Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

TEKNIK-TEKNIK BIMBINGAN DAN KONSELING


(BEHAVIORAL DAN PSIKOANALISIS)
Mata Kuliah: Bimbingan Konseling Anak Usia Dini
Dosen Pengampu: Ainur Rahmah, S. Sos. I

Disusun Oleh:
Kelompok 11
Khalisa (2020130103)
Ratih (2020130114)
Anisah (2020130111)
Nisfi Amaliah (2020130112)
Miftahul Jannah (2020130119)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM


DARUL ULUM KANDANGAN
TAHUN 2023 M/1444 H
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta
salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita semua
dari alam yang gelap gulita menuju alam yang terang benderang, yang bercahayakan Iman,
Islam dan Ihsan.

Terima kasih pula kepada dosen, Ibu Ainur Rahmah, S. Sos. I. yang telah memberikan
tugas kepada penulis untuk memenuhi mata kuliah Bimbingan Konseling Anak Usia Dini.
Penulis telah berupaya dengan daya dan kemampuan yang penulis miliki guna menyelesaikan
makalah ini. Namun penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya dan
masih perlu dilakukan perbaikan-perbaikan. Oleh karena itu, penulis harapkan akan adanya
kritik dan saran yang membangun penulis butuhkan guna untuk menulis Makalah-makalah
selanjutnya.

Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini membawa manfaat bagi para pembaca
dan khususnya penulis pribadi. Semoga usaha penulis ini diridhoi oleh Allah SWT.

Kandangan, 18 Mei 2023


KELOMPOK 11

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................................................. ii
BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
A. Latar Belakang ............................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 2
A. Teknik Bimbingan Konseling ........................................................................................ 2
B. Pengertian Teori Konseling Behavioral ......................................................................... 5
C. Konsep Dasar Teori Konseling Behavioral ................................................................... 6
D. Metode-metode Konseling Behavioral .......................................................................... 7
E. Pengertian Konseling Psikoanalisis ............................................................................... 8
F. Prinsip dan Tujuan Konseling Psikoanalisis .................................................................. 8
G. Contoh Kasus Konseling Psikoanalisis .......................................................................... 9
BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 10
A. Kesimpulan .................................................................................................................. 10
B. Saran ............................................................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 11

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendirian. Oleh karena itu,
saling membantu merupakan satu hal yang mutlak dalam kehidupan manusia. Proses seorang
individu membantu individu lain dalam mengenali dirinya, dunianya, dan memecahkan
masalah pada dirinya disebut sebagai proses konseling.

Terkait dengan masalah bimbingan dan konseling, terdapat banyak ragam teori dan
pendekatan dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling, salah satunya adalah teori
konseling behavioral, yang akan coba kami kupas satu persatu sehingga akan tampak sedikit
kejelasan, dengan harapan kupasan materi yang kami sajikan bermanfaat bagi kita semua yang
bergerak dalam dunia pendidikan.

Pendekatan konseling merupakan teori yang landasan sesuatu kegiatan dan praktik
konseling. Pendekatan itu penting karena jika kita mempunyai pemahaman berbagai
pendekatan, maka akan memudahkan dalam menentukan arah proses konseling. Dalam
memacahkan masalah yang berhubungan dengan psikologis, ada banyak pendekatan-
pendekatan yang akan diberikan konselor kepada konselingnya.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Teknik Bimbingan Konseling?
2. Apa Pengertian Teori Konseling Behavioral?
3. Bagaimana Konsep Dasar Teori Konseling Behavioral?
4. Bagaimana Metode-metode Konseling Behavioral?
5. Apa Pengertian Konseling Psikoanalisis?
6. Bagaimana Prinsip dan Tujuan Konseling Psikoanalisis?
7. Bagaimana Contoh Kasus Konseling Psikoanalisis?

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Teknik Bimbingan Konseling


Teknik merupakan suatu cara yang di lakukan oleh seseorang untuk mencapai
suatu tujuan. Bimbingan konseling adalah suatu kegiatan membantu seseorang mengenali
drinya dan dunianya serta menyelasaikan masalahnya. Sehingga, teknik bimbingan
konseling adalah cara yang dilakukan untuk membantu seseorang mengenali dirinya dan
dunianya.
Teknik bimbingan konseling terbagi dua:
1. Teknik bimbingan individual
Konseling individual adalah proses belajar melalui hubungan khusus pribadi
dalam wawancara antara seorang konselor dan seorang konseli/klien. 1 Bimbingan
secara individual biasanya disebut konseling atau penyuluhan. Dengan penyuluhan,
seorang konselor memberikan bantuan dengan komunikasi langsung, hubungan
empat mata antar dua pribadi, melalui percakapan dalam rangka mengatasi
masalah-masalah yang dihadapi.
Dalam melaksanakan penyuluhan, konselor sedapat mungkin bersifat
simpatik dan penuh pengertian. Konselor sebaiknya dapat turut merasakan apa yang
dirasakan orang yang akan diberikan konseling. Seorang konselor perlu mempunyai
sikap seperti itu, supaya orang yang bersangkutan dapat menaruh kepercayaan
penuh terhadap konselor dan dengan demikian memungkinkan keberhasilan
penyuluhan tersebut.
Ada 3 macam teknik individual:2

a. Konseling yang lansung ( directive counseling)


Teknik directive counseling dicetuskan pertama kali oleh Edmond G.
Williamson.3 Pada teknik ini konselor mengambil peranan penting dan berusaha

1
Nidya Damayanti, Panduan Bimbingan Konseling, (Yogyakarta: Araska, 2012), Hal. 34.
2
Singgih D. Gunarsa, Psikologi Untuk Membimbing, (Jakarta: BPK Gunung Muli, 1985),
Hal 59.
3
Ketut Sukardi, Dasar-dasar Bimbingan Dan Penyuluhan Di Sekolah, (Surabaya:Usaha
Nasional,tth), Hal. 108.

2
3

memberi pengarahan yang sesuai dengan penyelesaian masalahnya. Klien


tinggal menerima saran dari konselor.
b. Konseling yang tidak langsung (non directive counseling).
Sebagai kebalikan dari directive counseling maka non directive counseling
menempatkan si penerima konseling dalam posisi pusat penyuluhan. Si
penerima menjadi pusat daripada tindakan-tindakan dan proses teknik ini.
Konselor hanya mendengarkan, menampung pembicaraan, sedangkan yang
diberi konseling mengambil peranan aktif, berbicara bebas.
c. Konseling eclectic (Eclectictic counseling).
Adalah campuran dari directive dan non-directive counseling. Pada Electic
counseling, konselor menampung pembicara dan penyaluran semua perasaan
kekesalan di samping konselor juga memberikan pengarahan dalam mencari
dan menemukan pemecahan persoalannya.
2. Teknik bimbingan kelompok
Bimbingan kelompok merupakan salah satu bentuk layanan yang diberikan
di sekolah yang merupakan bagian dari pola plus bimbingan kelompok. Menurut
tohirin, definisi bimbingan kelompok adalah suatu cara memberikan bantuan
kepada individu (siswa) melalui kegiatan kelompok. Dalam bimbingan kelompok
merupakan sarana untuk menunjang perkembangan optimal masing-masing siswa,
yang diharapkan dapat mengambil manfaat dari pengalaman pendidikan ini bagi
dirinya sendiri.

Sementara itu, Dewa ketut Sukardi mengatakan hal yang sama mengenai
bimbingan kelompok yaitu: layanan bimbingan yang memungkinkan sejumlah
peserta didik secara bersama-sama memperoleh sebagai bahan dari narasumber
tertentu (terrutama dari pembimbing/ konselor).

Berdasarkan dari pemaparan tersebut, dapat di simpulkan bahwa bimbingan


kelompok adalah salah satu teknik dalam bimbingan konseling untuk memberikan
bantuan kepada pesrta siswa yang dilakukan oleh seorang pembimbing / konselor
melalui kegiatan kelompok yang dapat berguna untuk mencegah berkembangnya
masalah-masalah yang di hadapi siswa.

Tujuan layanan bimbingan kelompok adalah untuk melatih siswa


mengembangkan kemampuan bersosalisasi, dan mewujudkan tingkah laku yang
4

lebih efektif serta meningkatkan kemampuan berkomunikasi baik verbal maupun


nonverbal.

Manfaat bimbingan kelompok menurut Dewi Ketut Sukardi yaitu:


a. Diberikan kesempatan yang luas untuk berpendapat dan membicarakan
berbagai hal yang terjadi di sekitarnya.
b. Memiliki pemahaman yang obyektif, tepat, dan cukup luas tentang berbafai hal
yang mereka bicarakan.
c. Menimbulkan sifat positif terhadap keadadan diri dan lingkungan mereka
yang berhubungan dengan hal-hal yang mereka bicarakan dalam kelompok.

Bentuk-bentuk bimbingan kelompok ada beberapa macam. Macam-macam


Bimbingan kelompok ini dapat digunakan pada situasi dan permasalahan
tersendiri. Berikut adalah bentuk-bentuk bimbingan kelompok:

a. Program Home Room


Pragramm ini dilakukan di luar jam sekolah dengan menciptakan kondisi
sekolah atau kelas seperti di rumah sehingga tercipta kondisi yang bebas
dan menyenangkan.
b. Karyawisata
Karyawisata dilaksanakan dengan mengunjungi dan mengadakan
peninjauan pada objek-objek yang menarik yang berkaitan dengan
pelajaran. Dengan cara ini mereka mendapatkan informasi yang mereka
butuhkan. Tujuan ini agar mendorong aktivitas penyusain dri, kerjasam,
tanggung jawab, kepercayaan diri serta mengembangkan bakat cita-cita.
c. Diskusi Kelompok
Dikusi kelompok merupakan suatu cara di mana siswa memperoleh
kesempatan untuk memecahkan masalah secara bersama-sama. Setiap
siswa memperoleh kesempatan untuk mengemukakan pikirannya masing-
masing dalam memecahkan suatu masalah.
d. Kegiatan Kelompok
Kegiatan kelompok dapat menjadi salah satu teknik yang baik dalam
bimbingan, karena kelompok dapat memberikan kesempatan pada individu
untuk berpatisipasi secara kelompok.
5

B. Pengertian Teori Konseling Behavioral

Konseling Behavioral adalah salah satu dari teori-teori konseling yang ada pada saat
ini. Konseling behavioral merupakan bentuk adaptasi dari aliran psikologi behavioristik, yang
menekankan perhatiannya pada perilaku yang tampak.

Pada hakikatnya konseling merupakan sebuah upaya pemberian bantuan dari seorang
konselor kepada klien, bantuan di sini dalam pengertian sebagai upaya membantu orang lain
agar ia mampu tumbuh ke arah yang dipilihnya sendiri, mampu memecahkan masalah yang
dihadapinya dan mampu menghadapi krisis-krisis yang dialami dalam kehidupannya.4

Pengertian konseling tidak dapat dipisahkan dengan bimbingan karena keduanya


merupakan sebuah keterkaitan. Muhamad Surya mengungkapkan bahwa konseling merupakan
bagian inti dari kegiatan bimbingan secara keseluruhan dan lebih berkenaan dengan masalah
individu secara Pribadi.

Juntika mengutip pengertian konseling dari ASCA (American School Conselor


Assosiation) sebagai berikut: Konseling adalah hubungan tatap muka yang bersifat rahasia,
penuh dengan sikap penerimaan dan pemberian kesempatan dari konselor kepada klien,
konselor mempergunakan pengetahuan dan keterampilannya untuk membantu kliennya dalam
mengatasi maslahmasalahnya. 5

Sedangkan pengertian behavioral/ behaviorisme adalah satu pandangan teoritis yang


beranggapan, bahwa persoalan psikologi adalah tingkah laku, tanpa mengaitkan konsepsi-
konsepsi mengenai kesadaran dan mentalitas.6

C. Konsep Dasar Teori Konseling Behavioral


Dalam pembahasan sebelumnya telah dibahas tentang konsep dasar konseling adalah
membantu, sedangkan konsep dasar dari behaviorisme adalah prediksi&control atas perilaku
manusia yang tampak.

4
Yusuf, Syamsu, Nurihsan, Landasan Bimbingan dan Konseling, (Bandung: Rosdakaraya, 2005), Hal.
9.
5
Juntika, Landasan Bimbingan dan Konseling, (Bandung: Rosdakaraya, 2003), Hal. 15.
6
JP. Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi (terjemah Kartono, Kartini), (Jakarta: Raja Grapindo, 2002),
Hal. 54.
6

Muhamad Surya (1988:186) memaparkan bahwa dalam konsep behavioral, perilaku


manusia merupakan hasil belajar, sehingga dapat diubah dengan memanipulasi dan mengkreasi
kondisi-kondisi belajar. Pada dasarnya, proses konseling merupakan suatu penataan proses atau
pengalaman belajar untuk membantu individu untuk mengubah perilakunya agar dapat
memecahkan masalahnya.

Hal yang paling mendasar dalam konseling behavioral adalah penggunaan konsep-
konsep behaviorisme dalam pelaksanaan konseling, seperti konsep reinforcement, yang
nerupakan bentuk adaptasi dari teori pengkondisian klasik Pavlov, dan pengkondisiaan operan
dari Skinner. Menurut Surya menyatakan bahwa ada tiga macam hal yang dapat memberi
penguatan yaitu: 1). Positive reinforcer, 2).Negative reinforcer, 3).no consequence and natural
stimuli.7

D. Metode-metode Konseling Behavioral

Terdapat beberapa pendekatan atau metode yang diterapkan dalam koneling behavioral.
Krumboltz (Surya, 1988:188) memberikan empat kategori pendekatan konseling behavioral:

1. Operant Learning: pendekatan ini merupakan adaptasi dari dua teori kondisioning dari
Pavlov dan Skinner, pendekatan ini memfokuskan pada penguatan (Reinforcement),
dalam pembentukan perilaku klien yang dikehendaki.
2. Pendekatan belajar social bertolak dari pendapat Bandura tentang tiga sistem terpisah
namun merupakan system pengatur yang saling berkaitan, tiga aspek tersebut adalah:
1). peristiwa stimulus eksternal, 2). penguat eksternal, dan yang paling penting adalah
proses perantara kognitif. Dalam pelaksanaanya pendekatan ini diterapkan oleh
konselor dengan cara merancang suatu perilaku adaptif yang dapat dijadikan model
oleh klien
3. Cognitive learning: Metode ini merupakan metode pengajaran secara verbal, kontak
antara konselor dengan klien dan bermain peran. Pendekatan ini terdiri atas persuasi
dan argumentasi yang diarahkan kepada perubahan-perubahan ide yang tidak rasional.
4. Emotional Learning: Emotional learning diterapkan pada individu yang mengalami
kecemasan. pelaksanaannya dilakukan dalam situasi rileks dengan menghadirkan

7
Muhammad Surya, Dasar-dasar Konseling Pendidikan, (Yogyakarta: Penerbit Kota Kembang 1988),
Hal. 24.
7

rangsangan yang menimbulkan kecemasan bersama suatu rangsangan byang


menyenangkan.8

E. Pengertian Konseling Psikoanalisis

Psikoanalisis diperkenalkan oleh Sigmund Freud sebagai tokoh utama yang


mengemabangkan teori ini. Freud lahir di Austria menghabiskan sebagian besar masa kecil dan
masa dewasanya di Wdi sebuah. Psikoanalisis merupakan suatu metode penyembuhan yang
bersifat psikologis dengan cara-cara fisik. Psikoanalisis ditemukan untuk menyembuhkan
pasien-pasien histeria. Psikoanalisis adalah jenis terapi yang bertujuan untuk melepaskan
emosi dan ingatan yang terpendam pada tertekan dalam atau untuk menyembuhkan klien atau
konseling. 9

Corey mengatakan bahwa Psikoanalisis merupakan teori pertama yang muncul dalam
psikologi khususnya yang berhubungan dengan gangguan kepribadian dan perilaku neurotik,
kemudian disusul oleh behaviorisme dan humanistik.

Munculnya teori Freud ini banyak mengundang kontroversi, eksplorasi dan penelitian.
Mulanya Freud menggunakan teknik hypnosis untuk pegangan pasiennya, tetapi teknik ini
ternyata tidak dapat digunakan pada semua pasien.

F. Prinsip dan Tujuan Konseling Psikoanalisis

Psikoanalisis mempunyai beberapa prinsip yaitu:


1. Prinsip Konstansi artinya bahwa kehidupan psikis cenderung untuk
mempertahankan kualitas ketegangan psikis pada taraf yang serendah mungkin,
atau setidaknya taraf yang stabil, atau dengan kata lain bahwa kondisi psikotik
manusia cenderung dalam konflik yang permanen.
2. Prinsip kesenangan, artinya kehidupan psikis cenderung untuk menghindarkan
ketidak senangan dan sebanayak mungkin memperoleh kesenangan.
3. Prinsip Realita, yaitu prinsip kesenangan yang disesuaikan dengan keadaan nyata.
Adapun tujuan konseling psikoanalisis yaitu:

8
Ibd. M. Surya. Hal. 34.
9
Syawal, Psikoanalisis Sigmund Freud dan Implikasinya dalam Pendidikan, (HS: 2008), Hal.36.
8

1. Menolong individu mendapatkan pengertian yang terus kontemporer tentang


mekanisme penyesuaian diri.
2. Membentuk Kembali struktur kepribadian konseli dengan jalan mengembalikan
hal-hal yang tidak disadari menjadi sadar kembali.
3. Menata kembali struktur watak dan kepribadian klien.
4. Khatarsis, yaitu usaha menangis kesan-kesan yang selalu mendesak dari bawah
sadar klien.10

G. Contoh Kasus Konseling Psikoanalisis

Contoh kasus disini yaitu klien yang sulit berinteraksi.

Klien adalah seorang mahasiswa yang tergolong pintar dan memiliki potensi. Di dalam
aktivitas kelas digunung klien saya memperoleh yang bisa dibilangb rata-rata, dia anak yang
cukup rajin, baik dalam mengikuti perkuliahan maupun dalam mengerjakan tugas-tugas kuliah
yang diberikan dosen. Klien berasal dari keluarga yang ekonominya pas-pasan dan
berkecukupan. Didalam keluarga klien ini merupakan anak paling tua dari empat saudra, dia
masih memiliki kedua orang tua. Dalam pandangan orang-orang disekitar lingkungan tempat
tinggalnya dia adalah anak yang tergolong baik, tidak memiliki banyak kasus dan mudah
diterima denagn teman-teman kampusnya. Namun, ada satu masalah yang iya sikap, yaitu ia
sangat sulit dalam berinteraksi baik dengan orang-orang tua maupun teman-teman
dikampusnya.

10
Abdillah, Nasution, Bimbingan Konseling, Teori dan Aplikasinya, (Medan: Lembaga
Peduli Pengembangan Pendidikan, HS 2019), Hal. 27.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Teknik bimbingan konseling adalah cara yang dilakukan untuk membantu seseorang
mengenali dirinya dan dunianya. Teknik bimbingan konseling terdiri dari:

1. Teknik Individual
2. Teknik Kelompok

Konseling behavioral merupakan adaptasi dari aliran psikolog behaviorisme yang


memfokuskan perhatiannya pada tingkah laku yang nampak. Pada hakekatnya konseling
merupakan sebuah upaya pemberian bantuan dari seorang konselor kepada klien, bantuan
disini dalam pengertian sebagai upaya membantu orang lain agar ia mampu tumbuh kea rah
yang dipilihnya sendiri.

Psikoananalisis merupakan suatu metode penyembuhan yang bersifat psikolog.


Psikoananalisis mempunyai prinsip yaitu prinsip konstansi, prinsip kesenangan dan prinsip
realitas dan memiliki Teknik Konseling Psikoananalisis: asosiasi bebas, interpretasi mimpi
analisis pemindahan, dan analisis resistensi.

B. Saran

Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu para pembaca disarankan
untuk membaca tentang merancang dan mengelola saluran pemasaran teritegrasi pada
referensi–referensi lainnya, agar pengetahuan pembaca semakin banyak sehingga memperluas
khazanah keilmuan kita.

9
DAFTAR PUSTAKA

Damayanti, Nidya. Panduan Bimbingan Konseling. Yogyakarta: Araska, 2012.


Gunarsa, Singgih D. Psikologi Untuk Membimbing. Jakarta: BPK Gunung Muli, 1985.
Sukardi, Ketut. Dasar-dasar Bimbingan Dan Penyuluhan Di Sekolah. Surabaya: Usaha
Nasional, 2000.
Syamsu, Nurihsan, Yusuf. Landasan Bimbingan dan Konselin .Bandung: Rosdakaraya, 2005.
Juntika. Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: Rosdakaraya, 2003.
Chaplin, JP. Kamus Lengkap Psikologi (terjemah Kartono, Kartini). Jakarta: Raja Grapindo,
2002.
Muhammad Surya. Dasar-dasar Konseling Pendidikan. Yogyakarta: Penerbit Kota Kembang
1988.
Syawal. Psikoanalisis Sigmund Freud dan Implikasinya dalam Pendidikan. HS: 2008.
Nasution, Abdillah. Bimbingan Konseling, Teori dan Aplikasinya. Medan: Lembaga Peduli
Pengembangan Pendidikan, HS 2019.

10

Anda mungkin juga menyukai