Dosen pengampu:
KELAS A
PENDIDIKAN MASYARAKAT
2023
KATA PENGANTAR
ِ ْــــــــــــــــــم هللاِ الرَّحْ َم ِن الر
َّحيْم ِ بِس
Puji syukur penulis ucapkan kepada tuhan yang maha esa yang telah
memberikan limpahan nikmat, berkah, hidayah dan rahmat-nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah tentang dasar-dasar BK dengan tepat waktu.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................3
BAB I....................................................................................................4
PENDAHULUAN................................................................................4
1.3 tujuan..........................................................................................7
BAB II..................................................................................................8
PEMBAHASAN..................................................................................8
PENUTUP..........................................................................................12
A. Kesimpulan ................................................................................12
B. Saran ...........................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA........................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Secara umum, konsep bimbingan dan konseling telah lama dikenal manusia
melalui sejarah. Sejarah tentang pengembangan potensi individu dapat ditelusuri
dari masyarakat Yunani Kuno. Mereka menekankan upaya untuk
mengembangkan dan menguatkan individu melalui pendidikan.
Plato dipandang sebagai konselor Yunani Kuno Karena dia menaruh
perhatian besar terhadap masalah-masalah pemahaman psikologis individu,
seperti menyangkut isu-isu moral, pendidikan, hubungan dalam masyarakat dan
teologis,
Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang bersumber pada
kehidupan manusia. Kenyataan menunjukan bahwa manusia didalam
kehidupannya selalu menghadpi persoalan-persoalan yang silih berganti.
Persoalan yang satu dapat diatasi, persoalan yang lain muncul, demikian
serterusnya. Manusia tidak sama satu dengan yang lain, baik dalam sifat maupun
kemampuannya. Ada manusia yang sangup mengtasi persoalan tanpa bantuan
pihak lain, tetapi tidak sedikit manusia yang tidak mampu mengatasi persoalan
bila tidak dibantu orang lain. Khususnya bagi yang terakhir inilah bimbingan dan
konseling sangat diperlukan.
Manusia perlu mengenal dirinya sendiri dengan sebaik-baiknya. Dengan
mengenal didnya sendiri, mereka akan bertindak dengan tepat sesuai dengan
kemampuan yang ada pada dirinya. Walaupun demikian, tidak semua manusia
mampu mengenal segala kemampuan dirinya. Mereka ini memerlukan bantuan
orang lain agar dapat mengenal dirinya, lengkap dengan segala kemampuan yang
dimilikinya dan bantuan tersebut dapat diberikan oleh bimbingan dan konseling.
Pada kenyataanya bimbingan dan konseling juga diperlukan, baik oleh masyarakat
yang belum maju maupun masyarakat yang modern.
Menurut Bimo Walgito(1989:12) dalam Anas Salahudin bahwa,
bimbingan dan penyuluhan, yang kemudian saat ini lebih dikenal sebagai
bimbingan dan konseling, merupakan suatu ilmu yang baru bila dibandingkan
dengan ilmu-ilmu lain pada umumnya Bila kita telusuri, bimbingan dan
penyuluhan itu mulai timbul sekitar permulaan abad ke-20. Gerakan ini mula-
mula timbul di Amerika, yang dipelopori oleh tokoh-tokoh seperti Frans Parsons,
Jesse B. Davis, Eli Wever, John Brewer, dan sebagainya.
Para ahli inilah yang memelopori bergeloranya bimbingan dan penyuluhan
sehingga masalah ini bekembang dengan pesatnya. Secara singkat, bimbingan dan
penyuluhan itu sebagai berikut.
Pada tahun 1908 di Boston, Frank Persons mendirikan suatu biro yang
dimaksudkan untuk mencapai efisiensi kerja. Dialah yang mengemukakan istilah
atau pengertian vocational guidance, yang meliputi vovational choise, vocational
placement, dan vocational training untuk memperoleh efisiensi dalam pekerjaan.
Dia pula yang mengusulkan agar masalah vocational guidance dimasukan dalam
kurikulum sekolah. Dengan langkah ini, dapat kita lihat bagaimana masalah
bimbingan ini mendapat perhatian yang begitu jauh oleh Frank Persons. Pada
tahun 1909, Frans Parsons mengeluarkan buku yang mengupas pemilihan jabatan,
dan pemilihan jabatan ini kelak menjadi salah satu aspek yang penting dalam
bimbingan dan konseling.
Jesse B. Davis yang bertugas sebagai konselor sekolah di Cental High
School di Detroit, mulai pula bergerak dalam bidang ini, baik mengenai masalah-
masalah yang ada dalam pendidikan maupun dalam bidang pemilihan jabatan.
Pada tahun 1910-1916, dia memberikan kuliah mengenai bimbingan dan
konseling. Kegiatan serupa dilakukan dilakukan pula oleh Eli Wever di New
York, John Brewer di Universitas Harvard. Itulah sebabnya, keduanya dipandang
sebagai perintis dalam bidang bimbingan dan konseling.
Maksud yang terkandung seperti yang dikemukakan oleh Frank Persons
itu tetap ada di Indonesia. Sebagai suatu contoh adalah Balai Latihan Kerja
(BLK). Hal tersebut menggambarkan adanya tempat untuk melatih para pencari
kerja. Balai Latihan Keerja kiranya tidak jauh berbeda dari apa yang dimaksud
oleh Frank Persons sebagai vocational training.
Dengan diadakannya konferensi FKIP seluruh indonesia yang berlangsung
di Malang sejak tanggal 20-24 Agustus 1960, telah diputuskan bahwa bimbingan
dan konseling dimasukan dalam kurikulum FKIP. Hal tersebut menunjukan
adanya langkah yang lebih maju, yaitu bimbingan dan konseling sebagai suatu
ilmu dikupas secara ilmiah. Dengan adanya instruksi dari pemerintah
( Departemen Pendidikan dan kebudayaan) untuk melaksanakan bimbingan dan
konseling disekolah-sekolah, telah membuat bimbingan dan konseling semakin
maju di lingkungan sekolah.
Untuk mengetahui lebih jauh Bimbingan dan Konseling sebagai suatu
disiplin ilmu pengetahuan terlebih dahulu kita mengetahui bagaimana Sejarah
Perkembangan Bimbingan dan Konseling dari masa ke masa, hingga
perkembangannya di Indonesia. Sebagaimana isi makalah yang akan disampaikan
oleh pemakalah.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka rumusan masalah yang dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana sejarah bimbingan dan konseling di indonesia?
2. Bagaimana sejarah bimbingan dan konseling di dunia internasional ?
1.3 Tujuan
adapun rumusan permasalahan yang disusun oleh penulis diatas, hingga
tujuan dalam penyusunan makalah ini merupakan sebagai berikut:
1. untuk mengetahui sejarah bimbingan dan konseling di indonesia
2. untuk mengetahui sejarah bimbingan dan konseling di dunia internasional
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Bimbingan dan konseling Di Indonesia
Pelayanan konseling dalam sistem pendidikan Indonesia mengalami
beberapa perubahan nama. Pada kurikulum 1984 semula disebut Bimbingan dan
Penyuluhan (BP), kemudian pada kurikulum 1994 berganti nama menjadi
Bimbingan dan Konseling (BK) sampai dengan sekarang. Layanan BK sudah
mulai dibicarakan di Indonesia sejak tahun 1962. Namun BK baru diresmikan di
sekolah di Indonesia sejak diberlakukan kurikulum 1975. Kemudian
disempurnakan ke dalam kurikulum 1984 dengan memasukkan bimbingan karir di
dalamnya. Perkembangan BK semakin mantap pada tahun 2001.
1. Dekade 40-an
Pada dekade ini, bimbingan dan konseling lebih banyak ditandai dengan
perjuangan perjuangan merealisasikan kemerdekaan melalui pendidikan. Pada
dekade ini juga diupayakan secara bertahap memecahkan masalah besar seperti
pemberantasan buta huruf.
2. Dekade 50-an
Pada dekade ini, bidang pendidikan menghadapi tantangan besar yakni,
memecahkan masalah kebodohan dan keterbelakangnya masyarakat Indonesia
pada masa itu. Kegiatan bimbingan pada masa itu lebih dikerahkan agar membuat
para siswa agar berprestasi.
3. Dekade 60-an
Berbeda dengan dekade ini, pada dekade ini terdapat beberapa peristiwa
penting seperti :
a. Lahirnya jurusan Bimbingan Dan Konseling pada IKIP (1963),
b. Lahirnya kurikulum gaya baru pada tingkat Sekolah Menengah Atas (1964)
c. Ketetapan MPRS tahun 1996 tentang pendidikan nasional.
Pada fase ini, dengan lahirnya jurusan bimbingan dan konseling maka
dibukalah jurusan Bimbingan Dan Penyuluhan. Jurusan ini pertama kali
diterapkan pada perguruan tingkat tinggi Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).
Akan tetapi sesuai dengan perkembangannya zaman maka digantilah dengan
nama yang lebih spesifik yakni, Psikologi seperti yang kita ketahui pada saat ini.
Dengan keadaan seperti ini dapat memberikan tantangan besar bagi keperluan
pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah.
4. Dekade 70-an
Dalam dekade ini, bimbingan diupayakan aktualisasinya melalui penataan
legalitas sistem dan pelaksanaannya. Dekade ini lebih dikerahkan penuh dalam
pemerataan kesempatan belajar. Pada dekade ini bimbingan dilakukan secara
konseptual maupun secara operasional. Melalui upaya ini semua pihak telah
merasakan apa, bagaimana, dan dimana bimbingan konseling.
5. Dekade 80-an
Pada dekade ini, bimbingan ini diupayakan agar mantap. Pemantapan terutama
diusahakan untuk menuju kepada perwujudan bimbingan yang profesional.
Jadi pada era kedua ini awalanya dikenalkan dalam dunia milier, tetapi dengan
berkembangnya zaman maka diperkenalkan ke dalam dunia pendidikan. Jadi pada
era ini para bimbinganberusaha untuk meningkat potensi kecerdasan siswa.
Di era inilah yang digunakan sampai sekarang, yaitu era yang modern yaitu
semuanya para konselor sudah banyak dan juga mempunyai kualitas yang tingkat.
Banyak asosiasi-asosiasi yang sudah mendirikan bimbingan konseling. Dan sudah
adanya pembentukan untuk pengakreditasian untuk para konselor yang sudah
profesional, jadi tidak perlu lagi sekarang untuk ragu atau mengutarakan
masalahnya terhadap konselor. Konselor sekarang sudah mulai terbuka. Dan
adanya pengaksesan terhadap klien juga konselor jadi sangat mudah sekali untuk
konsultasi terhadap konselor.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Plato dipandang sebagai konselor Yunani kuno karena dia menaruh perhatian
besar terhadap masalah-masalah pemahaman psikologis individu seperti
menyangkut isu-isu moral pendidikan hubungan dalam masyarakat dan teologis
bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang bersumber dari kehidupan
manusia, Mereka ini memerlukan bantuan orang lain agar dapat mengenal dirinya,
lengkap dengan segala kemampuan yang dimilikinya dan bantuan tersebut dapat
diberikan oleh bimbingan dan konseling.
B. Saran
Bimo Walgito, Bimbingan dan Konseling Studi&Karier. CV. Andy Offset . 2010.
Yogyakarta.hlm.10
https://www.kompasiana.com/sultanrahajaan/5ad37dcddd0fa83117369942/
sejarah-bimbingan-konseling-di-indonesia-sebelum-kemerdekaan-dan-di-amerika