HADIST
TENTANG
OLEH KELOMPOK 3:
DOSEN PENGAMPU:
JURUSAN PAI
SYEKH BURHANUDIN
1443 H/2021 M
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji atas kehadirat Allah ‘Azza wa jalla atas segala
nikmat yang telah diberikan kepada kita semua sehingga kita masih bisa menikmati
kehidupan sampai saat sekarang ini dan kami dapat menyelesaikan makalah kami.
Shalawat dan salam tak lupa pula kita hadiahkan kepada Nabi besar Muhammad
Shalllallahu ‘alaihi wasallam yang telah membawa kita dari zaman yang tidak
berilmu pengetahuan ke zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan yang kita
rasakan pada saat sekarang ini.
Ucapan terima kasih kami ucapkan kepada dosen pengampu mata kuliah
bimbingan dan konseling islam yang telah membimbing kami dalam penulisan
makalah ini. Ucapan terima kasih kami juga ucapkan kepada semua pihak yang
memberikan bantuan untuk menyelesaikan makalah kami.
Terlepas dari semua itu kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan
agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
i
DAFTAR ISI
BAB II : PEMBAHASAN.............................................................................2
A. Akar konseling......................................................................................2
B. Konsep dan Kedudukan BK dalam pendidikan....................................4
A. Kesimpulan .........................................................................................13
B. Saran ..………………………………………………………………..13
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kata “Hadis” secara bahasa dapat diartikan “baru” (al-jadid), yang merupakan
lawan kata dari al-qadim (lama/terdahulu). Makna ini dipahami sebagai berita yang
disandarkan kepada Nabi Saw, karena pembaruannya sebagai perimbangan dengan
berita yang terkandung dalam Al-Quran yang sifatnya qadim. Dengan demikian hadis
memiliki peran yang sangat penting dan tinggi bagi umat Islam sebagai sumber
hukum atau penjelasan dari sumber hukum yang ada di Al-Quran.
1
memahami ajaran Islam dengan benar jika hanya merujuk pada Al-Quran saja,
melainkan harus diimbangi dengan hadis.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah akar konseling?
2. Bagaimanakah Konsep dan kedudukan BK dalam pendidikan?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Akar Konseling
a. Sejarah munculnya bimbingan dan konseling
Secara umum, konsep bimbingan dan konseling telah lama dikenal manusia
melalui sejarah. Sejarah tentang pengembangan potensi individu dapat ditelusuri dari
masyarakat Yunani kuno. Mereka menekankan upaya-upaya untuk mengembangkan
dan menguatkan individu melalui pendidikan. Plato di pandang sebagai konselor
yunani kuno karena dia menaruh perhatian besar terhadap masalah-masalah
pemahaman psikologis individu, seperti menyangkut aspek isu-isu moral, pendidikan,
hubungan dalam masyarakat dan teologis.
2
Menurut Bimo Walgito, bimbingan dan penyuluhan, yang kemudian saat ini
lebih dikenal sebagai bimbingan dan konseling, merupakan suatu ilmu yang baru bila
dibandingkan dengan ilmu-ilmu lain pada umumnya. Bila kita telusuri, bimbingan
dan penyuluhan itu mulai timbul sekitar permulaan abad ke-20. Gerakan ini mula-
mula timbul di Amerika, yang dipelopori oleh tokoh-tokoh seperti frank Parsons,
Jesse B.Davis,Eli Wever, John Brewer, dan sebagainya.1
Pada tahun 1908 di Boston, Frank parsons mendirikan suatu biro yang
dimaksudkan untuk mencapai evisiensi kerja. Dialah yang mengemukakan istilah
atau pengertian tentang vocational guidance, yang meliputi vocational choice,
vocational placement, dan vocational training untuk memperoleh efisiensi
dalam pekerjaan.
3
jurusan Bimbingan dan Penyuluhan. Tahun 1971 berdiri Proyek Perintis Sekolah
Pembangunan (PPSP) pada delapan IKIP yaitu IKIP Padang, IKIP Jakarta, IKIP
Bandung, IKIP Yogyakarta, IKIP Semarang, IKIP Surabaya, IKIP Malang, dan IKIP
Menado. Melalui proyek ini Bimbingan dan Penyuluhan dikembangkan, juga berhasil
disusun “Pola Dasar Rencana dan Pengembangan Bimbingan dan Penyuluhan” pada
PPSP. Lahirnya Kurikulum 1975 untuk Sekolah Menengah Atas didalamnya memuat
Pedoman Bimbingan dan Penyuluhan. 3
Beberapa upaya dalam pendidikan yang dilakukan dalam dekade ini adalah
penyempurnaan kurikulum dari kurikulum 1975 ke kurikulum 1984. Dalam
kurikulum 1984 telah dimasukan bimbingan karir di dalamnya, usaha memantapkan
bimbingan terus berlanjut dengan diperlakukannya UU No. 2/1989 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Penataan bimbingan terus dilanjutkan dengan dikeluarkannya
SK Menpan No. 84/1993 tentang jabatan fungsional guru dan angka kreditnya.
Selajutnya pada tahun 2001 terjadi perubahan nama organisasi Ikatan Petugas
Bimbingan Indonesia (IPBI) menjadi Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia
(ABKIN).
4
Sebagaimana yang dikemukakan oleh DR. Tohari Nusnamar: Menurut
riwayatnya, penggunaan istilah penyluhan sebagai terjemahan counseling, sudah
dimulai sejak tahun 1953 pencetusnya Tatang Mahmud, MA seorang pejabat di
Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia. Pada tahun tersebut ia menyebarkan
suatu edaran untuk meminta persetujuan kepada beberapa orang yang dipandang ahli,
apakah istilah “guidance and counseling” dapat diterjemahkan kedalam bahasa
indonesoa. Bimbingan dan penyluhan pada waktu itu ternyata tidak ada yang
menolaknya.4
a. Pengertian Bimbingan
5
2) Menurut I Jumhur dan Moh. Surya
6
Bimbingan merupakan Suatu proses pemberian bantuan yang ditujukan kepada
individu atau siswa atau sekelompok siswa agar yang bersangkutan dapat mengenali
dirinya sendiri baik kemampuan. Kemampuan yang ia miliki serta kelemahan-
kelemahan agar selanjutnya dapat mengambil keputusan sendiri dan bertanggung
jawab dalam menentukan jalan hidupnya, mampu memecahkan sendiri kesulitan yang
dihadapi serta dapat memahami lingkungan untuk dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungannya secara tepat dan akhirnya dapat memperoleh kebahagiaan hidup”.7
6) Menurut J. Jones
Bimbingan adalah pemberian bantuan oleh seseorang kepada orang lain dalam
menentukan pilihan penyesuaian dan pemecahan masalah.8
b. Pengertian Konseling
7
Elfi Mu’awanah, Bimbingan Konseling, (Jakarta: PT. Bina Ilmu, 2004), h. 4.
8
Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah,
(Jakarta: Rineka Cipta, 2000), h. 64.
7
Di samping itu istilah bimbingan selalu dirangkaikan dengan istilah konseling.
Hal ini disebabkan karena bimbingan dan konseling itu merupakan suatu kegiatan
yang integral (utuh atau melengkapi). Konseling merupakan salah satu teknik dalam
pelayanan bimbingan diantara beberapa teknik lainnya. Bimbingan itu lebih luas dan
konseling merupakan alat yang paling penting dari usaha pelayanan bimbingan.
Pengertian konseling menurut terminologi diantaranya sebagai berikut:
Konseling adalah suatu pertalian timbal balik antara dua orang individu di mana
yang seorang (counselor) membantu yang lain (counselee), supaya ia dapat lebih
memahami dirinya dalam hubungannya dengan masalah-masalah hidup yang
dihadapi pada waktu itu dan pada waktu yang aka datang.9
9
L. Djumhur dan Moh. Suryo, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah Guidance and
Conseling, h. 29.
10
Bimo Walgito, Op cit, h. 5.
11
Elfi Mu’awanah, Op cit, h. 7.
8
bimbingan. Namun konseling disini diberikan secara kelompok seperti: bimbingan
pada umumnya bagaimana cara belajar yang efesien dan dapat diberikan kepada
seluruh kelas pada suatu waktu tertentu secara bersama-sama. Dari uraian-uraian dan
teori-teori yang telah dikemukakan di atas maka dapatlah ditarik suatu kesimpulan
yang efektif yaitu sebagai berikut: bimbingan konseling adalah suatu proses
pemberian bantuan secara terus-menerus dalam perkembangan individual untuk
mencapai kemampuan, pemahaman dan pengarahan diri, penyesuaian diri serta
pemecahan masalah yang dihadapi, sehingga dapat bertindak wajar sesuai dengan
tuntutan lingkungannya.
12
Prayitno, Erman Amti. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. (Rineka Cipta: Jakarta.
2009)h. 27.
9
Hal ini sejalan dengan amanat yang dikehendaki UU Sisdiknas No. 20 Tahun
2003 Bab II pasal 3 tentang fungsi dan tujuan pendidikan nasional sebagai berikut :
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
dan peradaban yangbermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia, sehat dan
berilmu, cakap dan kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis, serta
bertanggung jawab.”
Dalam UU Sisdiknas itu secara jelas disebutkan bahwa konselor adalah kategori
pendidik yang bertugas dalam dunia pendidikan. Konselor adalah tenaga pelaksana
kegiatan bimbingan dan konseling. Tentang tenaga pelaksana bimbingan dan
konseling/layanan konseling di sekolah ini, diperjelas oleh Permendiknas No. 22
Tahun 2006 tentang standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah sebagai
berikut :
10
Pelayanan konseling :
Bidang ini terkait dengan kegiatan belajar mengajar (pelajaran) yang bertujuan
untuk memberikan pengetahuan, keterampilan, dan pengembangan sikap kepada
peserta didik. Pihak yang bertanggung jawab secara langsung terhadap bidang ini
adalah para guru.
Bidang ini terkait dengan program pemberian layanan bantuan kepada peserta
didik dalam upaya mencapai perkembangannya secara optimal, melalui interaksi
yang sehat dengan lingkungannya. Personel yang paling bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan bidang ini adalah guru bimbingan dan konseling (konselor).
13
Prayitno, Panduan Kegiatan Pengawasan Bimbingan dan Konseling di Sekolah. (Jakarta: PT
Rineka Cipta. 2011) h. 62.
11
Dalam konteks kedudukan bimbingan dan konseling di institusi pendidikan
martadinata mengemukakan secara tegas posisi keilmuan bimbingan dan konseling.
Ditegaskan bahwa keilmuan dan layanan ahli dari kependidikan di bidang ini disebut
bimbingan dan konseling.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Demikian makalah yang kami susun, semoga dapat memberikan manfaat bagi
penyusun khususnya dan bagi pembaca umumnya. Penyusun menyadari bahwa
makalah ini jauh dari kesempurnaan, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan
saran yang membangun demi kesempurnaan makalah kami.
13
DAFTAR PUSAKA
Djumhur dan Moh. Surya, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah Guidance and
Conseling, (Bandung: CV.Ilmu,1981)