Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

Sejarah BK Di Indonesia
Mata Kuliah: Profesionalisasi BK
Dosen Pengampu: Afra Hasna, MPd.

Disusun Oleh:
Kelompok 2
Melinda Oktaviyani (1520230029)
Reffy Anjani Mahastri (1520230025)
Dinna Aisya Rahmanda (1520230004)
Aisha Firjatun Nasywa (1520230021)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PRODI BIMBINGAN DAN KONSELING
UNIVERSITAS ISLAM AS-SYAFI’IYAH
TAHUN 2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini
yang berjudul “Sejarah BK Di Indonesia” dapat tersusun sampai dengan selesai. Tujuan
penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas sekaligus bahan presentasi dari kelompok 2
mata kuliah “Profesionalisasi BK”. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran
maupun materinya. Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar
makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi kami sebagai
penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, 20 Maret 2024

Kelompok 2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................3
BAB I......................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................................4
1.3 Tujuan..........................................................................................................................................5
BAB II.....................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN........................................................................................................................................6
1.1 Sejarah Bimbingan dan Konseling di Indonesia………………………………………………………………….6

BAB III....................................................................................................................................................8
PENUTUP...............................................................................................................................................8
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………………...8

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sejarah lahirnya Bimbingan dan Konseling di Indonesia diawali dari dimasukkannya
Bimbingan dan Konseling (dulunya Bimbingan dan Penyuluhan) pada setting sekolah.
Pemikiran ini diawali sejak tahun 1960. Hal ini merupakan salah satu hasil Konferensi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (disingkat FKIP, yang kemudian menjadi IKIP)
di Malang tanggal 20 – 24 Agustus 1960. Perkembangan berikutnya tahun 1964 IKIP
Bandung dan IKIP Malang mendirikan jurusan Bimbingan dan Penyuluhan. Tahun 1971
beridiri Proyek Perintis Sekolah Pembangunan (PPSP) pada delapan IKIP yaitu IKIP
Padang, IKIP Jakarta, IKIP Bandung, IKIP Yogyakarta, IKIP Semarang, IKIP Surabaya,
IKIP Malang, dan IKIP Menado. Melalui proyek ini Bimbingan dan Penyuluhan
dikembangkan, juga berhasil disusun “Pola Dasar Rencana dan Pengembangan
Bimbingan dan Penyuluhan “pada PPSP. Lahirnya Kurikulum 1975 untuk Sekolah
Menengah Atas didalamnya memuat Pedoman Bimbingan dan Penyuluhan.
Pada tahun 1978 diselenggarakan program PGSLP dan PGSLA Bimbingan dan
Penyuluhan di IKIP (setingkat D2 atau D3) untuk mengisi jabatan Guru Bimbingan dan
Penyuluhan di sekolah yang sampai saat itu belum ada jatah pengangkatan guru BP dari
tamatan S1 Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan. Pengangkatan Guru Bimbingan dan
Penyuluhan di sekolah mulai diadakan sejak adanya PGSLP dan PGSLA Bimbingan dan
Penyuluhan. Keberadaan Bimbingan dan Penyuluhan secara legal formal diakui tahun
1989 dengan lahirnya SK Menpan No 026/Menp an/1989 tentang Angka Kredit bagi
Jabatan Guru dalam lingkungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Di dalam
Kepmen tersebut ditetapkan secara resmi adanya kegiatan pelayanan bimbingan dan
penyuluhan di sekolah. Akan tetapi pelaksanaan di sekolah masih belum jelas seperti
pemikiran awal untuk mendukung misi sekolah dan membantu peserta didik untuk
mencapai tujuan pendidikan mereka.
Sampai tahun 1993 pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan di sekolah tidak jelas,
parahnya lagi pengguna terutama orang tua murid berpandangan kurang bersahabat
dengan BP. Muncul anggapan bahwa anak yang ke BP identik dengan anak yang
bermasalah, kalau orang tua murid diundang ke sekolah oleh guru BP dibenak orang tua
terpikir bahwa anaknya di sekolah mesti bermasalah atau ada masalah. Hingga lahirnya
SK Menpan No. 83/1993 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya yang di
dalamnya termuat aturan tentang Bimbingan dan Konseling di sekolah. Ketentuan pokok
dalam SK Menpan itu dijabarkan lebih lanjut melalui SK Mendikbud No 025/1995
sebagai petunjuk pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Di Dalam
SK Mendikbud ini istilah Bimbingan dan Penyuluhan diganti menjadi Bimbingan dan
Konseling di sekolah dan dilaksanakan oleh Guru Pembimbing. Di sinilah pola
pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di sekolah mulai jelas.

1.2 Rumusan Masalah


- Bagaimana sejarah Bimbingan dan konseling di Indonesia dari tahun ke tahun?
1.3 Tujuan
- Untuk mengetahui apa sejarah bimbingan dan konseling di Indonesia
- Untuk mengetahui bagaimana sejarah bimbingan dan konseling di indonesia

BAB II
PEMBAHASAN

1.1 Sejarah Bimbingan dan Konseling di Indonesia


Sejarah bimbingan dan konseling di Indonesia tidak terlepas dari Sejarah perjalanan
bimbingan dan konseling di Amerika. Perkembangan pendidikan di Indonesia pun
menjadi acuan dalam perjalanan sejarah bimbingan dan konseling di Indonesia. Akhirnya
pelayanan konseling dalam system pendidikan Indonesia mengalami beberapa perubahan
nama. Pada kurikulum 1984 semula disebut Bimbingan dan Penyuluhan (BP) sehingga
julukan atau sebutannya menjadi Guru BP, kemudian pada kurikulum 1994 berganti nama
menjadi Bimbingan dan Konseling (BK) dengan sebutan disekolah sebagai Guru BK
sampai dengan sekarang. Layanan BK sudah mulai dibicarakan di Indonesia sejak tahun
1962. Namun BK baru diresmikan di sekolah di Indonesia sejak diberlakukan kurikulum
1975. Kemudian disempurnakan ke dalam kurikulum 1984 dengan memasukkan
bimbingan karir didalamnya. Perkembangan BK semakin mantap pada tahun 2001.
(Syahida, 2017). Berikut ini adalah fase-fase perkembangan bimbingan dan konseling di
Indonesia :

1. Fase sebelum kemerdekaan ( sebelum 1945)


Pada fase ini bertepatan dengan masa penjajahan, dimana Indonesia dijajah oleh
Belanda dan Jepang. Pada fase ini juga siswa di didik untuk mengabdi demi kepentingan
penjajah. Dalam kondisi seperti ini para siswa dikerahkan untuk mengabdi pada negara
demi memperjuangkan bangsa Indonesia. Para siswa dikerahkan untuk memperjuangkan
bangsa Indonesia melalui jalur pendidikan. Pada fase ini, wadah untuk mengembangkan
potensi siswa salah satunya adalah " Perguruan Taman Siswa " yang dipelopori oleh K.H.
Dewantara.Dalam K.H. Dewantara berusaha keras untuk menanamkan jiwa nasionalisme
dikalangan para siswanya. Pada fase ini terdapat beberapa dekade dalam perkembangan
bimbingan dan konseling di Indonesia. (Rahajaan, 2018).

2. Perkembangan BK di Fase Sebelum Kemerdekaan


1. Perkembangan bimbingan dan konseling sebelum kemerdekaan
Masa ini merupakan masa penjajahan Belanda dan Jepang, para siswa didiik
untuk mengabdi demi kepentingan penjajah. Dalam situasi seperti ini, upaya
bimbingan dikerahkan. Bangsa Indonesia berusaha memperjuangkan kemajun
bangsa Indonesia melalui pendidikan. Salah satunya adalah taman siswa yang
dipelopori oleh KH Dewantara yang menanamkan nasionalisme di kalangan para
siswanya. Dari sudut pandang bimbingan, hal tersebut pada hakikatnya adalah
dasar bagi pelaksanaan bimbingan.

2. Dekade 40-an
Dalam bidang pendidikan, pada dekade 40-an lebih banyak ditandai dengan
perjuangan merealisasikan kemerdekaan melalui pendidikan. Melalui pendidikan
yang serba darurat manakala pada saat itu diupayakan secara bertahap memecahkan
masalah besar anatara lain melalui pemberantasan buta huruf. Sesuai dengan jiwa
pancasila dan UUD 45. Hal ini pulalaah yang menjadi fokus utama dalam bimbingan
pada saat itu.
3. Dekade 50-an
Bidang pendidikan menghadapi tentangan yang sangat besar yaitu memecahkan
masalah kehidupan dan keterbelakangan rakyat Indonesia. Kegiatan bimbingan pada
masa puluhan tahun ini lebih banyak tersirat dalam berbagai kegiatan pendidikan dan
benar-benar menghadapi tantangan dalam membantu siswa disekolah agar dapat
berprestasi.

4. Dekade 60-an
Beberapa peristiwa penting dalam pendidikan pada dekade ini : a. Ketetapan
MPRS tahun 1966 tentang dasar pendidikan nasional b. Kurikulum Lahirnya SMA
Gaya Baru 1964 c. Kurikulum Lahirnya 1968 d. Lahirnya jurusan bimbingan dan
konseling di IKIP tahun 1963membuka Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan yang
sekarangdikenal di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dengan nama Jurusan
Psikologi Pendidikan dan Bimbingan (PPB). di tugas memberikan tantangan bagi
keperluan pelayanan Keadaan 5 bimbingana dan konseling disekolah.

5. Dekade 70-an
Dalam dekade ini bimbingan dalam upaya aktualisasinya melalui penataan sistem
legalitas, dan pelaksanaannya. Pembangunan pendidikan terutama diarahkan kepada
pemecahan masalah utama pendidikan yaitu : a. Pemerataan kesempatan belajar, b.
Mutu, c. Relevansi, dan d. Efisiensi. Pada dekade ini, bimbingan dilakukan secara
kontekstual, maupun operasional. Melalui upaya ini semua pihak telah merasakan
apa, mengapa, bagaimana, dan dimana bimbingan dan konseling.

6. Dekade 80-an
Pada dekade ini, bimbingan ini diupayakan agar mantap. Pemantapan terutama
diusahakan untuk menuju konservasi yang profesional. Dalam dekade 80-an
pembangunan telah memasuki Repelita III, IV, dan V yang ditandai dengan menuju
lepas pantai. Beberapa upaya dalam pendidikan yang dilakukan dalam dekade ini: a.
Penyempurnaan kurikulum b. Penyempurnaan seleksi mahasiswa baru c.
Profesionalisasi tenaga pendidikan dalam berbagai tingkat dan jenis d. Penataan
perguruan tinggi e. Pelaksnaan wajib belajar f. Pembukaan universitas terbuka g.
Lahirnya Undang – Undang pendidikan nasional Beberapa kecenderungan yang
dirasakan pada masa itu adalah kebutuhan akan profesionalisasi layanan, keterpaduan
pengelolaan, sistem pendidikan konselor, legalitas formal, pemantapan
organisasi,pengmbangan konsep – konsep bimbingan yang berorientasi pada
Indonesia, dsb.

7. Landasan Lepas era Meyongsong Era


landas lepas mempunyai makna sebagai tahap pembangunan yang ditandai dengan
kehidupan nasional atas kemampuan dan kekuatan sendiri khususnya dalam aspek
ekonomi. Ciri kehidupan landas lepas ditandai dengan keberadaan dan berkembang
atas dasar kekuatan dan kemampuan sendiri, maka cirri manusia lepas landas adalah
manusia yang mandiri secara utuh dengan tiga kata kunci : mental, disiplin, dan
integrasi nasional yang diharapkan terwujud dalam kemampuan menghadapi tekanan
– tekanan zaman baru yang berdasarkan peradaban komunikasi informasi.
8. Bimbingan berdasarkan pancasila
Bimbingan mempunyai peran yang sangat penting dan strategi dalam perjalanan
bangsa Indonesia secara keseluruhan. Manusia Indonesia yang dicita-citakan adalah
manusia pancasila dengan ciri-ciri sebagaimana yang terjabar dalam P-4 sebanyak 36
butir bagi bangsa Indonesia, pancasila merupakan dasar Negara, pandangan hidup,
kepribadian bangsa dan idiologi nasional. Sebagai bangsa, pancasila menuntut bangsa
Indonesia mampu menunjukkan ciri-ciri kepribadiannya ditengah-tengah pergaulan
dengan bangsa lain. Bimbingan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari pendidikan
dan mempunyai tanggung jawab yang sangat besar guna mewujudkan manusia
pancasila karena itu seluruh kegiatan bimbingan di Indonesia tidak lepas dari
pancasila.
Bimbingan Konseling Dalam Sistem Pendidikan Di Indonesia Di Indonesia,
Pelayanan Konseling dalam sistem pendidikan Indonesia mengalami beberapa
perubahan nama. Pada kurikulum 1984 semula disebut Bimbingan dan Penyuluhan
(BP), kemudian pada Kurikulum 1994 berganti nama menjadi Bimbingan dan
Konseling (BK) sampai dengan sekarang.(Sarjanaku 2011).Dengan diadakannya
konferensi FKIP seluruh Indonesia yang berlangsung di Malang sejak tanggal 20-24
Agustus 1960, telah ditetapkan bahwa Bimbingan dan Konseling dimasukkan ke
dalam kurikulum FKIP. Hal tersebut menunjukkan adanya langkah-langkah yang
lebih maju, yaitu Bimbingan dan Konseling sebagai suatu ilmu mengupas secara
ilmiah. Dengan adanya instruksi dari pihak pemerintah (Departemen Pendidikan Dan
Kebudayaan) untuk melaksakan Bimbingan dan Konseling di sekolah-sekolah, telah
membuat bimbingan dan konseling semakin maju di lingkungan sekolah.(Bimo
Walgito,2010:17).

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Bimbingan dan konseling sangatlah dibutuhkan dalam masyarakat. Utamanya bagi
mereka yang mempunyai masalah tetapi tidak dapat menyelesaikan masalahnya sendiri,
melainkan masih butuh bantuan orang lain.Di Indonesia BK sudah dikenal sejak
penjajahan dan berkembang dari pendidikan juga. Setelah mendapat legitimasi melalui
undang-undang dari pemerintah, barulah BK secara resmi dilaksanakan di sekolah-
sekolah dan instansi yang melayani BK.
DAFTAR PUSTAKA

https://ejournal.upi.edu/index.php/JOMSIGN/article/downloadSuppFile/15088/2073

Anda mungkin juga menyukai