Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH KELOMPOK 5

“Menganalisis Sejarah Lahirnya Bimbingan dan Konseling”

Disusun untuk memenuhi tugas Mata kuliah Wawasan Profesional BK

Dosen Pembimbing Mata Kuliah:

Prof. Dr. Yarmis Syukur, M.Pd., Kons


Dr. Dina Sukma, S.Psi. M.Pd

Di Susun Oleh:

Kelompok 5

Pu’ad Maulana 23151020

Nilas Siti Wulandari 23151019

PROGRAM STUDI S2 BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2023

i
KATA PENGANTAR

Selalunya kita mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya kepada umat manusia sehingga dapat merasakan pengalaman dan
pembelajaran dalam kehidupan. Shalawat beriring salam senantiasa tercurahkan untuk Nabi Besar
Muhammad SAW yang telah membawa umat manusia dari alam jahiliah menuju alam yang penuh
ilmu pengetahuan dan teknologi yang kita rasakan pada saat ini sehingga kelompok dapat
menyelesaikan makalah dengan judul pembahasan “Menganalisis Sejarah Lahirnya Bimbingan
dan Konseling”

Pemakalah Kelompok (5) tentunya mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Yarmis Syukur., M.Pd. Kons dan Dr. Dina Sukma S.Psi. M.Pd sebagai dosen
pengampu mata kuliah Wawasan Profesional BK.
2. Penulis buku sumber sebagai acuan dan bahan referensi teori untuk menyempurnakan makalah
kelompok kami.
3. Anggota kelompok yang ada dalam berdiskusi dengan pemahaman-pemahaman berkenaan
dengan teori yang dibahas.

Tentunya besar harapan kami untuk dapat diberikan kritikan serta saran yang bersifat
membangun terhadap kekurangan-kekurangan. Atas perhatian kami mengucapkan terima kasih
serta semoga makalah ini memberikan manfaat terhadap wawasan dan pengatahuan kita bersama.

Padang, 4 Desember 2023

Mengetahui,

Pemakalah Kelompok

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................i

DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................1

A. Latar Belakang ..........................................................................................................1


B. Rumusan Masalah ......................................................................................................1
C. Tujuan Makalah .........................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................................2

A. Sejarah dan Latar Belakang BK Di Dunia .................................................................2


B. Sejarah dan Latar Belakang BK Di Indonesia ...........................................................6
C. Latar Belakang BK ....................................................................................................8
D. BMB3.........................................................................................................................11

BAB III PENUTUP ..............................................................................................................12

A. Kesimpulan ................................................................................................................12
B. Saran ..........................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................................14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam mendefinisikan istilah bimbingan, para ahli bidang bimbingan konseling
memberikan pengertian yang berbeda-beda. Meskipun demikian, pengertian yang mereka
sajikan memiliki satu kesamaan arti bahwa bimbingan merupakan suatu proses pemberian
bantuan. Pada umumnya bimbingan dan konseling sudah ada dan dikenal manusia sejak
lama melalui sejarah. Selain itu Bimbingan konsling juga merupakan salah satu ilmu baru
bila di bandingkan dengan ilmu lainnya.
Bimbingan dan konseling terdiri atas dua kata yaitu "bimbingan" (terjemahan dari
kata "guidance") dan "konseling" (diambil dari kata "counseling"). Sejarah bimbingan di
Amerika mulai diberikan oleh Jesse B. Davis sekitar tahun 1898-1907. Beliau bekerja
sebagai konselor sekolah menengah di Detroit. Dalam waktu sepuluh tahun, ia membantu
mengatasi masalah-masalah pendidikan, moral, dan jabatan siswa. Pada tahun 1908, Frank
Parsons mendirikan Vocational Bureau untuk membantu para remaja mendapatkan
pekerjaan yang cocok. Tahun 1910, William Healy mendirikan Juvenile Psychopathic
Institut di Chicago, Tahun 1911, Universitas Harvard memberikan kuliah bidang
bimbingan jabatan dengan dosennya Meyer Bloomfield. Tahun 1912, Grand Rapids,
Michigan mendirikan lembaga bimbingan dalam sistem sekolahnya.
Perlunya bimbingan konseling dapat berfungsi sebagai pemantau masalah-masalah
yang berkaitan tentang masalah kelainan tingkah laku dan adaptasi. Untuk lebih memahami
materi ini kami akan membahasnya dalam makalah yang diuraikan ini.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah terlahirnya bk di dunia?
2. Bagaimana sejarah terlahirnya bk di Indonesia?
3. Apa yang melatarbelakangi lahirnya bk?
C. Tujuan Makalah
1. Untuk Mengetahui sejarah terlahirnya bk di dunia.
2. Untuk Mengetahui sejarah terlahirnya bk di indonesia.
3. Untuk mengetahui latar belakang lahirnya bk.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah dan Latar Belakang BK Di Dunia


Menurut Bimo Walgito (1989) dalam Anas Salahudin bahwa, bimbingan dan penyuluhan,
yang kemudian saat ini lebih dikenal sebagai bimbingan dan konseling, merupakan suatu ilmu
yang baru bila dibandingkan dengan ilmu-ilmu pada umumnya.
Bimbingan dan konseling terdiri atas dua kata yaitu "bimbingan" (terjemahan dari kata
"guidance") dan "konseling" (diambil dari kata "counseling"). Dalam praktik, bimbingan dan
konseling merupakan satu kesatuan kegiatan yang tidak terpisahkan. Keduanya merupakan
bagian yang integral (Tohirin, 2011: 15). Secara etimologis istilah konseling berasal dari bahasa
latin, yaitu "consilium" yang beararti "dengan" atau "bersama" yang dirangkai dengan
"menerima atau "memahami". Sedangkan dalam bahasa Anglo- Saxon, istilah konseling berasal
dari "sellan" yang berarti "menyerahkan" atau "menyampaikan".
Berdasarkan pengertian konseling di atas dapat dipahami bahwa konseling adalah usaha
membantu konseli/klien secara tatap muka dengan tujuan agar klien dapat mengambil tanggung
jawab sendiri terhadap berbagai persoalan atau masalah khusus. Dengan kata lain. teratasinya
masalah yang dihadapi oleh konseli/klien.Kemudian dapat dirumuskan dengan singkat bahwa
Bimbingan Konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara
konseling (face to face) oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang sedang
mengalami sesuatu masalah (disebut konseli) yang bermuara pada teratasinya masalah yang
dihadapi konseli serta dapat memanfaatkan berbagai potensi yang dimiliki dan sarana yang ada,
sehingga individu atau kelompok individu itu dapat memahami dirinya sendiri untuk mencapai
perkembangan yang optimal, mandiri serta dapat merencanakan masa depan yang lebih baik
untuk mencapai kesejahteraan hidup.
Sejarah bimbingan di Amerika mulai diberikan oleh Jesse B. Davis sekitar tahun 1898-
1907. Beliau bekerja sebagai konselor sekolah menengah di Detroit. Dalam waktu. sepuluh
tahun, ia membantu mengatasi masalah-masalah pendidikan, moral, dan jabatan siswa. Pada
tahun 1908, Frank Parsons mendirikan Vocational Bureau untuk membantu para remaja
mendapatkan pekerjaan yang cocok. Tahun 1910, William Healy mendirikan Juvenile
Psychopathic Institut di Chicago. Tahun 1911, Universitas Harvard memberikan kuliah bidang

2
bimbingan jabatan dengan dosennya Meyer Bloomfield. Tahun 1912, Grand Rapids, Michigan
mendirikan lembaga bimbingan dalam sistem sekolahnya.
Awal abad ke-20 belum ada konselor disekolah, akan tetapi pada saat itu pekerjaan-
pekerjaan konselor masih ditangani oleh para guru. Gerakan bimbingan disekolah mulai
berkembang sebagai dampak dari revolusi industri dan keragaman latar belakang para siswa
yang masuk kesekolah-sekolah negeri. Tahun 1898 Jesse B. Davis, seorang konselor di Detroit
mulai memberikan layanan konseling pendidikan dan pekerjaan di SMA.
Pada tahun 1907 dia memasukkan program bimbingan di sekolah tersebut. Pada waktu
yang sama para ahli yang juga mengembangkan program bimbingan ini, diantaranya sebagai
berikut:
Eli Weaper mengatakan (1906), "memilih suatu karir" dan membentuk komite guru
pembimbing disetiap sekolah menengah di New York. Komite tersebut bergerak untuk
membantu para pemuda dalam menemukan kemampuan-kemampuan dan belajar tentang
bimbingan menggunakan kemampuan-kemampuan tersebut dalam rangka menjadi seorang
pekerja yang produktif.
Frank Parson dikenal sebagai "Father of The Guedance Movement in American
Education". Mendirikan biro pekerjaan tahun 1908 di Boston Massachussets, yang bertujuan
membantu pemuda dalam memilih karir uang didasarkan atas proses seleksi secara ilmiyah dan
melatih guru untuk memberikan pelayanan sebagai koselor.
Andi Mapiare (1984), menjelaskan proses perkembangan bimbingan dan konseling terbagi
dalam lima tahap:
1. Periode Embrio (1898-1907)
Periode ini mulai dirintis oleh George Merril, yang menyelipkan bimbingan jabatan, pada
"The California School of Mechanical Arts di San Fransisco, tahun 1895. Disusul
munculnya upaya-upaya bimbingan jabatan olch Jesse B. Davis yang memusatkan
perhatian pada penyuluhan jabatan dan pendidikan jabatan di-"Central High School.
Detroid, Michigan, pada tahun 1898 1907. Pada tahun 1907 J.B. Davis, yang waktu itu
menjabat kepala dari "Central High School di Grand Rapids, menyisipkan bimbingan-
bimbingan jabatan ke dalam mata pelajaran (Bahasa) Inggris dengan suatu dasar yang
teratur. Tujuan dari program bimbingan itu adalah agar siswa mampu:

3
(a) mengembangkankarakternya yang baik sebagai asset yang sangat penting bagi
setiapsiswa (orang) dalam rangka merencanakan, mempersiapkan dan memasuki dunia
kerja (bisnis);
(b) mencegah dirinya dari perilakubermasalah, dan
(c) menghubungkan minat pekerjaan dengan kurikulum (mata pelajaran), Jesse B. Davis
menerapkan pola-pola bimbingan jabatan (vocational) lebih tertata rapi dalam mata
pelajaran tertentu (bahasa Inggris).
2. Periode Pertumbuhan (1908-1918)
Gerakan bimbingan umumnya dikatakan mulai lahir pada tanggal 13 januari 1980, ketika
Frank Parsons mulai mengelola Biro Pekerjaan (Vocational Bureau) sebagai direktur
pertama pada Civic Service House "di Boston, Massachussets. Parson disebut sebagai
Bapak Bimbingan (Father of Guidance Movement in American Education). Sebelum ia
meninggal sempat menulis buku "Choosing Vocational", diterbitkan pada tahun 1909. Dia
mencetuskan proses memilih karir melalui seleksi ilmiah. Menurut Parson ada tiga faktor
penting yang harus diperhatikan dalammemilih pekerjaan, yaitu
• Pemahaman yang jelas tentang dirinyasendiri menyangkut bakat, minat,
kompetensi, kemauan/ambisi,
• Pemahaman yang jelas tentang dunia kerja, meliputi persyaratan, kondisi kerja
kompensasi, peluang, prospek kerja, dsb, dan.
• True-reasoning, penalaran yang benar berdasarkan hubungan karakteristik pribadi
dengan dunia kerja yang dipilih.

Pengaruh Parsons amat kuat kepada para ahli yang munculkemudian, hal ini terkait
khususnya tentang pentingnya analisailmiah dan memperhatikan pribadi-pribadi individu
dalambimbingan jabatan. E.G Williamson mengembangkan teori Frank Parson dengan
teorinya "Trait and Factor (Directive) Guidance"Teori ini bertujuan untuk mengetahui
kompetensi dan keahliansiswa/mahasiswa/klien/konseli dilakukan tes. Pengaruh ini masih
jelas terasa sampai sekarang. Gerakan bimbingan dan konseling dimulai dari seting
masyarakat, merupakan dari gerakan progresif yang memfokuskan gerakan pada
kesejahteraan dan perkembangan. Upaya Parson lebih di arahkan pada bimbingan
karir/vocational bagi keberhasilan siswa/remaja/pemuda/pemudi.

4
3. Periode Pergolakan Pendidikan (1918-1929)
Setelah perang usai, pemerintahan Federal menyiapkan pusat-pusat rehabilitasi jabatan
bagi para veteran. Gerakan bimbingan sekolah terus menerus dipacu oleh organisasi-
organisasi dan yayasan-yayasan, antara lain oleh Commonwealth
Fund."AmericanPsychological Association" (APA), yang didirikan tahun 1892, dan secara
resmi berbentuk badan hukum tahun 1925, berpengaruh secara tidak langsung dalam
pengembangan baik terhadap kaum kependidikan maupun para petugas bimbingan dalam
memperdalam kesadaran tentang pentingnya dasar-dasar psikologis pada setiap tahap
program sekolah.
Pada periode ini sudah mulai ditekankan perhatian pada bimbinganin individual. Begitu
pula dengan pendekatan studi kasus mulai diperkenalkan. Brewer (1926) orang pertama.
Yang memperkenalkan proses studi kasus ini ke dalam jurusan-jurusan bimbingan di
Universitas Harvard.
Pada tahun 1919 sebanyak 6 "Dean of Men" dari berbagai perguruan tinggi mengadakan
pertemuan membicarakan masalah-masalah umum, dan tahun berikutnya mereka secara
resmimendirikan organisasi "National Association of Deans and Adviserof Men" atau
NADAM. Tahun 1924 didirikan pula "AmericanCollege Personnel Association "(ACPA)
untuk mengkoordinadi penempatan. Tahun 1929 berubah nama National Association of
Placeme nt and Personnel Officers".
Pada tahun 1921 NVGAmenerbitkan majalah terbarunya yang diberi nama" The national
Vocational Guidance Association Bulletin". Dua tahun kemudian pengawasan penerbitan
dialihkan pada Biro Bimbingan Jabatan dari-Graduate School of Education, Universitas
Har vard. Perubahantersebut mengubah pula nama jurnalnya menjadi "The Vocational
Guidance Magazine"
4. Periode Ketaktentuan Ekonomi (1929-1945)
Pada periode ini, perkembangan bimbingan mengalami kelambatan dibanding periode
sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh, (1) Sebagian besar kesempatan masuknya layanan
bimbingan ke dalam sekolah-sekolah telah berlangsung pada periode-periode lalu. (2)
Depresi ekonomi tahun 1929 menyebabkan pembiayaan sekolah mengalami kemunduran
secara drastis.

5
Selama hari-hari suram, gerakan bimbingan mendapat bantuan dari 'Carnegie
CorporatioN", yang dalam 1933 membiayai "NationalOccupational Conferenc" (NOC).
Bantuan kedua bersumber dariPemerintah Federal, yang dalam tahun 1938 mendirikan
"Occupational Information and Guidance Service" dalam "Vocational Educational
Devision" dari Kantor Pendidikan Amerika Serikat, yang waktu itu mengangkat seorang
direktur (Harry A. Jager) dan dua orang spesialis.
5. Periode Modern (1945-Sekarang)
Dampak dari perang dunia II adalah memberikan dorongan kuat perkembangan gerakan
bimbingan. Selama masa perang Angkatan Darat meminta sekolah menengah dan
perguruan tinggi untuk memberikan layanan bimbingan dalam penerimaan calon baru
Angkatan Bersenjata.
Periode ini berhasil menggabungkan beberapa wadah asosiasi bimbingan menjadi
"American Personnel and Guidance Association". Tujuannya adalah membantu
meneruskan peningkatan dalam memajukan pandangan-pandangan personel dan
menyebarluaskan falsafah, prinsip-prinsip kebijakan-kebijakan, dan praktek-praktek
bimbingan dalam pendidikan serta dalam perwakilan-perwakilan sosial dan pemerintahan.
Program bimbingan secara umum berkembang pesat di Amerika Serikat. Dampak dari
perkembangan tersebut, Indonesia juga mengadopsi ilmu bimbingan dan konseling yang
disesuaikan dengan kondisi wilayah indonesia.

B. Sejarah Bimbingan dan Konseling Di Indonesia


Sejarah lahirnya bimbingan dan konseling di Indonesia diawali sejak masukkannya
bimbingan dan konseling (dulunya bimbingan dan penyuluhan) pada setting sekolah. Pemikiran
ini diawali sejak tahun 1960. Hal ini merupakan salah satu hasil konferensi Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan (disingkat FKIP, yang kemudian menjadi IKIP) di Malang tanggal 20-24
Agustus 1960. Perkembangan berikutnya tahun 1964 IKIP Bandung dan IKIP Malang
mendirikan jurusan Bimbingan dan Penyuluhan. Tahun 1971 berdiri Proyek. Perintis Sekolah
Pembangunan (PPSP) pada delapan IKIP yaitu IKIP Padang, IKIP Jakarta, IKIP Bandung. IKIP
Yogyakarta, IKIP Semarang, IKIP Surabaya, IKIP Malang, dan IKIP Menado. Melalui proyek
ini bimbingan dan konseling dikembangkan, juga berhasil disusun "Pola Dasar Rencana dan

6
Pengembangan bimbingan dan penyuluhan" pada PPSP. Lahirnya Kurikulum 1975 untuk
Sekolah Menengah Atas di dalamnya memuat pedoman bimbingan dan konseling.
Tahun 1978 diselenggarakan program PGSLP dan PGSLA bimbingan dan konseling di
IKIP (setingkat D2 atau D3) untuk mengisi jabatan Guru bimbingan dan konseling di sekolah
yang sampai saat itu belum ada jatah pengangkatan guru BP dari tamatan S1 Jurusan Bimbingan
dan Konseling. Pengangkatan Guru Bimbingan dan Konseling di sekolah mulai diadakan sejak
adanya PGSLP dan PGSLA Bimbingan dan Konseling. Keberadaan Bimbingan dan Konseling
secara legal formal diakui pada tahun 1989 dengan lahirnya SK Menpan No 026/Menpan/1989
tentang Angka Kredit bagi Jabatan Guru dalam lingkungan Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.
Sejarah Perkembangan bimbingan dan konseling di Indonesia lebih banyak dilakukan.
dalam kegiatan formal di sekolah. Pada awal tahun 1960 di beberapa sekolah dilakukan.
program bimbingan akademis dan konseling yang terbatas. Pada tahun 1964, lahir Kurikulum
SMA Gaya Baru, dengan program bimbingan dan konseling. Akan tetapi program ini tidak
berjalan, karena kurang persiapan prasyarat dan kekurangan tenaga pembimbing yang
profesional. Untuk mengatasinya pada dasawarsa 60-an Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan dan diteruskan oleh Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (1963) membuka
jurusan bimbingan dan konseling yang sekarang dikenal dengan Universitas Pendidikan
Indonesia (UPI) dengan nama Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan (PPB).
Secara formal bimbingan dan konseling diprogramkan di sekolah sejak diberlakukannya
kurikulum 1975 yang menyatakan bahwa bimbingan dan konseling merupakan bagian integral
pendidikan di sekolah. Pada tahun 1975 berdiri Ikatan Petugas Bimbingan Indonscia (IPBI),
dengan memberikan pengaruh terhadap perluasan program bimbingan di sekolah yang
dilaksankan di Malang. Beberapa upaya dalam pendidikan yang dilakukan untuk
menyempurnakan kurikulum dari kurikulum 1975 ke kurikulum 1984. Dalam kurikulum 1984
telah dimasukan bimbingan karier di dalamnya. Usaha untuk memantapkan bimbingan terus
dilakukan dengan diberlakukannya UU No.2/1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Dalam Pasal 1 Ayat 1 disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan
peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan bagi peranannya. pada masa yang
akan datang. Pemantapan bimbingan terus dilanjutkan dengan dikeluarkannya SK Menpan No.
80/1993 tentang jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Dalam Pasal 3 disebutkan

7
tugas pokok guru adalah menyusun program. bimbingan, melaksanakan program bimbingan,
evaluasi pelaksanaan bimbingan, analisis hasil pelaksanaan bimbingan, dan tindak lanjut dalam
program bimbingan. Pada tahun 2001 terjadi perubahan organisasi Ikatan Petugas Bimbingan
Indonseia (IPBI) menjadi Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia (ABKIN). Dengan
fungsi bahwa bimbingan dan konseling harus tampil sebagai profesi yang mendapat pengakuan.

C. Latar Belakang Bimbingan dan Konseling

1) Latar Belakang Psikologis


Perlunya BK berdasarkan aspek psikologis bimbingan dan konseling sangat perlu sekali
karena pada dasarnya dapat memberikan penjelasan bahwa individu merupakan pribadi
yang unik seperti menyangkut aspek kecerdasan. emosional, sosiabilitas, sikap, kebiasaan,
dan kemampuan penyesuaian diri, individu tidak sama dan pasti memiliki perbedaan, dapat
memberikan pemahaman tentang tingkah laku individu seiring perkembangannya yang
selalu berubah sesuai dengan tugas perkembangannya kearah kematangan, tingkah laku
yang perlu diubah atau dikembangkan untuk mengatasi masalah yang dihadapi, serta dapat
memberikan pemahaman tentang masalah-masalah psikologis.
Latar belakang psikologis dalam BK memberikan pemahaman tentang tingkah laku
individu yang menjadi sasaran (klien). Hal ini sangat penting karena bidang garapan
bimbingan dan konseling adalah tingkah laku klien, yaitu tingkah laku yang perlu diubah
atau dikembangkan untuk mengatasi masalah yang dihadapi.
Latar belakang dari segi psikologis menyangkut masalah perkembangan individu,
perbedaan individu, kebutuhan individu penyesuaian diri dan masalah belajar.
2) Latar Belakang Sosial Budaya
Individu merupakan biopsikososio spiritual, yang artinya bahwa individu makhluk
biologis, psikologis, sosial dan spiritual. Setiap anak sejak lahir tidak hanya mampu
memenuhi tuntutan biologisnya, tetapi juga tuntutan budaya di mana individu itu tinggal,
tuntutan budaya itu dilakukan agar segala dampak modrenisasi dapat di filter oleh individu
tersebut secara otomatis, serta individu diharapkan dapat menyesuaikan tingkah lakunya
sesuai dengan budaya yang sudah ada, agar dapat di terima dengan baik oleh lingkungan
tersebut. Untuk mengembangkan semua kemampuan penyesuaian tersebut, sangat
diperlukan sebuah bimbingan.

8
Terkait dengan layanan bimbingan dan konseling di Indonesia, tren bimbingan dan
konseling multikultural, bahwa bimbingan dan konseling dengan pendekatan multikultural
sangat tepat untuk lingkungan berbudaya plural seperti Indonesia. Bimbingan dan
konseling dilaksanakan dengan latar belakang berlandaskan semangat Bhinneka Tunggal
Ika, yaitu kesamaan di atas keragaman. Layanan bimbingan konseling hendaknya lebih
berpangkal pada nilai-nilai budaya bangsa yang secara nyata mampu mewujudkan
kehidupan yang harmoni dalam kondisi pluralistik.
3) Latar Belakang Pendidikan
Bimbingan dan konseling diperlukan untuk mengembangkan pendidikan yang bersifat
meninggi, meluas dan mendalam. Ada tiga hal pokok yang menjadi latar belakang perlunya
bimbingan dilihat dari segi pendidikan:
1) Pertama adalah dilihat dari hakikat pendidikan sebagai suatu usaha sadar dalam
mengembangkan kepribadian. Hal ini mengandung implikasi bahwa proses pendidikan
menuntut adanya pendekatan yang lebih luas dari pada sekedar pengajaran. Pendekatan
yang dimaksud adalah pendekatan pribadi melalui layanan. bimbingan dan konseling.
2) Kedua, pendidikan senantiasa berkembang secara dinamis dan karenanya selalu terjadi
perubahan perubahan dan penyesuaian dalam komponen-komponennya. Menghadapi
perkembangan ini para siswa sebagai subjek didik memerlukan bantuan. dalam
penyesuaian diri melalui layanan bimbingan.
3) Ketiga pada hakikatnya guru mempunyai peranan yang tidak hanya sebagai pengajar,
tetapi lebih luas dari itu, yaitu sebagai pendidik. Sebagai pendidik, maka guru harus dapat
menggunakan pendekatan pribadi dalam mendidik para siswanya. Pendekatan pribadi ini
diwujudkan melalui layanan bimbingan.
4) Latar Belakang IPTEK dan Globalisasi
Di era ini ilmu pengetahuan, informasi dan teknologi berkembang sangat pesat, oleh karena
itu diperlukannya Bimbingan dan Konseling, agar individu dapat mengetahui dampak
positif dan negatifnya dari perkembangan tersebut. Lewat bimbingan dan onseling,
individu diarahkan kepada dampak positif dari IPTEK yang lebih ditujukan pada penerapan
teknologi yang harus dimilliki dan dikuasai karena semakin kompleksnya jenis-jenis dan
syarat pekerjaan serta persaingan antar individu.

9
Perkembangan zaman (globalisasi) menimbulkan perubahan dan kemajuan dalam
masyarakat. Aspek perubahan meliputi: sosial, politik, ekonomi, industri, informasi dsb.
Berbagai permasalahan yang dihadapi oleh individu diantaranya:
1) Pengangguran
2) Syarat-syarat pekerjaan
3) Gangguan penyesuaian diri, jenis dan kesempatan pendidikan,
4) Perencanaan dan pemilihan pendidikan
5) Masalah hubungan sosial
6) Masalah keluarga
7) Keuangan, masalah pribadi dsb

D. BMB3

1. Berfikir
Setelah kita memahami isi dari pemaparan materi yang disajikan oleh kelompok, maka
penting bagi kita untuk merenung dan memikirkan bagaimana cara kita sebagai konselor
untuk memperluas wawasan kita mengenai sejarah dan latar belakang lahirnya BK di
Dunia dan Indonesia. Maka dengan demikian berfikir secara kritis dapat membantu kita
dalam mempelajari cara agar kita sebagai seorang konselor bisa menerapkan secara baik
sejarah lahirnya bk di dunia dan indonesia.
2. Merasa
Dari pembahasan yang telah disampaikan oleh pemakalah kelompok, maka kita dapat
memahami, menganalisis dan merasakan bahwasanya kita sebagai seorang konselor sangat
perlu mempelajari secara mendalam sejarah dan latar belakang lahirnya bk. Dengan adanya
rasa ingin tau yang sangat tinggi mengenai prinsip tersebut, maka kita sebagai seorang
konselor akan merasa bahwa membantu orang lain terutama peserta didik merupakan suatu
kewajiban yang harus dilaksanakan dengan sebaik mungkin.
3. Bersikap
Setelah kita memahami bahwasanya pentingnya menjalankan sejarah dan latar belakang
lahirnya bk di dunia dan indonesia demi terciptanya layanan yang kondusif bagi klien,
maka kita perlu memiliki sikap yang terbuka terhadap pengembangan tentang sejarah
lahirnya bk ini. Dengan sikap yang terbuka maka akan mempermudah kita dalam menerima

10
berbagai masukan dan pandangan demi terciptanya pelayanan bimbingan dan konseling
secara sempurna.
4. Bertindak
Tidak cukup bagi kita sebagai seorang konselor hanya merasakan dan menyikapi saja
tentang sejarah dan latar belakang lahirnya bk ini, melainkan juga kita harus bertindak.
Dengan ikut berpartisipasi secara aktif dalam suatu pelatihan, seminar ataupun program
pengembangan diri yang lainnya demi meningkatkan kemampuan dan kompetisi diri
tentang sejarah da latar belakang lahirnya bk di dunia dan indonesia.
5. Bertanggung jawab
Setelah kita mempelajari dan mengembangkan pengetahuan tentang sejarah dan latar
belakang lahirnya bk yang ada didalam bimbingan dan konseling, maka kita harus
bertanggungjawab atas pemahaman dan tindakan dalam pengaplikasian sejarah dan latar
belakang lahirnya bk didunia dan Indonesia tersebut. Sebagai seorang konselor yang baik
dan bijak, tentunya dia akan menerapkan sejarah dan latar belakang lahirnya bk tersebut
sesuai dengan kemampuan dan kebutuhannya serta mempertanggungjawabkan apa yang
telah dilakukan.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam mendefinisikan istilah bimbingan, para ahli bidang bimbingan konseling
memberikan pengertian yang berbeda-beda. Meskipun demikian, pengertian yang mereka
sajikan memiliki satu kesamaan arti bahwa bimbingan merupakan suatu proses pemberian
bantuan. Pada umumnya bimbingan dan konseling sudah ada dan dikenal manusia sejak
lama melalui sejarah. Selainitu Bimbingan konsling juga merupakan salah satu ilmu baru
bila di bandingkan dengan ilmu lainnya.
Sejarah bimbingan dan konseling dimulai dari Amerika yang diberikan oleh Jesse
B. Davis sekitar tahun 1898-1907. Beliau bekerja sebagai konselor sekolah menengah di
Detroit. Dalam waktu sepuluh tahun, ia membantu mengatasi masalah-masalah
pendidikan, moral, dan jabatan siswa. Pada tahun 1908, Frank Parsons mendirikan
Vocational Bureau untuk membantu para remaja mendapatkan pekerjaan yang cocok.
Tahun 1910, William Healy mendirikan Juvenile Psychopathic Institut di Chicago. Tahun
1911. Universitas Harvard memberikan kuliah bidang bimbingan jabatan dengan
dosennya Meyer Bloomfield. Tahun 1912, Grand Rapids, Michigan mendirikan lembaga
bimbingan dalam sistem sekolahnya. Pengaruh Parsons amat kuat kepada para ahli, hal ini

12
terkait khususnya tentang pentingnya analisa ilmiah dan memperhatikan pribadi-pribadi
individu dalam bimbingan jabatan. Pengaruh ini masih jelas terasa sampai sekarang
sehingga bimbingan dan konseling dimulai dikenal dunia.
Sejarah lahirnya bimbingan dan konseling di Indonesia diawali sejak masukkannya
bimbingan dan konseling (dulunya bimbingan dan penyuluhan) pada setting sekolah.
Pemikiran ini diawali sejak tahun 1960. Hingga pada tahun 2001 terjadi perubahan
organisasi Ikatan Petugas Bimbingan Indonscia (IPBI) menjadi Asosiasi Bimbingan dan
Konseling Indonesia (ABKIN). Dengan fungsi bahawa bimbingan dan konseling harus
tampil sebagai profesi yang mendapat pengakuan.
Ada beberapa latar belakang bimbingan dan konseling yaitu: latar belakang
psikologi, latar belakang sosial-budaya, latar belakang pendidikan, dan latar belakang
IPTEK dan globalisasi. Latar belakang inilah yang juga menjadikan bimbingan dan
konseling semakin merambat luas dan masuk ke dalam sekolah-sekolah.fenomena.

B. Saran
Dengan diselesaikanya makalah ini penulis berharap makalah ini dapat
menambahkan wawasan dan pengetahuan pembaca. Selanjutnya penulis juga
mengharapkan kritik dan saran guna peningkatan kualitas dalam penulisanya makalah ini.

13
DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2009. Landasan Bimbingan Dan Konseling. Diakses pada tanggal 26 Agustus 2017
(Online)http://staffnew.uny.ac.id/upload/132316485/pendidikan/materi-landasan-scjarah-
bimbingan-dan-konseling.pdf
Anonim.2015.Bimbingan Dan Konseling. Diakses pada 26 Agustus 2017
(Online)http://library.um.ac.id/free-contents/downloaddoc.php/buku/dasar-dasar-
bimbingan-dan-konseling-h-prayitno-erman-amti-24630. doc
Amti. E dan Prayitno. 1997. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Depdiknas: Rincka Cipta
Gysbers, N.C. & Henderson, P. (2006). Developing and Managing Your School Guidance
and Counseling Program. Alexandria: American Counselling Association.

14
15

Anda mungkin juga menyukai