Anda di halaman 1dari 10

LAYANAN KONSELING INDIVIDU

MAKALAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Layanan Bimbingan dan Konseling

DI SUSUN OLEH:

ACH.SUDRAJAD NURISMAWAN (16010014056)

KIKY ALMIRA MUSTIKANINGTYAS (16010014004)

RIZKI ISNUGRAHANI (16010014006)

DINNA SURYA A.L (16010014082)

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN BIMBINGAN KONSELING
TAHUN AKADEMIK 2016/2017

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih dan Penyayang, kami
panjatkan syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan inayahnya
kepada kami. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Layanan Koseling
Individu”.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.Untuk itu kami menyampaikan
banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
mengharapakan saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah kami dapat memberikan manfaat dan inspirasi
terhadap pembaca.

Penyusun

2
DAFTAR ISI

I. KATA PENGANTAR……………………………….....................………..............…2

II. DAFTAR ISI..................................................................................................................3

III. PENDAHULUAN.........................................................................................................4

IV. PEMBAHASAN

A. Pengertian Konseling Individu ………………………….........................................5


B. Tujuan dan Fungsi Layanan Konseling Individu …………………......................5-6
C. Proses Layanan Konseling Individu………………….……...…..........................6-7
D. Pelaksanaan Layanan Konseling Individu……………………………………...….7
E. Unsur-Unsur Pokok Yang Menunjang Konseling…………....……....................7-8

V. PENUTUP

Kesimpulan…………………………………………………..................................9

Daftar Pustaka......................……………..........................................................................10

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bimbingan Konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik baik secara
perorangan maupun kelompok agar mandiri dan dapat berkembang secara optimal dalam
bimbingan pribadi sosial, belajar maupun karir melalui berbagai jenis layanan pendukung
berdasarkan norma-norma yang berlaku. Dalam kajian bimbingan konseling kita
mempelajari banyak hal bimbingan dari seorang konselor terhadap konseli untuk
menyelesaikan permasalahan yang dialami konseli.
Terlebih lagi mengenai jenis-jenis layanan dalam bimbingan dan konseling ini
terbagi menjadi beberapa layanan, yang setiap layanan memiliki fungsi dan kegiatan yang
berbeda-beda. Salah satunya layanan konseling individu. Untuk lebih jelasnya akan kami
paparkan dalam makalah ini.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian darilayanan konseling individu?
2. Apa saja tujuan dan fungsi layanan konseling individu?
3. Bagaimana proses layanan konseling individu?
4. Bagaimana pelaksanaan layanan konseling individu?
5. Apa saja unsur-unsur layanan konseling individu?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari layanan konseling individu.
2. Untuk mengetahui dan memahami tujuan dan fungsi layanan konseling individu.
3. Untuk mengetahui proses layanan konseling individu.
4. Untuk mengetahui pelaksanaan layanan konseling individu.
5. Untuk mengetahui dan memahami unsur-unsur layanan konseling individu.

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Konseling Individual
Menurut Permendikbud RI Nomor 111 Tahun 2014 konseling individual
merupakan kegiatan terapeutik yang dilakukan secara perseorangan untuk
membantu peserta didik / konseli yang sedang mengalami masalah atau kepedulian
tertentu yang bersifat pribadi.
Menurut Milton E. Hahn (1955) dalam buku Willis (2004:18)konseling adalah
suatu proses yang terjadi dalam hubungan seseorang dengan seseorang yaitu individu
yang mengalami masalah yang tak dapat diatasinya, dengan seorang petugas profesional
yang telah memperoleh latihan dan pengalaman untuk membantu agar klien memecahkan
kesulitanya.
Menurut Prayitno & Amti (1994:105) konseling individual adalah proses
pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli
(konselor) kepada individu yang sedang mengalami sesuatu masalah (konseli) yang
bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi konseli. Konseling merupakan “
jantung hatinya” pelayanan bimbingan secara menyeluruh. Hal ini berarti apabila layanan
konseling telah memberikan jasanya, maka masalah konseli akan teratasi secara efektif
dan upaya-upaya bimbingan lainya tinggal mengikuti atau berperan sebagai pendamping.
Implikasi lain pengertian “ jantung hati” ialah apabila seorang konselor telah menguasai
dengan sebaik-baiknya apa, mengapa, dan bagaimana konseling itu.
Menurut dari beberapa ahli maka dapat disimpulkan bahwa layanan konseling
individu merupakan proses pemberian bantuan kepada individu dengan cara wawancara
yang dilakukan oleh petugas professional/konselor yang berpengalaman dan telah
mendapat latihan untuk memecahkan masalah yang tidak dapat diselesaikan oleh
individu/klien.

B. Tujuan dan Fungsi Layanan Konseling Individual


Tujuan umum konseling individu adalah membantu konseli menstrukturkan
kembali masalahnya dan menyadari gaya hidup serta mengurangi penilaian negatif
terhadap dirinya sendiri serta perasaan-perasaan inferioritasnya. Kemudian membantu
dalam mengoreksi presepsinya terhadap lingkungan, agar konseli bisa mengarahkan
tingkah laku serta mengembangkan kembali minat sosialnya.Lebih lanjut Prayitno
mengemukakan tujuan khusus konseling individu dalam 5 hal, yakni: fungsi pemahaman,
fungsi pengentasan, fungsi mengembangan atau pemeliharaan, fungsi pencegahan, dan
fungsi advokasi.
Menurut Gibson, Mitchell dan Basile(2015)ada sembilan tujuan dari konseling
perorangan, yakni :
a) Tujuan perkembangan yakni konseli dibantu dalam proses pertumbuhan dan
perkembanganya serta mengantisipasi hal-hal yang akan terjadi pada proses tersebut
(seperti perkembangan kehidupan sosial, pribadi,emosional, kognitif, fisik, dan
sebagainya).

5
b) Tujuan pencegahan yakni konselor membantu konseli menghindari hasil-hasil yang
tidak diinginkan.
c) Tujuan perbaikan yakni konseli dibantu mengatasi dan menghilangkan perkembangan
yang tidak diinginkan.
d) Tujuan penyelidikan yakni menguji kelayakan tujuan untuk memeriksa pilihan-
pilihan, pengetesan keterampilan, dan mencoba aktivitas baru dan sebagainya.
e) Tujuan penguatan yakni membantu konseli untuk menyadari apa yang dilakukan,
difikirkan, dan dirasakn sudah baik
f) Tujuan kognitif yakni menghasilkan fondasi dasar pembelajaran dan keterampilan
kognitif
g) Tujuan fisiologis yakni menghasilkan pemahaman dasar dan kebiasaan untuk hidup
sehat.
h) Tujuan psikologis yakni membantu mengembangkan keterampilan sosial yang baik,
belajar mengontrol emosi, dan mengembangkan konsep diri positif dan sebagainya.

C. Proses Layanan Konseling Individu


Menurut Nursalim, tahap-tahapan Layanan Konseling Individuyaitu :
a. Pembinaan hubungan (Rapport)
 Konselor membangun suatu iklim terapeutik yang kondusif
 Konselor menggunakan keterampilanattending dan aktif listening
 Konselor memberi gambaran yang tepat tentang konseling
b. Penilaian Masalah
 Konseli mengomunikasikan masalah yang sedang dihadapi oleh konselor
 Konselor akan terus menampilkan perilaku pendampingan dengan menggunakan
keterampilan dasar konseling, diantaranya adalah parafrasa, klarifikasi, refleksi
perasaan, probe, dan sebagainya
 Konselor dan konseli mengidentifikasi masalah secara spesifik dan objektif
 Konselor mengidentifikasi komponen yang mendukung terjadinya masalah, berat-
ringannya masalah serta pengaruh masalah tersebut terhadap konseli
c. Penetapan Tujuan atau Target yang Ingin dicapai Konseli
 Konselor meminta konseli merumuskan tujuan yang ingin dicapai. Jika konseli
belum mampu merumuskannya, konselor dapat membantu
d. Seleksi Strategi
 Konselor mendefinisikan masalah
 Konselor mengidentifikasi dan mendata semua strategi yang memungkinkan
 Konselor mengeksplorasi konsekuensi dari strategi yang diusulkan
 Konselor memprioritaskan strategi yang paling tepat dan disepakati konseli
e. Implementasi Strategi
 Konselor menjelaskan tujuan dan deskripsi singkat suatu strategi
 Konselor memberi contoh penggunaan atau mendemonstrasikan strategi
 Konselor melatih konseli menggunakan strategi dan memberikan umpan balik
kepada konseli atas implementasi startegi yang dilakukannya
 Konselor memberi konseli pekerjaan rumah terkait implementasi strategi
f. Evaluasi dan Tindak Lanjut

6
 Konselor menilai proses konseling melalui laporan konseli, observasi konselor,
dan laporan dari pihak lain yang bertanggung jawab atas konseli
 Konselor menilai hasil konseling dengan cara mencatat perilaku konseli,
membandingkan dengan baseline dan tujuan konseling yang telah dibuat
g. Terminasi
 Konselor menghentikan program bantuan
 Konselor mendorong konseli melakukan transfer of learning
D. Pelaksanaan Layanan Konseling Individual
Pada dasarnya layanan konseling individual terselenggara atas inisiaatif siswa.
Namun demikian, guru pembimbing tidak boleh hanya sekedar mnunggu saja kedatangan
konsli. Sebaliknya, harus aktif mengupayakan agar siswa yang bermasalah menjadi sadar
bahwa dirinya bermasalah dan menjadi sadar bahwa mereka memerlukan bantuan untuk
memcahkan masalah-masalah tersebut.
Guru pembimbing melaksanakan layana konseling secara intensif dengan
menerapkan berbagai teknik konseling, dari teknik pengungkapan masalah sampai
dengan teknik perubahan tingkah laku.
Pelaksanaan wawancara konseling dapat dilaksanakan selama 30 menit atau 1 jam
atau lebih. Berapa kali seorang siswa perlu mendapatkan layanan konseling tergantung
pada keprluan akan pengentasan masalah.

E. Unsur-Unsur Pokok yang Menunjang Konseling


Menurut Nursalim & Suradi (2002:46)
1. Kondisi-Kondisi Eksternal
Banyak kondisi yang dipengaruhi oleh hal-hal yang menunjang hubungan konseling.
Hal tersebut adalah sebagai berikut:
a. Penataan fisik
Ruangan atau kantor konselor diusahakan menyenangkan, menarik dan
mendatangkan rasa indah agar proses konseling berjalan dengan baik.
b. Proxemics
Pengaturan konselor terhadap lingkungan terutama posisi duduk antara konselor
dan konseli.
c. Privacy
Suatu hal yang penting dan berkaitan dengan pengaturan fisik adalah keleluasaan
pribadi.
2. Ciri-ciri khas konseli
Banyak faktor tambahan, diluar konseling itu sendiri berpengaruh pada proses
konseling. Faktor-faktor itu antara lain :
a. Pengalaman konseli
b. Latar belakang kebudayaannya
c. Ekspetasinya terhadap konselor.
3. Sikap-sikap konselor
a. Belief (kepercayaan)
Belief adalah perasaan tentang sesuatu yang dianggap nyata dan benar
b. Values
Konseling bukanlah mengajarkan moral maupun etika kepada konseli.
Nilai-nilai konselor mempengaruhi hubungan konseling, tujuan konseling adalah

7
metode yang digunakan. Namun demikian konseli berhak untuk menolak setiap
etika dan filsafat hidup
c. Penerimaan
Penerimaan dan pemahaman sangat penting dalam menunjang setiap hubungan
antar manusia. Penerimaan berkaitan dengan rasa hormat terhadap individu
sebagai pribadi yang memiliki nilai dan harga diri.
d. Pemahaman
Pemahaman dapat diartikan sebagai kemampuan untuk menerima hubungan
dengan orang lain, arti, isi, dan tingkah laku orang lain. Tingkah laku verbal
konseli hanya sebagian tingkahlaku konseli yang dicari dan dimengerti oleh
konselor

Kondisi-Kondisi Internal
1. Rapport (Hubungan)
Rapport digambarkan sebagai keadaan hubungan yang menyenangkan antara
konselor dan konseli. Rapport dapat dicpai dan timbul melalui minat, dan keterlibatan
emosional. Rapport adalah mutu saling pengertian, suatu penghargaan dan suatu
peningkatan minat yang harus dikomunikasikan sejak awal sampai dengan akhir
kontak antara konselor dan konseli.
2. Empathy (Empati)
Empati adalah kemampuan untuk menciptakan keinginan untuk menolong sesame,
mengalami emosi yang serupa dengan emosi orang lain, mengetahui apa yang orang
lain rasakan dan pikirkan, menggabungkan garis antara diri dan orang lain.
3. Genuineness (Keaslian)
Genuineness disebut juga dengan congruence (kesesuaian). Genuineness berarti
bahwa konselor ettap menjadi dirinya sendiri, tidak menyatakan ingkar terhadap
kenyataan dirinya. Konselor tidak berpura-pura menjadi bukan dirinya, dia tidak
bermain peranan, dia adalah asli seperti dirinya.
4. Attentiveness (Penuh Perhatian)
Attentiveness merupakan dasar dari semua keterampilan konselor. Attentiveness
disini adalah konselor mengerti apa yang dirasakan konseli, konselor dapat mengerti
inti, isi, dan apa yang dirasakan oleh konseli.

8
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Konseling adalah hubungan yang berupa bantuan satu-satu yang berfokus kepada
pertumbuhan dan penyesuaian pribadi, dan memenuhi kebutuhan akan penyelesaian
problem dan kebutuhan pengambilan keputusan. Layanan konseling individu merupakan
pemberian bantuan dari seorang konselor yang berusaha keras untuk membantu konseli
untuk memahami masalah, mengarahkan, mengambil keputusan, dan melakukan
keputusannya dengan bertanggung jawab. Tujuan konseling individu dimaksudkan untuk
membantu konseli agar mampu memahami potensi diri dan memahami kelebihan dan
kelemahannya, mengembangkan potensi untuk mencapai kesuksesan, menerima
kelemahannya dan menerima dengan baik, dan mengakualisasikan dirinya sesuai dengan
potensi diri secara optimal. Proses layanan konseling individu dan unsur-unsur pokok
yang menunjang konseling merupakan serangkaian atau syarat berjalannya layanan
konseling individu

9
DAFTAR PUSTAKA
Willis, Sofyan S.2007.Konseling Individual Teori dan Praktek.Bandung:CV Alfabeta.

Prayitno, Erman Amti.1994.Dasar-Dasar Bimbingan Dan Konseling.Jakarta:Rineka Cipta

Nursalim, Mochammad.2015.Pengembangan Profesi Bimbingan dan Konseling.Jakarta:PT


Erlangga

10

Anda mungkin juga menyukai