Anda di halaman 1dari 7

TELAAH SINGKAT

TENTANG SISTEM PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN KONSELING


DI AMERIKA SERIKAT

Nama : Anila Umriana


Nim : 0106622010
Mata Kuliah : Filsafat Ilmu
Semester : Gasal/2022-2023
Prodi/Jurusan : S3 Bimbingan dan Konseling
Pengampu : Prof. Dr. Soesanto, M.Pd.

PROGRAM DOKTOR
PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
TAHUN 2022

1
TELAAH SINGKAT
TENTANG SISTEM PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN KONSELING
DI AMERIKA SERIKAT
Oleh: Anila Umriana (0106622010)

A. Sistem Pendidikan di Amerika Serikat


Sistem pendidikan di Amerika Serikat (AS) mencerminkan ciri dari sistem
pemerintahan di sana yaitu federal dengan desentralisasi melalui pemerintahan
negara-negara bagian (states). Penanggung jawab utama sistem pendidikan di sana
adalah departemen pendidikan pemerintah federal di Washington D.C, namun
kegiatan sehari-hari didelegasikan penuh kepada pemerintah setiap Negara bagian
yang kemudian mendelegasikannya lagi kepada Kantor Pendidikan Distrik (Public
School District), dan kepada badan-badan penyantun college dan universitas.
Pemerintah Pusat memberi otonomi seluas-luasnya kepada Pemerintah di
bawahnya, yaitu Negara Bagian dan Pemerintah Daerah (Distrik). Meskipun Amerika
Serikat tidak mempunyai sistem pendidikan yang terpusat atau yang bersifat
nasional, akan tetapi bukan berarti tidak ada rumusan tentang tujuan pendidikan
yang berlaku secara nasional. Tujuan sistem pendidikan Amerika secara umum
dirumuskan dalam 5 poin sebagai berikut: Untuk mencapai kesatuan dalam
keragaman; Untuk mengembangkan cita-cita dan praktek demokrasi; Untuk
membantu pengembangan individu; Untuk memperbaiki kondisi social masyarakat;
dan untuk mempercepat kemajuan nasional.
Di luar 5 tujuan tersebut, Amerika Serikat mengembangkan visi dan misi
pendidikan gratis bagi anak usia sekolah untuk masa 12 tahun pendidikan awal, dan
biaya pendidikan relatif murah untuk tingkat pendidikan tinggi. Sumber pendanaan
pendidikan di Amerika, khususnya pendidikan dasar dan menengah, yang lebih
dikenal dengan public schools, berasal dari Anggaran Pemerintah Pusat
(Federal), Anggaran Pemerintah Negara Bagian dan Anggaran Pemerintah Daerah.
Pelaksanaan manajemen pendidikan dijalankan oleh unit-unit yang lebih
rendah, bahkan banyak secara langsung dilaksanakan oleh masing-masing sekolah
yang bersangkutan. Para pimpinan atau Kepala Sekolah pada prinsipnya memiliki
kebebasan dan otonomi yang luas untuk menjalankan manajemen operasional
pendidikan. Khusus untuk menangani kebijakan Pendidikan Tinggi, manajemen
pendidikan Amerika Serikat yang dikembangkan oleh Negara-Negara Bagian
memisahkan antara Badan yang memberi izin pendirian Perguruan Tinggi (Negeri
dan Swasta) dengan Badan yang merumuskan kebijakan akademik serta keuangan.
Badan yang menangani kebijakan akademik dan keuangan untuk pendidikan
Tinggi adalah board of trustees.
Struktur Pendidikan di Amerika terdiri dari ; Sekolah Primer; elementary school,
masa studi 5-6 tahun untuka anak usia kira-kira 6-12 tahun. Sekolah sekunder:
terdiri dari dua program: program pertama adalah "middle school atau junior high
school dan program kedua adalah high school (sekolah menengah atas). Pelajar
mendapatkan diploma atau sertifikat setelah lulus dari high school. Pendidikan
Tinggi (higher education); Tingkat Pertama; Undergraduate (S1); Tingkat Kedua;
Graduate (Master); Tingkat Ketiga; Graduate (Doctorate), Ph.D.
Dalam sistem kurikulum pendidikan di Amerika, siswa akan selalu didorong untuk
diskusi bersama. Siswa akan diajak untuk membicarakan topik, mengutarakan
pendapat, memberikan ide maupun feedback, dan saling belajar bersama satu dengan
yang lainnya. Diharapkan dengan diskusi ini, hubungan dosen maupun guru bersama
siswanya akan lebih terbuka serta kegiatan belajar mengajar akan jauh lebih aktif dan
lebih menyenangkan. Di Amerika, universitas melengkapi siswa dengan fasilitas
lengkap seperti klub, aktivitas bagi para mahasiswa, acara acara seni, budaya dan
olahraga. Tools yang menunjang pembelajaran juga tak ketinggalan, seperti; WiFi
gratis, laboratorium, perpustakaan, kantin, toko buku dan masih banyak lainnya.

2
Pada jenjang elementary school sebagain besar sekolah menerapkan model
moving class. Masing-masing subjek memiliki kelas khusus, misalnya kelas panting,
kelas dancing, kelas science, kelas prakarya dan lain sebagainya, sehingga
memungkinkan siswa untuk berpindah-pindah kelas dalam satu hari.
B. Bimbingan dan Konseling di Amerika Serikat
Sejarah Bimbingan dan Konseling di Amerika Serikat
1. Era Perintisan (1908 - 1913)
▪ 1908; Frank Parsons membentuk Lembaga Boston Vocational Bureu yang
bertujuan; memenuhi kebutuhan informasi dan pelatihan untuk mencari
kerja; melatih guru di sekolah sebagai konselor sekolah; melatih guru untuk
membimbing siswa sesuai minat karirnya
▪ 1909; Frank Parsons menerbitkan buku choosing a vocation dengan 3 wilayah
utama; pribadi, industry, dan organisasi/bidang pekerjaan.
▪ 1913; Gerakan bimbingan untuk anak muda yang belum berpengalaman kerja
tumbuh pesat dan diwadahi Vocational Guidance Association yang kemudian
menerbitkan jurnal Vovational Guidance. Elli W Weaver membangun komite
bimbingan guru di setiap SMA di New York
▪ 1913; Jessie B Davis mengenalkan pendekatan studi berdasarkan pada studi
diri dan pekerjaan. David S. Hill meneliti sistem sekolah menggunakan metode
ilmiah untuk memepelajari manusia
2. Era Perang Dunia I (1914 - 1934)
▪ Perkembangan psikologi berpengaruh terhadap bimbingan konseling di
sekolah; pengembangan tes standar, dan Gerakan Kesehatan mental.
▪ 1905; Alferd Binet dan Simon mengenalkan tes kecerdasan (Perancis)
▪ 1916; versi terjemahan oleh Lewis M. Terman diperkenalkan di Amerika
Serikat. Saat PD I menggunakan tes Army Alpha Tes untuk mengkalsifikasi
wamil dan hasilnya terbukti sesuai dan setelah PD I berakhir, berkembang
jenis-jenis tes lainnya yang di gunakan di sekolah
▪ 1920; Gerakan progresif tentang filsafat berorientasi manusia yang
menekankan pada; keunikan individual, pentingnya memfasilitasi lingkungan
ruang kelas, pembelajaran bisa dilakukan dengan banyak cara
▪ 1920; program bimbingan mulai terorganisir di sekolah dengan pengankatan
guru laki-laki dan perempuan, penegakan kedisiplinan d sekolah, membantu
siswa yang mengalami kesulitan akademik dan lainnya
3. Era Perang Dunia II (1935 – 1950)
▪ 1935; asosiasi guru-guru di negara bagian New York menerbitkan laporan
tentang bimbingan sebagai hal yang esesnsial dan vital dan bagian penting dari
Pendidikan di sekolah
▪ 1940; mulai popular pendekatan direktif (Williamson) dan Clinet Centered
Therapy (Rogers) dan juga memperkenalkan konseling kelompok.
4. Era Perang Dingin (1950 – 1980)
▪ 1957; Uni Sovyet meluncurkan satelit pertama dan berimbas tuntutan pada
pemerintah AS untuk meningkatkan mutu Pendidikan.
▪ 1958; National Defense Educational Act piagam yang mengakui pentingnya
hubungan kesejahteraan siswa dengan kebutuhan akan personil professional
yang menanganinya (konselor) yang memunculkan kebijakan; setiap negara
bagian mengmbangkan program bimbingan di komunitas kecil;
menginstruksikan Pendidikan tinggi untuk professional konselor sekolah
▪ 1960; Asosiasi Konselor Sekolah menerbitkan statement tentang spesifikasi
peran dan fungsi konselor sekolah yang melibatkan 6000 konselor, guru, dan
stakeholder
▪ 1964; dimulainya standarisasi dan sertifikasi performa konselor sekolah
▪ Muncul dan berkembangannya asosiasi konselor Amerika, yaitu; APGA, AACD,
dan ACA.

3
5. Era Globalisasi (1980 – sekarang)
▪ 1981; dibentk CACREP (Council for Accreditation of Counseling and Related
Educational Program) untuk mengembangkan secara khusus standar dan
implementasi Pendidikan profesi konselor
▪ 1982; dibentuk NBCC (National Board for Certified Counselor) yang bertujuan
untuk memonitor sistem sertifikasi nasional.
▪ Dalam perkembangan selanjutnya ACA berkonsentrasi pada perkembangan
professional seperti publikasi, lokakaarya, dan hubungan pemerintah dengan
konselig, sedangkan NBCC lebih focus pada peningkatan kualitas konseling
melalui sertifikasi

Peran Konselor Sekolah di Amerika


Konselor sekolah adalah pendidik yang dilatih secara unik tentang
perkembangan anak, strategi pembelajaran, manajemen diri dan keterampilan sosial,
yang memahami dan mempromosikan kesuksesan bagi siswa yang sangat beragam.
Mereka menerapkan program konseling sekolah untuk mendukung siswa melalui
periode perkembangan yang penting ini. Program menyediakan pendidikan,
pencegahan dan intervensi kegiatan yang terintegrasi ke dalam semua aspek
kehidupan anak. Program mengajarkan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang
harus diperoleh siswa dalam bidang akademik, pengembangan karir dan
sosial/emosional, yang menjadi landasan bagi kesuksesan masa depan.
Konselor sekolah tidak bekerja dalam isolasi; melainkan merupakan bagian
integral dari program pendidikan total. Mereka menyediakan program proaktif yang
melibatkan siswa dan mencakup kepemimpinan, advokasi, dan kolaborasi dengan
staf sekolah, administrasi dan anggota masyarakat/keluarga dalam penyampaian
program dan kegiatan untuk membantu siswa mencapai kesuksesan. Sekolah dasar
konselor juga berkolaborasi dengan guru dan orang tua pada identifikasi awal dan
intervensi akademik anakdan kebutuhan sosial/emosional, yaitu penting dalam
menghilangkan hambatan untuk belajar dan mengembangkan keterampilan dan
perilaku kritis untuk pencapaian akademik (ASCA, 2022).
Selain itu, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh ASCA (2021)
melaporkan peran direktur distrik dan supervisor memiliki peran dalam
perencanaan krisis, dimana 84% responden menjadi bagian dari tim perencanaan
dan respon krisis untuk bencana alam, kekerasan sekolah, penilaian resiko bunuh.
diri, dan krisis lainnya. Sedangkan yang tidak terlibat dalam penanganan krisis, hal
tersebut diambil alih oleh direktur Kesehatan mental.
Hasil survei lain yang dilakukan kepada 877 konselor sekolah di Amerika
Serikat tahun 2021 menunjukkan bahwa 81% responden menyatakan bahwa
program konseling di sekolah membutuhkan waktu khusus sesuai dengan kebutuhan
keterampilan yang dilatihkan. Sebagian responden juga setuju jika program konseling
sekolah selaras dengan model nasional ASCA, sedangkan sebagian lainnya
berpendapat bahwa program yang dilakukan berbeda model yang ditetapkan ASCA.
Beberapa program persiapan konseling sekolah antara lain dilakukan untuk
mendapatkan data dalam rangka pengambilan keputusan, mensosialisasikan
program konseling kepada siswa, menggunakan model/kurikulum yang ditetapkan
oleh ASCA, menganalisis kebutuhan program sesuai dengan tahap perkembangan
siswa, peningkatan prestasi siswa, dan mengembangkan kedisiplinan (ASCA research,
2021).
Berdasarkan laporan tahunan yang dirilis oleh ASCA, diperoleh data tentang
rasio jumlah konselor dan siswa di sekolah seluruh Amerika dari tahun ke tahun
sebagaimana pada gambar berikut;

4
Berdasarkan data tersebut nampak bahwa rasio dari tahun ke tahun mengalami
kemajuan (angkanya semakin kecil, pada tahun 1986 rasionya 1 : 588, sedangkan
pada tahun 2020 rasionya mencapai 1 : 415). Hasil riset yang dilakukan oleh Jennifer
dkk (2019) di Kota Indiana (melibatkan 1529 sekolah, 1565 konselor, 874156 siswa)
dan survey di Kota Connecticut (melibatkan 1493 sekolah, 1217 konselor sekolah,
dan 533025 siswa) menunjukkan bahwa; pertama, semakin rendah rasio konselor
sekolah dan siswa akan lebih efektif dalam program konseling , pengembangan karir,
dan prestasi akademik. Kedua, tingkat dan status sosial ekonomi berdampak pada
kemampuan konselor dalam memberikan layanan konseling yang komprehensif.
Ketiga, rasio yang disarankan 1 : 250 namun, namun factor sosial ekonomi pada
daerah distrik menjadi pertimbangan juga.
Demikian halnya riset yang dilakukan oleh Richard T. Lapan, Timothy Poynton,
Richard Balkin (2019) menunjukan bahwa rendahnya rasio konselor-siswa akan
memungkinkan konselor untuk memberikan dukungan lebih dalam penyelesaian
studi siswa SMA. Selain itu juga memungkinkan bagi konselor sekolah untuk
mengimplementasikan Model Nasional ASCA, dan meningkatkan pemberian
informasi pengambilan keputusan. Ringkasan dan ilustrasi hasil kedua riset tersebut
dapat dilihat pada gambar berikut

5
Adapun kualifikasi Konselor sekolah berdasarkan standar ASCA, yaitu; memiliki
belakang Pendidikan minimal Magister (S2), Memenuhi standar sertifikasi/lisensi
negara bagian, Memenuhi persyaratan Pendidikan berkelanjutan, dan Menjunjung
tinggi standar etik dan professional ASCA. Sebuah studi yang dilakukan oleh Brett
Zyromski, Tyler D. Hudson, Emily Baker, Darcy Haag Granello (2018), tentang
penggunaan istilah Guidance Counselor atau School counselor yang berpengaruh
terhadap persepsi kompetensi yang melibatkan sampel 276 konselor menunjukkan
bahwa penggunaan istilah school counsellor lebih dipandang memiliki kecakapan dan
kompeten dibandingkan dengan penggunaan istilah guidance counselor sehingga
dalam perkembangan selanjutnya penggunaan istilah school counselor lebih banyak
digunakan.

REFERENSI

American School Counselor Association. (2021). ASCA research report: State of the
profession 2020. https://www.schoolcounselor.org/getmedia/bb23299b678d-
4bce-8863-cfcb55f7df87/2020-State-of-theProfession.pdf
American School Counselor Association. (2021). ASCA State of the Profession; School
Counselor Educators, Summary Report. Link https://www.schoolcounselor.
org/getmedia/a4e7360a-0151-4805-a584-381d3aaacf66/SCEs-report-for-
WEBSITE.pdf
American School Counselor Association. (2021).. ASCA State of the Profession-District
Directors Summary of Finding. Link https://www.schoolcounselor.org/
getmedia/fdab6f68-19f9-4813-966c-ed0ac55309f7/State-of-the-Profession-
District-Directors-Report.pdf
American School Counselor Association. https://www.schoolcounselor.org/About-
School-Counseling/School-Counselor-Roles-Ratios. Diakses 3 Oktober 2022
Guidance and School Counseling; A Brief History of School Guidance and Counseling
in United States. Link https://education.stateuniversity.com/pages/2023/
Guidance-Counseling-School.html. Diakses 4 Oktober 2022
Jennifer L. Parzych, Peg Donohue, Ph.D., Amy Gaesser, Ming Ming Chiu. 2019.
Measuring the Impact of School Counselor Ratios on Student Outcomes. ASCA
Research Report. Feb. 2019. Link https://www.schoolcounselor.org/getmedia
6
/5157ef82-d2e8-4b4d-8659-a957f14b7875/Ratios-Student-Outcomes-
Research-Report.pdf
Patrick, Lonnie, Kelly, & Eric. Counseling Psychology in United States of America.
Counselling Psychology Quarterly, 2004, Vol. 17, No. 3, pp. 247–271.
http://www.tandf.co.uk/journals DOI: 10.1080/09515070412331317602.
Richard T. Lapan, Timothy Poynton, Richard Balkin. Exploring the Career and College
Readiness of High School Students Serviced by RAMP and Non-RAMP School
Counseling Programs in North Carolina. ASCA Research Report. May. 2019. Link
https://www.schoolcounselor.org/getmedia/05f49ef2-872f-4dd7-b3b5-
ce4d60fbb7f4/Effectiveness-CCR-RAMP-Report.pdf
Taat Wulandari. Kebijakan Pendidikan di Amerika Serikat. Istoria; Jurnal Pendidikan
dan Sejarah. Vol 7, No. 1, 2008, link https://journal.uny.ac.id/index.php/
istoria/article/view/6310
Zyromski, Tyler D. Hudson, Emily Baker, Darcy Haag Granello, Guidance Counselors
or School Counselors: How the Name of the Profession Influences Perceptions of
Competence. Professional School Counseling, Vol. 22, Issue 1 (2018).

Anda mungkin juga menyukai