Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

“Teori Belajar yang melandasi dalam pelaksanaan bk belajar ”

Dosen Pengampu:
Nurul Agustina S,Pd.

Disusunoleh:

Firdaus Rinjang F (208620100581)

Qonita Fauziah (208620100641)

Ainul Rizki (208620100801)

Ella Zuhairina F (208620100721)

Sonia Devi M (208620100201)

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI BANYUWANGI
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya,
penulis dapatmenyelesaikan tugas makalah yang berjudul " Teori Belajar yang
melandasi dalam pelaksanaan bk belajar " dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Bimbingan dan


Konseling Pribadi-Sosial. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan
bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dwi Anggraini selaku dosen
MataKuliah Bimbingan dan Konseling Pribadi-Sosial tidak lupa juga
berterimakasih kepada Ibu Nurul Agustina selaku asisten dosen yang
menggantikan Ibu Dwi Anggraini . Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada
semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran
dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Banyuwangi, 2 Oktober 2021

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................................1

KATA PENGANTAR....................................................................................................2

DAFTAR ISI...................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................4

1.1 Latar Belakang..............................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................4

1.3 Tujuan Penulisan Makalah............................................................................4

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................6

2.1 Pengertian Konsep Diri...........................................................................................6

2.2 Pembagian Konsep Diri...........................................................................................7

2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri...................................................8

2.4 Pengertian Regulasi Diri..........................................................................................9

2.5 Faktor Yang Mempengaruhi Regulasi Diri.............................................................9

BAB III PENUTUP........................................................................................................12

3.1 Kesimpulan...................................................................................................12

3.2 Saran ............................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................13
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Layanan bimbingan belajar adalah layanan bimbingan dan konseling yang


memungkinkan peserta didik (klien) untuk mengembangkan diri dengan sikap dan
kebiasaan belajar yang baik, materi belajar dengan kecepatan dan kesulitan belajar, serta
berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar lainnya. didalam layanan bimbingan belajar
ada beberapa teknik layanan bimbingan belajar yaitu teknik kelompok dan teknik
individual. didalam teknik layanan bimbingan belajar tersebut terdapat beberapa teori
teori yang melandasai teknik layanan bimbingan dan konseling. yaitu teori belajar
humanistik, teori belajar behavior, teori belajar konstruktif dan teori kognitif yang saling
berkaitan.

1.2 Rumusan masalah

1.2.1 Apa pengertian bimbingan dan konseling belajar?

1.2.2 Apa Layanan bimbingan belajar?

1.2.3 Berapa jenis-jenis teori belajar?

1.3 Tujuan masalah

1.3.1 Menjelaskan pengertian bimbingan dan konseling belajar.

1.3.2 Menjelaskan layanan bimbingan belajar.

1.3.3 Memaparkan jenis-jenis teori belajar.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian bimbingan dan konseling belajar.

Istilah bimbingan,adalah proses pemberian bantuan kepada individu atau kelompok


untuk memahami dan menggunakan secara luas kesempatan-kesempatan pendidikan,
jabatan, dan pribadi yang mereka miliki untuk dapat mereka kembangkan, dan sebagai satu
bentuk bantuan yang sistemik melalui dimana individu dibantu untuk dapat memperoleh
penyesuaian yang baik terhadap lingkungan dan kehidupan dimana individu tersebut
berada.konseling merupakan hubungan yang bersifat membantu dalam pemberian nasihat
kepada seseorang untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi. Nasihat yang diberikan
berasal dari pengetahuan ataupun keterampilan seseorang untuk menyelesaikan suatu
persoalan.Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi
perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat. Belajar merupakan
akibat adanya interaksi antara stimulus dan respons. Seseorang dianggap telah belajar
sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya.

Menurut teori ini, dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan
output yang berupa respons. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa bimbingan
dan konseling belajar adalah merupakan proses pemberian bantuan yang dilakukan via
wawancara konseling oleh konselor kepada peserta didik, atau suatu interaksi atara konselor
dan konseli secara face to face atau lainnya untuk membantu memahami, menganalisa dan
mengatasi masalah sehingga kemudian konseli dapat berkembang secara optimal.

2.2 Layanan bimbingan belajar.

Layanan bimbingan belajar adalah layanan bimbingan dan konseling yang


memungkinkan peserta didik (klien) untuk mengembangkan diri dengan sikap dan
kebiasaan belajar yang baik, materi belajar dengan kecepatan dan kesulitan belajar, serta
berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar lainnya. Sehingga pembelajaran merupakan
proses untuk membawa siswa aktif dalam kegiatan belajar, merangsang siswa untuk
menggali, menemukan dan menguasai materipelajaran yang berguna dalam kehidupan dan
perkembangan optimal dirinya. Layanan bimbingan belajar diharapkan bisa membantu
siswa dalam belajar, sehingga tidak lagi menghadapi kesulitan-kesulitan dalam belajar
misalnya saja tidak lagi mendapat nilai yang di bawah rata-rata, tidak lagi mempunyai
kebiasaan buruk, misalnya saja selalu menunda nunda tugas, tidak membuat PR ( pekerjaan
rumah), tidak pernah mencatat jadwal sehingga tidak tahu apa yang seharusnya dipelajari
untuk pelajaran yang diajarkan besok. Selanjutnya diharapakan siswa lebih siap dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran, jika nanti dengan layanan ini klien atau siswa merasa
bisa merubah kebiasaan buruk tersebut, akan diberikan pengutan positif. Penguatan positif
merupakan suatu pola tingkah laku dengan memberikan ganjaran atau perkuatan segera
setelah tingkah laku yang diharapkan muncul. Dengan demikian diperkirakan bahwa
layanan bimbingan belajar untuk meningkatkan prestasi belajar bagi siswa yang mengalami
kesulitan belajar akan efektif untuk membantu siswa dalam menghadapi kesulitan belajar.

Ada beberapa teknik layanan dalam bimbingan belajar yaitu teknik bimbingan dan
konseling.

a. Teknik Individual
Melalui teknik ini pembimbing menghadapi siswa yang bermasalah dan
memerlukan bimbingan. Suasana konseling dipengaruhi oleh pihak mana yang
memulai proses bimbingan. Dalam hubungan yang demikian, maka dapat dibedakan
beberapa teknik bimbingan individual sebagai berikut.
 Directive Counseling
Teknik pelayanan bimbingan tertuju pada masalahnya, pembimbing yang
membuka jalan pemecahan masalah yang dihadapi siswa.
 Non- Directive Counseling
Dengan prosedur ini pelayaanan bimbingan difokuskan pada anak yang
bermasalah. Adanya pelayanan bimbingan bukan pelayanan yang mengambil
inisiatif, tapi siswa sendiri yang mengambil prakarsa, yang menentukan sendiri
apakah dia membutuhkan pertolongan dari pihak lain.
 Eclective Counseling
Teknik ini lebih luwes jika dibandingkan dengan kedua teknik di atas. Melalui
eclective counseling pelayanan tidak dipusatkan pada pembimbing atau pada siswa,
tetapi masalah yang dihadapi itulah yang harus ditangani secara luwes, sehingga apa
yang digunakan setiap waktu dapat diubah kalau memang diperlukan.

a. Teknik kelompok
Teknik ini banyak digunakan dalam membantu memecahkan maslah-masalah yang
dihadapi oleh beberapa orang siswa. Teknik kelompok dapat juga digunakan untuk
membantu memecahkan masalah-masalah yang dihadapi oleh seorang individu.
 Home rim
Kegiatan bimbingan dilakukan oleh guru bersama siswa di dalam ruang kelas
di luar jam pelajaran. Kegiatan home room dapat dilakukan secara periodik,
misalnya seminggu sekali. Dalam kegiatan ini pembimbing dan siswa dapat lebih
dekat, seperti dalam situasi di rumah.
 Karya wisata

Bimbingan karya wisata merupakan cara yang banyak menguntungkan.


Dengan karya wisata siswa dapat mengenal dan mengamati secara langsung dari
dekat obyek wisata yang menarik perhatiannya dan hubungannya dengan pelajaran
di sekolah. Dengan karya wisata siswa mendapat kesempatan untuk memperoleh
penyesuaian dalam kehidupan kelompok, berorganisasi, kerja sama, dan tanggung
jawab.

 Diskusi kelompok
diskusi kelompok sebaiknya dibentuk kelompok-kelompok kecil yang lebih
kurang terdiri dari 4 sampai 5 orang. Siswa yang telah tergabung dalam kelompok-
kelompok kecil itu mendiskusikan berbagai bentuk permasalahan termasuk di
dalamnya permasalahan belajar secara bersama.
 Kegiatan bersama
Kegiatan bersama merupakan teknik bimbingan yang baik, karena dengan
melakukan kegiatan bersama mendorong anak saling membantu sehingga relasi
sosial positif dapat dikembangkan dengan baik.
2.3. Teori belajar.

Menghadapi tantangan global dalam dunia pendidikan abad 21 seorang pendidik harus
mampu menghadirkan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan bagi peserta didik.
Pendidik harus memiliki kompetensi pedagogi yang matang dengan menguasai teori-teori
belajar. Beberapa teori belajar yang harus dikuasai oleh pendidik yakni teori belajar
behavioristik, kognitif, konstruktivistik, humanistis.

 Teori belajar menurut behavioristik


Menghadapi tantangan global dalam dunia pendidikan abad 21 seorang
pendidik harus mampu menghadirkan pembelajaran yang menarik dan
menyenangkan bagi peserta didik. Pendidik harus memiliki kompetensi pedagogi
yang matang dengan menguasai teori-teori belajar. Beberapa teori belajar yang harus
dikuasai oleh pendidik yakni teori belajar behavioristik,
kognitifisme, konstruktivistik, humanistik, dan teori sibernetik.Menurut teori
behavioristik, apa yang terjadi di antara stimulus dan respon dianggap tidak penting
diperhatikan karena tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur. Yang dapat diamati
hanyalah stimulus dan respons.
Oleh sebab itu, apa saja yang diberikan guru (stimulus), dan apa saja yang
dihasilkan siswa (respons), semuanya harus dapat diamati dan dapat diukur. Teori
ini mengutamakan pengukuran, sebab pengukuran merupakan suatu hal yang
penting untuk melihat terjadi tidaknya perubahan tingkah laku tersebut. Faktor lain
yang juga dianggap penting oleh aliran behaviotistik adalah faktor penguatan
(reinforcement). Penguatan adalah apa saja yang dapat memperkuat timbulnya
respon. Bila penguatan ditambahkan (positive reinforcement) maka respon akan
semakin kuat.
Begitu juga bila penguatan dikurangi (negative reinforcement) responpun akan
tetap 3 dikuatkan. Misalnya, ketika siswa diberi tugas oleh guru, ketika tugasnya
ditambahkan maka ia akan semakin giat belajarnya. Maka penambahan tugas
tersebut merupakan penguatan positif (positive reinforcement) dalam belajar. Bila
tugas-tugas dikurangi dan pengurangan ini justru meningkatkan aktivitas belajarnya,
maka pengurangan tugas merupakan penguatan negatif (negative reinforcement)
dalam belajar. Jadi penguatan merupakan suatu bentuk stimulus yang penting
diberikan (ditambahkan) atau dihilangkan (dikurangi) untuk memungkinkan
terjadinya respons.
 Teori belajar menurut kognitif
Teori belajar kognitif berbeda dengan teori belajar behavioristik. Teori belajar
kognitif lebih mementingkan proses belajar dari pada hasil belajarnya. Para
penganut aliran kognitif mengatakan bahwa belajar tidak sekedar melibatkan
hubungan antara stimulus dan respon. Tidak seperti model belajar behavioristik yang
mempelajari proses belajar hanya sebagai hubungan stimulus-respon, model belajar
kognitif merupakan suatu bentuk teori belajar yang sering disebut sebagai model
perseptual. Model belajar kognitif mengatakan bahwa tingkah laku seseorang
ditentukan oleh persepsi serta pemahamannya tentang situasi yang berhubungan
dengan tujuan belajarnya.
Belajar merupakan perubahan persepsi dan pemahaman yang tidak selalu
dapat terlihat sebagai tingkah laku yang nampak. Teori kognitif juga menekankan
bahwa bagian-bagian dari suatu situasi saling berhubungan dengan seluruh konteks
situasi tersebut. Memisah-misahkan atau membagibagi situasi/materi pelajaran
menjadi komponen-komponen yang kecil-kecil dan mempelajarinya secara terpisah-
pisah, akan kehilangan makna. Teori ini berpandangan bahwa belajar merupakan
suatu proses internal yang mencakup ingatan, retensi, pengolahan informasi, emosi,
dan aspek-aspek kejiwaan lainnya. Belajar merupakan aktifitas yang melibatkan
proses berpikir yang sangat kompleks.
Proses belajar terjadi antara lain mencakup pengaturan stimulus yang diterima
dan menyesuaikannya dengan struktur kognitif yang sudah dimiliki dan terbentuk di
dalam pikiran seseorang berdasarkan pemahaman dan pengalaman-pengalaman
sebelumnya.
 Teori belajar menurut konstruktif
Upaya membangun sumber daya manusia ditentukan oleh karakteristik
manusia dan masyarakat masa depan yang dikehendaki. Karakteristik manusia masa
depan yang dikehendaki tersebut adalah menusia-manusia yang memiliki kepekaan,
kemandirian, tanggung jawab terhadap resiko dalam mengambil keputusan,
mengembangkan segenap aspek potensi melalui proses belajar yang terus menerus
untuk menemukan diri sendiri dan menjadi diri sendiri yaitu suatu proses … (to)
learn to be. Mampu melakukan kolaborasi dalam memecahkan masalah yang luas
dan kompleks bagi kelestarian dan kejayaan bangsanya (Raka Joni, 1990 Kepekaan,
berarti ketajaman baik dalam arti kemampuan berpikirnya, maupun kemudah-
tersentuhan hati nurani di dalam melihat dan merasakan segala sesuatu, mulai dari
kepentingan orang lain sampai dengan kelestarian lingkungan yang merupakan
gubahan Sang Pencipta. Kemandirian, berarti kemampuan menilai proses dan hasil
berpikir sendiri di samping proses dan hasil berpikir orang lain, serta keberanian
bertindak sesuai dengan apa yang dianggapnya benar dan perlu. Tanggungjawab,
berarti kesediaan untuk menerima segala konsekuensi keputusan serta tindakan
sendiri.
Kolaborasi, berarti di samping mampu berbuat yang terbaik bagi dirinya
sendiri, individu dengan ciri-ciri di atas juga mampu bekerja sama dengan individu
lainnya dalam meningkatkan mutu kehidupan bersama. Langkah strategis bagi
perwujudan tujuan di atas adalah adanya layanan ahli kependidikan yang berhasil
guna dan berdaya guna tinggi. Student active learning atau pendekatan cara belajar
siswa aktif di dalam pengelolaan kegiatan belajar mengajar yang mengakui
sentralitas peranan siswa di dalam proses belajar, adalah landasan yang kokoh bagi
terbentuknya manusia-manusia masa depan yang diharapkan. Pilihan tersebut
bertolak dari kajian-kajian kritikal dan empirik di samping pilihan masyarakat (Raka
Joni, 1990). Penerapan ajaran tut wuri handayani merupakan wujud nyata yang
bermakna bagi manusia masa kini dalam rangka menjemput masa depan.
Untuk melaksanakannya diperlukan penanganan yang memberikan perhatian
terhadap aspek strategis pendekatan yang tepat ketika individu belajar. Dengan kata
lain, pendidikan ditantang untuk memusatkan perhatian pada terbentuknya manusia
masa depan yang memiliki karakteristik di atas. Kajian terhadap teori belajar
konstruktivistik dalam kegiatan belajar dan pembelajaran memungkinkan menuju
kepada tujuan tersebut.
 Teori Belajar Humanistik
Selain teori belajar behavioristik dan teori kognitif, teori belajar humanistik
juga penting untuk dipahami. Menurut teori humanistik, proses belajar harus dimulai
dan ditujukan untuk kepentingan memanusiakan manusia itu sendiri. Oleh sebab itu,
teori belajar humanistik sifatnya lebih abstrak dan lebih mendekati bidang kajian
filsafat, teori kepribadian, dan psikoterapi, dari pada bidang kajian psikologi belajar.
Teori humanistik sangat mementingkan isi yang dipelajari dari pada proses belajar
itu sendiri. Teori belajar ini lebih banyak berbicara tentang konsep-konsep
pendidikan untuk membentuk manusia yang dicita-citakan, serta tentang proses
belajar dalam bentuknya yang paling ideal.
Dengan kata lain, teori ini lebih tertarik pada pengertian belajar dalam
bentuknya yang paling ideal dari pada pemahaman tentang proses belajar
sebagaimana apa adanya, seperti yang selama ini dikaji oleh teori-teori belajar
lainnya. Dalam pelaksanaannya, teori humanistik ini antara lain tampak juga dalam
pendekatan belajar yang dikemukakan oleh Ausubel. Pandangannya tentang belajar
bermakna atau “Meaningful Learning” yang juga tergolong dalam aliran kognitif ini,
mengatakan bahwa belajar merupakan asimilasi bermakna. Materi yang dipelajari
diasimilasikan dan dihubungkan dengan pengetahuan yang telah dimiliki
sebelumnya. Faktor motivasi dan pengalaman emosional sangat penting dalam
peristiwa belajar, sebab tanpa motivasi dan keinginan dari pihak si belajar, maka
tidak akan terjadi asimilasi pengetahuan baru ke dalam struktur kognitif yang telah
dimilikinya.
Teori humanistik berpendapat bahwa teori belajar apapun dapat dimanfaatkan,
asal tujuannya untuk memanusiakan manusia yaitu mencapai aktualisasi diri,
pemahaman diri, serta realisasi diri orang yang belajar, secara optimal. 3
Pemahaman terhadap belajar yang diidealkan menjadikan teori humanistik dapat
memanfaatkan teori belajar apapun asal tujuannya untuk memanusiakan manusia.
Hal ini menjadikan teori humanistik bersifat sangat eklektik. Tidak dapat disangkal
lagi bahwa setiap pendirian atau pendekatan belajar tertentu, akan ada kebaikan dan
ada pula kelemahannya. Dalam arti ini eklektisisme bukanlah suatu sistem dengan
membiarkan unsur-unsur tersebut dalam keadaan sebagaimana adanya atau aslinya.
Teori humanistik akan memanfaatkan teori-teori apapun, asal tujuannya tercapai,
yaitu memanusiakan manusia.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian diatas bimbingan dan konseling belajar adalah merupakan proses
pemberian bantuan yang dilakukan via wawancara konseling oleh konselor kepada peserta
didik, atau suatu interaksi atara konselor dan konseli secara face to face atau lainnya
untuk membantu memahami, menganalisa dan mengatasi masalah sehingga kemudian
konseli dapat berkembang secara optimal. Layanan bimbingan belajar adalah layanan
bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik (klien) untuk
mengembangkan diri dengan sikap dan kebiasaan belajar yang baik, materi belajar dengan
kecepatan dan kesulitan belajar, serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar lainnya.
didalam layanan bimbingan belajar ada beberapa teknik layanan bimbingan belajar yaitu
teknik kelompok dan teknik individual. didalam teknik layanan bimbingan belajar tersebut
terdapat beberapa teori teori yang melandasai teknik layanan bimbingan dan konseling.
yaitu teori belajar humanistik, teori belajar behavior, teori belajar konstruktif dan teori
kognitif yang saling berkaitan.

3.2 Saran

Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat banyak kesalahan
dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan
berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang membangun dari para pembaca.

Anda mungkin juga menyukai