Anda di halaman 1dari 22

Bimbingan dan Konseling Perkembangan

Makalah
Diajukan untuk memenuhi mata kuliah
Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling

Dosen Pengampu Mata Kuliah :


Evi Winingsih, M.Pd.

NamaKelompok :
 Talitha Kartika ( 16010014002 )
 Yulian Arifatul Hasanah ( 16010014034 )
 Afra Bi ( 16010014024 )
 Shinta Siti Aisyah ( 16010014050 )

Universitas Negeri Surabaya


Fakultas Ilmu Pendidikan

1
Psikologi Pendidikaan dan Bimbingan
2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas anugerah yang telah
diberikan-Nya sehingga kita dapat menyelesaikan makalah tentang Bimbingan dan Konseling
Perkembangan dengan baik meskipun masih banyak kekurangan didalamnya. Kita juga
berterima kasih pada Ibu Evi Winingsih, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen mata kuliah Dasar-Dasar
Bimbingan dan Konseling yang telah memberikan tugas ini kepada kami.

Makalah ini berisi materi-materi tentang Bimbingan dan Konseling Perkembangan. Kami
berharap makalah ini dapat menambah ilmu kita semua. Kami juga sadar bahwa makalah ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kami berharap ada kritik dan
saran demi perbaikan makalah yang telah kami buat.

Semoga makalah ini bisa dipahami oleh siapapun yang membaca, baik kami sendiri
maupun orang lain sehingga tujuan pembuatan makalah ini tercapai yaitu makalah ini dapat
berguna dan bermanfaat. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan maupun kata-kata yang
kurang berkenan dan kami berharap ada kritik dan saran yang membangun. Atas perhatiannya
kami ucapkan terima kasih.

Surabaya, 30 Oktober 2016

2
Penyusun

Daftar Isi

Kata Pengantar…..……………………………………………… i

Daftar Isi...……..………………………………………………..... ii

BAB I. PENDAHULUAN……………………………………….. 1

BAB II. PEMBAHASAN……………………….………………. 2

A. BK Pola 17+……………………………………………..……. 2
I. Layananan BK Pola 17+………………………………. 2
II. Bimbingan BK Pola 17+………………………………. 9
III. Kegiatan Penunjang…………………………………… 10
B. BK Komprehensif………………………………………........... 13

BAB III. KESIMPULAN....………………………...................... 18

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………….. 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Pendahuluan

3
Di Indonesia BK memiliki 2 pola Bimbingan Konseling yaitu BK pola
17+ dan BK Komprehensif. BK pola 17+ adalah progam bimbingan dan
konseling / pemberian bantuan kepada peserta didik melalui, 6 bidang bimbingan,
9 layanan, dan 6 layanan pendukung yang sesuai dengan norma yang
berlaku. Tujuan adanyapola 17+ yaitu untuk memberikan arah kerja atau sebagai
acuan dan evaluasi kerja bagi guru BK/ konselor, membantu siswa untuk
menemukan potensi, dan merencanakan karir yang sesuai dengan bakat minat.
Sedangkan BK Komprehensif adalah pemberian bantuan kepada siswa melalui
layanan dasar bimbingan, layanan responsive, layanan perencanaan individual dan
dukungan sistem sesuai dengan norma yang berlaku dimasyarakat.

Sebagai konselor kita harus mempelajari, memahami, dan menerapkan


pola-pola layanan dalam bimbingan konseling contohnya pola 17+ dan pola
komprehensif. Pola-pola tersebut berperan penting dalam proses bimbingan dan
konseling di sekolah dan di luar sekolah.

BAB II

PEMBAHASAN

4
A. BK POLA 17+
BK pola 17+ mempunyai 9 layanan, 4+2 bidang dan kegiatan pendukung.

I. Layanan BK 17+

Berikut macam-macam Layaanan yang terdapat didalam BK 17+ :

A. Layanan Orientasi

Layanan orientasi adalah layanan bimbingan yang dilakukan untuk


memperkenalkan siswa yang baru dan atau seseorang terhadap lingkungan yang baru
dimasukinya. Pemberian layanan ini bertolak dari anggapan bahwa memasuki lingkungan
baru bukanlah hal yang selalu dapat berlangsung dengan mudah dan menyenangkan bagi
setiap orang. Ibarat seseorang yang baru pertama kali datang ke kota besar , maka ia
barada dalam keadaan serba “buta”, buta tentang arah yang hendak dituju, buta tentang
jalan-jalan, dan buta tentang ini dan itu. Akibat dari kebutaannya itu, tidak jarang ada
yang tersesat dan tidak mencapai apa yang hendak ditunjunya. Demikian juga siswa baru
disekolah dan atau bagi orang-orang yang baru memasuki dunia kerja, mereka belum
banyak mengenal tentang lingkungan yang baru dimasukinya.

1. Layanan Orientasi di Sekolah


Bagi siswa, ketidakkenalan atau ketidakktahuannya terhadap lingkungan
lembaga pendidikan (sekolah) yang disekolah yang baru dimasukinya itu dapat
memperlambat kelangsungan proses belajarnya kelak. Bahkan lebih jauh dari itu
dapat membuatnya tidak mencapai hasil belajar yang diharapan.Oleh sebab itu,
mereka perlu diperkenalkan dengan berbagai hal tentang lingkungan lembaa
pendidikan yang baru itu.
2. Layanan Orientasi di Luar Sekolah

Demikian juga individu-individu yang memasuki lingkungan baru diluar


(seperti prgawai baru, anggota baru suatu organisasi, bekas narapidana kembali ke
masyarakat setelah sekian lama menjalani masa hukumannya, dan tidak terkecuali
pengantin baru) memerlukan orientasi lingkungan barunya itu. Dengan orientasi itu
proses penyesuaian diri atau penyesuaian diri itu kembali akan memperoleh
sokongan yang amat berarti.

Cara penyajian orientasi diluar sekolah sangat bergantung pada jenis orientasi
yang diperlukan dan siapa yang memerlukannya. Lembaga-lembaga seperti “Badan
Penasihat Perkawinan”, “Pusat Rehabilitasi Narapidana”, “Pusat Orientasi Tenaga
Kerja”, dan lain-lain dapat dibentuk dan konselor menjadi tenaga ahli serta
penggerak lembaga bantuan khusus dimasyarakat itu.

5
B. Layanan Informasi
Secara umum, bersama dengan layanan orientasi bermaksud memberikan
pemahaman kepada individu-individu yang berkepentingan tentang berbagai hal yang
diperlukan untuk menjalani suatu tugas atau kegiatan, atau untuk menentukan arah suatu
tujuan atau rencana yang dikehendaki. Di dalam masyarakat tersedia banyak kesempatan-
kesempatan pendidikan, kesempatan bekerja, kesempatan berhubungan antara satu sama
lain, tetapi tidak semua indivdu yang sebenarnya berkepentingan dengan kesempatan itu
mengetahui dan memahaminya dengan baik. Kekurangtahuan dan kekurangpahaman itu
sering membuat mereka kehilangan kesempatan, salah pilih atau salah arah, seperti salah
pilih sekolah, salah pilih jurusan, salah pilih pekerjaan, dan tidak dapat meraih
kesempatan dengan baik sesuai dengan cita-cita, bakat, dan minat-minatnya.Sudah tentu
kejadian-kejadian yang dapat merugikan itu mereka perlu dibekali dengan informasi yang
cukup dan akurat.
Ada tiga alasan utama mengapa pemberian informasi perlu
diselenggarakan.Pertama, membekali individu dengan berbagai pengetahuan tentang
lingkungan yang diperlukan untuk memecahkan masalah yang dihadapi berkenaan
dengan lingkungan sekitar, pendidikan, jabatan, maupun social-budaya. Dalam
masyarakat yang serba majemuk dan semakin kompleks, pengambilan keputusan yang
dapat dipertanggungjawabkan sebagian besar terletak ditangan individu itu sendiri .dalam
hal ini, layanan informasi berusaha merangsang individu untuk dapat secara kritris
mempelajari berbagai informasi berkaitan dengan hajat hidup dan perkembangannya.
Kedua, memungkinkan individu untuk dapat menentukan arah hidupnya “ke mana dia
ingin pergi”. Syarat dasar untuk dapat menentukan arah hidup adalah apabila ia
mengetahui apa (informasi) yang harus dilakukan serta bagaimana bertindak secara
kreatif dan dinamis berdasarkan atas informasi-informasi yang ada itu. Dengan kata lain,
berdasarkan atas informasi yang diberikan itu individu diharapkan dapat membuat
rencana-rencana dan keputusan tentang masadepannya serta tanggung jawab atas rencana
dan keputusan yang dibuatnya itu. Dan ketiga setiap individu adalah unik. Keunikan itu
akan membawa pola-pola pengambilan keputusan dan bertindak yang berbeda-beda
disesuaikan dengan aspek-aspek kepribadian masing-masing individu. Petemuan antara
keunikan individu dan variasi kondisi yang ada di lingkungan dan masyarakat yang lebih
luas, diharapkan dapat menciptakan berbagai kondisi baru bagi individu yang
bersangkutan maupun bagi masyarakat, yang semua itu sesuai dengan keinginan individu
dan masyarakat.Dengan demikian terciptalah dinamika perkembangan individu dan
masyarakat berdasarkan potensi positif yang ada pada diri individu dan masyarakat.
Dengan ketiga alasan itu, layanan informasi merupakan kebutuhan yang amat
tinggi tingkatannya. Lebih-lebih apabila diingat bahwa “masa depan adalah abad
informasi”, maka barangsiapatidak memperoleh informasi, maka ia akan tertinggal dan
akan kehilangan masa depan.

6
1. Jenis-jenis informasi
Sebagai mana telah disiratkan diatas, jenis dan junmlah informasi tidak terbatas.
Namun, khususnya dalam rangka pelayanan bimbingan dan konseling, hanya akan
dibicarakan tiga jenis informasi, yaitu :
a. Informasi pendidikan
Dalam bidang pendidikan banyak individu yang berstatus siswa atau calon siswa
yang dihadapkan pada kemungkinan timbulnya masalah atau kesulitan.Diantara
masalah atau kesulitan tersebut berhubungan dengan (a) pemilihan program studi,
(b) pemilihan sekolah, fakultas dan jurusannya, (c) penyesuaian diri dengan
program, (d) penyesuaian diri terhadap suasana belajar, (e) Putus sekolah.Mereka
membutuhkan adanya keterangan atau informasi untuk dapat membuat pilihan
dan keputusan secara bijaksana.
b. Informasi jabatan
Saat-saat transisi dari dunia penddikan ke dunia kerjasering merupakan
masa yang sangat sulit bagi banyak orang muda.Kesulitan itu terletak tidak saja
dalam mendapatkan jenis pekerjaan yang cocok, tetapi juga dalam penyesuaian
diri dengan suasana kerja yang baru dimasuki dan pengembangan diri selanjutnya.
Informasi jabatan atau pekerjaan yang baik sekurang-kurangnya memuat hal-hal
berikut:
1) Sturkyur dan kelompok-kelompok pkerjaan atau jabatan utama.
2) Uraian tugas masing-masing jabatan atau pekerjaan.
3) Kualifikasi tenaga yang diperlukan untuk masing-masing pekerjaan.
4) Cara-cara atau prosedur penerimaan.
5) Kondisi kerja
6) Kesempatan-kesempatan untuk pengembangan karir.
7) Falitas penunjang untuk kesejahteraan pekerja, seperti kesehatan, olahraga dan
rekreasi, kesempatan pendidikan bagi anak-anak, dan sebagainya.

Pemberian informasi kepada para siswa disekolah sifatnya sangat


strategis, baik dipandang dari segi tahap-tahap perkembangan mereka maupun
keadaan masyarakat yang selalu berubah dan menuntut adanya tenaga kerja dan
dapat mendukung kesejahteraan warga masyarakat dan perkembangan masyarakat
itu sendiri. Disinilah letaknya “tugas rangkap” pendidikan yaitu
memperkembangkan individu-individu secara optimal dan menyiapkan mereka
menjadi warga masyarakat yang bekerja dalam arti seluas-luasnya.

c. Informasi sosial budaya


Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat dinamis yang diwarisi oleh
puak-puak dan suku-suku.Masyarakat Indonesia juga dikatakan masyarakat yang
majemuk, karena berasal dari berbagai suku bangsa, agama, dan adat istiadat
serta kebiasaan-kebiasaan yang berbeda. Perbedaan-perbedaan ini sering pula

7
membawa perbedaan dalam pola dan sikap hidup sehrai-hari. Perbedaan-
perbedaan yang dimiliki itu hendaknya tidak mengakibatkan masyarakatnya
bercerai berai, teatpi justru menjadi sumbe inspirasi dalam hidup bernegara,
berbangsa dan bermasyakat, yang dapat hidup berdampingan antara yang satu
dengan yang lain.
Untuk memungkinkan setiap warga Negara Indonesia dapat hidup seperti
yang dimaksud diatas, sejak dini mereka perlu dbekali dengan pengetahuan dan
pemahaman isi informasi tentang keadaan sosial berbudaya berbagai daerah. Hal
ini dapat dilakukan dengan penyajian informasi sosial-budaya yang meliputi:
1) Macam-macam suku bangsa.
2) Adat istiadat dan kebiasaan-kebiasaan.
3) Agama dan kepercayaan-kepercayaan.
4) Bahasa, terutama istilah istilah yang adapat menimbulkan kesalahpahaman
suku bangsa lainnya.
5) Potensi-potensi daerah.
6) Kekhususan masyarakat atau daerah tertentu.
2. Metode Layanan Informasi di Sekolah
a. Ceramah
Ceramah merupakan metode pemberian informasi yang paling sederhana,
mudah dan murah, dalam arti bahwa metode ini dapat dilakukan hamper oleh
setiap petugas bibingan sekolah. Teknik ini juga tidak memerlukan prosedur dan
biaya yang banyak.Penyajian informasi dapat dilakukan oleh kepala sekolah,
konselor, guru-guru, dan staf sekolah lainnya.Atau dapat juga mendatangkan
narasumber, misalnya dari lembag-lembaga pendidikan, departemen tenaga kerja,
badan usaha, dan lain-lain.
b. Diskusi
Penyampaian informasi kepada siswa yang dapat dilakukan melalui
kegiatan diskusi.Diskusi dapat diorganisasikan oleh siswa sendiri maupun oleh
konselor, atau guru.Apabila diskusi penyelenggaraannya dilakukan oleh para
siswa, maka perlu dibuat persiapan yang matang. Siswa hendaknya didorong
untuk mendapatkan sebanyak mungkin bahan informasi yang akan disajikannya
itu, dari tangan yang lebih mengetahuinya. Konselor, guru ertindak sebagai
pengamat dan sedapt-dapatnya memberikan pengarahan atau melengkapi
informais-informasi yang dibahas didalam diskusi tesebut.
c. Karya wisata
Karya wisata merupakan salah satu bentuk kegiatan belajar mengajar yang
telah dikenal secara luas, baik oleh masyarakay sekolah maupun masyarakat
umum.Dalam bimbingan konseling, karyawan mempunyai dua sumbangan
pokok.Pertama, membantu siswa mengajar dengan menggunakan berbagai
sumber yang ada dalam masyarakat yang dapat menunjang perkembangan

8
mereka.Kedua, memungkinkan diperolehnya informasi yang dapat membantu
pengembangan sikap-sikap terhadap pendidikan, pekerjaan, dan berbagai masalah
dalam masyarakat.
d. Buku panduan
Buku panduan dapat membantu siswa dalam mendapatkan banyak
informasi yang berguna.Selain itu siswa juga dapat diajak membuat “buku
karir”yang merupakan kumpulan berbagai artikel dan keterangan tentang
pekerjaan/ pendidikan dari kora-kran dan media cetak lainnya.Pembuatan buku-
buku dibawah bimbingan langsung konselor. Versi lain dari “buku karir” itu
menempelkan potongan atau guntingan rubric yang mengandung nilai nformasi
pendidikan jabatan dari koran/majalah pada “papan bimbingan”.
e. Konferensi karir
Dalam konferensi karir para narasumber dari kelompok usaha, jabatan
atau dinas lembaga pendidikan, dan lain-lain yang diundangan, mengadakan
penyajian tentang berbgaai aspek pendidikan dan latihan/pekerjaan yang diikuti
oleh para siswa. Penyajian itu dilanjutkan dengan tanya jawab dan diskusi yang
secara langsung yanmelibatkan siswa.
3. Layanan Informasi di Luar lingkungan sekolah
Cara-cara penyajian informasi kepada warga masyarakat, sebagaimana
cara-cara penyajian orientasi, juga amat tergantung pada jenis informasi yang
diperlukan dan siapa yang memerlukannya. Kembali, peranan berbagai lembaga
yang ada di masyarakat baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun
swasta atas prakarsa masyarakat sendiri, termasuk didalamnya LBH, Puskemas,
biro perjalanan, kursus-kursus, pusat-pusat pengembangan keterampilan dan
pemberian jasa perlu ditonjolkan.Peranan konselor diluar sekolah dapat berada
dilembaga-lembaga tersebut, atau membentuk lemaga sendiri, seperti “Biro
Pelayanan Orientasi dan informasi”.

C. Layanan Penempatan dan Penyaluran

Individu sering mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan, sehingga tidak


sedikit individu yang bakat, kemampuan minat, dan hobinya tidak tersalurkan dengan
baik. Individu seperti itu tidak mencapai perkembengan secara optimal. Mereka
memerlukan bantuan atau bimbingan dari orang-orang dewasa, terutama konselor, dalam
menyalurkan potensi dan mengembangkan dirinya.

Di sekolah banyak wadah dan kegiatan yang dapat dimanfaatkan untuk


pengenbangan bakat, kemampuan dan minat serta hobi, misalnya kegiatan kepramukaan,
Palang Merah remaja (PMR), kelompok pecinta alam, kegiatan kesenian, olahraga,
kelompok-kelompok belajar, dan sebagainya. Demikian juga untuk pengembangan bakat

9
dan minat yang lebih lanjut, sekolah penyediaan jurusan-jurusan dan program-program
khusus pendidikan dan latihan.

1. Penempatan dan Penyaluran Siswa di Sekolah

Penempatan dan penyaluran siswa di sekolah dapat berupa (a) penempatan dan
penyaluran siswa di dalam kelas, (b) penempatan dan penyaluran ke dalam kelompok-
kelompok belajar, (c) ke dalam kegiatan ko/ekstra kurikuler, dan ke dalam
jurusan/program studi yang sesuai.

2. Penempatan dan Penyaluran Lulusan


Pada setiap akhir tahun ajaran ratusan ribu atau bahkan jutaan anak muda
menamatkan studi dari jenjang pendidikan tertentu. Pada umumnya mereka
mendambakan untuk dapat melanjutkan pendidikan pada tingkat yang lebih
tinggi. Atau bagi yang memang tidak bermaksud untuk melanjutkan pendidikan,
mereka mendambakan untuk dapat diterima pada lapangan kerja yang sesuai.

D. Layanan Bimbingan Belajar

Bimbingan belajar merupakan salah satu bentuk layanan bimbingan yang penting
diselenggarakan di sekolah. Pengalaman menunjukan bahwa kegagalan-kegagalan yang
dialami siswa dalam belajar tidak selalu disebabkan oleh kebodohan atau rendahnya
inteligensi. Sering kegagalan itu terjadi disebabkan mereka tidak mendapat layanan
bimbingan yang memadai.

Masalah belajar memiliki bentuk yang banyak ragamnya, yang pada umumnya
dapat digolongkan atas:

 keterlambatan akademik
 ketercepatan dalam belajar
 sangat lambat dalam belajar
 kurang motivasi belajar
 bersikap dan berkebiasaan buruk dalam belajar

Upaya membantu siswa yang mengalami masalah belajar :

a. Pengajaran Perbaikan

Suatu bentuk bantuan yang diberikan kepada seorang atau sekelompok siswa
yang menghadapi masalah belajar dengan maksud untuk memperbaiki kesalahan-
kesalahan dalam proses dnan hasil belajar mereka. Kesalahan yang paling pokok
berupa kesalah pengertian, dan tidak menguasai konsep-konsep dasar.

b. Kegiatan Pengayaan

10
Suatu bentuk layanan yang diberikan kepada seorang atau beberapa orang
siswa yang sangat cepat dalam belajar. Mereka memerlukan tugas-tugas tambahan
yang terencana untuk menambah memperluas pengetahuan dan ketrampilan yang
telah dimilikinya dalam kegiatan belajar sebelumnya.

c. Peningkatan Motivasi Belajar


Disekolah sebagian siswa memitiki motif yang kuat untuk belajar, tapi sebagian
lain belum. Guru, konselor, dan staf berkewajiban membantu siswa meningkatkan
motivasinya dalam belajar. Prosedur yang dapat dilakukan :
1. Memperjelas tujuan-tujuan belajar.
2. Menyesuaikan pengajaran dengan bakat, minat dan kemampuan siswa.
3. Menciptakan pembelajaran yang menantang, merangsang, dan
menyenangkan.
4. Memberikan hadiah dan hukuman bila perlu.
5. Menciptakan hubungan yang hangat dan dinamis sntara guru dan murid.
6. Menghindari tekanan-tekanan dan suasana yang tidak menentu (suasana
menakutkan, mengecewakan, membingungkan)
7. Melengkapi sumber dan peralatan belajar.
d. Pengembangan Sikap dan Kebiasaan yang Baik
Sebagian siswa memang memerlukan layanan untuk mampu melihat secara
kritis sikap-sikap dan kebiasaan-kebiasaan belajar yang mereka miliki. Mereka
diharapkan dapat menemukan kelemahan mereka dalam belajar, dan selanjutnya
berusaha mengubah atau memperaiki kelemahan-kelemahan itu.

E. Layanan Konseling Perorangan

Layanan yang diselenggarakan khusus dalam hubungan langsung tatap muka


antara konselor dan klien. Dalam hubungan itu masalah klien dicermati dan diupayakan
pengentasannya, sedapat-dapatnya dengan kekuatan klien sendiri. Klien harus sukarela
datang kepada konselor. Klien memiliki 1 masalah yang tidak bisa ia hadapi, akhirnya ia
meminta kepada konselor untuk membantunya. Konselor akan mengupayakan cara
pengentasan masalah tersebut. Langkah upaya pengentasan masalh tersebut pada dasarnya
adalah (a) pemahaman masalah, (b) analisis sebab-sebab timbulnya masalah, (c) aplikasi
metode khusus, (d) evaluasi, (e) tindak lanjut.

F. Layanan Bimbingan kelompok


Menurut Winkel (1991), dalam Nursadi dan Nursalim menyatakan bahwa
Bimbingan kelompok adalah pelayanan bimbingan yang diberikan kepada lebih dari satu

11
orang pada waktu yang bersamaan. Materi bimbingan dapat diperoleh dari konselor
maupun narasumber. Contohnya yaitu memberikan pemahaman tentang bahaya merokok
didalam bimbingan kelompok.
G. Layanan Konseling Kelompok
Menurut Shertzer and Stone (1981), dalam Nursadi dan Nursalim menyatakan
bahwa Konseling Kelompok merupakan suatu proses dimana seorang konselor didalam
suatu hubungan dengan sejumlah klien pada waktu yang sama. Konseling kelompok
didampingi oleh konselor yang sudah ahli. Di dalam konseling kelompok biasanya
beranggotakan 5-8 orang. Contohnya: membantu siswa memecahkan masalah yang sama
dengan menggunakan pendapat anggota kelompok lainnya.

II. Bimbingan pola 17+


Menurut Achmad Juntika Nurihsan (2006:15), ada beberapa bidang bimbingan dalam
pola 17+ yaitu bimbingan belajar, karir dan agama. Sedangkan didalam buku Nursalim dan
Suradi (2002:6) yaitu bidang bimbingan pribadi dan bimbingan social.

1. Bimbingan Pribadi
Bimbingan Pribadi merupakan upaya dalam membantu siswa mengenal,
menemukan, dan mengembangkan pribadi yang beriman, bertaqwa terhadap Tuhan Yang
Maha Esa, mandiri, serta sehat jasmani. Siswa yang memiliki masalah pada dirinya
seperti tidak mengetahui apa bakat dan minat yag ada pada dirinya. Maka perlu diadakan
bimbingan pribadi oleh konselor dengan memberikan pemahaman bakat dan minatnya,
serta penyaluran dan pengembangannya.

2. Bimbingan social
Bimbingan sosial merupakan bimbingan yang membantu siswa memahami diri
dalam kaitannya dengan lingkungan dan etika pergaulan yang dilandasi budi pekerti
luhur dan tanggung jawab sosial. Siswa yang tidak bisa beradaptasi dengan
lingkungannya dan tidak bisa bersosialisasi dengan teman-temannya, maka siswa itu
perlu diberikan bimbingan oleh konselor dengan mengembangkan kemampuan
berkomunikasi baik lisan maupun tulisan serta mengembangkan hubungan yang
harmonis agar siswa tersebut bisa beradaptasi dan bersosialisasi dengan baik.

3. Bimbingan belajar
Bimbingan belajar merupakan bimbingan yang membantu siswa mengenal,
menumbuhkan dan mengembangkan diri, sikap dan kebiasaan belajar yang baik untuk
menguasai pengetahuan dan ketrampilan, sesuai dengan program belajar di sekolah
dalam rangka menyiapkan melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi dan atau
berperan serta dalam kehidupan masyarakat. Siswa yang memiliki masalah pada motivasi
belajar ataupun pencapaian belajar perlu diberikan bimbingan belajar oleh konselor agar
siswa tersebut bisa meningkatkan motivasi dan pencapaian belajarnya.
12
4. Bimbingan karir
Bimbingan karir merupakan bimbingan yang membantu individu dalam
perencanaan, pengembangan, dan penyelesaian masalah-masalah karier, seperti
pemahaman terhadap jabatan dan tugas-tugas kerja, pemahaman kondisi dan kemampuan
diri, pemahaman kondisi lingkungan, perencanaan dan pengembangan karir, penyesuaian
pekerjaan, dan penyelesaian masalah-masalah karir yang dihadapi. Biasanya siswa yang
akan lulus dari sekolah, mereka akan mengalami kebingungan dimana mereka akan
melanjutkan salah satunya masuk ke dunia karir. Maka dari itu konselor perlu
memberikan gambarang kepada mereka tentang dunia karir, agar mereka bisa
menempatkan dimana posisi mereka kelak di dunia karir.

5. Bimbingan keluarga
Bimbingan keluarga merupakan upaya pemberian bantuan kepada para individu
sebagai pemimpin/anggota keluarga agar mereka mampu menciptakan keluarga yang
utuh dan harmonis, memberdayakan diri secara produktif, dapat menciptakan dan
mneyesuaikan dirir dengan norma keluarga, serta berperan/berpartisipasi aktif dalam
mencapai kehidupan keluarga yang bahagia. Siswa yang tidak mengetahui tugas dan
tangung jawabnya di rumah sebagai anggota keluarga maka diberi bimbingan oleh
konselor agar terwujud keluarga yang utuh dan harmonis.

6. Bimbingan agama
Bimbingan agama merupakan bimbingan yang membantu meluruskan sesuai
dengan kaidah agama yang dianut. Siswa yang melakukan perbuatan melenceng dari
agama seperti minum minuman keras akan diberi bimbingan agar tidak melakukan hal itu
lagi karena itu melenceng dari kaidah agama.

III. Kegiatan Penunjang

Menurut Prayitno dan Erman Amti (2009:315). Pelaksanaan berbagai jenis layanan
bimbingan dan konseling memerlukan sejumlah kegiatan penunjang. Alat dan kelengkapan
yang paling handal dimiliki konselor untuk menjalankan tugas-tugas pelayanannya ialah
mulut dan berbagai ketrampilan berkomunikasi, baik verbal maupun nonverbal. Kegiatan
penunjang layanan bimbingan dan konseling yaitu :

1. Instrumentasi Bimbingan dan Konseling


Pemahaman tentang diri klien, tentang masalah klien, dan tentang lingkungan yang
lebih luas dapat dicapai dengan berbagai cara salah satunya wawancara dan dialog.
Konselor perlu memiliki wawasan dan ketrampilan yang memadai dalam penggunaan
berbagai instrumen tersebut. Instrumentasi bimbingan dan konseling memang merupakan
salah satu sarana yang perlu dikembangkan agar pelayanan bimbingan dan konseling

13
terlaksanan secara lebih cermat dan berdasarkan data empirik. Ada beberapa
pertimbangan yang perlu mendapat perhatian para konselor dalam penerapan istrumentasi
bimbingan dan konseling. Antara lain ialah :
a. Instrumen yang dipakai haruslah sahih dan terandalkan. Pemilihan instrumen yang
akan dipergunakan didasarkan atas ketepatan kegunaan dan tujuan yang hendak
dicapai.
b. Pemakai instrumen (konselor) bertanggung jawab atas pemilihan instrumen yang
akakn dipakainya.
c. Pemakaian instrumen harus dipersiapkan secara matang, bukan hanya persiapan
instrumennya saja, tetapi persiapan klien yang akan mengambil tes itu.

Data yang berhasil diungkapkan melalui berbagai prosedur dan sumber bersifat
menunjang, saling melengkapi, atau dipakai untuk mengecek kebenaran atau
ketepatan suatu kondisi, yang semuanya itu dipakai sebagai bahan pertimbangan
tentang perlunya layanan tertentu bagi individu yang bersangkutan.

2. Penyelenggaraan himpunan data


Data yang telah terkumpul melalui berbagai teknik/prosedur perlu dihimpun secara
cermat. Data yang perlu dikumpulkan, disusun dan dipelihara meliputi data pribadi dan
data umum. Data pribadi siswa disekolah, misalnya meliputi berbagai hal dalam pokok-
pokok berikut :
(a) Identitas pribadi
(b) Latar belakang rumah dan keluarga
(c) Kemampuan mental, bakat dan kondisi kepribadian
(d) Sejarah pendidikan, hasil belajar, nilai-nilai mata pelajaran
(e) Hasil tes diagnostik
(f) Sejarah kesehatan
(g) Pengalaman ekstrakulikuler dan kegiatan di luar sekolah
(h) Minat dan cita-cita pendidikan dan pekerjaan/jabatan
(i) Prestasi khusus yang pernah diperoleh
3. Kegiatan khusus
Konselor yang bekerja di sekolah perlu memperhatikan beberapa kegiatan khusus
diantaranya :
a. Konferensi kasus
Konferensi kasus adalah suatu kelompok kecil orang-orang yang secara bersama-
sama mensintesa dan menginterpretasi fakta yang telah diketahui mengenai seseorang
(Strang, 1949). Diselenggarakan untuk membicarakan suatu kasus. Di sekolah,
konferensi kasu biasanya diselenggarakan untuk mebantu permasalahan yang dialami
oleh siswa. Tujuan konferensi kasus yaitu :
(a) Diperolehnya gambaran yang lebih jelas, mendalam dan meyeluruh tentang
permasalahan siswa.

14
(b) Terkomunikasinya sejumlah aspek permasalahan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan dan yang bersangkutan, sehingga penanganan maslaah itu
menjadi lebih mudah dan tuntas.
(c) Terkoordinasinya penanganan maslaah yang dimaksud sehingga upaya
penanganan itu lebih efektif dan efisien.
b. Kunjungan rumah
Penanganan permasalahan siswa sering kali memerlukan pemahaman yang lebih
jauh tentang suasana rumah atau keluarga siswa. Kegiatan kunjungan rumah dan juga
pemanggilan orang tua ke sekolah setidaknya memiliki tiga tujuan utama yaitu :
1. Memperoleh data tambahan tentang permasalahan siswa, khususnya yang
bersangkut paut dengan keadaan rumah/orang tua.
2. Menyampaikan kepada orang tua tentang permasalahan anaknya.
3. Membangun komitmen orang tua terhadap penanganan masalah anaknya.

Kegiatan konselor di rumah orang tua siswa, sesuai dengan agenda yang telah
disampaikan kepada orang tua, dapat berupa wawancara, pengamatan terhadap
fasilitas belajar anak di rumah, diskusi atau bimbingan dan konseling kelompok
dengan sejumlah anggota keluarga, dll. Hasil kunjungan rumah dapat langsung
dipakai sebagai bahan pertimbangan penanganan masalah, dan dapat pula
dipergunakan di dalam konferensi kasus.

c. Alih tangan
Menurut munson (1971) alih tangan adalah kegiatan membantu seseorang dan
orang tua untuk membuat kontak dengan orang lain yang memiliki kompetensi untuk
membantu individu dengan problem atau masalah khusus. Konselor
mengalihtangankan klien kepada pihak lain apabila masalah yang dihadapi klien
memang diluar kewenangan konselor untuk menanganinya, atau setelah konselor
berusaha sekuat tenaga memberikan bantuan, namum permasalahan klien belum
berhasil ditangani secara tuntas. Cormier dan Bernard (1982) mengemukakan
beberapa praktek yang salah yang hendaknya tidak dilakukan konselor dalam
kegiatan alih tangan yaitu :
1. Klien tidak diberi alternatif pilihan kepada ahli mana ia kana dialihtangankan.
2. Konselor mengalihtangankan klien kepada pihak yang keahliannya diragukan,
atau kepada ahli yang reputasinya kurang dikenal.
3. Konselor membicarakan permasalahan klien kepada calon ahli tempat alih tangan
tanpa persetujuan klien.
B. Bimbingan dan Konseling Komprehensif
Menurut Muro dan Kottman (1995) dalam Dr. Syamsu Yusuf, LN dan Dr. A. Juntika
Nurihsan (:26) mengemukakan bahwa struktur program bimbingan dan konseling komprehensif

15
diklasifikasikan ke dalam empat jenis layanan, yaitu: (1) layanan dasar bimbingan, (2) layanan
responsive, (3) layanan perencanaan individual, dan (4) dukungan sistem.

1. Layanan Dasar Bimbingan


Layanan dasar bimbingan merupakan layanan bantuan bagi peserta didik (siswa)
melalui kegiatan-kegiatan kelas atau diluar kelas, yang disajikan secara sistematis, dalam
rangka membantu siswa mengembangkan potensinya secara optimal.
Layanan ini bertujuan unyuk membantu semua siswa agar memperoleh
perkembangan yang normal, memiliki mental yang sehat, dan memperoleh keterampilan
dasar hidupnya. Tujuan layanan ini dapat juga dirumuskan sebagai upaya membantu
siswa agar (1) memiliki kesadaran pemahaman tentang diri dan
lingkungannya(pendidikan, pekerjaan, social-budaya dan agama), (2) mampu
mengembangkan keterampilan untuk mengidentifikasi tanggung jawab atau seperangkat
tingkah laku tepat (memadai) bagi penyesuaian dirinya dengan lingkungannya, (3)
mampu menangani atau memenuhi kebutuhan dan masalahnya, serta mengembangkan
diriya dalam rangka mencapai tujuan hidupnya.
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka kepada para siswa (yang berusia remaja,
SLTP dan SLTA) disajikan materi layanan yang menyangkut aspek-aspek pribadi, social,
belajar dan karir, yang kesemuanya terkait dengan pencapaian tugas-tugas
perkembangannya. Secara rinci materi aspek-aspek tugas-tugas perkembangan itu dapat
dirumuskan sebagai berikut.
1. Pengembangan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Pengembangan kemandirian emosional
3. Pengembangan kemampuan individual (problem solving / decision making)
4. Pengembangan sikap dan kebiasaan belajar yang positif atau ketermpilan
belajar yang efektif
5. Pengembangan perilaku social yang bertanggung jawab (sikap altruis, sikap
toleran dalam suasana kehidupan yang heterogin: multi budaya, etnis, ras dan
agama)
6. Pengembangan upaya pencapaian peran social sebagai pria atau wanita
7. Pengembangan sikap penerimaan diri secara objektif dan pengembangannya
secara tepat
8. Pengembangan sikap dan kemampuan untuk mencapai kemandirian ekonomi
9. Pengembangan sikap dan kemampuan mempersiapkan karir di masa depan
10. Pengembangan upaya pencapaian hubungan baru yang lebih matang dengan
teman sebaya, baik pria maupun wanita
11. Pengembangan sikap positif terhadap pernikahan dan hidup berkeluarga.

Selanjutnya dalam uraian berikut dikemukakan contoh materi layanan dasar


bimbingan untuk orang dewasa yaitu: (1) Pengembangan tanggung jawab social dan
kewarganegaraan secara lebih dewasa, (2) kiat-kiat membantu anak-anak dan pemuda

16
khususnya anak kandungnya sendiri agar berkembang menjadi orang dewasa yang
bahagia dan bertanggung jawab, (3) pengembangan aktifitas dan memanfaatkan waktu
luang sebaik-baiknya bersama orang dewasa lainnya, (4) kiat-kiat memelihara hubungan
diri sedemikian rupa dengan pasangannya yakni suami-istri sebagai seorang pribadi
yang utuh, (5) pengembangan kemampuan untuk menerima dan menyesuaikan diri
dengan perubahan-perubahan psikologis yang lazim terjadi pada masa setengah baya,
(6) pengembangan kemampuanuntuk melaksanakan dan menampilkan unjuk kerja yang
lebih baik dalam profesi dan jabatan, (7) kiat-kiat menyesuaikan diri dengan
perikehidupan orang-orang yang berusia lanjut khususnya dalam cara bersikap dan
bertindak.

2. Layanan Responsif (Responsive Services)


Layanan responsive merupakan “layanan bantuan bagi para siswa yang memiliki
kebutuhan atau masalah yang memerlukan bantuan (pertolongan) dengan segera.”
Layanan ini bertujuan untuk membantu siswa memeuhi kebutuhannya yang
dirasakan pada saat ini, atau para siswa yang dipandang mengalami hambatan dalam
menyelesaikan tugas-tugas perkembangannya. Indikator dari kegagalan itu berupa
ketidakmampuan untuk menyesuaikan diri atau perilaku bermasalah, atau malasuai
(maladjustment).
Layanan ini lebih bersifat kuratif. Strategi yang digunakan adalah konseling
individual, konseling kelompok, dan konsultasi. Isi layanan responsive ini adalah bidang:
(1) pendidikan, (2) belajar, (3) social, (4) pribadi, (5) karir, (6) tata tertib disekolah, (7)
narkotika dan perjudian, (8) perilaku seksual, (9) kehidupan lainnya.
Apabila didasarkan kepada temuan penelitian dibeberapa SMK di Jawa Barat
(syamsu Yusuf LN, 1998) tentang tugas-tugas perkembangan siswa dan ekspetasinya,
serta masalah yang diduga sering dialami remaja, maka aspek-aspekyang perlu mendapat
layanan responsive itu adalah sebagai berikut.
 Bidang Pribadi
1. Ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, mencakup:
a. Kurang motivasi untuk mempelajari agama
b. Kurang memahami bahwa agama sebagai pedoman hidup
c. Kurang memiliki kesadaran bahwa setiap perbuatan manusiawi diawasi
Tuhan
d. Masih merasa malas untuk melaksanakan shalat
e. Kurang memiliki kemampuan untuk bersabar dan bersyukur
2. Perolehan sistem nilai, meliputi:
a. Masih memiliki kebiasaan berbohong
b. Masih memiliki kebiasaan mencontek
c. Kurang berdisiplin (khususnya memelihara kebersihan)
3. Kemandirian emosional, meliputi:

17
a. Belum mampu membebaskan diri dari perasaan atau perilaku kekanak-
kanakan
b. Belum mampu menghormati orang tua atau orang tua secara ikhlas
c. Masih kurang mampu menghadapi atau mengatasi situasi frustasi (stress)
secara positif
4. Pengembangan keterampilan intelektual, meliputi:
a. Masih kurang mampu mengambil keputusan berdasarkan pertimbangan
yang matang
b. Masih suka melakukan sesuatu tanpa mempertimbangkan baik buruknya,
rugi utntungnya.
5. Menerima diri dan mengembangkannya secara efektif, meliputi:
a. Kurang merasa bangga dengan keadaan diri sendiri
b. Merasa rendah diri, apabila bergaul dengan orang lain yang mempunyai
kelebihan (seperti teman yang lebih cantik/cakep)
 Bidang social
A. Berperilaku social yang bertanggung jawab, meliputi:
a. Kurang menyenangi kritikan orang lain
b. Kurang memahami tatakrama (etika) pergaulan
c. Kurang berpartisipasi dalam kegiatan social, baik disekolah maupun
dimasyarakat
B. Mencapai hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya, meliputi:
a. Merasa malu untuk bertemu dengan lawan jenis
b. Merasa tidak senang kepada teman yang suka mengkritik
C. Mempersiapkan pernikahan dan hidup berkeluarga, meliputi:
a. Sikap yang kurang positif terhadap pernikahan
b. Sikap yang kurang positif terhadap hidup berkeluarga
 Bidang belajar
1. Kurang memiliki kebiasaan belajar yang baik
2. Kurang memahami cara belajar yang efektif
3. Kurang memahami cara mengatasi kesulitan belajar
4. Kurang memahami cara membaca buku yang efektif
5. Kurang memahami cara membagi waktu belajar
6. Kurang menyenangi pelajaran-pelajaran tertentu
 Bidang karir
1. Kurang memahami cara memilih program studi yang cocok dengan
kemampuan dan minat
2. Kurang mempunyai motivasi untuk mencari informasi tentang dunia kerja
3. Masih bingung untuk memilih pekerjaan
4. Masih kurang mampu memilih pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan dan
minat

18
5. Merasa cemas untuk mendapat pekerjaan setelah tamat sekolah
6. Belum memiliki pilihan perguruan tinggi tertentu, jika setelah tamat tidak
masuk dunia kerja.

3. Layanan Perencanaan Individual


Layanan perencanaan individual dapat diartikan sebagai layanan bantuan kepada
semua siswa agar mampu membuat dan melaksanakan perencanaan masa depannya,
berdasarkan pemahaman akan kekuatan dan kelemahann dirinya.
Lananan perencanaan individual adalah layanan bimbingan yang bertujuan
membantu individu membuat dan mengimplementasikan rencana-rencana pendidikan,
karir, dan social-pribadinya. Membantu indvidu memantau dan memahami pertumbuhan
dan perkembangannya sendiri, kemudian merencanakan dan mengimplementasikan
rencna-rencananya itu sesuai dengan pemantauan dan pemahamannya itu.
Dapat juga dikemukakan bahwa layanan ini bertujuan untuk membimbing seluruh
siswa agar (a) memiliki kemampuan untuk merumuskan tujuan, perencanaan atau
pengelolaan terhadap perkembangan dirinya, baik menyangkut aspek pribadi, social,
belajar, maupun karir, (b) dapat belajar memantau dan memahami perkembangan dirinya,
dan (c) dapat melakukan kegiatan atau tindakan berdasarkan pemahamannya atau tujuan
yang telah dirumuskan secara proaktif.
Teknik bimbingannya adalah konsultasi dan konseling. Isi layanan perencanaan
individual adalah: (1) bidang pendidikan dengan topic-topik belajar yang efektif, belajar
memantapkan program keahlian yang sesuai dengan bakat, minat dan karakteristik
kepribadian lainnya, (2) bidang karir dengan topic-topik mengitentifikasi kesempatan karir
yang ada dilingkungan masyarakat, mengembangkan sikap yang positif terhadap dunia
kerja, dan merencanakan kehidupan karirnya, (3) bidang social pribadi dengan topic-topik
mengembangkan konsep diri yang positif, mengembangkan keterampilan-keterampilan
social yang tepat, belajar menghindari konflik dengan teman, dan belajar memahami
perasaan orang lain.
Adapun kegiatan layanannya adalah sebagai berikut:
 Siswa menganalisis kekuatan dan kelemahan dirinya, yaitu yang menyangkut
pencapaian tugas-tugas perkembangannya, atau aspek-aspek pribadi, social,
belajar atau karir.
 Merumuskan tujuan, dan perencanaan kegiatan ( alternative kegiatan) yang
menunjang pengembangan dirinya, atau kegiatan yang berfungsi untuk
memperbaiki kelemahan dirinya.
 Melakukan kegiatan yang sesuai dengan tujuan atau perencanaan yang telah
ditetapkan.
 Mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukannya.

19
4. Dukungan System
Ketiga komponen program diatas, merupakan pemberian layanan BK kepada para
siswa secara langsung. Sedangkan dukungan sistem merupakan komponen layanan dan
kegiatan manajemen yang secara tidak langsung memberikn bantuan kepada siswa, atau
memfasilitasi kelancaran perkembangan siswa.
Dukungan sistem adalah kegiatan –kegiatan manajemen yang bertujuan
memantapkan, memelihara, dan meningkatkan program bimbingan secara menyeluruh
melalui pengembangan professional; hubungan masyarakat dan staf, konsultasi dengan
guru, staf ahli/penasehat, masyarakat yang lebih luas; manajmen program; peneleitian
dan pengembangan (Thomas Ellis, 1990).
Program ini memberikan dukungan kepada guru pembimbing dalam rangka
memperlancar penyelenggaraan ketiga program lyanan diatas. Sedangkan bagi personal
pendidikan lainnya adalah untuk memperlancar penyelenggaraan program pendidikan di
sekolah. Dukungan sistem ini meliputi dua aspek yaitu: (A) pemberian layanan, dan (B)
kegiatan manajemen.
A. Pemberian layanan, menyangkut kegiatan guru pembimbing yang meliputi:
a. Konsultasi dengan guru-guru
b. Menyelenggarakan program kerjasama dengan orangtua/masyarakat.
c. Berpartisipasi dalam merencanakan kegiatan-kegiatan sekolah
d. Bekerjasama dengan personal sekolah lainnya dalam rangka menciptakan
lingkungan sekolah yang kondusif bagi perkembangan siswa
e. Melakukan penelitian tentang maalah-masalah yang berkaitan erat dengan
bimbingan dan konseling.
B. Kegiatan Manajemen
Kegiatan manajemen ini merupakan berbagai upaya untuk memantapkan,
memelihara, dan meningkatkan mutu proram bimbingan dan konseling melalui
kegiatan-kegiatan pengembangan program, pengembangan staf, pemanfaatan sumber
daya dan pengembangan penataan kebijaksanaan.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
20
Menurut BK pola 17 jenis layanan dan kegiatan bimbingan konseling ada
biasanya layanan orientasi, layanan informasi, layanan penempatan dan penyaluran,
layanan bimbingan belajar, layanan konseling perorangan, layanan bimbingan kelompok,
dan juga layanan konseling kelompok. Layanan orientasi adalah layanan bimbingan yang
dilakukan untuk memperkenalkan siswa yang baru dan atau seseorang terhadap
lingkungan yang baru dimasukinya. Layanan orientasi biasanya ada layanan orientasi
disekolah dan diluar sekolah. Layanan informasi bersama dengan layanan orientasi
bermaksud memberikan pemahaman kepada individu-individu yang berkepentingan
tentang berbagai hal yang diperlukan untuk menjalani suatu tugas atau kegiatan, atau
untuk menentukan arah suatu tujuan atau rencana yang dikehendaki. Layanan
penempatan merupakan layanan untuk menyalurkan potensi dan mengembangkan
dirinya. Layanan bimbingan belajar merupakan salah satu bentuk layanan bimbingan
yang penting diselenggarakan di sekolah. Layanan konseling perorangan adalah layanan
yang diselenggarakan khusus dalam hubungan langsung tatap muka antara konselor dan
klien. Layanan bimbingan kelompok adalah bimbingan yang diberikan kepada lebih dari
satu orang pada waktu yang bersamaan. Serta layanan konseling kelompok merupakan
layanan kepada sekelompok individu yang biasanya memiliki masalah yang serupa tapi
tak sama.

Bimbingan dan konseling komperehensif diklasifikasikan kedalam empat jenis


layanan, yaitu layanan dasar bimbingan, layanan responsif, layanan perencanaan
individual, dan dukungan system. Layanan dasar bimbingan merupakan layanan bantuan
bagi peserta didik melalui kegiatan-kegiatan kelas atau diluar kelas, yang disajikan secara
sistematis, dalam rangka membantu siswa mengembangkan potensinya secara optimal.
Layanan responsive merupakan layanan bantuan bagi para siswa yang memiliki
kebutuhan atau masalah yang memerlukan bantuan/pertolongan dengan segera. Layanan
perencanaan individual merupakan layanan bantuan kepada semua siswa agar mampu
membuat dan melaksanakan perencanaan masa depannya, berdasarkan pemahaman akan
kekuatan dan kelemahan dirinya. Serta dukungan sistem merupakan komponen layanan
dan kegiatan manajemen yang secara tidak langsung memberikan bantuan kepada siswa,
atau memfasilitasi kelancaran perkembangan siswa.

Daftar Pustaka

PrayitnodanAmti, Erman.(2015). Dasar-dasarBimbingandanKonseling. Jakarta: RinekaCipta

21
Nurihsan, Juantika. (2006). Bimbingan&konselingDalamBerbagiLatarKehidupan. Bandung: PT
RefikaAditama.

NursalimdanSuradi, M. (2002).LayananBimbingandanKonseling. Surabaya: UnesaUnivercity Press.

Yusuf, SyamsudanNurihsan, Juantika.(2008). LandasanBimbingandanKonseling. Bandung: PT


RemajaRosdakarya.

22

Anda mungkin juga menyukai