan bahan dan alat
mengekspresikan karya siswa dapat mengumpulkan bahan yang
seni rupa sesuai untuk pembuatan kartu ucapan.
2 1.2 Siwa dapat membuat 2. Melalui diskusi siswa dapat
karya seni kriya berupa menyebutkan bebrapa alat untuk
kartu ucapan dengan membuat seni kriya.
memanfaatkan barang 3. Dengan menyiapkan alat dan bahan
bekas dilingkungannya siswa dapat memilih bahan dan alat yang
sesuai untuk pembuatan kartu ucapan.
4. Melalui eksplorasi tentang bahan
bahan bekas siswa dapat menuliskan
macam-macam bahan bekas untuk
membuat karya seni kriya.
5. Dengan mengamati beberapa contoh
pola / desain yang disiapkan guru siswa
dapat membuat desain kartu ucapan.
18

6. Dengan latihan menbuat pola kartu


ucapan siswa dapat membuat bagian-
bagian kartu ucapan.
7. Melalui kerja kelompok siswa dapat
mrenggabubgkan bagian-bagian pola
kartu ucapan.
8. Melalui kerja kelompok siswa dapat
menyelesaikan proses pembuatan kartu
ucapan
19

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Perancang tidak hanya menganalisis dan menentukan apa yang akan diajarkan,
tetapi juga menganalisis karakteristik dari peserta didik, konteks di mana belajar
akan dilakukan, dan konteks di mana keterampilan pada akhirnya akan digunakan.
Dalam menganalisis pebelajar ada beberapa yang perlu mengetahui yakni
keterampilan awal, pengetahuan awal tentang topik tertentu, sikap terhadap isi dan
sistem penyampaian, motivasi belajar, tingkat pendidikan dan kemampuan,
pembelajaran yang disukai, sikap terhadap pengelolaan pemberian, pembelajaran,
dan karakteristik kelompok
Selain itu, merumuskan tujuan juga sangat penting untuk desain pengajaran,
tujuan merupakan pernyataan dari apa yang peserta didik harus mampu lakukan.
Jika tujuan untuk tersedia untuk siswa, mereka memiliki pedoman yang jelas untuk
apa yang harus dipelajari selama pemberlajaran dan diuji sesudahnya.
20

DAFTAR PUSTAKA

Beyer, B. K. 1991. Teaching Thinking Skill: A Handbook for Elementary School


Teachers. New York. USA: Allya & Bacon.

Dick, W. and Carrey, L. 2015. The Systematic Design Instruction (Eighth Edition).
New York: Pearson.

Gagne, et al. 1992. Principles of Instructional Design. San Diego: Harcourt Brace
Jovanovich College Publisher.

Idrus, S. A. 2017. Strategi Pembelajaran Kewirausahaan. Malang: Media Nusa


Creative.

Suparman, A. 2014. Desain Instruksional Modern: Panduan Para Pengajar dan


Inovator Pendidikan. Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai