Makalah
Diajukan untuk memenuhi mata kuliah
Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling
NamaKelompok :
Talitha Kartika ( 16010014002 )
Yulian Arifatul Hasanah ( 16010014034 )
Afra Bi ( 16010014024 )
Shinta Siti Aisyah ( 16010014050 )
1
Psikologi Pendidikaan dan Bimbingan
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas anugerah yang telah
diberikan-Nya sehingga kita dapat menyelesaikan makalah tentang Bimbingan dan Konseling
Perkembangan dengan baik meskipun masih banyak kekurangan didalamnya. Kita juga
berterima kasih pada Ibu Evi Winingsih, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen mata kuliah Dasar-Dasar
Bimbingan dan Konseling yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Makalah ini berisi materi-materi tentang Bimbingan dan Konseling Perkembangan. Kami
berharap makalah ini dapat menambah ilmu kita semua. Kami juga sadar bahwa makalah ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kami berharap ada kritik dan
saran demi perbaikan makalah yang telah kami buat.
Semoga makalah ini bisa dipahami oleh siapapun yang membaca, baik kami sendiri
maupun orang lain sehingga tujuan pembuatan makalah ini tercapai yaitu makalah ini dapat
berguna dan bermanfaat. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan maupun kata-kata yang
kurang berkenan dan kami berharap ada kritik dan saran yang membangun. Atas perhatiannya
kami ucapkan terima kasih.
2
Penyusun
Daftar Isi
Kata Pengantar…..……………………………………………… i
Daftar Isi...……..………………………………………………..... ii
BAB I. PENDAHULUAN……………………………………….. 1
A. BK Pola 17+……………………………………………..……. 2
I. Layananan BK Pola 17+………………………………. 2
II. Bimbingan BK Pola 17+………………………………. 9
III. Kegiatan Penunjang…………………………………… 10
B. BK Komprehensif………………………………………........... 13
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………….. 19
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
3
Di Indonesia BK memiliki 2 pola Bimbingan Konseling yaitu BK pola
17+ dan BK Komprehensif. BK pola 17+ adalah progam bimbingan dan
konseling / pemberian bantuan kepada peserta didik melalui, 6 bidang bimbingan,
9 layanan, dan 6 layanan pendukung yang sesuai dengan norma yang
berlaku. Tujuan adanyapola 17+ yaitu untuk memberikan arah kerja atau sebagai
acuan dan evaluasi kerja bagi guru BK/ konselor, membantu siswa untuk
menemukan potensi, dan merencanakan karir yang sesuai dengan bakat minat.
Sedangkan BK Komprehensif adalah pemberian bantuan kepada siswa melalui
layanan dasar bimbingan, layanan responsive, layanan perencanaan individual dan
dukungan sistem sesuai dengan norma yang berlaku dimasyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN
4
A. BK POLA 17+
BK pola 17+ mempunyai 9 layanan, 4+2 bidang dan kegiatan pendukung.
I. Layanan BK 17+
A. Layanan Orientasi
Cara penyajian orientasi diluar sekolah sangat bergantung pada jenis orientasi
yang diperlukan dan siapa yang memerlukannya. Lembaga-lembaga seperti “Badan
Penasihat Perkawinan”, “Pusat Rehabilitasi Narapidana”, “Pusat Orientasi Tenaga
Kerja”, dan lain-lain dapat dibentuk dan konselor menjadi tenaga ahli serta
penggerak lembaga bantuan khusus dimasyarakat itu.
5
B. Layanan Informasi
Secara umum, bersama dengan layanan orientasi bermaksud memberikan
pemahaman kepada individu-individu yang berkepentingan tentang berbagai hal yang
diperlukan untuk menjalani suatu tugas atau kegiatan, atau untuk menentukan arah suatu
tujuan atau rencana yang dikehendaki. Di dalam masyarakat tersedia banyak kesempatan-
kesempatan pendidikan, kesempatan bekerja, kesempatan berhubungan antara satu sama
lain, tetapi tidak semua indivdu yang sebenarnya berkepentingan dengan kesempatan itu
mengetahui dan memahaminya dengan baik. Kekurangtahuan dan kekurangpahaman itu
sering membuat mereka kehilangan kesempatan, salah pilih atau salah arah, seperti salah
pilih sekolah, salah pilih jurusan, salah pilih pekerjaan, dan tidak dapat meraih
kesempatan dengan baik sesuai dengan cita-cita, bakat, dan minat-minatnya.Sudah tentu
kejadian-kejadian yang dapat merugikan itu mereka perlu dibekali dengan informasi yang
cukup dan akurat.
Ada tiga alasan utama mengapa pemberian informasi perlu
diselenggarakan.Pertama, membekali individu dengan berbagai pengetahuan tentang
lingkungan yang diperlukan untuk memecahkan masalah yang dihadapi berkenaan
dengan lingkungan sekitar, pendidikan, jabatan, maupun social-budaya. Dalam
masyarakat yang serba majemuk dan semakin kompleks, pengambilan keputusan yang
dapat dipertanggungjawabkan sebagian besar terletak ditangan individu itu sendiri .dalam
hal ini, layanan informasi berusaha merangsang individu untuk dapat secara kritris
mempelajari berbagai informasi berkaitan dengan hajat hidup dan perkembangannya.
Kedua, memungkinkan individu untuk dapat menentukan arah hidupnya “ke mana dia
ingin pergi”. Syarat dasar untuk dapat menentukan arah hidup adalah apabila ia
mengetahui apa (informasi) yang harus dilakukan serta bagaimana bertindak secara
kreatif dan dinamis berdasarkan atas informasi-informasi yang ada itu. Dengan kata lain,
berdasarkan atas informasi yang diberikan itu individu diharapkan dapat membuat
rencana-rencana dan keputusan tentang masadepannya serta tanggung jawab atas rencana
dan keputusan yang dibuatnya itu. Dan ketiga setiap individu adalah unik. Keunikan itu
akan membawa pola-pola pengambilan keputusan dan bertindak yang berbeda-beda
disesuaikan dengan aspek-aspek kepribadian masing-masing individu. Petemuan antara
keunikan individu dan variasi kondisi yang ada di lingkungan dan masyarakat yang lebih
luas, diharapkan dapat menciptakan berbagai kondisi baru bagi individu yang
bersangkutan maupun bagi masyarakat, yang semua itu sesuai dengan keinginan individu
dan masyarakat.Dengan demikian terciptalah dinamika perkembangan individu dan
masyarakat berdasarkan potensi positif yang ada pada diri individu dan masyarakat.
Dengan ketiga alasan itu, layanan informasi merupakan kebutuhan yang amat
tinggi tingkatannya. Lebih-lebih apabila diingat bahwa “masa depan adalah abad
informasi”, maka barangsiapatidak memperoleh informasi, maka ia akan tertinggal dan
akan kehilangan masa depan.
6
1. Jenis-jenis informasi
Sebagai mana telah disiratkan diatas, jenis dan junmlah informasi tidak terbatas.
Namun, khususnya dalam rangka pelayanan bimbingan dan konseling, hanya akan
dibicarakan tiga jenis informasi, yaitu :
a. Informasi pendidikan
Dalam bidang pendidikan banyak individu yang berstatus siswa atau calon siswa
yang dihadapkan pada kemungkinan timbulnya masalah atau kesulitan.Diantara
masalah atau kesulitan tersebut berhubungan dengan (a) pemilihan program studi,
(b) pemilihan sekolah, fakultas dan jurusannya, (c) penyesuaian diri dengan
program, (d) penyesuaian diri terhadap suasana belajar, (e) Putus sekolah.Mereka
membutuhkan adanya keterangan atau informasi untuk dapat membuat pilihan
dan keputusan secara bijaksana.
b. Informasi jabatan
Saat-saat transisi dari dunia penddikan ke dunia kerjasering merupakan
masa yang sangat sulit bagi banyak orang muda.Kesulitan itu terletak tidak saja
dalam mendapatkan jenis pekerjaan yang cocok, tetapi juga dalam penyesuaian
diri dengan suasana kerja yang baru dimasuki dan pengembangan diri selanjutnya.
Informasi jabatan atau pekerjaan yang baik sekurang-kurangnya memuat hal-hal
berikut:
1) Sturkyur dan kelompok-kelompok pkerjaan atau jabatan utama.
2) Uraian tugas masing-masing jabatan atau pekerjaan.
3) Kualifikasi tenaga yang diperlukan untuk masing-masing pekerjaan.
4) Cara-cara atau prosedur penerimaan.
5) Kondisi kerja
6) Kesempatan-kesempatan untuk pengembangan karir.
7) Falitas penunjang untuk kesejahteraan pekerja, seperti kesehatan, olahraga dan
rekreasi, kesempatan pendidikan bagi anak-anak, dan sebagainya.
7
membawa perbedaan dalam pola dan sikap hidup sehrai-hari. Perbedaan-
perbedaan yang dimiliki itu hendaknya tidak mengakibatkan masyarakatnya
bercerai berai, teatpi justru menjadi sumbe inspirasi dalam hidup bernegara,
berbangsa dan bermasyakat, yang dapat hidup berdampingan antara yang satu
dengan yang lain.
Untuk memungkinkan setiap warga Negara Indonesia dapat hidup seperti
yang dimaksud diatas, sejak dini mereka perlu dbekali dengan pengetahuan dan
pemahaman isi informasi tentang keadaan sosial berbudaya berbagai daerah. Hal
ini dapat dilakukan dengan penyajian informasi sosial-budaya yang meliputi:
1) Macam-macam suku bangsa.
2) Adat istiadat dan kebiasaan-kebiasaan.
3) Agama dan kepercayaan-kepercayaan.
4) Bahasa, terutama istilah istilah yang adapat menimbulkan kesalahpahaman
suku bangsa lainnya.
5) Potensi-potensi daerah.
6) Kekhususan masyarakat atau daerah tertentu.
2. Metode Layanan Informasi di Sekolah
a. Ceramah
Ceramah merupakan metode pemberian informasi yang paling sederhana,
mudah dan murah, dalam arti bahwa metode ini dapat dilakukan hamper oleh
setiap petugas bibingan sekolah. Teknik ini juga tidak memerlukan prosedur dan
biaya yang banyak.Penyajian informasi dapat dilakukan oleh kepala sekolah,
konselor, guru-guru, dan staf sekolah lainnya.Atau dapat juga mendatangkan
narasumber, misalnya dari lembag-lembaga pendidikan, departemen tenaga kerja,
badan usaha, dan lain-lain.
b. Diskusi
Penyampaian informasi kepada siswa yang dapat dilakukan melalui
kegiatan diskusi.Diskusi dapat diorganisasikan oleh siswa sendiri maupun oleh
konselor, atau guru.Apabila diskusi penyelenggaraannya dilakukan oleh para
siswa, maka perlu dibuat persiapan yang matang. Siswa hendaknya didorong
untuk mendapatkan sebanyak mungkin bahan informasi yang akan disajikannya
itu, dari tangan yang lebih mengetahuinya. Konselor, guru ertindak sebagai
pengamat dan sedapt-dapatnya memberikan pengarahan atau melengkapi
informais-informasi yang dibahas didalam diskusi tesebut.
c. Karya wisata
Karya wisata merupakan salah satu bentuk kegiatan belajar mengajar yang
telah dikenal secara luas, baik oleh masyarakay sekolah maupun masyarakat
umum.Dalam bimbingan konseling, karyawan mempunyai dua sumbangan
pokok.Pertama, membantu siswa mengajar dengan menggunakan berbagai
sumber yang ada dalam masyarakat yang dapat menunjang perkembangan
8
mereka.Kedua, memungkinkan diperolehnya informasi yang dapat membantu
pengembangan sikap-sikap terhadap pendidikan, pekerjaan, dan berbagai masalah
dalam masyarakat.
d. Buku panduan
Buku panduan dapat membantu siswa dalam mendapatkan banyak
informasi yang berguna.Selain itu siswa juga dapat diajak membuat “buku
karir”yang merupakan kumpulan berbagai artikel dan keterangan tentang
pekerjaan/ pendidikan dari kora-kran dan media cetak lainnya.Pembuatan buku-
buku dibawah bimbingan langsung konselor. Versi lain dari “buku karir” itu
menempelkan potongan atau guntingan rubric yang mengandung nilai nformasi
pendidikan jabatan dari koran/majalah pada “papan bimbingan”.
e. Konferensi karir
Dalam konferensi karir para narasumber dari kelompok usaha, jabatan
atau dinas lembaga pendidikan, dan lain-lain yang diundangan, mengadakan
penyajian tentang berbgaai aspek pendidikan dan latihan/pekerjaan yang diikuti
oleh para siswa. Penyajian itu dilanjutkan dengan tanya jawab dan diskusi yang
secara langsung yanmelibatkan siswa.
3. Layanan Informasi di Luar lingkungan sekolah
Cara-cara penyajian informasi kepada warga masyarakat, sebagaimana
cara-cara penyajian orientasi, juga amat tergantung pada jenis informasi yang
diperlukan dan siapa yang memerlukannya. Kembali, peranan berbagai lembaga
yang ada di masyarakat baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun
swasta atas prakarsa masyarakat sendiri, termasuk didalamnya LBH, Puskemas,
biro perjalanan, kursus-kursus, pusat-pusat pengembangan keterampilan dan
pemberian jasa perlu ditonjolkan.Peranan konselor diluar sekolah dapat berada
dilembaga-lembaga tersebut, atau membentuk lemaga sendiri, seperti “Biro
Pelayanan Orientasi dan informasi”.
9
dan minat yang lebih lanjut, sekolah penyediaan jurusan-jurusan dan program-program
khusus pendidikan dan latihan.
Penempatan dan penyaluran siswa di sekolah dapat berupa (a) penempatan dan
penyaluran siswa di dalam kelas, (b) penempatan dan penyaluran ke dalam kelompok-
kelompok belajar, (c) ke dalam kegiatan ko/ekstra kurikuler, dan ke dalam
jurusan/program studi yang sesuai.
Bimbingan belajar merupakan salah satu bentuk layanan bimbingan yang penting
diselenggarakan di sekolah. Pengalaman menunjukan bahwa kegagalan-kegagalan yang
dialami siswa dalam belajar tidak selalu disebabkan oleh kebodohan atau rendahnya
inteligensi. Sering kegagalan itu terjadi disebabkan mereka tidak mendapat layanan
bimbingan yang memadai.
Masalah belajar memiliki bentuk yang banyak ragamnya, yang pada umumnya
dapat digolongkan atas:
keterlambatan akademik
ketercepatan dalam belajar
sangat lambat dalam belajar
kurang motivasi belajar
bersikap dan berkebiasaan buruk dalam belajar
a. Pengajaran Perbaikan
Suatu bentuk bantuan yang diberikan kepada seorang atau sekelompok siswa
yang menghadapi masalah belajar dengan maksud untuk memperbaiki kesalahan-
kesalahan dalam proses dnan hasil belajar mereka. Kesalahan yang paling pokok
berupa kesalah pengertian, dan tidak menguasai konsep-konsep dasar.
b. Kegiatan Pengayaan
10
Suatu bentuk layanan yang diberikan kepada seorang atau beberapa orang
siswa yang sangat cepat dalam belajar. Mereka memerlukan tugas-tugas tambahan
yang terencana untuk menambah memperluas pengetahuan dan ketrampilan yang
telah dimilikinya dalam kegiatan belajar sebelumnya.
11
orang pada waktu yang bersamaan. Materi bimbingan dapat diperoleh dari konselor
maupun narasumber. Contohnya yaitu memberikan pemahaman tentang bahaya merokok
didalam bimbingan kelompok.
G. Layanan Konseling Kelompok
Menurut Shertzer and Stone (1981), dalam Nursadi dan Nursalim menyatakan
bahwa Konseling Kelompok merupakan suatu proses dimana seorang konselor didalam
suatu hubungan dengan sejumlah klien pada waktu yang sama. Konseling kelompok
didampingi oleh konselor yang sudah ahli. Di dalam konseling kelompok biasanya
beranggotakan 5-8 orang. Contohnya: membantu siswa memecahkan masalah yang sama
dengan menggunakan pendapat anggota kelompok lainnya.
1. Bimbingan Pribadi
Bimbingan Pribadi merupakan upaya dalam membantu siswa mengenal,
menemukan, dan mengembangkan pribadi yang beriman, bertaqwa terhadap Tuhan Yang
Maha Esa, mandiri, serta sehat jasmani. Siswa yang memiliki masalah pada dirinya
seperti tidak mengetahui apa bakat dan minat yag ada pada dirinya. Maka perlu diadakan
bimbingan pribadi oleh konselor dengan memberikan pemahaman bakat dan minatnya,
serta penyaluran dan pengembangannya.
2. Bimbingan social
Bimbingan sosial merupakan bimbingan yang membantu siswa memahami diri
dalam kaitannya dengan lingkungan dan etika pergaulan yang dilandasi budi pekerti
luhur dan tanggung jawab sosial. Siswa yang tidak bisa beradaptasi dengan
lingkungannya dan tidak bisa bersosialisasi dengan teman-temannya, maka siswa itu
perlu diberikan bimbingan oleh konselor dengan mengembangkan kemampuan
berkomunikasi baik lisan maupun tulisan serta mengembangkan hubungan yang
harmonis agar siswa tersebut bisa beradaptasi dan bersosialisasi dengan baik.
3. Bimbingan belajar
Bimbingan belajar merupakan bimbingan yang membantu siswa mengenal,
menumbuhkan dan mengembangkan diri, sikap dan kebiasaan belajar yang baik untuk
menguasai pengetahuan dan ketrampilan, sesuai dengan program belajar di sekolah
dalam rangka menyiapkan melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi dan atau
berperan serta dalam kehidupan masyarakat. Siswa yang memiliki masalah pada motivasi
belajar ataupun pencapaian belajar perlu diberikan bimbingan belajar oleh konselor agar
siswa tersebut bisa meningkatkan motivasi dan pencapaian belajarnya.
12
4. Bimbingan karir
Bimbingan karir merupakan bimbingan yang membantu individu dalam
perencanaan, pengembangan, dan penyelesaian masalah-masalah karier, seperti
pemahaman terhadap jabatan dan tugas-tugas kerja, pemahaman kondisi dan kemampuan
diri, pemahaman kondisi lingkungan, perencanaan dan pengembangan karir, penyesuaian
pekerjaan, dan penyelesaian masalah-masalah karir yang dihadapi. Biasanya siswa yang
akan lulus dari sekolah, mereka akan mengalami kebingungan dimana mereka akan
melanjutkan salah satunya masuk ke dunia karir. Maka dari itu konselor perlu
memberikan gambarang kepada mereka tentang dunia karir, agar mereka bisa
menempatkan dimana posisi mereka kelak di dunia karir.
5. Bimbingan keluarga
Bimbingan keluarga merupakan upaya pemberian bantuan kepada para individu
sebagai pemimpin/anggota keluarga agar mereka mampu menciptakan keluarga yang
utuh dan harmonis, memberdayakan diri secara produktif, dapat menciptakan dan
mneyesuaikan dirir dengan norma keluarga, serta berperan/berpartisipasi aktif dalam
mencapai kehidupan keluarga yang bahagia. Siswa yang tidak mengetahui tugas dan
tangung jawabnya di rumah sebagai anggota keluarga maka diberi bimbingan oleh
konselor agar terwujud keluarga yang utuh dan harmonis.
6. Bimbingan agama
Bimbingan agama merupakan bimbingan yang membantu meluruskan sesuai
dengan kaidah agama yang dianut. Siswa yang melakukan perbuatan melenceng dari
agama seperti minum minuman keras akan diberi bimbingan agar tidak melakukan hal itu
lagi karena itu melenceng dari kaidah agama.
Menurut Prayitno dan Erman Amti (2009:315). Pelaksanaan berbagai jenis layanan
bimbingan dan konseling memerlukan sejumlah kegiatan penunjang. Alat dan kelengkapan
yang paling handal dimiliki konselor untuk menjalankan tugas-tugas pelayanannya ialah
mulut dan berbagai ketrampilan berkomunikasi, baik verbal maupun nonverbal. Kegiatan
penunjang layanan bimbingan dan konseling yaitu :
13
terlaksanan secara lebih cermat dan berdasarkan data empirik. Ada beberapa
pertimbangan yang perlu mendapat perhatian para konselor dalam penerapan istrumentasi
bimbingan dan konseling. Antara lain ialah :
a. Instrumen yang dipakai haruslah sahih dan terandalkan. Pemilihan instrumen yang
akan dipergunakan didasarkan atas ketepatan kegunaan dan tujuan yang hendak
dicapai.
b. Pemakai instrumen (konselor) bertanggung jawab atas pemilihan instrumen yang
akakn dipakainya.
c. Pemakaian instrumen harus dipersiapkan secara matang, bukan hanya persiapan
instrumennya saja, tetapi persiapan klien yang akan mengambil tes itu.
Data yang berhasil diungkapkan melalui berbagai prosedur dan sumber bersifat
menunjang, saling melengkapi, atau dipakai untuk mengecek kebenaran atau
ketepatan suatu kondisi, yang semuanya itu dipakai sebagai bahan pertimbangan
tentang perlunya layanan tertentu bagi individu yang bersangkutan.
14
(b) Terkomunikasinya sejumlah aspek permasalahan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan dan yang bersangkutan, sehingga penanganan maslaah itu
menjadi lebih mudah dan tuntas.
(c) Terkoordinasinya penanganan maslaah yang dimaksud sehingga upaya
penanganan itu lebih efektif dan efisien.
b. Kunjungan rumah
Penanganan permasalahan siswa sering kali memerlukan pemahaman yang lebih
jauh tentang suasana rumah atau keluarga siswa. Kegiatan kunjungan rumah dan juga
pemanggilan orang tua ke sekolah setidaknya memiliki tiga tujuan utama yaitu :
1. Memperoleh data tambahan tentang permasalahan siswa, khususnya yang
bersangkut paut dengan keadaan rumah/orang tua.
2. Menyampaikan kepada orang tua tentang permasalahan anaknya.
3. Membangun komitmen orang tua terhadap penanganan masalah anaknya.
Kegiatan konselor di rumah orang tua siswa, sesuai dengan agenda yang telah
disampaikan kepada orang tua, dapat berupa wawancara, pengamatan terhadap
fasilitas belajar anak di rumah, diskusi atau bimbingan dan konseling kelompok
dengan sejumlah anggota keluarga, dll. Hasil kunjungan rumah dapat langsung
dipakai sebagai bahan pertimbangan penanganan masalah, dan dapat pula
dipergunakan di dalam konferensi kasus.
c. Alih tangan
Menurut munson (1971) alih tangan adalah kegiatan membantu seseorang dan
orang tua untuk membuat kontak dengan orang lain yang memiliki kompetensi untuk
membantu individu dengan problem atau masalah khusus. Konselor
mengalihtangankan klien kepada pihak lain apabila masalah yang dihadapi klien
memang diluar kewenangan konselor untuk menanganinya, atau setelah konselor
berusaha sekuat tenaga memberikan bantuan, namum permasalahan klien belum
berhasil ditangani secara tuntas. Cormier dan Bernard (1982) mengemukakan
beberapa praktek yang salah yang hendaknya tidak dilakukan konselor dalam
kegiatan alih tangan yaitu :
1. Klien tidak diberi alternatif pilihan kepada ahli mana ia kana dialihtangankan.
2. Konselor mengalihtangankan klien kepada pihak yang keahliannya diragukan,
atau kepada ahli yang reputasinya kurang dikenal.
3. Konselor membicarakan permasalahan klien kepada calon ahli tempat alih tangan
tanpa persetujuan klien.
B. Bimbingan dan Konseling Komprehensif
Menurut Muro dan Kottman (1995) dalam Dr. Syamsu Yusuf, LN dan Dr. A. Juntika
Nurihsan (:26) mengemukakan bahwa struktur program bimbingan dan konseling komprehensif
15
diklasifikasikan ke dalam empat jenis layanan, yaitu: (1) layanan dasar bimbingan, (2) layanan
responsive, (3) layanan perencanaan individual, dan (4) dukungan sistem.
16
khususnya anak kandungnya sendiri agar berkembang menjadi orang dewasa yang
bahagia dan bertanggung jawab, (3) pengembangan aktifitas dan memanfaatkan waktu
luang sebaik-baiknya bersama orang dewasa lainnya, (4) kiat-kiat memelihara hubungan
diri sedemikian rupa dengan pasangannya yakni suami-istri sebagai seorang pribadi
yang utuh, (5) pengembangan kemampuan untuk menerima dan menyesuaikan diri
dengan perubahan-perubahan psikologis yang lazim terjadi pada masa setengah baya,
(6) pengembangan kemampuanuntuk melaksanakan dan menampilkan unjuk kerja yang
lebih baik dalam profesi dan jabatan, (7) kiat-kiat menyesuaikan diri dengan
perikehidupan orang-orang yang berusia lanjut khususnya dalam cara bersikap dan
bertindak.
17
a. Belum mampu membebaskan diri dari perasaan atau perilaku kekanak-
kanakan
b. Belum mampu menghormati orang tua atau orang tua secara ikhlas
c. Masih kurang mampu menghadapi atau mengatasi situasi frustasi (stress)
secara positif
4. Pengembangan keterampilan intelektual, meliputi:
a. Masih kurang mampu mengambil keputusan berdasarkan pertimbangan
yang matang
b. Masih suka melakukan sesuatu tanpa mempertimbangkan baik buruknya,
rugi utntungnya.
5. Menerima diri dan mengembangkannya secara efektif, meliputi:
a. Kurang merasa bangga dengan keadaan diri sendiri
b. Merasa rendah diri, apabila bergaul dengan orang lain yang mempunyai
kelebihan (seperti teman yang lebih cantik/cakep)
Bidang social
A. Berperilaku social yang bertanggung jawab, meliputi:
a. Kurang menyenangi kritikan orang lain
b. Kurang memahami tatakrama (etika) pergaulan
c. Kurang berpartisipasi dalam kegiatan social, baik disekolah maupun
dimasyarakat
B. Mencapai hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya, meliputi:
a. Merasa malu untuk bertemu dengan lawan jenis
b. Merasa tidak senang kepada teman yang suka mengkritik
C. Mempersiapkan pernikahan dan hidup berkeluarga, meliputi:
a. Sikap yang kurang positif terhadap pernikahan
b. Sikap yang kurang positif terhadap hidup berkeluarga
Bidang belajar
1. Kurang memiliki kebiasaan belajar yang baik
2. Kurang memahami cara belajar yang efektif
3. Kurang memahami cara mengatasi kesulitan belajar
4. Kurang memahami cara membaca buku yang efektif
5. Kurang memahami cara membagi waktu belajar
6. Kurang menyenangi pelajaran-pelajaran tertentu
Bidang karir
1. Kurang memahami cara memilih program studi yang cocok dengan
kemampuan dan minat
2. Kurang mempunyai motivasi untuk mencari informasi tentang dunia kerja
3. Masih bingung untuk memilih pekerjaan
4. Masih kurang mampu memilih pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan dan
minat
18
5. Merasa cemas untuk mendapat pekerjaan setelah tamat sekolah
6. Belum memiliki pilihan perguruan tinggi tertentu, jika setelah tamat tidak
masuk dunia kerja.
19
4. Dukungan System
Ketiga komponen program diatas, merupakan pemberian layanan BK kepada para
siswa secara langsung. Sedangkan dukungan sistem merupakan komponen layanan dan
kegiatan manajemen yang secara tidak langsung memberikn bantuan kepada siswa, atau
memfasilitasi kelancaran perkembangan siswa.
Dukungan sistem adalah kegiatan –kegiatan manajemen yang bertujuan
memantapkan, memelihara, dan meningkatkan program bimbingan secara menyeluruh
melalui pengembangan professional; hubungan masyarakat dan staf, konsultasi dengan
guru, staf ahli/penasehat, masyarakat yang lebih luas; manajmen program; peneleitian
dan pengembangan (Thomas Ellis, 1990).
Program ini memberikan dukungan kepada guru pembimbing dalam rangka
memperlancar penyelenggaraan ketiga program lyanan diatas. Sedangkan bagi personal
pendidikan lainnya adalah untuk memperlancar penyelenggaraan program pendidikan di
sekolah. Dukungan sistem ini meliputi dua aspek yaitu: (A) pemberian layanan, dan (B)
kegiatan manajemen.
A. Pemberian layanan, menyangkut kegiatan guru pembimbing yang meliputi:
a. Konsultasi dengan guru-guru
b. Menyelenggarakan program kerjasama dengan orangtua/masyarakat.
c. Berpartisipasi dalam merencanakan kegiatan-kegiatan sekolah
d. Bekerjasama dengan personal sekolah lainnya dalam rangka menciptakan
lingkungan sekolah yang kondusif bagi perkembangan siswa
e. Melakukan penelitian tentang maalah-masalah yang berkaitan erat dengan
bimbingan dan konseling.
B. Kegiatan Manajemen
Kegiatan manajemen ini merupakan berbagai upaya untuk memantapkan,
memelihara, dan meningkatkan mutu proram bimbingan dan konseling melalui
kegiatan-kegiatan pengembangan program, pengembangan staf, pemanfaatan sumber
daya dan pengembangan penataan kebijaksanaan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
20
Menurut BK pola 17 jenis layanan dan kegiatan bimbingan konseling ada
biasanya layanan orientasi, layanan informasi, layanan penempatan dan penyaluran,
layanan bimbingan belajar, layanan konseling perorangan, layanan bimbingan kelompok,
dan juga layanan konseling kelompok. Layanan orientasi adalah layanan bimbingan yang
dilakukan untuk memperkenalkan siswa yang baru dan atau seseorang terhadap
lingkungan yang baru dimasukinya. Layanan orientasi biasanya ada layanan orientasi
disekolah dan diluar sekolah. Layanan informasi bersama dengan layanan orientasi
bermaksud memberikan pemahaman kepada individu-individu yang berkepentingan
tentang berbagai hal yang diperlukan untuk menjalani suatu tugas atau kegiatan, atau
untuk menentukan arah suatu tujuan atau rencana yang dikehendaki. Layanan
penempatan merupakan layanan untuk menyalurkan potensi dan mengembangkan
dirinya. Layanan bimbingan belajar merupakan salah satu bentuk layanan bimbingan
yang penting diselenggarakan di sekolah. Layanan konseling perorangan adalah layanan
yang diselenggarakan khusus dalam hubungan langsung tatap muka antara konselor dan
klien. Layanan bimbingan kelompok adalah bimbingan yang diberikan kepada lebih dari
satu orang pada waktu yang bersamaan. Serta layanan konseling kelompok merupakan
layanan kepada sekelompok individu yang biasanya memiliki masalah yang serupa tapi
tak sama.
Daftar Pustaka
21
Nurihsan, Juantika. (2006). Bimbingan&konselingDalamBerbagiLatarKehidupan. Bandung: PT
RefikaAditama.
22