Anda di halaman 1dari 43

PERSPEKTIF

PENDIDIKAN SD
KELOMPOK 2
ENA TIANA 856973554
LANGGENG AMBARWATI 856970154
RIA AGUSTIN 856992468
RISTIN NAPTIAN SARI 856999288
SITI HAMINAH 856970043
SITI MAHRUSAH 856970029
Modul 3
PERKEMBANGAN
PENDIDIKAN SEKOLAH
DASAR
Kegiatan Belajar 1
Perkembangan Pendidikan Sekolah Dasar di
Era Orde Baru
A. KETENTUAN PERUNDANG-
UNDANGAN TERKAIT PENDIDIKAN SD
1. Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Pengajaran Nomor 104/Bhg O, Tanggal 1 Maret 1946 tentang
pembentukan Panitia Penyelidik Pengajaran RI di bawah Kihajar Dewantara
2. Undang-undang No.4 Tahun 1950 tentang Dasar-Dasar Pendidikan, Pengajaran, Kebudayaan
3. Undang-undang No.12 tahun 1954 tentang Dasar-dasar Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan
4. Undang-undang No. 4 Tahun 1950 tentang Dasar-dasar Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan di
seluruh RI
5. Keputusan Presiden No 145 Tahun 1965 tentang perumusan Tujuan pendidikan sesuai dengan Manipol-
USDEK
6. Ketetapan MPRS No.XXVII/MPRS/1996 tentang Agama, Pendidikan, dan Kebudayaan, yang mengganti
rumusan tujuan Pendidikan nasional menurut Keputusan Presiden No.145 Tahun 1965 tentang
perumusan Tujuan Pendidikan sesuai dengan Manipol-USDEK
7. Undang-undang No.22 Tahun 1961 khusus mengatur tentang Perguruan Tinggi
8. Undang-undang No.2 Tahun 1989 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
KEBIJAKAN STRATEGIS

Kebijakan Strategi artinya kebijakan atau


keputusan manajemen / politik yang bersifat
mendasar dan menyeluruh dari sebuah
organisasi
ISI DAN PROSES PENDIDIKAN

Mencakup kurikulum dan perangkat


pendidikan lainnya serta pengelolaan
pendidikan secara keseluruhan
UPAYA NASIONAL DALAM
PERLUASAN DAN PEMERATAAN
MENUNJUKKAN HASIL DIANTARANYA
:
1. Daerah terpencil secara geografis karena letaknya
berjauhan dengan daerah lain dan komunikasi yang sulit
2. Daerah dengan penduduk yang padat
3. Daerah Normal
SEKOLAH DASAR TRADISIONAL
( KONVENSIONAL )

1. SD biasa yang memiliki tempat belajar atau gedung rata-rata enam


ruangan , satu ruang guru, satu ruang perpustakaan , kamar
mandi/wc, serta fasilitas lainnya yang pada umumnya dibangun
dengan biaya Pemerintah melalui Program Inpres
2. Proses Pembelajaran : Pagi, Siang, dan Sore
3. Beban belajar setiap tingkat kelas 33 jam per minggu, dan hari
efektif 240-245 hari per tahun
MADRASAH IBTIDAIYAH ( MI )

Pendidikan formal setingkat SD yang


dalam proses pendidikannya mengajarkan
bidang studi agama islam dengan beban
belajar lebih banyak dari SD biasa.
SD PAMONG

Program Pendidikan SD kolaborasi


dengan masyarakat
PROGRAM KEJAR ( PAKET A )

1. Program pendidikan luar sekolah yang


bermakna bekerja sambil belajar ( Kejar )
2. Peserta anak usia SD yang putus Sekolah Dasar
SD TERPADU
Lembaga Pendidikan yang bersifat inklusif yakni
pendidikan yang menggabungkan anak yang normal dan
mengalami ketunaan untuk belajar secara bersamaan dan
gurunya terdiri atas guru biasa dan guru pembimbing
khusus untuk anak yang memiliki ketunaan tersebut
SEKOLAH LUAR BIASA ( SLB )
Lembaga pendidikan yang di peruntukkan bagi
anak tuna netra (SLB A), anak tuna rungu ( SLB
B), anak terbelakang ( SLB C ), anak tuna daksa
( SLB D ) dan anak tuna laras ( SLB E )
KB 2 : Perkembangan
Pendidikan Sekolah
Dasar di Era
Reformasi
A. Ketentuan Perundang-undangan Terkait
Pendidikan di SD

Ketentuan Perundang-undangan yang mengatur Sistem Pendidikan Nasional pada era


Reformasi adalah Pasal 31 UUD 1945 sebelum dan sesudah di amandemen yang
dijabarkan secara legal formal ke dalam UU No.2 Tahun 1989, Tentang Sistem
Pendidikan Nasional (SISDIKNAS), yang mengatur pendidikan nasional sampai
dengan tahun 2003 sampai dengan saat ini, dengan Peraturan Pemerintah RI. (PP RI)
No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) sebagai salah satu
ketentuan perundang-undangan turunannya.
B. Berbagai Kebijakan Strategis Terkait dan/atau Tentang Pendidikan SD
dalam Konteks Pembangunan Pendidikan Nasional

Berdasarkan RPJMN 2004-2009 untuk meningkatkan angka Indeks


Pembangunan Manusia serta meningkatnya pemahaman dan pengalamn
ajaran-ajaran agama maka diadakan Program Wajib Belajar 9 Tahun yaitu
dari SD 6 Tahun, SMP 3 tahun. Untuk Pendidikan SD sesuai dengan UU
No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen kualifikasi pendidikan minimal
sarjana dan memperoleh sertifikat pendidik. Kemudian UU No.20 tahun
2003 dan Peraturan Pemerintah RI No. 19 tahun 2005 ada ketentuan lagi
dalam bentuk RPP, yakni tentang Wajib Belajar Pendidikan Dasar,
Pendanaan Pendidikan, Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan, dan
Tentang Guru.
Rincian Prioritas yang terkait dengan pendidikan SD adalah sebagai berikut :
1. Penyelenggaraan Wajar Dikdas 9 Tahun
2. Penyelenggaraan pendidikan nonformal yang bermutu yaitu pendidikan kesetaraan Paket A
3. Pengembangan kurikulum SD yang disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, perkembangan global, nasional, dan lokal.
4. Pengembangan pendidikan kewarganegaraan, pendidikan multikultural, dan pendidikan budi
pekerti, termasuk pendidikan kesenian, kebudayaan dan lingkungan hidup.
5. Penyediaan pendidik dan tenaga kependidikan SD/MI yang profesional.
6. Penyediaan sarana dan prasarana pendidikan dalam jumlah dan kualitas yang memadai
7. Meningkatkan kesejahteraan dan perlindungan hukum bagi pendidik SD/MI
8. Mengembangkan teknologi komunikasi dan informasi dalam pendidikan
9. Mengembangkan sistem evaluasi, akreditasi, dan sertifikasi guru SD/MI
10. Menyempurnakan manajemen pendidikan dengan meningkatkan otonomi dan
desentralisasi pendidikan
11. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan pendidikan
12. Menata sistem pembiayaan pendidikan yang bersifat adil, efisien, dan efektif,
transparan dan akuntabel, termasuk penerapan pembiayaan pendidikan berbasis
jumlah siswa
13. Peningkatan anggaran pendidikan hingga 20% dari APBN dan APBD
14. Meningkatkan penelitian dan pengembangan untuk mendukung pelaksanaan Wajar
Dikdas 9 tahun.
C. Mengapa Diperlukan Standar Nasional
Pendidikan ?

“sebagai sarana penjaminan mutu pendidikan nasional”


SNP mencakup standar kompetensi lulusan (SKL), standar isi,
standar proses, standar penilaian, standar pendidik dan tenaga
kependidikan, standar pendanaan, standar pengelolaan dan
pengawasan, dan standar sarana dan prasarana.
D. Bagaimana Visi dan Misi Pendidikan Nasional

Penjelasan UU Sisdiknas 20/.2003, pendidikan nasional


mempunyai visi “terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata
sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua
warga negara Indosia berkembang menjadi manusia yang
berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan
zaman yang selalu berubah”.
1. Misi Pendidikan Nasional
2. Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang
bermutu bagi seluruh rakyat Indonesia.
3. Membantu dan memfasilitasi pengembanga potensi anak bangsa secara utuh sejak
usia dini sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat belajar.
4. Meningkatkan kesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan untuk
mengoptimalkan pembentukan kepribadian yang bermoral.
5. Meningkatkan keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga pendidikan sebagai pusat
pembudayaan ilmu pengetahuan, ketrampilan, pengalaman, sikap, dan nilai
berdasarkan standar nasional dan global.
6. Memberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan
berdasarkan prinsip otonomi dalam konteks NKRI
MODUL 4
KARAKTERISTIK
PERKEMBANGAN SISWA
SEKOLAH DASAR
KB 1
KARAKTERISTIK
PERKEMBANGAN
FISIK, MOTORIK,
EMOSI, DAN
SOSIAL ANAK
KB 2 Karakteristik
Perkembangan
Intelektual, Bahasa,
Moral, dan
Spiritual Anak
A. Karakteristik Perkembangan Intelektual

Intelegensi atau intelek pada dasarnya mempunyai arti yang sama. Dalam hal ini intelek maksudnya adalah pikir,
sedangkan intelectual adalah kemampuan kecerdasan. Berfikir merupakan perbuatan menimbang-nimbang,
menguraikan, menghubungkan, sampai pada akhirnya mengambil keputusan. Sedangkan kecerdasan merupakan
kemampuan seseorang dalam memecahkan masalah dengan cepat. Menurut Piaget perkembangan intelektual untuk
anak SD termasuk pada tahap operasional konkret. Pada tahap ini kemampuan intelektual anak meliputi:

1. Desentralisasi dan konservasi 3. Pemikiran rasional


2. Seriasi 4. Inklusi kelas
Percobaan Konservasi Piaget:
1. Desentrasi dan konservasi
Pada tahapan ini anak sudah mempunyai konsep bahwa perubahan pada suatu dimensi misal tinggi air dalam gelas
dapat diompensasikan dengan perubahan dari dimensi lain yaitu lebar.

2. Seriasi
Yaitu kemampuan untuk mengatur benda sesuai dengan beberapa dimensi kuantitatif, seperti berat atau ukuran.
Pada tahap ini anak mampu mengurutkan benda dari yang besar sampai terkecil atau sebaliknya.

3. Pemikiran rasional
Pada tahap ini anak dapat menyebutkan karakteristik teman-teman sekelas, misalnya Bram yang kurus, Tito yang
gemuk dan sebagainya.

4. Inklusi kelas
Pada tahap ini anak dapat menggambarkan prinsip logis bahwa terdapat hubungan hierarki antargolongan. Misal,
jambu termasuk buah-buahan, semua buah-buahan termasuk makanan, selanjutnya anak dapat memikirkan
sebuah operasi dan secara mental dapat memisahkan setiap golongan benda dan menggabungkannya kembali.
B. Karakteristik Perkembangan Bahasa
Anak
Dalam berkomunikasi manusia dapat menggunakan bahasa, baik
dalam bentuk tulisan, percakapan, bahasa isyarat maupun ekspresi
wajah. Nilai moral harus diberikan sedini mungkin kepada anak
tentang hal baik dan buruk dengan cara baik guru maupun orang tua
memberi contoh dan teladan yang baik bagi anak-anaknya, karena
anak-anak masih suka mencontoh perilaku, tutur kata, tindakan
orang tua, guru maupun teman sebayanya.
1. Perkembangan Bahasa
Semakin matang organ-organ yang berkaitan dengan proses berbicara, pertumuhan dan
perkembangan otak, anak semakin jelas dalam mengutarakan kemauan, pikiran maupun
perasaannya melui ucapan atau bahasanya. Hal tersebut tidak terlpas dari pengaruh lingkungan,
orang tua ataupun orang terdekat yang mampu memberi rangsangan dengan cara sering mengajak
berbicara, mengenal nama benda, nama anggota tubuh dan sebagainya.

2. Fungsi Bahasa:

a. Untuk mengekspresikan perasaan

b.Untuk memengaruhi orang lain

c. Untuk menyampaikan informasi


3. Tahap – tahap Berbicara

a. Menangis

c. Holofrase

b. Berceloteh

d. Mengobrol

4. Faktor – faktor yang Memacu Anak Cepat Berbicara


a. Keluarga
b. Media elektronik
c. Sekolah
C. Perkembangan Moral

Tingkah laku yang bermoral adalah tingkah laku yang sesuai


dengan nilai-nilai tata cara/adat yang terdapat dalam kelompok atau
masyarakat. Nilai moral bukanlah sesuatu yang diperoleh dari luar.
Pada mulanya anak mempelajari nilai-nilai moral yang berlaku
dirumah, kemudian di sekolah, dan selanjutnya setelah mereka
bergaul dan menyusaikan dengan norma kelompoknya.
Perkembangan Moral Menurut Pakar

a. Menurut Piaget: anak usia 5 tahun mempunyai konsep bahwa benar salah masih dipahami dengan kaku.
Kemudian sekitar usia 11 tahun proses berfikirnya sudah mulai berkembang, banyak bergaul dengan temannya
serta pengaruh dari lingkungan dan kadang menganggap bahwa berbohong tidak selalu buruk.

b. Menurut Kohlberg: menamakan moralitas anak baik untuk tingkat pertama pekembangan moral anak-anak.
Pada tahap ini anak mengikuti semua peratutan yang telah diberikan, dengan tujuan untuk mengambil hati orang
lain dan berharap dapat diterima dalam kelompok. Sedangkan pada tingkat kedua tingkat perkembangan anak, ia
sebut dengan morallitas konvensional atau moralitas dari aturan-aturan. Pada tahap ini anak menyesuaikan diri
pada aturan-aturan yang ada dalam kelompok dan disepakati bersama oleh kelompok tersebut.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi moral
a. Lingkungan rumah
c. Teman sebaya dan aktivitasnya
b. Lingkungan sekolah
c. Teman sebaya dan aktivitasnya
d. Intelegensi dan jenis kelamin
D. Perkembangan Agama

Ajaran agama terkandung nilai-nilai moral dan etika yang harus dipakai sebagai pedoman
hidup yang universal dan bersifat abadi. Selain itu, agama mengajarkan untuk bertingkah laku
dan berakhlak yang baik, seperti kejujuran maupun keadilan.

Pendidikan agama di sekolah meliputi dua aspek, yaitu aspek pembentukan kepribadian
(ditujukan kepada jiwa) dan pengajaran agama (ditujukan kepada pikiran).

Belajar agama dengan mencontoh, melalui pendengaran, penglihatan dan berbagai panca indera
lainnya. Selanjutnya dengan semakin bertambahnya usia, anak mampu berpikir secara abstrak,
sehingga dapat mencerna pendengaran dan penglihatan yang diterimanya dan menjalankan
agama dengan penuh kesadaran.
Metode-metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran agama yaitu:
1. Metode bercerita
2. Metode bermain
3. Metode karyawisata
4. Metode demonstrasi
5. Metode peberian tugas
6. Metode diskusi dan tanya jawab

Anda mungkin juga menyukai