Anda di halaman 1dari 11

SEJARAH BK DIDUNIA DAN SEJARAH BK DIINDONESIA

Makalah ini dibuat bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Wawasan Dasar BK kelas
1C
Dosen Pengampu : Nuraini, M.Pd, Kons

Dibuat Oleh Kelompok 5 :

1. Khaila Alfiory Lestari L.L.P ( 2301015059 )


2 Naila Adystia Paramita ( 2301015071 )
3. MUHAMMAD YUSROFIL ( 2301015047 )

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS


KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA JAKARTA TAHUN 2023/2024

DAFTAR ISI

i
KATA PENGANTAR..............................................................................................................iii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
1.1 Latar belakang.................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................2
1.3 Tujuan Pembahasan.........................................................................................................2
1.4 Manfaat Penelitian...........................................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.......................................................................................................................3
2.1 Sejarah perkembangan bimbingan konseling didunia.....................................................3
2.2. Sejarah Bimbingan dan Konseling di Indonesia............................................................5
BAB III......................................................................................................................................7
PENUTUP.................................................................................................................................7
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................8

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,

ii
hidayah, dan inayah-Nya terhadap kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah ilmiah tentang Sejarah bk di dunia dan sejarah bk di indonesia.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala kritik dan saran yang membangun dari dosen dan teman-
teman, agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini lebih baik lagi.

Akhir kata kami berharap semoga tentang sejarah bk di dunia dan sejarah bk di

indonesia dapat bermanfaat.

Jakarta, 10 Oktober 2023

Tim Penyusun Kelompok 1

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Bimbingan dan konseling adalah kegiatan yang bersumber pada kegiatan
manusia, dan kenyataannya manusia didalam kehidupannya selalu menghadapi
berbagai persoalan-persoalan yang silih berganti. Persoalan yang satu dapat
diatasi persoalan lain muncul, dan demikian seterusnnya. Manusia tidak sama satu
dengan yang lainnya, baik dalam sifat maupun kemampuannya. Kerena ada
manusia yang sanggung menangani persoalannya tampa bantuan pihak lain tapi
tidak sedikit pula manusia yang tidak mampu menyelesaikan persoalannya sendiri
bila tanpa orang lain, dan inilah khusunya bimbingan konseling sangat diperlukan.

Kerena manusia perlu mengenal dirinya sebaik-baiknya. Dengan mengenal


dirinya sendiri mereka akan melakukan tindakan dengan tepat sesuai dengan
kemampuan yang ada pada dirinya. Walaupun demikian, masi ada manusia yang
membutuhkan bantuan orang lain untuk dapat , mengenal dirinya sendiri, lengkap
dengan segala kemampuan yang dimilikinya dan bantuan tersebut dapa diberikan
oleh bimbingan konseling.

Bimbingan konseing sendiri adalah pemberibantuan yang dilakukan oleh


seseorang yang professional dengan cara melakukan wawancara dan bersifat
rahasia. Yang bertujuan guna menangani masalah, maupun kesulitan pribadi
penyesuikan diri dengan lingkungan sekitar, dan meningkatakan pemahaman
dirinya agar nantinya mampu menyesuikan diri lebih efektif, dan membuat fakta
interpretasi untuk mencapai kesejahteraan hidup.

1.2 Rumusan Masalah


1.1.1 Bagaiman sejarah bimbingan dan konseling didunia?

1
1.1.2 Bagaimana sejarah bimbingan diindoneisa?

1.3 Tujuan Pembahasan


1.1.3 Untuk mengetahui sejarah dan perkembangan bimbingan dan konseling didunia
1.1.4 Untuk mengetahui sejarah perkembangan bimbingan dan konseling diindonesia.

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Pengembangan Bidang
1.4.2 Studi
Peningkatan Layanan
1.4.3 Bimbingan Pengembangan Etika Profesi
1.4.4 Pemahaman Peran
Sosial

BAB II

PEMBAHASAN

2
2.1 Sejarah perkembangan bimbingan konseling didunia

Latar belakang perkembangan profesi konseling tidak dapat dipisahkan dari dua jalur
penanganan terhadap masalah-masalah yang dihadapi masyarakat Barat, yaitu tradisi
gangguan mental dan penanganan masalah-masalah pendidikan dan pekerjaan di sekolah.
Evolusi profesi konseling dapat terlihat pada rangkaian perjalanan profesi ini yang disusun
secara kronologis sebagai berikut :

1. Era Tahun 1900-1909 (Era Perintisan)


Tiga tokoh utama pada periode ini adalah Jesse B. Davis, Frank Parsons, dan Clifford
Beers. Davis adalah orang pertama yang mengembangkan program bimbingan yang
sistematis di sekolah-sekolah. Pada tahun 1907, sebagai pejabat yang bertanggung jawab
pada the Grand Rapids (Michigan) school system, ia menyarankan agar guru kelas yang
mengajar English Composition untuk mengajar bimbingan satu kali seminggu yang
bertujuan untuk mengembangkan karakter dan mencegah terjadinya masalah. Sementara
itu, Frank Parsons di Boston melakukan hal yang hampir sama dengan Davis. Ia
memfokuskan pada program pengembangan dan pencegahan. Ia dikenal karena mendirikan
Boston's Vocational Bureau pada tahun 1908. Berdirinya biro ini mempresentasikan langkah
maju diinstitusionalisasikannya bimbingan karier (vocational guidance). Pada tahun yang
sama ketika Frank Parsons mendirikan Vocational Bureau (1908). William Heyle juga
mendirikan Community Psychiatric Clinic untukpertama kalinya Selanjutnya, The Juvenille
Psychopathic institute didirikan untuk memberi bantuan kepada para pemuda di Chicago
yang mempunyai masalah. Dalam keadaan tersebut terlibat pula para psikolog. Tentu saja
tidak mungkin berbicara soal kesehatan mental tanpa melibatkan orang-orang yang cukup
terkenal, seperti Sigmund Freud dan Joseph Breuer.

2. Era Tahun 1910-1970


Pada era ini konseling mulai diinstitusionalisasikan dengan didirikannya the National
Vocational Guidance Association (NVGA) pada tahun 1913. Selain itu, pemerintah Amerika
Serikat mulai memanfaatkan pelayanan bimbingan untuk membantu veteran perang.

Istilah bimbingan (guidance) ini kemudian menjadi label populer bagi gerakan
konseling di sekolah-sekolah selama hampir 50 tahunan. Program bimbingan yang
terorganisasikan mulai muncul dengan frekuensi tinggi di jenjang SMP sejak 1920- an, dan
lebih intensif lagi di jenjang SMA dengan pengangkatan guru BK yang khusus dipisahkan

3
untuk siswa laki-laki dan siswa perempuan. Titik inilah era dimulainya pemfungsian
disiplin, kelengkapan daftar hadir selama satu tahun ajaran dan tanggung jawab administrasi
lainnya. Akibatnya banyak program pendidikan dekade ini menitikberatkan pada upaya
membantu siswa-siswa yang mengalami kesulitan akademis atau pribadi dengan
mengirimkan mereka ke guru BK untuk mengubah perilaku atau memperbaiki kelemahan.

Selain jenjang SMP dan SMA, gerakan konseling untuk SD tampaknya juga dimulai di
akhir dekade 1920-an hingga awal dekade 1930-an, dipicu oleh tulisan-tulisan dan kerja
keras William Bumham yang menekankan peran guru untuk memajukan kesehatan mental
anak yang memang banyak diabaikan diperiode tersebut."

Pada dekade 1940-an ditandai munculnya teori konseling Non- Directive yang
dipelopori oleh Carl Rogers. Ia mempublikasikan buku yang berjudul Counseling and
Psychotherapy pada tahun 1942. Pada tahun 1950-an muncul pula berbagai organisasi
konseling yaitu the American Personnel and Guidance Association (APGA). Selanjutnya
disahkannya the National Defense Education Act (NDEA) pada tahun 1958. Undangundang
ini memberikan dana bagi sekolah untuk meningkatkan program konseling sekolah.
Konseling mulai melakukan diversifikasi ke area yang lebih luas diawali pada tahun 1970.
Konseling mulai berkembang di luar sekolah seperti di lembaga-lembaga komunitas dan
pusat-pusat kesehatan mental.

3. Era Tahun 1980-ani


Dekade ini profesi konseling sudah mulai berkembang dengan munculnya standarisasi
training. Pada tahun 1981 dibentuk the Council for Accreditation of Counseling and Related
Educational Program (CACREP). CACREP berfungsi untuk melakukan standarisasi pada
program pendidikan konseling di tingkat master dan doktor pada bidang konseling sekolah,
konseling komunitas, konseling kesehatan mental, konseling perkawinan dan keluarga, dan
konseling di Perguruan Tinggi.

4. Era Tahun 1990-an


Pada akhir ke-19-an, spesialis psikiatri telah mendapat tempat berdampingan dengan
spesialis pengobatan lain. Dengan makin stabilnya posisi psikiatri dalam penanganan
gangguan psikologis atau yang lebih dikenal dengan sakit mental, muncullah psikiatri

4
sebagai spesialisasi baru. Spesialisasi baru ini dipelopori oleh Van Ellenberger Renterghem
dan Van Eeden.

Selama tahun 1980-an dan 1990-an, sejumlah permasalahan sosial mempengaruhi


anak-anak yang pada gilirannya mengakselerasi pertumbuhan konseling SD. Isu-isu seperti
penyalahgunaan obat, penganiayaan anak, pelecehan seksual dan pengabaian anak, plus
meningkatnya minat dan atensi, bagi pencegahannya, mengarah kepada pemandatan
konseling SD."

2.2. Sejarah Bimbingan dan Konseling di Indonesia

1. Sebelum Kemerdekaan
Masa sebelum kemerdekaan yaitu pada masa penjajahan Belanda dan Jepang,
kehidupan rakyat Indonesia berada dalam cengkeraman penjajah (Pendidikan
diselenggarakan untuk kepentingan penjajah). Para siswa dididik untuk mengabdi demi
kepentingan penjajah. Dalam situasi seperti ini upaya bimbingan sudah tentu diarahkan
bagi perwujudan tujuan pendidikan masa itu yaitu menghasilkan manusia pengabdi
penjajah. Akan tetapi, rasa nasionalisme rakyat Indonesia ternyata sangat tebal sehingga
upaya penjajah banyak mengalami hambatan.

Rakyat Indonesia yang cinta akan nasionalisme dan kemerdekaan berusaha untuk
memperjuangkan kemandirian bangsa Indonesia melalui pendidikan. Salah satu di
antaranya adalah Taman Siswa yang dipelopori oleh K.H. Dewantara yang dengan gigih
menanamkan nasionalisme di kalangan para siswanya. Dari sudut pandangan bimbingan hal
tersebut pada hakikatnya adalah dasar bagi pelaksanaan bimbingan.

2. Dekade 40-an (Perjuangan)


Dalam bidang pendidikan, pada dekade ini lebih banyak ditandai dengan perjuangan
merealisasikan kemerdekaan melalui pendidikan. Masalah kebodohan dan keterbelakangan
merupakan masalah besar dan tantangan yang paling besar bagi pendidikan pada saat itu.
Tetapi yang lebih mendalam adalah mendidik bangsa Indonesia agar memahami dirinya
sebagai bangsa yang merdeka sesuai dengan jiwa Pancasila dan UUD 1945. Hal ini pulalah
yang menjadi fokus utama dalam bimbingan pada saat itu.

5
3. Dekade 50-an (Perjuangan)
Kegiatan bimbingan pada masa dekade ini lebih banyak tersirat dalam berbagai
kegiatan pendidikan. Upaya membantu siswa dalam mencapai prestasi lebih banyak
dilakukan oleh guru di kelas atau di luar. Akan tetapi, pada hakikatnya bimbingan telah
tersirat dalam pendidikan dan benar-benar menghadapi tantangan dalam membantu siswa di
sekolah agar dapat berprestasi meskipun dalam situasi yang amat darurat.

4. Dekade 80-an
Pada dekade 80-an ini bimbingan diupayakan agar mantap. Pemantapan terutama
diusahakan untuk menuju kepada perwujudan bimbingan yang profesional. Dengan
demikian, maka upaya-upaya dalam dekade 80-an lebih mengarah kepada profesionalisasi
yang lebih mantap.

Pada saat ini, profesi konselor secara legal formal telah diakui dalam sistem pendidikan
nasional. Konselor sekolah atau guru bimbingan dan konseling merupakan profesi yang
sudah diakui keberadaannya di sekolah. Hal ini dapat dilihat pada Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 74 tahun 2008 tentang Guru pada pasal 15 yang mengatakan
bahwa guru bimbingan dan konseling atau konselor adalah guru pemegang sertifikat
Pendidikan.

BAB III

PENUTUP

6
3.1 Kesimpulan
Gerakan bimbingan dan konseling sekolah yang selama bertahun-tahun beroperasi
secara unik di dalam pendidikan di Amerika serikat, awalnya hanya berfokus pada
bimbingan siswa untuk memilih karir yang akan dipilihnya nanti. Namun, setelah beberapa
dekade berlalu, fokus awal itu sekarang sudah menyebar lantaran beberapa faktor.

Di Indonesia sendiri awalnya bimbingan dan konseling sebagai suatu ilmu merupakan
suatu hal yang masih baru. Walaupun demikian, hal ini tidak berarti bahwa bimbingan dan
konseling di Indonesia belum ada sama sekali. Sesungguhnya, bimbingan dan konseling
telah lama dikenal di Indonesia, hanya saja berbeda dalam pendekatannya.

3.2 Saran
Pengaruh masalah terhadap kejiwaan seseorang cukup besar. Sehingga ketika manusia
ditimpa masalah tidak sedikit dari mereka yang menempuh jalan pintas sebagai solusi.
Namun tidak sedikit pula dari mereka yang cenderung menggunakan upaya kekeluargaan
dan salah satunya adalah bimbingan dan konseling ini. Teruslah berkembang dan menjadi
manusia yang bermanfaat bagi sekitar, karena kehidupan yang singkat ini akan terasa
berharga jika kita dapat memberi bukan meminta.

DAFTAR PUSTAKA

Walgito, Bimo. 2010. Bimbingan dan Konseling. Yogyakarta: Andi Offset.

Komalasari, Gantina dkk. 2011. Teori dan Teknik Konseling.


7
Jakarta: PT. Indeks. Latipun. 2006. Psikologi Konseling. Malang: Penerbitan

UMM.

Gibson, Robert L. dan Marianne H. Mitchell. 2011. Bimbingan dan Konseling. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.

Anda mungkin juga menyukai