Oleh Kelompok 2 :
Dosen Pengampu :
2023
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan Hidayah, Inayah dan Rahmat-Nya, sehingga kami mampu menyelesaikan
penyusunan makalah ini. Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada suri tauladan
kita yakni Nabi Muhammad SAW.
Pemakalah menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak
kesalahan dan kekurangan, baik dari segi penyusunan bahasa serta aspek-aspek lainnya. Oleh
karena itu, saya mengharapkan kepada pembaca agar sekiranya memberikan kritik dan saran
agar kedepannya semakin baik dalam penyusunan makalah.
Terima kasih kami ucapkan kepada Dosen Pengampu mata kuliah Bimbingan daan
Konseling, Bapak Drs. Taufik, M.Pd., Kons. yang telah memberikan bimbingan dan arahan
kepada kami dalam proses pembuatan makalah ini agar tersusun dengan baik dan benar.
Semoga makalah ini bermanfaat dan memberikan inpirasi bagi pembaca, sekian,
terima kasih.
Pemakalah
DAFTAR ISI
C. Tujuan ........................................................................................................................................4
A. Kesimpulan.................................................................................................................................10
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana eksistensi dan kedudukan Bk di sekolah berdasarkan Landasan Yuridis
Formal dan Yuridis Informal?
2. Bagaimana kedudukan bimbingan dan penyuluhan dalam pendidikan
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami eksistensi dan kedudukan BK di sekolah
berdasarkan Landasan Yuridis Formal dan Yuridis Informal
2. Untuk mengetahui dan memahami kedudukan bimbingan dan penyuluhan dalam
pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN
Pendidik sangat memegang peranan penting agar proses pendidikan terhadap siswa
di sekolah berjalan maksimal dan optimal. Sebutan pendidik ini, tak hanya guru kelas
dan guru bidang studi, tetapi jugatermasuk didalamnya guru Bimbingan dan Konseling
(BK) atau seringkali disebut konselor. Melihat perjalanan BK di sekolah memang sama-
sama kita akui mengalami jalan yang bisa dikatakan berat. Eksistensi BK pernah juga
dipandang sebelah mata, sehingga bentuk kinerjanya tak diapresiasi oleh beberapa pihak.
Kualifikasi guru BK pun sempat dipertanyakan karena adanya beberapa sekolah sekedar
mengambil guruguru bidang studi yang secara garis besarnya tak pernah memperoleh
wawasan, kepengetahuan, dan keterampilan tentang BK. Malah BK di sekolah pernah
mendapatkan perhitungan tak positif dengan menyebut guru BK sebagai “polisi
sekolah”. Pekerjaan BK yang diidentikkan dengan “menghukumi” siswa-siswa yang
diperkirakan bermasalah menguatkan pernyataan itu. Padahal BK tak hanya berfungsi
mengatasi permasalahan yang dihadapi siswa.
Peran guru BK di sekolah sangat penting. Proses pendidikan di sekolah tentu saja
tak sekadar memberikan materi pelajaran eksata maupun non-eksata dan mengasah
keterampilan, tetapi juga membangun kepribadian siswa dimanapun ia berada. Guru BK
di sekolah dapat memberikan layanan agar siswa memiliki konsep diri yang sangat jelas.
Layanan BK yang diberikan kepada siswa tak hanya menyangkut persoalan belajar dan
sosial. Layanan BK juga menyangkut persoalan pribadi, karir, dan sebagainya. Dengan
adanya BK di sekolah, siswa harapannya dapat mengenal dan memahami dirinya untuk
dapat mengaktualisasikan dirinya demi mencapai kehidupan yang bermakna. Di tengah
tantangan mendidik siswa di sekolah, keberadaan dan layanan BK di sekolah tentu saja
perlu mendapatkan perhatian yang sangat optimal. Optimalisasi untuk layanan BK di
sekolah perlu dilakukan dengan kehadiran guru BK yang mampu menunjukkan unjuk
kerja secara profesional. Bagaimana pun, siswa tak sekadar mendapatkan materi
pelajaran di sekolah. Layanan bimbingan pribadi, bimbingan belajar, bimbingan sosial,
bimbingan karir maupun bimbingan lainnya harapannya bisa berjalan baik.
Selanjutnya di dalam Pasal 1 ayat (6) Undang-Undang No. 20/2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional ditegaskan bahwa konselor termasuk ke dalam kategori pendidik.
Berdasarkan Undang-Undang di atas secara eksplisit menunjukkan bahwa konselor
adalah pendidik yang tugas utamanya: pertama, mewujudkan suasana belajar, dan kedua,
mewujudkan suasana pembelajaran. Suasana belajar yang dimaksud adalah kondisi yang
terjadi pada diri klien yang menjalani proses konseling. Suasana belajar yang efektif
pada diri klien dapat diwujudkan melalui proses konseling yang efektif.
Kemudian Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas disebutkan
juga bahwa Pergurun Tinggi dapat menyelenggarakan program akademik, profesi dan
atau vokasi (Pasal 19 ayat 3). Sebelumnya ditetapkan bahwa Kurikulum Perguruan
Tinggi disusun oleh kalangan perguruan tinggi bersama masyarakat profesi dan
pengguna (Kepmendiknas nomor 045/U/2002).
SK Menpan Nomor 64/1993 (Pasal 3) disebutkan tugas pokok guru adalah: (1)
menyusun program pengajaran, menyajikan program pengajaran, evaluasi belajar,
analisis hasil evaluasi belajar, serta menyusun program perbaikan dan pengayaan
terhadap peserta didik yang menjadi tanggung jawabnya. (2) Menyusun program
bimbingan, melaksanakan program bimbingan, evaluasi pelaksanaan bimbingan, analisis
hasil pelaksanaan bimbingan, dan tindak lanjut dalam program bimbingan terhadap
peserta didik yang menjadi tangung jawabnya.
SKB Mendikbud dan Kepala BAKN Nomor 0433/P/1993 dan nomor 25 Tahun 1993
tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya Pasal 1 (4):
Guru Pembimbing adalah guru yang mempunyai tugas, tanggung jawab, wewenang, dan
hak secara penuh dalam kegiatan bimbingan dan konseling terhadap sejumlah peserta
didik.
Beberapa kriteria yang menjadi syarat bahwa pendidikan dapat dikata bermutu
adalah pendidikan yang mampu mengintregasikan tiga bidang kegiatan utama secara
efektif, yaitu: bidang administratif dan kepemimpinan, bidang instruksional dan
kurikulum, dan bidang pembinaan siswa (bimbingan dan konseling) (Samsul dan
Nurihsan, 2005).
a. Bidang administratif dan kepemimpinan Bidang ini merupakan kegiatan yang
berkaitan dengan masalah administrasi dan kepemimpinan, yaitu masalah yang
berhubungan dengan cara melakukan kegiatan secara efesien.
b. Bidang pengajaran dan kurikuler Bidang ini bertanggung jawab dalam kegiatan
pengajaran dan bertujuan untuk memberikan bekal, pengetahuan, keterampilan, dan
sikap kepada pesertadidik. Pada umumnya bidang ini merupakan pusat kegiatan
pendidikan dan merupakan tanggung jawab utama staff pengajar.
c. Bidang pembinaan siswa (bimbingan dan konseling). Bidang ini terkait dengan
program pemberian layanan bantuan kepada peserta didik dalam upaya mencapai
perkembangannya yang optimal melalui interaksi yang sehat dengan lingkungannya.
BAB III
KESIMPULAN
Samsul Yusuf dan A. Nurihsan, 2005. Landasan Bimbingan dan Konseling,Bandung: Remaja
Rosdakarya.
https://osf.io/5a7xf/download/?format=pdf EKSISTENSI DAN KEDUDUKAN BK DI
SEKOLAH Berliana Putry Armanda (19033010)
https://www.usd.ac.id/fakultas/pendidikan/f1l3/PLPG2017/Download/materi/bk/BAB-I-
Esensi-Bimbingan-dan-Konseling.pdf
https://123dok.com/article/landasan-yuridis-landasan-bimbingan-dan-konseling.zwrdgn0y