Anda di halaman 1dari 19

KEGIATAN BELAJAR 1

PERKEMBANGAN
PENDIDIKAN
SEKOLAH DASAR DI
ERA ORDE BARU
A.KETENTUAN PERUNDANG-
UNDANGAN TERKAIT PENDIDIKAN SD

-Era presiden Soekarno ( Orde Lama)


Surat keputusan Menteri pendidika dan
pengajaran nomor 104/Bhg O, tanggal 1 Maret
1946 tentang pembentukan panitia penyelidik
pengajaran RI
Undang-undang No. 4 tahun 1950 tentang dasar-
dasar Pendidikan, pengajaran dan kebudayaan
Keputussan Presiden No. 145 tahun 1965 tentang
perumusan tujuan Pendidikan
TAP MPRS No. XXVII/MPRS/1966
-Era presiden Soeharto (Orde Baru)
Undang-undang No. 2 tahun 1989 tentang
SISDIKNAS
-Era presiden BJ Habibie (revormasi) sampai
sekarang.
Dipolakan secara nasional dalam konteks
Pemmbangunan Jangka Panjang.
B. BERBAGAI KEBIJAKAN
DTRATEGIS TERKAIT DAN ATAU
TENTANG PENDIDIKAN SD
Kebijakan Strategis adalah
kebijakan atau keputusan
manajemen/politik yang bersifat
mendasar dan menyeluruh dari
sebuah organisasi. Kebijakan
disini merupakan kebijakan suatu
negara terhadap warganya
Pada repelita I sampai repelita IV :
Pendidikan SD merupakan
Pendidikan enam tahun.
Tahun 1989 jenjang Pendidikan
dasar merupakan jalur Pendidikan
yang mencakup SD dan SLTP
C. ISI PROSES PENDIDIKAN SD

Isi dan proses Pendidikan mencakup kurikulum dan perangkat Pendidikan


Ada 13 kajian Pendidikan yaitu Pendidikan Pancasila, Agama, Kewarganegaraan,
Bahasa Indonesia, membaca, menulis, matematika, pengantar sains teknologi, ilmu
bumi, sejarah nasional, sejarah umum, kerajinan tangan dan kesenian, Pendidikan
jasmani dan Kesehatan, menggambar serta Bahasa inggris
Keputusan Menteri No. 060/U/1993 ditetapkan kurikulum Peendidian Dasar mencakup
10 mata pelajaran yaitu;
1.Pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan
2.Pendidikan Agama
3.Bahasa Indonesia
4.Matematika
5.IPA
6.IPS
7.Kerajinan tangan dan kesenian
8.Pendidikan jasmasi dan Kesehatan
9.Bahasa Ingrris
10.Muatan lokal
Program wajib belajar 9 tahun diterapkan dengan tiga kriteria daerah penyebaran.
Di daerah terpencil dengan danya kelas rangkap
Di kota besar dibuatkan sekolah dengan Gedung bertingkat agar menampung semua
siswa
Di daerah normal dibangun SD dengan 6 ruang kelas.
KEGIATAN BELAJAR 2

PERKEMBANGAN
PENDIDIKAN SEKOLAH
DASAR ERA REFORMASI
A. KETENTUAN PERUNDANGAN – UNDANGAN
TERKAIT PENDIDIKAN SD

Pendidikan Di Era Baru


Pendidikan SD di era orde baru yakni pada era pemerintahan di bawah presiden Suharto (1967-
1998) yang mana proses pendidikan di era orde baru lebih mencangkup kurikulum dan
perangkat pendidikan secara keseluruhan, selain itu adanya perluasan dan pemerataan
pendidikan dimaksudkan untuk menciptakan keadaan agar setiap orang mempunyai
kesempatan yang sama untuk memperoleh pendidikan, yang didukung dengan pengangkatan
guru baru danpenghapusan Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) yang sebelumnya
menjadi beban bagi orangtua/wali murid.
Kemudian pada masa orde baru ini terdapat yang namanya SD kecil untuk daerah terpencil,
ada juga SD Tradisional (konvensional) yang mana proses pembelajaran berlangsung dari pagi,
siang dan sore dengan beban mengajar 33 jam perminggu, lalu adayang namanya Madrasah
Ibtidaiyah (MI) yang setara atau setingkat SD, lalu ada yang namanya SD Pamong (Pendidikan
Anak oleh Masyarakat, Orang Tua, dan Guru) merupakan program pendidikan SD yang
berkolaborasi dengan masyarakat, lalu ada Program Kejar (Paket A), ada Sekolah Luar Biasa, dan
yang terakhir adanya SD Terpadu yang bersifat inklusif gabungan antara anak normal dengan
anak ketunaan untuk belajar secara bersamaan.
A. KETENTUAN PERUNDANGAN – UNDANGAN
TERKAIT PENDIDIKAN SD

Pendidikan di era REFORMASI


Pada tanggal 21 mei 1998, merupakan tonggak sejarah di mulainya suatu era dalam sejarah
politik kontemporer Indonesia. Sejak saat itulah sebagai simbol dimulainya gerakan reformasi
nasional menyeluruh , dikenal sebagai era Reformasi. pendidikan di era reformasi bertujuan
untuk meningkatkan kecerdasan kehidupan bangsa dan kualitas sumber daya manusia,
mengembangkan manusia serta masyarakat Indonesia yang beriman dan bertakwa terhapda
Tuhan Yang Maha Esa, berkahlak mulia, berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan, keahlian,
keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, serta kepribadian yang mantap dan mandiri.
Kurikulum pun berbasis kompetensi, begitu juga dengan bentuk pendidikan yang berubah dari
sentralistik (orde lama) menjadi desentralistik. Kurikulum di era reformasi ini adalah kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan atau yang biasa dikenal dengan kurikulum KTSP tahun 2006.
Kurikulum ini lebih menekankan pada pencapaian kompetensi siswa, bukan tuntasnya materi,
pendekatan dan metode yang digunakan beragam dan bersifat kontekstual dan juga guru
bukan satu-satunya sumber ilmu pengetahuan.
B. BERBAGAI KEBIJAKAN STRATEGIS TERKAIT
TENTANG PENDIDIKAN SD DALAM KONTEKS
PEMBANGUNAN PENDIDIDKAN NASIONAL
Kebijakan nasional dalam sektor pendidikan pada awal era reformasi adalah
lanjutan pembanguna jangka Panjang kedua (PJP II) awal, Repelita VI
(1994/1995) – 1998/1999) yang merupakan kelanjutan Reelita I sampai dengan
Repelita V era Orde baru.
Untuk mewujudkan sasaran nasional pendidikan dalam kurun 1998 – 2000 di
tetapkan kebijakasanaan Nasional Pembangunan Ketujuh ( Pelita VII) ,
dikemukakan bahawa pendidikan nasional :
1. Berakar pada kebudayaan bangsa
2. Di arahkan untuk Meningkatkan kecerdasan kehidupan bangsa
3. Menumbuhkan dan mempertebal rasa cinta tanah air
4. Perlu ditata, dikembangkan dan dimantapkan secara terpadu dan serasi
5. Mengutamakan pemerataan dan peningkatan kualitas pendidikan dasar
6. Memberikan kesempatan pada masyarakat seluas – luasnya berperan
serta dalam penyelengaraan pendidikan
7. Disesuaikan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
8. Melanjutkan dan meningkatkan pendidikan pancasila
Untuk mewujudkan semua prioritas pendidikan tersebut maka
ketentuan perundang – undangan yang relevan merupakan turunan
dari UU No.20 tahun 2003 terkait dengan pendidikan Sd yakni
peraturan pemerintah RI no. 38 tahun 2007 yany berkenaan dengan
pendidkan SD/ MI yang menjadi kewenangan pemerintah daerah.
Dikemukan sebagai berikut:
1. Pemerintah daerah provinsi memeiliki kewenangan atas urusan
wajib mengenai pendididkan SD/MI
a. Perencaan strategis
b. Pemyelenggaraan dan mengelolaan satuan pendidikan
2. Pemerintah daerah kabupaten/ kota memilikikewenangan atas
urusan wajib mengenai pendididkan SD/MI
a. Penetapan kebijakan operasional pendidikan
b. Perencanaan operasional pendidikan SD
c. Sosialisai dan pelaksanaan strandar nasional pendidikan
C. MENGAPA DIPERLUKAN STANDAR NASIONAL
PENDIDIKAN ?

Sebagai sarana penjaminan mutu pendidikan nasional, yang


pengembangan dan pemantauannya dilakukan oleh Badan Standarisasi
Nasional Pendidikan sehingga diperlukan Standar Nasional Pendidikan yang
mencakup :
1. Standar kompetensi kelulusan (SKL)
2. Standar isi
3. Standar proses
4. Standar penilaian
5. Standar pendidik dan tenaga kependidikan
6. Standar pendanaan
7. Standar pengelolaan dan pengawasan
8. Standar sarana prasarana.
D. BAGAIMANA VISI DAN MISI
PENDIDIKAN NASIONAL ?

Visi Pendidikan Nasional “ Terwujudnya sistem


pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan
berwibawa untuk memberdayakan semua warga
negara Indonesia berkembang menjadi manusia
yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif
menjawab tantangan zamn yang selalu berubah”.

Misi Pendidikan Nasional adalah sebagai berikut:


Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan
yang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesia
Membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara utuh
sejak usia dini sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat belajar
Meningkatkan kesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan untuk
mengoptimalkan pembentukan kepribadian yang bermoral
Meningkatkan keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga pendidikan sebagai pusat
pembudayaan ilmu pengetahun, keterampilan, pengalaman, sikap, dan nilai
berdasarkan standar nasional dan global
Memberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan
berdasarkan prinsip otonomi dalam konteks Negara Kesatua RI
E. APAKAH ESENSI DARI
SISDIKNAS TERSEBUT?

Pasal 1 UU Sisdiknas 20/2003 yang mengartikan


pendidikan sebagai “ Usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik mampu secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa, dan negara”
Sedangkan pendidikan nasional dimaknai sebagai
pendidikan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 yang
berakar pada nilai – nilai agama, kebudayaan nasional
Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan zaman.

Ada 6 prinsip penyelenggaraan pendidikan nasional yang digariskan


dalam pasal 4 UU Sisdiknas 20/2023 yaitu :
1.Pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta
tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai
keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa.
2.Pendidikan diselenggarakan sebagai satu kesatuan yang sistemik
dengan sistem terbuka dan multimakna.
3.Pendidikan diselenggarakan sebagai suatu proses pembudayaan dan
pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.
4.Pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan,
membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta didik
dalam proses pembelajaran.
5.Pendidikan diselenggarakan dengan mengembangkan budaya
membaca, menulis dan berhitung.
6.Pendidikan diselenggarakan dengan memberdayakan semua
komponen masyarakat melalui peran serta dalam penyelenggaraan
dan pengendalian mutu layanan pendidika.
F. BAGAIMANA HAK DAN KEWAJIBAN WARGA
NEGARA, ORANG TUA, MASYARAKAT DAN
PEMERINTAH ?
Proses pencerdasan warga negara dilaksanakan melalui sistem pendidikan yang dijamin secara konstitusional
sebagaimana dinyatakan dalam pasal 5 UU Sisdiknas 20/2003 sebagai berikut:

1.Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu
2.Warga negara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, intelektual dan sosial berhak memperoleh pendidikan
khusus
3.Warga negara di daerah terpencil atau terbelakang serta masyarakat adat yang terpencil berhak memperoleh
pendidikan layanan khusus
4.Warga negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa berhak memperoleh pendidikan khusus
5.Setiap warga negara berhak mendapat kesempatan meningkatkan pendidikan sepanjang hayat

UU Sisdiknas 20/2003 (Pasal 6 ayat 2) menegaskan bahwa setiap warga negara yang berusia 7-15 tahun wajib
mengikuti pendidikan dasar dan setiap warga negara bertanggung jawab terhadap keberlangsungan
penyelenggaraan pendidikan.
Pasal 7 ayat (1) dan (2) dinyatakan bahwa orang tua berhak berperan serta dalam memilihsatuan pendidikan
danmemperoleh informasi tentang perkembangan pendidikan anaknya, dan orang tua dari anak usia wajib belajar
berkewajiban memberikan pendidikan dasar kepada anaknya
Pasal 8dinyatakan bahwa masyarakatberhak berperan serta dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan,
dan evaluasi program pendidikan
Pasal 9digariskan bahwa masyarakatberkewajiban memberikan dukungan sumber daya dalam penyelenggaraan
pendidikan
Pasal 10 diatur tegas bahwa pemerintah dan pemerintahdaerah wajib memberikan layanandan kemudahan,
sertamenjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutubagi setiap warganegara tanpa diskriminasi
Pasal 11pemerintah wajib menjamintersedianyadana guna terselenggaranya pendidikan bagi setiap warga negara
yang berusia tujuh sampai dengan lima belas tahun
G. BAGAIMANA KELEMBAGAAN SISTEM
PENDIDIKAN NASIONAL ?
Pendidikan nasional diselenggarakan dalam suatu struktur pendidikan yang
bersifat nasional – sistematik, yang tercakup dalam jalur, jenjang dan jenis
pendidikan. Pendidikan formal sering disebut juga sebagai pendidikan
persekolahan atau schooling education, contohnya SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA
dan PTN/PTS. Sedangkan pendidikan informal merupakan pendidikan dalam
keluarga dan masyarakat, seperti pergaulan dirumah.
Pendidikan umum merupakan program pendidikan yang diselenggarakan
sebagai pendidikan dasar dan menengah. Sedangkan pendidikan akademik
merupakan pendidikan tinggi program sarjana dan pascasarjana yang
diarahkan terutama pada penguasaan disiplin ilmu pengertahuan tertentu.
Secara konstitusional jalur,jenjang, pendidikan ini dapat diwujudkan dalam
bentuk satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah, pemerintah
daerah, dan/atau masyarakat

H. ISI DAN PROSES PENDIDIKAN


SD
Isi dan proses pendidikan adalah pendidikan yang mencakup kurikulum dan
perangkat pendidikan lauya serta pengelolaan pendidikan secara keseluruhan.
Sebagai isi kurikulum pendidikan dasar ditetapkan sekurang kurangnya 10
bidang kajian (pasal 37) yang secara konseptual dirancang untuk
mengembangkan kemampuan dan kepribadian anak didik.

Berdasarkan pemerndiknas nomor 23 tahun 2006 standrat kompetensi


lulusan satuan pendidikan (SKL-SP SD/MI/SDLB*Paket A adalah sebagai
berikut :

1.Menjalankan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap


perkembangan anak
2.Mengenal kekuranagn dan kelebihan diri sendiri
3.Mematuhi aturan aturan sosial yang berlaku dalam lingkunganya
4.Menghargai keberagaman agama,budaya,ras dan agama sosial ekonomi
di lingkungan sekitar
5.Menggunakan informasi tentang lingkungan sekitar secara logis, kritis, dan
kreatif
6.Menunjukan kemampuan berfikir logis, kritis, kreatif dengan bimbingan
guru/pendidik
7.Menunjukan rasa keingintahuan yang tinggi dan menyadari potensinya
Mengenai isi pendidikan dalam peratran pemerintah
nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan
pasal 6 ayat (1) dinyatakan bahwa kurikulum untuk jenis
pendidikan umum, kejuruan dan khusus pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah terdiri atas kelompok
mata pelajaran :

1.Agama dan akhlak mulia


2.Kewarganegaraan dan kepribadian
3.Ilmu pengetahuan dan teknologi
4.Estetika
5.Jasmani, olahraga, dan kesehatan

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai