Anda di halaman 1dari 14

TUGAS MAKALAH

“SEJARAH PERKEMBANGAN KONSELING DI AMERIKA”


"Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Model Dan Teknik Konseling”
Dosen Pengampu : Nakhma’ussolikhah,M.Pd.

Oleh:

-Dede Azki Allifurrisya (2020.9,4.1.00167)

- Hidayati ( 2020.9.4.1.00183)

- Elsa Amelia ( )

FAKULTAS TARBIYAH
PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN ISLAM
(BKPI 2A/2021)
INSTITUT AGAMA ISLAM BUNGA BANGSA CIREBON
(IAI BBC)
Jl.Widarasari III Tuparev – Cirebon, Telp. (0231) 246215

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur selalu di panjatkan kepada allah SWT atas rahmat dan ridha-Nya, penulis selalu
di berikan kesehatan dan kelancaran dalam menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam tak
habis-habisnya selalu tercurah limpah kepada rasulullah Muhammad SAW, kepada keluarganya,
sahabatnya, pada tabi’in dan tabi’at nya dan semoga sampai kepada kita selaku umatnya yang
selalu taat dan patuh terhadap ajaran-ajarannya.

Pada kesempatan hari ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Dosen Pengampu
mata kuliah Model dan Teknik Konseling Nakhma’ussolikhah,M.Pd.

Besar harapan penulis agar makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, walaupun penulis
menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna. Namun penulis
menyadari tiada gading yang tak retak, begitu pula dengan hasil dan penyusunan makalah ini.
Untuk itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun dan menjadi
bahan pengetahuan bagi penulis agar dapat menyelesaikan tugas selanjutnya jauh lebih baik.
Akhir kata ucapkan terima kasih.
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan dan Konseling adalah hubungan
pribadi yang dilakukan secara tatap muka atau tidak antara dua orang atau lebih, jadi
bimbingan dan konseling adalah layanan atau bantuan yang diberikan kepada peserta
didik baik perorangan atau kelompok agar mampu mandiri dan berkembang secara
optimal dalam bidang pribadi,social,karir,keluarga dan keagamaan melalui berbagai jenis
layanan dan kegiatan pendukung berdasarkan norma-norma yang berlaku. Makalah ini
akan membahas tentang sejarah Bimbingan dan Konseling di Amerika.
Mundulnya Bimbingan dan Konseling di Amerika pada awal abad ke XX merupakan
tuntunan logis dari dinamika masyarakat amerika Ketika itu.Sebagai mana diketahui
bahwa pandangan hidup masyarakat Amerika dan Barat pada umumnya bersumber dari
budayanya yang sekunder dan liberal. Sebab itu filosofi dari Bimbingan dan konseling
disana tak lepas dari faham sekuler dan liberal.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Perkembangan Bimbingan dan Konseling Di Amerika Serikat

Bimbingan dan Konseling sebagai profesi pertama kali lahir di Amerika pada awal abad
XX, yaitu ketika Frank Person membuka klinik di Boston untuk memberi pengarahan kepada
para pemuda untuk memperoleh pekerjaan yang sesuai. Pada tahun 1950an bidang ini
mengalami perkembangan yang sangat pesat, bukan hanya dalam bidang pekerjaan tetapi
merambah pada bidang-bidang pendidikan. Pada abad ke 20 bimbingan konselor belum ada di
sekolah-sekolah, pada saat itu pekerjaan konselor masih ditangani oleh para guru di sekolah,
yang mana dalam pekerjaan tersebut itu seorang guru memberikan layanan informasi, layanan
bimbingan pribadi, sosial, karir dan akademik.

Gerakan bimbingan konseling di sekolah ini berkembang sebagai dampak dari revolusi
industri, dan keragaman latar belakang para siswa yang masuk ke sekolah-sekolah negeri. Pada
tahun 1898 Jasse B. Davis seorang konselor sekolah di Detroit memulai memberikan layanan
konseling pendidikan dan pendidikan di SMA. Pada tahun 1907, dia diangkat menjadi kepala
SMA di Grand Rapids, Michigan. Sehingga ia memasukkan program bimbingan di sekolah
tersebut.

Dari segi wilayah geografi, bimbingan dan konseling tidak lagi terbatas hanya di
Amerika, tetapi berkembangan menjalar ke Eropa, Asia, Afrika, Amerika Selatan dan Australia.
Tahun 1970-1980 bimbingan dan Konseling masuk ke dalam kurikulum Sekolah Menengah di
negeri-negeri yang mengambil sistem pendidikan Barat. Munculnya Bimbingan dan Konseling
di Amerika pada awal abad XX merupakan tuntunan logis dari dinamika masyarakat Amerika
ketika itu. Sebagaimana diketahui bahwa pandangan hidup masyarakat Amerika dan Barat pada
umumnya bersumber dari budayanya yang sekuler dan liberal. Oleh karena itu filosofi dari
Bimbingan Konseling di sana juga tak terlepas dari faham sekuler dan liberal.

Meskipun konsepsi Bimbingan dan Konseling di Barat dilahirkan oleh para ahli yang tak
diragukan kapasitasnya, tetapi konsep-konsep yang boleh jadi cocok untuk masyarakat Barat
tidak otomatis dapat diterapkan pada masyarakat lain, masyarakat Islam misalnya. Kesulitan
menerapkan prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling Barat di lingkungan masyarakat Islam
disebabkan oleh falsafah hidup yang berbeda, antara lain :

1. Jika masyarakat Barat memisahkan Negara dan agama, masyarakat Islam tidak mengenal
pemisahan yang sebenarnya antara agama dan kehidupan, antara masjid dan lapangan kerja.
Bimbingan dan Konseling di masyarakat Islam harus berdiri diatas prinsip keterpaduan antara
agama dan kehidupan duniawi.
2. Masyarakat Barat menganut kebebasan individual (dan kelompok yang sangat liberal,
tercermin pada pergaulan bebas, norma seksual yang sangat longgar asal tidak mengganggu
orang lain, sementara masyarakat muslim sangat menjunjung tinggi kesucian perkawinan,
kehormatan wanita, berbakti kepada orang tua yang sudah renta, dan mengagungkan nilai - nilai
akhlak, iman dan takwa. Masyarakat Islam tidak mengenal kebebasan individual dalam arti
sebebas-bebasnya, karena dibatasi oleh norma-norma tradisi, agama dan akhlak. Masyarakat
muslim masih menjungjung tinggi prinsip-prinsip berbakti kepada orang tua, sopan santun social
dan tradisi keagamaan.

3. Banyak hal-hal yang di Barat tidak dipermasalahkan, tetapi pada masyarakat Islam justru hal
itu diharamkan, misalnya; perjudian, perzinaan, homoseksual, menyakiti orang tua, kekasih,
tukar kunci dan sebagainya.

4. Pendekatan Bimbingan dan Konseling yang dilakukan di Amerika sendiri menunjukan


kegagalan, seperti yang tercermin dalam angka statistik yang dikutip oleh Dr. Abd. Rahman
Isawi dan seruan kecemasan ahli-ahli sosial AS menyangkut masa depan generasi mendatang.

Layanan bimbingan di Amerika Serikat mulai diberikan oleh Jesse B. Davis pada sekitar
tahun 1898-1907. Beliau bekerja sebagai konselor sekolah menengah di Detroit. Dalam waktu
sepuluh tahun, ia membantu mengatasi masalah-masalah pendidikan, moral, dan jabatan siswa.
Pada tahun 1908, Frank Parsons mendirikan Vocational Bureau untuk membantu para remaja
memilih pekerjaan yang cocok bagi mereka. Tahun 1910, William Healy mendirikan Juvenile
Psychopathic Institut di Chicago. Tahun 1911, Universitas Harvard memberikan kuliah bidang
bimbingan jabatan dengan dosennya Meyer Blomfield. Tahun 1912, Grand Rapids, Michigan
mendirikan lembaga bimbingan dalam sistem sekolahnya.

B. Tahun 1913 berdiri National Vocational Guidance di Grand Rapids

Perkembangan bimbingan dan konseling di Amerika Serikat sangat pesat pada awal
tahun 1950. Hal ini ditandai dengan berdirinya APGA (American Personal and Guidance
Association) pada tahun 1952. Selanjutnya, pada bulan Juli 1983 APGA mengubah namnya
menjadi AACD (American Association for Counseling and Development). Kemudian, satu
organisasi lainnya bergabung pula dengan AACD, yaitu Militery Education (MECA). Dengan
demikian, pada saat ini AACD merupakan organisasi profesional bagi para konselor di Amerika
Serikat, dengan 14 divisi (organisasi khusus) yang tergabung di dalmnya. Di samping itu, pada
setiap negara bagian atau wilayah tertentu terdapat semacam cabang dari masing-masing
organisasi tersebut. Sebagai suatu organisasi profesi, AACD ataupun organisasi-organisasi
divisinya mengeluarkan jurnaljurnal secara berkala. Jurnal-jurnal tersebut di antarnya :

1. Journal of Counseling and Development

2. Journal of College Student Personnel


3. Counselor Education and Supervision

4. The Career Development Quarterly

Adapun tujuan diadakannya program bimbingan di sekolah ini adalah agar siswa mampu:

a. Mengembangkan karakternya yang baik(memiliki nilai moral, ambisi, bekerja keras, dan
kejujuran) sebagai asset yang sangat penting bagi setiap siswa(orang) dalam rangka
merencanakan, mempersiapkan, dan memasuki dunia kerja (bisnis).

b. Mencegah dirinya dari prilaku bermasalah.

c. Menghubungkan minat pekerjaan dengan kurikulum (mata pelajaran)

Dalam waktu yang bersamaan, para ahli yang lainnya juga mengembangkan program yang sama
dalam hal bimbingan, seperti:

a. Eli Weaper, pada tahun 1906 menerbitakan booklet tentang “memilih suatu karir”. Dan dia
berhasil membentuk komite guru pembimbing di setiap sekolah menengah di New York. Komite
ini aktif bekerja untuk membantu para pemuda (remaja) dalam menemukan kemampuan-
kemampuannya dan belajar tentang bagaimana menggunakan atau mengembangkan
kemampuan-kemampuan tersebut dalam rangka menjadi seorang pekerja atau pegawai yang
produktif.

b. E.G Williamson, pada akhir tahun 1930 dan awal tahun 1940, ia menulis buku How to
Counsel Students: A Manual of Techniques for Clinical Counselors. Model bimbingan sekolah
yang dikembangkan oleh Williamson ini terkenal dengan nama trait and factor (directive)
guidance. Dalam model ini konselor menggunakan informasi untuk membantu siswa dalam
memecahkan masalahnya. Khususnya dalam bidang pekerjaan dan penyesuaian interpersonal.
Adapun peranan konselor dalam program ini bersifat direktif dengan menekankan pada: 1)
mengajar ketrampilan, 2) membentuk (mengubah) sikap dan tingkah laku.

c. Carl R. Roger, ia mengembangkan teori konseling clien-centered, yang tidak terfokus pada
masalah, akan tetapi sangat mementingkan hubungan antara konselor dengan kliennya.
Pendekatan konseling ini merupakan respon terhadap pendekatan konseling yang direktif bersifat
sempit dan terfokus kepada masalah.pendekatan atau teori konseling Roger ini terangkum dalam
dua bukunya, yaitu: Counseling and psycoterapy (1942) dan Client-Centered Therapy (1951).
Pada buku pertama, Roger memperkenalkan pendekatan konseling nondirektif sebagai
alternative layanan selain pendekatan direktif. Roger berpendapat bahwa klien mempunyai
tanggung jawab dalam memecahkan masalah dan mengembangkan dirinya sendiri. Adapun
dalam buku yang kedua, terjadi perubahan semantic dari konseling nondirektif menjadi
konseling client- centered. Sejak tahun 1960-1970, teori ini menjadi model utama bagi banyak
konselor, baik di sekolah maupun di biro-biro kesehatan mental. Akan tetapi, teori ini juga
dipandang agak kaku untuk diterapkan di sekolah. Karena ketidak puasan ini maka muncullah
evolusi lebih lanjut dalam gerakan bimbingan dan konseling di sekolah.dipandang agak kaku
untuk diterapkan di sekolah. Karena ketidak puasan ini maka muncullah evolusi lebih lanjut
dalam gerakan bimbingan dan konseling di sekolah.

C. Undang-Undang Pertahanan Pendidikan Nasional di Amerika

Pada tahun 1950, terjadi peristiwa peluncuran sputnik I Uni Soviet. Yang mana peristiwa
ini sangat membuat warga Amerika Serikat cemas, karena mereka beranggapan bahwa peristiwa
ini merupakan isyarat tentang dominasi Uni Soviet dalam bidang teknologi industry dan bidang
ilmiah lainnya. Dalam merespon protes warga tersebut, maka pada bulan September tahun 1958
kongres menyusun undang-undang, termasuk undang-undang pertahanan pendidikan nasional
(National Defense Education Act.). undang-undang ini memberikan kewenangan kepada
pemerintah untuk memberikan dana bagi pendidikan, seperti untuk pelatihan para konselor SLTP
dan SLTA, dalam mengembangkan program testing, program konseling sekolah, dan progam
bimbingan lainnya. Pada tahun 1958 bulan September ini merupakan peristiwa penting (land
mark) dalam dunia pendidikan di Amerika, termasuk gerakan bimbingan dan konseling.
Departemen pertahanan pendidikan memberikan keuntungan khusus bagi pembimbingan
generasi. Perkembangan program bimbingan dan konseling di sekolah dipengaruhi juga oleh
munculnya berbagai organisasi professional dalam bidang konseling, seperti:

a. American Counseling Association (ACA),

b. American School Counselor Association (ASCA),

c. Association of Counselor Education and Supervision (ACES).

Organisasi organisasi ini berupaya meningkatkan profesionalitas para konselor, dengan


meluncurkan program akreditasi dan sertifikasi. Bradley pada tahun 1980, menambah satu
tahapan dari tiga tahapan tentang sejarah bimbingan menurut Stiller, yaitu sebagai berikut :

a. Vocational exploration, yaitu tahapan yang menekankan tentang analsis individual dan
pasaran kerja. Tahapan yang mencoba menjodohkan manusia dengan pekerjaan.

b. Meeting Individual Needs, yaitu tahapan pada periode 40 s.d. 50-an yang menekankan pada
upaya yang membantu individu agar memperoleh kepuasan kebutuhan hidupnya. Perkembangan
bimbingan konseling, pada tahapan ini dipengaruhi oleh pendapat Maslow dan Ronger, yaitu
bahwa manusia memiliki kemampuan untuk mengembangkan diri dan memecahkan masalahnya
sendiri.

c. Transisional Professionalism, yaitu tahapan yang memfokuskan perhatiannya kepada upaya


profesionalisasi konselor.

d. Situational Diagnosis, yaitu tahapan yang terjadi pada tahun 1970-an, sebagai periode
perubahan dan inovasi. Pada tahapan ini, ada penekanan yang lebih kepada analisis lingkungan
dalam proses bimbingan, dan gerakan untuk menjauhi cara-cara terapeutik yang hanya terpusat
pada diri individu.

D. Pada tahun 1980-an juga, Kowits mencatat lima gerakan bimbingan dalam pendidikan

Pertama, gerakan penyesuaian hidup dengan memperhatikan persiapan vokasional,


keragaman individual, dan kurikulum.

Kedua, gerakan perkembangan anak pada tahun 1920-an yang dipengaruhi oleh
perkembangan teori psikoanalitik, yang menyatakan pentingnya pengalaman masa anak sebagai
dasar perkembangan selanjutnya.

Ketiga, gerakan yang melibatkan konsep guru konselor. Selama periode ini, guru
dipandang sebagai orang yang dapat memfasilitasi pencapaian tujuan bimbingan.

Keempat, gerakan proyek atau program khusus yang menekankan tentang filsafat
aktivisme sosial.

Kelima, gerakan yang menaruh perhatian terhadap redefinisi tujuan bimbingan dan
prinsip-prinsip ilmiah bimbingan.

E.Sejarah Perkembangan Bimbingan dan Konseling di Amerika

1. Era Perintisan 1908 – 1913 1908 Frank Parsons mengorganisasikan lembaga kecil dan
independen Boston Vocational Bureau, untuk :

 Memenuhi kebutuhan informasi dan pelatihan bagi anak-anak muda yang ingin
mencari kerja dibidang tertentu

 Melatih para guru di sekolah-sekolah untuk bisa berfungsi sebagai konselor pekerjaan
bagi siswa-siswanya yang akan lulus atau meraih kerja di bidang tertentu

 Guru dilatih menyeleksi siswa-siswanya bagi sekolah kejuruan yang cocok dengan
pilihan kerja siswa, membantu memilihkan bidang pekerjaan yang sesuai dengan bakat dan
kemampuan belajar siswa atau memberikan nasihat serta membantu pemindahan siswa ke
sekolah yang lebih tepat untuk karirnya nanti.

1909 Frank Parsons menerbitkan buku “Chosing a Vocation” peran konselor dan teknik
yang digunakan dalam pekerjaan. Tiga wilayah utama : Investigasi Pribadi, Investigasi Industri,
dan Investigasi Organisasi dan Bidang Pekerjaan

1913 Eli W. Weaver berhasil membangun komite bimbingan guru di setiap SMA di New
York City. Komite ini bekerja aktif membantu anak-anak muda menemukan kemampuan dan
belajar cara menggunakan talenta mereka untuk memastikan pekerjaan paling tepat di masa
depan.
2. Era Perintisan 1908 – 1913

Pertengahan abad XX, dua perkembangan signifikan dalam psikologi mempengaruhi


perkembangan gerakan bimbingan dan konseling di sekolah, yaitu :

 Pengenalan dan pengembangan tes psikologis standar yang diberikan secara kelompok,

 Gerakan kesehatan mental.

 1920-an

 Tahun 1920-an di kalangan pendidik professional, gerakan progersif mebuka terobosan


baru bagi sebuah era pendidikan yang hidup. Gerakan ini dianggap mempengaruhi
perkembangan lebih jauh filsafat berorientasi manusia yang menekakankan:

 Keunikan dan harkat siswa secara individu

 Menekankan pentingnya memfasilitsi lingkungan ruang kelas

 Menyarankan kalau pembelajaran bisa dilakukan dengan banyak cara.

 Sejak tahun 1920-an ini pula program bimbingan yang terorganisasi mulai muncul
dengan frekuensi tinggi di jenjang SMP, lebih intensif lagi di SMA dengan pengangkatan guru
BK yang khusus dipisahkan untuk laki-kai dan siswa perempuan.

 Bimbingan dan konseling di Jenjang SD juga mulai tampak akhir 1920-an dan awal
1930-an dipicu oleh tulisan-tulisan dan usaha keras

William Burnham yang menekankan guru untuk memajukan kesehatan mental anak yang
memang diabaikan pada era itu. Tanggungjawab mereka adalah :

 Memberikan konseling kepada anak dan orangtuanya,

 Membantu anak mendapatkan pola belajar yang baik dan maksimal

 Menganalisis kondisi belajar siswa seperti hubungannya dengan siswa lain, orang tua,
lingkungan dan guru

 Memberi bantuan dan pemahaman kepada orangtua mengenai putra-putri mereka dan
sikap ang mestinya dilakukan guna membantu guru mencapai interaksi belajar yang maksimal
dengan siswa sehingga siswa dapat mencapai prestasi tertinggi sesuai kurikulum yang
diterapkan.

 Banyak SMA melihat keberhasilan gerakan tahun 1920-an mulai ikut berpartisipasi
menentukan tes standar untuk membantu memberikan bibmingan kepada siswa mengenai bidang
pekeraan yang cocok bagi mereka nantinya. Beberapa dari program ini bahkan menawarkan
bimbingan kerja yang dilengkapi konseing dan praktik, sehingga sejak decade 1930-an, konsep
‘magang’ mulai dikenal untuk pertama kalinya.

a. Era Perang Dunia II 1935 – 1950

 Banyak pihak mulai mengakui manfaat gerakan bimbingan, Asosiasi Guru-guru Negara
Bagian New York menerbitkan laporan tahun 1935 yang mendefinisikan konsep bimbingan dari
gerakan ini sebagai “proses” membantu individu-individu membuat penyesuaian hidup yang
dibutuhkan. Proses ini jelas esensial, sangat diperlukan baik di rumah, sekolah, komunitas dan di
semua fase lain lingkungan hidup individu tersebut

.  Tahun 1930-an dan 1940-an, pendekatan factor untuk sifat untuk konseling mulai popular.
Teori “Direktif” oleh E.G. Williamson (1939)

 Tahun 1930-an itu juga arah yang memungkinkan untuk memberikan bimbingan di jenjang SD
diajukan oleh gerakan belajar anak yang berpandangan bahwa guru mestinya berperan
menyediakan bimbingan untuk setiap siswa di ruang kelasnya.

 Akhir PD II, gerakan bimbingan mulai menampaki vitalitas dan arah yang baru, dengan
pengaruhnya yang besar sebagai gerakan konseling di sekolah dan masyarakat adalah Carl
Rogers (1902-1987)

 Rogers mengusulkan sebuah teori konseling baru di dua buku terpentingya: Counseling and
Psychoterapy (1942) dan revisinya serta Client-centered Therapy (1951)

 Dalam bukuku pertamanya, Rogers menawarkan konseling non direktif sebagai alternative
untuk metode tradisional yang lebih direktif sifanya. Ia menekankan tanggung jawab klien untuk
memahami problemnya sendiri dan memicu mereka mengembangkan diri. Teori ini dilabeli “non
direktif” (tidak mengarahkan) karena berkebalikan dengan pendekatan tradisional yang berpusat
pada intervensi konselor saat menangani problem siswa.

 Buku yang kedua mengusulkan perubahan semantic dari konseling non direktif menjadi
‘berpusat-klien’, namun yang lebih penting lagi , meletakkan titik berat pada kemungkinan
penghasil-pertumbuhan dalam diri klien.

 Pengaruh menajubkan dari Rogers ini menghasilkan sebuah pentitikberatan pada konseling
sebagai aktivitas primer dan mendasar para konselor sekolah.. Tahun 1940-an Rogers juga
memperkenalkan konseling kelompok.

3. Era Peran Dingin 1950 – 1980


 Tahun 1957, Uni Sovyet menggemparkan dunia karena sukses meluncurkan satelit pertama
manusia, Sputnik 1. Efeknya tak langsung namun signifikan pencapaian ini adalah meningkatnya
gerakan bimbingan dan konseling di Amerika Serikat.

 Legislasi “National Defense Educational Act” tahun 1958 merupakan tonggak penting dalam
pendidikan Amerika, kususnya monument bagi kesuksesan gerakan bimbingan

4. Era Globalisasi 1980 – Sekarang

 Tahun 1981 dibentuk CACREP (Counsil for Accreditation of Counseling and Related
Educational Programs), divisi pengakreditasian ACA. CACREP dibentuk untuk
mengembangkan secara khusus pengimplementasian dan penegakan standar bagi penyiapan
tingkat kelulusan program pendidikan konseling professional.

 Tahun 1982 dibentuk NBCC (National Board for Certified Counselor Ink) untuk :

 menetapkan dan memonitor system sertifikasi nasional

 mengidentifikasi para professional dan komunitas konselor yang memilih dengan sukarela
profesi ini dan memperoleh sertifikasi

 mempertahankan daftar keanggotaan para konselor tersebut untuk kemudahan pengaksesan.

 Proses ini memberi pengakuan resmi bagi para konselor yang telah memenuhi standarstandar
NBCC dalam pelatihan, pengalaman dan performa mereka di National Counselor Examination
for Licensure and ertification (NCE).

NBCC telah :

 mendirikan Center for Credentializing and Education

 meluncurkan Web Resources for Counseling Students

 mendirikan pusat penjaminan

 menyediakan registrasi nasional untuk para konselor

 mencipatkan NBCC –International, sebuah divisi National Board for Certified


Counselor, Ink dan rekanan-rekanan di luar Amerika.

 konselor sekolah mulai dikembangkan dan ditingkatkan; criteria yang dipergunakan


oleh asosiasi-asosiasi pengakreditasian evaluasi program bimbingan sekolah diperkuat dan
kemajuan mencolok dihasilkan dari pelatihan-pelatihan konselor.
 Tahun 1960-an terbit Statement of Policy for Secondary School Counselors oleh
Asosiasi Konselor Sekolah (1964) yang dikembangkan dan disetujui sebagai pernyataan
kebijaakan resmi American School Counselor Association (ASCA). Upaya untuk menspesifikan
peran dan fungsi konselor sekolah ini melibatkan lebih 6.000 konselor sekolah plus guru,
administrator sekolah dan para pendidik lainnya  Perkembangan Asosiasi Konselor Amerika :
American Personnel and Guidance Association (APGA), American Association for Counseling
and Development (AACD) 1983, American Counseling Association
KESIMPULAN

Bimbingan di mulai pada abad 20 di Amerika dengan didirikanya suatu vocational bereau
tahun 1908 oleh Frank Parsons yang untuk selanjutnya dikenal dengan nama The Father Of
Guidance yang menekankan pentingnya setiap individu diberikan pertolongan agar mereka dapat
mengenal atau memahami berbagai perbuatan dan kelemahanya yang ada pada dirinya dengan
tujuan agar dapat dipergunakan secara intelejensi dan memilih pekerjaan yang terbaik dan tepat
bagi dirinya.
DAFTAR PUSTAKA

Prayitno dan Amti, Erman. 2004. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta:Rineka Cipta.
Sukardi, Dewa Ketut. 2008. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di
Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta. Walgito, Bimo. 2004. Bimbingan dan Konseling di Sekolah.
Yogyakarta : Penerbit Andi. Winkel, W.S. 2005. Bimbingan dan Konseling di Intitusi
Pendidikan. Edisi Revisi. Jakarta: Gramedia.

Hakiem. Widyowati. 2012. Sejarah Bimbingan dan Konseling di Amerika.

Syafrudin Humam. 2012. Sejarah Perkembangan Bimbingan dan Konseling di Amerika

Anda mungkin juga menyukai