Anda di halaman 1dari 18

PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING KOMPREHENSIF

Dosen Pengampu :

Umi Aisyah, M.Pd.I

Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Konseling Pendidikan

Disusun Oleh :

KELOMPOK 5 (BKI E)

Ahmad Romdonisyah (1841040367)

Alan Cosa Alnahdi (1841040353)

Claudya (1841040345)

Nurul Meisita (1841040317)

Putri Susanti (1841040335)

BIMBINGAN KONSELING ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RDEN INTAN LAMPUNG

TAHUN 2020 M

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT. Yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Sholawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafaatnya di akhir
nanti.

Kami telah menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak khususnya kepada dosen
Konseling Pendidikan kami Umi Aisyah, M.Pd.I. yang telah membimbing kami
dalam menulis makalah ini.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terimakasih.

Bandar Lampung, Maret 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................ii

DAFTAR ISI..................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

a. Latar Belakang Masalah.................................................................... 1


b. Rumusan Masalah..............................................................................2
c. Tujuan Penulisan................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

a. Sejarah Adanya Program Bimbingan Dan Konseling


Komprehensif.....................................................................................3
b. Pengertian Program Bimbingan Dan Konseling
Komprehensif.....................................................................................4
c. Komponen Program Bimbingan Dan Konseling
Komprehensif.....................................................................................7
d. Strategi Implementasi Bimbingan dan Konseling
Komperhensif.....................................................................................9

BAB III KESIMPULAN

a. Kesimpulan........................................................................................ 13

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bimbingan dan koseling atau “guidance and counseling” merupakan salah


satu program pendidikan yang diarahkan kepada usaha pembaruan pendidikan
nasional, tujuan bimbingan dan konseling secara mendalam, maka jelas
urgensi bimbingan dan konseling sangat besar bagi usaha pemantapan arah
hidup generasi muda dalam berbagai bidang yang menyangkut bidang pribadi,
bidang sosial, bidang belajar, dan bidang karier. Seiring perkembangan zaman
perubahan kondisi, sosial, ekonomi, budaya, dan teknologi mempengaruhi
perubahan bimbingan konseling, salah satunya yaitu mengadaptasi konseling
komprehensif yang dijadikan sebagai respon terhadap tuntutan perubahan
kondisi mayarakat.

Bimbingan konseling komprehensif disekolah merupakan upaya untuk


memberikan bantuan secara utuh yang melibatkan konselor, pimpinan
sekolah, guru mata plajaran, staf adminsitrasi,orang tua, dan masyarakat.
Melalui bimbingan konseling komprehensif peserta didik diharapkan dapat
memahami dan mengetahui kehidupan yang mencakup kehidupan akademik,
karier, dan pribadi sosial.

Program bimbingan dan konseling sekolah merupakan serangkaian


rencana aktivitas layanan bimbingan dan konseling di sekolah, yang
selanjutnya akan menjadi pedoman bagi setiap personel dalam pelaksanaan
dan pertanggungjawabannya. program bimbingan dan konseling yang
mewadahi seluruh kegiatan bimbingan dan konseling yang akan diberikan
kepada peserta didik dalam rangka menunjang tercapainya tujuan pendidikan
nasional pada umumnya dan visi/misi yang ada di sekolah secara khusus.

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sejarah Adanya Program Bimbingan Dan Konseling
Komprehensif?
2. Apa Pengertian Program Bimbingan Dan Konseling
Komprehensif?
3. Apa Saja Komponen Program Bimbingan Dan Konseling
Komprehensif?
4. Apa Strategi Implementasi Bimbingan dan Konseling
Komperhensif?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Sejarah Adanya Program Bimbingan Dan
Konseling Komprehensif
2. Untuk Mengetahui Pengertian Program Bimbingan Dan Konseling
Komprehensif
3. Untuk Mengetahui Komponen Program Bimbingan Dan Konseling
Komprehensif
4. Untuk Mengetahui Strategi Implementasi Bimbingan dan
Konseling Komperhensif

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Adanya Program Bimbingan Dan Konseling


Komprehensif
Kelahiran dan perkembangan konsep serta paradigma layanan
bimbingan dan konseling di Indonesia tidak lain merupakan replikasi dan
adopsi model yang telah berkembang sejak lama di Amerika Serikat.
Pemahaman tentang bimbingan dan konseling sebagai suatu sistem dan
kerangka kerja kelembagaan tidak dapat dilepaskan dari pandangan umum
bahwa layanan BK merupakan bagian integral dari sistem pendidikan.

Di Amerika Serikat, latar kelahiran BK di awal abad 20 bermula dari


keprihatinan yang mendalam dari kalangan pendidikan terhadap carut
marutnya perkembangan kepribadian generasi muda terumata kalangan
pelajar di sekolah yang terkena dampak gelombang besar industrialisasi di
kota-kota besar. Jumlah siswa drop-out mengingkat (kaum muda lebih
memilih bekerja ketimbang sekolah, sementara keterampilan kerja tidak
memadai), pergeseran nilai dalam keluarga dan masyarakat, urbanisasi
besar-besaran dari desa ke kota, dan problem-problem sosial yang lain.

Kenyataan tersebut akhirnya memicu tumbuhnya layanan bimbingan


dan konseling sebagai suatu gerakan sosial yang selaras dengan gerakan
kemajuan (progressive movement) yang berkembang dalam dunia
pendidikan di Amerika Serikat pada saat itu yang dipelopori oleh tokoh
seperti Frank Parsons, Charles Merrill dan Meyer Blommfield. Para tokoh
tersebut sama-sama memandang secara kritis bahwa gelombang revolusi
industri yang membawa dampak negatif bagi perkembangan generasi
mudah harus dicegah.

3
Gerakan bimbingan dan konseling ini memberikan pengaruh besar
terhadap beberapa negara, di antaranya Indonesia. Gunawan (2001, 22)
menjelaskan bahwa pada periode awal kemerdekaan masalah bimbingan
pekerjaan baru diperhatikan oleh jawatan yang mengurus masalah tenaga
kerja. Kegiatan bimbingan kemudian dikembangkan oleh kementerian
pendidikan dan kebudayaan dengan mengembangkan banyak kursus
keterampilan bagi kaum muda. Baru pada tahun 1962, ada kebijakan SMA
Gaya Baru yang mulai menggeser bimbingan pekerjaan ke arah bimbingan
akademik.

Secara formal, pemberlakuan kurikulum 1975 mengandung penegasan


bahwa BK (saat itu disebut bimbingan dan penyuluhan) merupakan bagian
integral dalam pendidikan di sekolah. Lahirnya Ikatan Petugas Bimbingan
Indonesia (IPBI) tahun 1975 di Malang, Jawa Timur dan pergantian nama
IPBI menjadi Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia (ABKIN)
tahun 2001 dengan kelengkapan divisi-divisi layanan di dalamnya semakin
memperkokoh layanan BK dengan berbagai domain layanan yang semakin
kompleks, pribadi, sosial, akademik, karir dan layanan pendukung lainnya
secara lebih menyeluruh yang disebut dengan layanan bimbingan konseling
komprehensif.

B. Pengertian Bimbingan Dan Konseling Komprehensif


Pada hakekatnya, bimbingan dan konseling komprehensif merupakan
sistem kegiatan yang dibuat guna membantu klien dalam mengembangkan
potensi diri seoptimal mungkin. Namun dalam prosesnya, siswa tidak
selalu mengalami perkembangan yang baik. Terkadang sifatnya fluktuatif
atau tidak stabil. Oleh karena itu, siswa perlu diberikan layanan bimbingan
dan konseling yang komprehensif dalam perkembangannya.1

1
Sutirna, Bimbingan Dan Konseling Pendidikan Formal, Nonformal, Dan Informal
(Yogyakarta: Andi, 2013), Hlm. 66

4
Bimbingan dan konseling merupakan serangkaian kegiatan atau
aktivitas yang dirancang oleh konselor untuk membantu klien dalam upaya
untuk mengembangkan dirinya seoptimal mungkin. Karena perkembangan
siswa bersifat fluktatif, maka untuk membantu kondisi seperti itu perlu
diberikan layanan bimbingan konseling yang komprehensif. Bimbingan
dan konseling komprehensif merupakan upaya untuk memberikan bantuan
secara utuh yang melibatkan konselor, pimpinan sekolah, guru mata
pelajaran, staff administrasi, orang tua dan masyarakat.

Bimbingan dan konseling komprehensif diprogramkan untuk semua


peserta didik, artinya bahwa semua peserta didik hukumannya wajib
menerima layanan bimbingan dan konseling, sehingga persepsi bahwa
fokus bimbingan dan konseling hanyalah pada siswa yang bermasalah saja
akan hilang. Oleh karena itu, bimbingan dan konseling komprehensif perlu
memperhatikan ruang lingkup yang menyeluruh, dirancang untuk lebih
berorientasi pada pencegahan dan tujuannya pengembangan potensi peserta
didik. Melalui bimbingan dan konseling komprehensif peserta didik
diharapkan memahami dan dapat mengetahui kehidupan yang mencakup
kehidupan akademik, karir, dan pribadi sosial. Fokus utama dalam
bimbingan dan konseling komprehensif adalah teraktualisasinya potensi
peserta didik dapat berkembang secara optimal.

Bimbingan dan konseling komprehensif disebut juga bimbingan dan


konseling perkembangan, karena menggarap semua aspek kehidupan
peserta didik dan merupakan orientasi baru dalam kegiatan layanan
bimbingan dan konseling yang didasari prinsip pengembangan antara lain:
a. Mengenal dan memahami potensi, kekuatan, dan tugas-tugas
perkembangannya
b. Mengenal dan memahami potensi atau peluang yang ada di lingkungannya
c. Mengenal dan menentukan tujuan dan rencana hidupnya serta rencana
pencapaian tujuan tersebut

5
d. Memahami dan mengatasi kesulitan-kesulitan sendiri
e. Menggunakan kemampuannya untuk kepentingan dirinya, kepentingan
lembaga tempat bekerja dan masyarakat
f. Menyesuaikan diri dengan keadaan dan tuntutan dari lingkungannya
g. Mengembangkan segala potensi dan kekuatannya yang dimilikinya secara
tepat dan teratur secara optimal.
Berdasarkan prinsip-prinsip di atas dapat disimpulkan definisi
bimbingan dan konseling komprehensif atau perkembangan sebagai suatu
rangkaian bimbingan dan konseling secara bertanggung jawab dalam
memfasilitasi perkembangan peserta didik pada semua aspek
kehidupannya, sehingga mereka dapat berfungsi dan berperan efektif
selama siklus kehidupannya, terutama menjamin eksistensi dirinya sebagai
individu atau anggota masyarakat yang bermartabat. Karena itu, bimbingan
dan konseling perkembangan sering disebut juga dengan bimbingan dan
konseling komprehensif karena menggarap semua aspek kehidupan peserta
didik (konseli).2

Agar pelaksanaan program bimbingan dan konseling komprehensif


berjalan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, maka kita hanya
memahami lima premis dasar bimbingan dan konseling komprehensif.
Menurut Gysbers dan Henderson (2006:26) lima premis tersebut :
1) Tujuan bimbingan konseling bersifat kompatibel dengan tujuan
pendidikan. Artinya, dalam pendidikan ada standar dan kompetensi
tertentu yang harus dicapai oleh siswa. Oleh karena itu, segala
aktivitas dan proses dalam layanan BK harus diarahkan pada upaya
membantu siswa dalam pencapaian standar kompetensi yang
dimaksud.
2) Program BK bersifat pengembangan (based on developmental
approach), yakni, meskipun seorang konselor dimungkinkan untuk
mengatasi problem dan kebutuhan psikologis yang bersifat krisis dan
2
Ibid

6
klinis, pada dasarnya fokus layanan BK lebih diarahkan pada usaha
memfasilitasi pengalaman-pengalaman belajar tertentu yang
membantu siswa untuk tumbuh, berkembang, dan menjadi pribadi
yang mandiri.
3) Program BK melibatkan kolaborasi antar staff (team-building
approach), yaitu program bimbingan dan konseling yang bersifat
komprehensif bersandar pada asumsi bahwa tanggung jawab kegiatan
bimbingan melibatkan seluruh personalia yang ada di sekolah dengan
sentral koordinasi dan tanggung jawab ada di tangan konselor yang
bersertifikasi (certified counselors). Konselor tidak hanya
menyediakan layanan langsung untuk siswa, melainkan juga bekerja
secara konsultatif dan kolaboratif dengan tim bimbingan yang lain,
staf personel sekolah yang lain (guru dan tenaga administrasi), bahkan
orangtua dan masyarakat.
4) Program BK dikembangkan melalui serangkaian proses sistematis
sejak dari perencanaan, desain, implementasi, evaluasi, dan
keberlanjutan. Melalui penerapan fungsi-fungsi manajemen tersebut
diharapkan kegiatan dan layanan BK dapat diselenggarakan secara
tepat sasaran dan terukur.
5) Program BK ditopang oleh kepemimpinan yang kokoh. Faktor
kepemimpinan ini diharapkan dapat menjamin akuntabilitas dan
pencapaian kinerja program BK.3

C. Komponen Program Bimbingan Dan Konseling


Komprehensif
a) Layanan Dasar
Layanan dasar diartikan sebagai proses pemberian bantuan kepada
seluruh peserta didik  melalui kegiatan penyiapan pengalaman terstruktur

3
Juantika Nurihsan Dan Syamsu Susuf, Lndasan Bimbingan Dan Konseling
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006) Hlm. 30

7
secara klasikal atau kelompok yang disajikan secara sistematis dalam
rangka mengembangkan perilaku jangka panjang sesuai dengan tahap dan
tugas-tugas perkembangan (yang dituangkan sebagai standar kompetensi
kemandirian) yang diperlukan dalam pengembangan kemampuan memilih
dan mengambil keputusan dalam menjalani kehidupannya.

Layanan ini bertujuan untuk membantu semua siswa agar memperoleh


perkembangan yang normal, memiliki mental yang sehat, dan memperoleh
keterampilan dasar hidupnya, atau dengan kata lain membantu siswa agar
mereka dapat mencapai tugas-tugas perkembangannya.

b) Layanan Responsif
Layanan responsif adalah layanan yang bertujuan membantu
memenuhi kebutuhan yang dirasakan sangat penting oleh siswa pada saat ini.
Layanan ini bersifat preventif, atau mungkin kuratif.  Pelayanan
responsif merupakan layanan bantuan bagi para siswa yang memiliki
kebutuhan atau masalah yang memerlukan bantuan (pertolongan) dengan
segera. Layanan ini bertujuan untuk membantu siswa memenuhi
kebutuhannya yang dirasakan pada saat ini, atau para siswa yang dipandang
mengalami hambatan dalam menyelesaikan tugas-tugas perkembangannya.
Konseling indiviaual, konseling krisis, konsultasi dengan orangtua, guru,
dan alih tangan kepada ahli lain adalah ragam bantuan yang dapat dilakukan
dalam layanan responsif.rkembangannya.
c) Layanan Perencanaan Individual
Layanan perencanaan individual adalah upaya yang bertujuan
membantu seluruh siswa membuat dan mengimplementasikan rencana-
rencana pendidikan, karier, dan kehidupan sosial-pribadinya.4 Tujuan layanan
ini adalah untuk membimbing seluruh siswa agar memiliki kemampuan untuk
merumuskan tujuan, perencanaan, atau pengelolaan terhadap pengembangan
dirinya, baik menyangkut aspek pribadi, soaial, belajar maupun karir.

4
Jurnal Pemikiran Dan Pengembangan SD, Jilid 1, Nomor 1, April 2013, Hlm. 70

8
d) Dukungan Sistem
Dukungan sistem, merupakan kegiatan pendukung bagi terlaksananya
pemberian layanan BK yang merupakan isi dari ketiga komponen program
BK (layanan dasar bimbingan, layanan responsif, dan layanan perencanaan
individual). Dukungan sistem lebih banyak berkaitan dengan pengelolaan
BK. Bagaimana profesionalitas personil bisa dicapai, kebijakan apa yang
perlu diadakan sehingga berangsur-angsur layanan BK yang diterima peserta
didik memenuhi kebutuhan dan pada gilirannya memberi makna baginya.5

D. Strategi Implementasi Bimbingan dan Konseling


Komperhensif
1. Layanan Dasar
a) Bimbingan Klasikal
Layanan dasar diperuntukkan bagi semua siswa. Secara terjadwal
konselor memberikan layanan bimbingan kepada para siswa. Kegiatan
layanan dilaksanakan melalui pemberian layanan orientasi dan
informasi tentang berbagai hal yang dipandang bermanfaat bagi siswa.
Layanan orientasi pada umumnya dilasanakan pada awal pelajaran,
yang diperuntukan bagi para siswa baru sehingga memiliki
pengetahuan yang utuh tentang sekolah yang dimasukinya. Kegiatan
yang dapat dilakukan berupa penyampaian buku panduan sekolah,
penjelasan-penjelasan, kunjungan, demonstrasi, simulasi, diskusi
kelompok atau kerja kelompok.

b) Bimbingan Kelompok
Konselor memberikan layanan bimbingan kepada siswa melalui
kelompok-kelompok kecil. Bimbingan itu ditujukan untuk merespon
kebutuhan dan minat para siswa. Topik yang didiskusikan dalam

5
Achmad Juantika Nurihsan, Bimbingan Dan Konseling Dalam Berbagai Latar
Belakang Kehidupan (Bandung: Refika Aditama, 2011), Hlm. 46

9
bimbingan kelompok ini, adalah masalah yang bersifat umum dan tidak
rahasia.

c) Berkolaborasi dengan Guru Mata Pelajaran atau Wali Kelas


Konselor berkolaborasi dengan guru dan wali kelas dalam rangka
memperoleh informasi tentang siswa, membantu memecahkan masalah
siswa. Karna program bimbingan akan berjalan secara efektif apabila
didukung oleh semua pihak. Temasuk guru mata pelajaran dan wali
kelas.

d) Berkolaborasi dengan Orang Tua


Dalam upaya meningkatkan kualitas program tersebut. Konselor perlu
melakukan kerjasama dengan para orang tua siswa. Kerja sama ini
penting agar proses bimbingan terhadap siswa tidak hanya
berlangsung di sekolah, tetapi juga oleh orang tua di rumah. Melalui
kerjasama ini memungkinkan terjadinya saling memberikan informasi
dan tukar pikir anatara konselor dan orang tua dalam upaya
mengembangkan potensi siswa atau memecahkan masalah yang
mungkin dihadapi siswa.6

2. Layanan Responsif
a) Konsultasi
Kegiatan ini dilakukan dengan cara berkonsultasi dengan berbagai
pihak seperti guru, wali kelas, kepala sekolah, atau pihak lain di
luar sekolah dalam membeti bimbingan kepada para siswa.

b) Konseling Individual Atau Kelompok


Pemberian layanan konseling ini ditujukan untuk membantu para
siswa yang mengalami kesulitan, mengalami hambatan dalam
mencapai tugas-tugas perkembangannya. Konseling dapat
dilakukan secara individu maupun kelompok. Konseling kelompok

6
Jurnal Konseling GUSJIGANG Vol. 1 No. 1 Tahun 2015 ISSN 2460-1187 Hlm. 6

10
dilaksanakan untuk membantu para siswa memecahkan masalahnya
melalui kelompok. Dalam konseling kelompok, masing-masing
siswa mengemukakan masalah yang dialaminya, kemudia satu sama
lain saling memberikan masalah atau pendapat untuk memecahkan
masalah tersebut.

c) Referal (Alih Tangan)


Apabila konselor merasa kurang memiliki kemampuan untuk
menangani masalah konseli, maka sebaiknya dia mereferal atau
mengalih tangankan konseli kepada pihak lain yang lebih
berwenang, seperti psikolog, psikiater, dokter, dan kepolisian.
Konseli yang sebaiknya direferal adalah mereka yang memiliki
masalah, seperti mempunyai niat untuk bunuh diri, depresi, tindak
kejahatan (kriminalitas), kecanduan narkoba, dan penyakit kronis.

d) Bimbingan teman sebaya


Kegiatan bimbingan dengan cara memanfaatkan teman sebaya yang
sebelumnya telah dilatih memberikan bimbingan kepada sesama
temannya. Fungsi teman sebaya ini ialah sebagai penampung curhat
temannya maupun saran pendapat bagi penyelesian masalah.7

3. Layanan Perencanaan Individual


Konselor membantu peserta didik menganalisis kekuatan dan
kelemahan dirinya berdasarkan data atau informasi yang diperoleh,
yaitu yang menyangkut pencapaian tugas-tugas perkembangan atau
aspek-aspek pribadi, sosial, belajar, dan karir. Melalui kegiatan
penilaian diri ini, peserta didik akan memiliki pemahaman,
penerimaan, dan pengarahan dirinya secara positif dan konstruktif.
Pelayanan perencanaan individual ini dapat dilakukan juga melalui
pelayanan penempatan (perpindahan situasi dari sekolah ke
lapanagan kerja, sekolah ke jenjang berikutnya, atau pindah ke
7
Jurnal Pemikiran Dan Pengembangan SD, Jilid 1, Nomor 1, April 2013, Hlm. 71

11
sekolah lain) untuk membantu peserta didik menempati posisi yang
sesuai dengan bakat dan minatnya.

4. Dukungan Sistem
a) Pengembagan Profesi
Upaya untuk terus menerus meningkatkan profesionalitas atau
keahlian pelaksana bimbingan terutama konselor. Peningkatan
keahlian dapat dilakukan melelaui: pelatihan, seminar, loka karya,
penataran, maupun pendidikan lanjut dari standar minimal yang
dipersyaratkan.

b) Manajemen Program
Melakukan pembenahan tata kelola program BK. Pembenahan tata
kelola ini berupa kejelasan pembagian tugas, sistem reward and
punishment, promosi, jaminan hari tua, kerjasama dengan unit atau
institusi lain.

c) Riset Dan Pengembangan


Upaya untuk selalu melaksanakan inovasi dalam melaksanakan
bimbingan. Penggunaan teknologi mutakir seperti komputer bagi
pelaksanaan bimbingan merupakan suatu keharusan. Demikian pula
teknikteknik dalam memberikan bimbingan harus selalu mengikuti
perkembangan dan berkesesuaian dengan kebutuhan siswa.8

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

8
Jurnal Pemikiran Dan Pengembangan SD, Jilid 1, Nomor 1, April 2013, Hlm. 72

12
Di Amerika Serikat, latar kelahiran BK di awal abad 20 bermula dari
keprihatinan yang mendalam dari kalangan pendidikan terhadap carut marutnya
perkembangan kepribadian generasi muda terumata kalangan pelajar di sekolah
yang terkena dampak gelombang besar industrialisasi di kota-kota besar. Jumlah
siswa drop-out mengingkat (kaum muda lebih memilih bekerja ketimbang sekolah,
sementara keterampilan kerja tidak memadai), pergeseran nilai dalam keluarga dan
masyarakat, urbanisasi besar-besaran dari desa ke kota, dan problem-problem
sosial yang lain.

Bimbingan dan konseling komprehensif diprogramkan untuk semua peserta


didik, artinya bahwa semua peserta didik hukumannya wajib menerima layanan
bimbingan dan konseling, sehingga persepsi bahwa fokus bimbingan dan
konseling hanyalah pada siswa yang bermasalah saja akan hilang. Oleh karena itu,
bimbingan dan konseling komprehensif perlu memperhatikan ruang lingkup yang
menyeluruh, dirancang untuk lebih berorientasi pada pencegahan dan tujuannya
pengembangan potensi peserta didik. Melalui bimbingan dan konseling
komprehensif peserta didik diharapkan memahami dan dapat mengetahui
kehidupan yang mencakup kehidupan akademik, karir, dan pribadi sosial. Fokus
utama dalam bimbingan dan konseling komprehensif adalah teraktualisasinya
potensi peserta didik dapat berkembang secara optimal.

Dalam program bimbingan dan konseling komprehensif terdapat empat


komponen, yaitu: 1) layanan dasar, yaitu sebagai proses pemberian bantuan
kepada seluruh peserta didik  melalui kegiatan penyiapan pengalaman terstruktur
secara klasikal atau kelompok ; 2) layanan responsive, yaitu layanan yang
bertujuan membantu memenuhi kebutuhan yang dirasakan sangat penting oleh
siswa pada saat ini. ; 3) layanan perencanaan individual, yaitu upaya yang
bertujuan membantu seluruh siswa membuat dan mengimplementasikan rencana-
rencana pendidikan, karier, dan kehidupan sosial-pribadinya. ; 4) dukungan
system, yaitu kegiatan pendukung bagi terlaksananya pemberian layanan BK yang
merupakan isi dari ketiga komponen program BK.

13
Strategi implementasi bimbingan dan konseling komprehensif ini terditi dari
1) layanan dasar; dalam layanan dasar terdapat bimbingan klasikal, bimbingan
kelompok, berkolaborasi dengan guru mata pelajaran atau wali kelas,
berkolaborasi dengan orang tua; 2) layanan responsive; dalam layanan ini terdapat
konsultasi, konseling individual atau kelompok, referal, bimbingan teman sebaya;
3) layanan perencanaan individual, yaitu Konselor membantu peserta didik
menganalisis kekuatan dan kelemahan dirinya berdasarkan data atau informasi
yang diperoleh; 4) dukungan system; terdapat pengembangan profesi, manajemen
program, riset dan pengembangan.

DAFTAR PUSTAKA

Nurihsan, Achmad Juantika. 2011. Bimbingan Dan Konseling Dalam Berbagai Latar
Belakang Kehidupan. Bandung: Refika Aditama.

Juantika Nurihsan Dan Syamsu Susuf. 2006. Lndasan Bimbingan Dan Konseling.
Bandung: Remaja Rosdakarya.

14
Jurnal Pemikiran Dan Pengembangan SD, Jilid 1, Nomor 1, April 2013

Jurnal Konseling GUSJIGANG Vol. 1 No. 1 Tahun 2015 ISSN 2460-1187

Sutirna. 2013. Bimbingan Dan Konseling Pendidikan Formal, Nonformal, Dan Informal.
Yogyakarta: Andi.

15

Anda mungkin juga menyukai