WAWASAN DASAR BK
SEJARAH BIMBINGAN DAN KONSELING
Dosen Pembimbing :
Dra. Nursyamsi, M.Pd.
Apriana Nofriastuti Rosdiany, M.Pd. Kons
Disusun Oleh :
Nama : Chelsi Rosalina
NIM : 2214060060
Puji syukur kami ucapkan ke hadirat Allah SWT. Atas rahmat dan hidayah
- Nya, penulis bisa menyelesaikan Makalah yang nerjudul “Sejarah Bimbingan
Dan Konseling”
Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada ibu Dra. Nursyamsi,
M.Pd. dan ibu Apriana Nofriastuti Rosdiany, M.Pd. Kons. Ibu dosen Pengampu
mata kuliah Wawasan Dasar Bk pada kelas BKPI 22 B. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada teman - teman yang telah memberikan
masukan dalam Makalah ini.
Penulis
I
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 3
A. Latar Belakang............................................................................................. 3
B. Rumusan ..................................................................................................... 3
C. Tujuan.......................................................................................................... 4
BAB II ISI............................................................................................................. 5
A. Sejarah BK di Barat...................................................................................... 5
B. Sejarah BK di Indonesia................................................................................ 6
C. Sejarah Perkembangan Pelayanan BK di Sekolah.......................................
..........................................................................................................................10
A. Kesimpulan.................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 13
II
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bimbingan adalah suatu proses hubungan pribadi yang dilakukan secara tatap muka
atau tidak antara dua orang atau lebih, jadi bimbingan dan konseling adalah layanan atau
bantuan yang diberikan kepada peserta didik baik perorangan atau kelompok agar mampu
mandiri dan berkembang secara optimal dalam bidang pribadi, sosial, belajar, karier,
keluarga, dan keagamaan melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung
berdasarkan norma norma yang berlaku.
B. Rumusan Masalah
3
C. Tujuan
4
BAB II
PEMBAHASAN
Pada umumnya bersumber dari budayanya yang sekulerdan liberal. Oleh karena itu
filosofi dari Bimbingan Konseling di sana juga tak terlepas darifaham sekuler dan
liberal.Meskipun konsepsi Bimbingan dan Konseling di Barat dilahirkan oleh para ahli yang
tak diragukan kapasitasnya, tetapi konsep-konsep yang boleh jadi cocok untuk masyarakat
Barat tidak otomatis dapat diterapkan pada masyarakat lain, masyarakat Islam
misalnya.Kesulitan menerapkan prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling Barat di
lingkungan msyarakat Islam disebabkan oleh falsafah hidup yang berbeda. Layanan
bimbingan di Amerika Serikat mulai diberikan oleh Jesse B. Davis pada sekitar tahun 1898-
1907.
Beliau bekerja sebagai konselor sekolah menengah di Detroit. Dalam waktu sepuluh t
ahun, ia membantu mengatasi masalah-masalah pendidikan, moral, dan jabatan siswa.
memilih pekerjaan yang cocok bagi mereka.
5
tandai dengan berdirinya APGA (American Personal and Guidance Association) pada tahun
1952. Selanjutnya, pada bulan Juli 1983 APGA mengubah namnyamenjadi AACD
(American Association for Counseling and Development ). Kemudian, satu organisasi lainnya
bergabung pula dengan AACD, yaitu Militery Education (MECA).Dengan demikian, pada
saat ini AACD merupakan organisasi profesional bagi para konselordi Amerika Serikat,
dengan 14 divisi (organisasi khusus) yang tergabung di dalmnya. Di samping itu, pada setiap
negara bagian atau wilayah tertentu terdapat semacam cabang dari masing-masing organisasi
tersebut.Sebagai suatu organisasi profesi, AACD ataupun organisasi-organisasi divisinya
mengeluarkan jurnal-jurnal secara berkala. Jurnal-jurnal tersebut di antarnya sebagai suatu
organisasi profesi, AACD ataupun organisasi-organisasi divisinyamengeluarkan jurnal-jurnal
secara berkala. Jurnal-jurnal tersebut di antarnya:
(1) Journal ofCounseling and Development
(2) Journal of College Student Personnel
(3) Counselor Education and Supervision
(4) The Career Development Quarterly
6
dengan berbagai pengembangan layanan bimbingan dan konseling di
sekolah, seperti rapat kerja, penataran dan lokakarya. Puncak dari usaha ini adalah di
dirikannnya jurusan bimbingan dan penyuluhan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
(IKIP) negeri. Salah satu yang membuka jurusan Bimbingan dan Penyuluhan adalah IKIP
Bandung pada tahun 1963 yang sekarang dikenal dengan nama UPI. Usaha mewujudkan
sistem sekolah pembanguna di laksanakan melalui proyek pembaharuan pendidikan, yang
di beri nama Proyek Perintis Sekolah Pembangunan (PPSP) yang di uji coba di delapan
IKIP.
a. Dekade 40-an
Dalam bidang pendidikan, pada decade 40-an lebih banyak ditandai dengan
perjuangan merealisasikan kemerdekaan melalui pendidikan. Melalui pendidikan yang serba
darurat mkala pada saat itu di upayakan secara bertahap memecahkan masalah besar anatara
lain melalui pemberantasan buta huruf. Sesuai dengan jiwa pancasila dan UUD 45. Hal ini
pulalaah yang menjadi focus utama dalam bimbingan pada saat itu.
b. Dekade 50-an
Bidang pendidikan menghadapi tentangan yang amat besar yaitu memecahkan
masalah kebodohan dan keterbelakangan rakyat Indonesia. Kegiatan bimbingan pada masa
dekade ini lebih banyak tersirat dalam berbagai kegiatan pendidikan dan benar benar
menghadapi tantangan dalam membantu siswa disekolah agar dapat berprestasi.
7
c. Dekade 60-an
Sejarah lahirnya Bimbingan dan Konseling di Indonesia pada dekade ini diawali dari
dimasukkannya Bimbingan dan Konseling (dulunya Bimbingan dan Penyuluhan) pada setting
sekolah. Pemikiran ini diawali sejak tahun 1960. Hal ini merupakan salah satu hasil
Konferensi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (disingkat FKIP, yang kemudian
menjadi IKIP) di Malang tanggal 20 – 24 Agustus 1960.
Perkembangan berikutnya tahun 1964 IKIP Bandung dan IKIP Malang mendirikan jurusan
Bimbingan dan Penyuluhan.
Beberapa peristiwa penting dalam pendidikan pada dekade ini :
a). Ketetapan MPRS tahun 1966 tentang dasar pendidikan nasional
b). Lahirnya kurikulum SMA gaya Baru 1964
c). Lahirnya kurikulum 1968
d) . Lahirnya jurusan bimbingan dan konseling di IKIP tahun 1963
Keadaan di atas memberikan tantangan bagi keperluan pelayanan bimbinga dan konseling
disekolah.
d. Dekade 70-an
Dalam dekade ini bimbingan di upayakan aktualisasi nya melalui penataan legalitas
sistem, dan pelaksanaannya. Pembangunan pendidikan terutama diarahkan kepada
pemecahan masalah utama pendidikan yaitu :
a). Pemerataan kesempatan belajar,
b). Mutu,
c). Relevansi, dan
d). Efisiensi.
Pada dekade ini, bimbingan dilakukan secara konseptual, maupun secara operasional. Melalui
upaya ini semua pihak telah merasakan apa, mengapa, bagaimana, dan dimana bimbingan
dan konseling.
Tahun 1971 beridiri Proyek Perintis Sekolah Pembangunan (PPSP) pada delapan IKIP yaitu
IKIP Padang, IKIP Jakarta, IKIP Bandung, IKIP Yogyakarta, IKIP Semarang, IKIP
Surabaya, IKIP Malang, dan IKIP Menado. Melalui proyek ini Bimbingan dan Penyuluhan
dikembangkan, juga berhasil disusun “Pola Dasar Rencana dan Pengembangan Bimbingan
dan Penyuluhan “pada PPSP. Lahirnya Kurikulum 1975 untuk Sekolah Menengah Atas
didalamnya memuat Pedoman Bimbingan dan Penyuluhan.
8
Tahun 1978 diselenggarakan program PGSLP dan PGSLA Bimbingan dan
Penyuluhan di IKIP (setingkat D2 atau D3) untuk mengisi jabatan Guru Bimbingan dan
Penyuluhan di sekolah yang sampai saat itu belum ada jatah pengangkatan guru BP dari
tamatan S1 Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan. Pengangkatan Guru Bimbingan dan
Penyuluhan di sekolah mulai diadakan sejak adanya PGSLP dan PGSLA Bimbingan dan
Penyuluhan. Keberadaan Bimbingan dan Penyuluhan secara legal formal diakui tahun 1989
dengan lahirnya SK Menpan No 026/Menp an/1989 tentang Angka Kredit bagi Jabatan Guru
dalam lingkungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Di dalam Kepmen tersebut
ditetapkan secara resmi adanya kegiatan pelayanan bimbingan dan penyuluhan di sekolah.
Akan tetapi pelaksanaan di sekolah masih belum jelas seperti pemikiran awal untuk
mendukung misi sekolah dan membantu peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan
mereka.
e. Dekade 80-an
Pada dekade ini, bimbingan ini diupayakan agar mantap. Pemantapan terutama
diusahakan untuk menuju kepada perwujudan bimbingan yang professional. Dalam dekade
80-an pembangunan telah memasuki Repelita III, IV, dan V yang ditandai dengan menuju
lepas landas.
Beberapa upaya dalam pendidikan yang dilakukan dalam dekade ini:
a). Penyempurnaan kurikulum
b). Penyempurnaan seleksi mahasiswa baru
c). Profesionalisasi tenaga pendidikan dalam berbagai tingkat dan jenis
d). Penataan perguruan tinggi
e). Pelaksanaan wajib belajar
f). Pembukaan universitas terbuka
f. Dekade 90-an
Sampai tahun 1993 pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan di sekolah tidak jelas,
parahnya lagi pengguna terutama orang tua murid berpandangan kurang bersahabat dengan
BP. Muncul anggapan bahwa anak yang ke BP identik dengan anak yang bermasalah, kalau
orang tua murid diundang ke sekolah oleh guru BP dibenak orang tua terpikir bahwa anaknya
di sekolah mesti bermasalah atau ada masalah. Hingga lahirnya SK Menpan No. 83/1993
tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya yang di dalamnya termuat aturan
tentang Bimbingan dan Konseling di sekolah. Ketentuan pokok dalam SK Menpan itu
9
dijabarkan lebih lanjut melalui SK Mendikbud No 025/1995 sebagai petunjuk pelaksanaan
Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Di Dalam SK Mendikbud ini istilah
Bimbingan dan Penyuluhan diganti menjadi Bimbingan dan Konseling di sekolah dan
dilaksanakan oleh Guru Pembimbing. Di sinilah pola pelaksanaan Bimbingan dan Konseling
di sekolah mulai jelas.
Usaha membatu itu merupakan usaha professional yang memerlukan pengetahuan dan
keterampilan yang khusus dan kepribadian yang sesuai untuk profesi tersebut.
Latar belakang perlunya pelayanan bimbingan konseling di sekolah ditinjau dari beberapa
aspek yaitu aspek psikologi terdiri dari;masalah perkembangan indivindu,perbedaan
indivindu,kebutuhan indivindu,masalah belajar,masalah penyesuaian diri dan kelainan
tingkah laku.Aspek sosial budaya,dimensi kesosialan dan dimensi kebudayaan merupakan
faktor yang mempengaruhi perilaku indivindu.
Seorang indivindu pada dasr nya merupakan produk lingkungan sosial-budaya dimana ia
hidup.Sejak lahir nya,ia sudah dididik dan dibelajarkan untuk mengembangkan pola-pola
perilaku sejalan dengan tuntutan sosial-budaya yang ada di sekitarnya.kegagalan dalam
memenuhi tuntutan sosial –budaya dapat mengakibatkan tersingkir dari lingkungannya.
10
Asek perkembangan IPTEK Di erea ini ilmu pengetahuan,informasi dan teknologi
berkembang sangat pesat. Oleh karena itu,diperlukannya bimbingan dan konseling,agar
indivindu dapat mengetahui dampak positif dan negatifnya dan perkembangan tersebut.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bimbingan dan Konseling telah terbentuk jauh sebelum era kemerdekaan, dari bimbingan
itulah siswa dipupuk untuk merealisasikan cita-cita bangsa, yaitu kemerdekaan. Setelah
kemerdekaan Bimbingan dan Konseling dalam system pendidikan Indonesia mengalami
beberapa perubahan nama. Pada kurikulum 1984 semula disebut Bimbingan dan Penyuluhan
(BP), kemudian pada Kurikulum 1994 berganti nama menjadi Bimbingan dan Konseling
(BK) sampai dengan sekarang. Layanan BK sudah mulai dibicarakan di Indonesia sejak
tahun 1962. Namun BK baru diresmikan di sekolah di Indonesia sejak diberlakukan
kurikulum 1975. Kemudian disempurnakan ke dalam kurikulum 1984 dengan memasukkan
bimbingan arir didalamnya. Perkembangan BK semakin mantap pada tahun
2001.Pelaksanaan bimbingan dan konseling dalam dunia pendidikan di harapkan dapat
memperbaiki kualitas pendidikan itu sendiri,sehingga segala bentuk tujuan yang hendak di
capai dapat terwujud secara efektif dan efisien,terutama bagi guru sebagai konselor baik
untuk guru mata pelajaran umum maupun guru agama pada umumnya dan khususnya guru
pendidikan agama islam,karena kedua kelompok guru tersebut dalam melaksanakan tugas
dan tanggung jawabnya tidak bias terlepas dari segala bentuk masalah yang di hadapi.
Disinilah bimbingan dan konseling sangat di butuhkan oleh guru agar dapat membantu
menyelesaikan permasalahan yang di hadapi oleh siswa di sekolah.
B.SARAN
Penulis mengharapkan kritik dan saran dengan penulisan makalah ini,agar penulis bisa ambil
pelajaran supaya bisa memperlancar system pembelajaran di kemudian hari dan agar bisa
lebih baik lagi dalam pembuatan makalah.
12
DAFTAR PUSTAKA
13