Anda di halaman 1dari 6

RESUME MODUL 3

KELOMPOK 3

IKA KURNIAWATI (858839132)

BINTI MARATUS SHOLIHAH (858841081)

DEVI KESUMA (858837669)

ANITANINGRUM (858839497)

ANGGIE RARA MIKASARI (858837637)

KEGIATAN BELAJAR 1

A. KETENTUAN PERUNDANG-UNDANGAN TERKAIT PENDIDIKAN SD


- Era presiden Soekarno ( Orde Lama)
 Surat keputusan Menteri pendidika dan pengajaran nomor 104/Bhg O, tanggal 1 Maret
1946 tentang pembentukan panitia penyelidik pengajaran RI
 Undang-undang No. 4 tahun 1950 tentang dasar-dasar Pendidikan, pengajaran dan
kebudayaan
 Keputussan Presiden No. 145 tahun 1965 tentang perumusan tujuan Pendidikan
 TAP MPRS No. XXVII/MPRS/1966
- Era presiden Soeharto (Orde Baru)
 Undang-undang No. 2 tahun 1989 tentang SISDIKNAS
- Era presiden BJ Habibie (revormasi) sampai sekarang.
 Dipolakan secara nasional dalam konteks Pemmbangunan Jangka Panjang.
B. BERBAGAI KEBIJAKAN DTRATEGIS TERKAIT DAN ATAU TENTANG PENDIDIKAN SD
 Kebijakan Strategis adalah kebijakan atau keputusan manajemen/politik yang bersifat
mendasar dan menyeluruh dari sebuah organisasi. Kebijakan disini merupakan kebijakan
suatu negara terhadap warganya
 Pada repelita I sampai repelita IV : Pendidikan SD merupakan Pendidikan enam tahun.
 Tahun 1989 jenjang Pendidikan dasar merupakan jalur Pendidikan yang mencakup SD
dan SLTP

C. ISI PROSES PENDIDIKAN SD


 Isi dan proses Pendidikan mencakup kurikulum dan perangkat Pendidikan
 Ada 13 kajian Pendidikan yaitu Pendidikan Pancasila, Agama, Kewarganegaraan,
Bahasa Indonesia, membaca, menulis, matematika, pengantar sains teknologi, ilmu bumi,
sejarah nasional, sejarah umum, kerajinan tangan dan kesenian, Pendidikan jasmani dan
Kesehatan, menggambar serta Bahasa inggris
 Keputusan Menteri No. 060/U/1993 ditetapkan kurikulum Peendidian Dasar mencakup 10
mata pelajaran yaitu;
1. Pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan
2. Pendidikan Agama
3. Bahasa Indonesia
4. Matematika
5. IPA
6. IPS
7. Kerajinan tangan dan kesenian
8. Pendidikan jasmasi dan Kesehatan
9. Bahasa Ingrris
10. Muatan lokal
 Program wajib belajar 9 tahun diterapkan dengan tiga kriteria daerah penyebaran.
 Di daerah terpencil dengan danya kelas rangkap
 Di kota besar dibuatkan sekolah dengan Gedung bertingkat agar menampung semua
siswa
 Di daerah normal dibangun SD dengan 6 ruang kelas.
 Pelaksanaan wajib belajar di daerah normal melalui: SD biasa, MI, SD Pamong, program
kejar paket A, SLB, SDLB, dan SD terpadu

KEGIATAN BELAJAR 2

A. KETENTUAN PERUNDANGAN – UNDANGAN TERKAIT PENDIDIKAN SD

Pendidikan Di Era Baru

Pendidikan SD di era orde baru yakni pada era pemerintahan di bawah presiden Suharto
(1967-1998) yang mana proses pendidikan di era orde baru lebih mencangkup kurikulum dan
perangkat pendidikan secara keseluruhan, selain itu adanya perluasan dan pemerataan
pendidikan dimaksudkan untuk menciptakan keadaan agar setiap orang mempunyai
kesempatan yang sama untuk memperoleh pendidikan, yang didukung dengan pengangkatan
guru baru danpenghapusan Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) yang sebelumnya
menjadi beban bagi orangtua/wali murid.

Kemudian pada masa orde baru ini terdapat yang namanya SD kecil untuk daerah terpencil,
ada juga SD Tradisional (konvensional) yang mana proses pembelajaran berlangsung dari
pagi, siang dan sore dengan beban mengajar 33 jam perminggu, lalu adayang namanya
Madrasah Ibtidaiyah (MI) yang setara atau setingkat SD, lalu ada yang namanya SD Pamong
(Pendidikan Anak oleh Masyarakat, Orang Tua, dan Guru) merupakan program pendidikan SD
yang berkolaborasi dengan masyarakat, lalu ada Program Kejar (Paket A), ada Sekolah Luar
Biasa, dan yang terakhir adanya SD Terpadu yang bersifat inklusif gabungan antara anak
normal dengan anak ketunaan untuk belajar secara bersamaan.

Selain itu, kurikulum yang digunakan pada era orde baru sering berubah-ubah, mulai dari
kurikulum 1968, kurikulum 1975, kurikulum 1984, dan kurikulum 1994.

Pendidikan di era REFORMASI


Pada tanggal 21 mei 1998, merupakan tonggak sejarah di mulainya suatu era dalam sejarah
politik kontemporer Indonesia. Sejak saat itulah sebagai simbol dimulainya gerakan reformasi
nasional menyeluruh , dikenal sebagai era Reformasi. pendidikan di era reformasi bertujuan
untuk meningkatkan kecerdasan kehidupan bangsa dan kualitas sumber daya manusia,
mengembangkan manusia serta masyarakat Indonesia yang beriman dan bertakwa terhapda
Tuhan Yang Maha Esa, berkahlak mulia, berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan,
keahlian, keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, serta kepribadian yang mantap dan
mandiri. Kurikulum pun berbasis kompetensi, begitu juga dengan bentuk pendidikan yang
berubah dari sentralistik (orde lama) menjadi desentralistik. Kurikulum di era reformasi ini
adalah kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan atau yang biasa dikenal dengan kurikulum KTSP
tahun 2006. Kurikulum ini lebih menekankan pada pencapaian kompetensi siswa, bukan
tuntasnya materi, pendekatan dan metode yang digunakan beragam dan bersifat kontekstual
dan juga guru bukan satu-satunya sumber ilmu pengetahuan.

B. BERBAGAI KEBIJAKAN STRATEGIS TERKAIT TENTANG PENDIDIKAN SD DALAM


KONTEKS PEMBANGUNAN PENDIDIDKAN NASIONAL

Kebijakan nasional dalam sektor pendidikan pada awal era reformasi adalah lanjutan
pembanguna jangka Panjang kedua (PJP II) awal, Repelita VI (1994/1995) – 1998/1999) yang
merupakan kelanjutan Reelita I sampai dengan Repelita V era Orde baru.

Untuk mewujudkan sasaran nasional pendidikan dalam kurun 1998 – 2000 di tetapkan
kebijakasanaan Nasional Pembangunan Ketujuh ( Pelita VII) , dikemukakan bahawa
pendidikan nasional :
1. Berakar pada kebudayaan bangsa
2. Di arahkan untuk Meningkatkan kecerdasan kehidupan bangsa
3. Menumbuhkan dan mempertebal rasa cinta tanah air
4. Perlu ditata, dikembangkan dan dimantapkan secara terpadu dan serasi
5. Mengutamakan pemerataan dan peningkatan kualitas pendidikan dasar
6. Memberikan kesempatan pada masyarakat seluas – luasnya berperan serta dalam
penyelengaraan pendidikan
7. Disesuaikan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
8. Melanjutkan dan meningkatkan pendidikan pancasila

Kemudian berdasarkan RPJMN 2004 – 2009 prioritas sektor pendidikan termasuk dalam
sasaran ketiga, yakni meningkatkan kualitas dan relevansi pendidikan . Peningkatan dicirikan
dengan :

a). Meningkatkannya proporsi pendidik formal dan nonformal

b). Meningkatnya kualitas hasil belajar

c). meningkatnya hasil penelitian penelitian, pengembangan ilmu pengetahuan


dengan ini menurunnya jumlah penduduka yang buta huruf , meningkatkan secara nyata
persentase pennduduk yang menyalaesaikan progran wajib belajar 9 tahun.

Rincian prioritas terkaita pendidikan Ds sebagi berikut:

1. Penyelenggaraan Wajar Dikdas ( tahun

2. Penyelenggaraan pendidikan non formal yang bermutu

3. Pengembangan Kurikulum SD yang diisesuaikan dengan perkembangan

Untuk mewujudkan semua prioritas pendidikan tersebut maka ketentuan perundang –


undangan yang relevan merupakan turunan dari UU No.20 tahun 2003 terkait dengan
pendidikan Sd yakni peraturan pemerintah RI no. 38 tahun 2007 yany berkenaan dengan
pendidkan SD/ MI yang menjadi kewenangan pemerintah daerah. Dikemukan sebagai berikut:

1. Pemerintah daerah provinsi memeiliki kewenangan atas urusan wajib mengenai


pendididkan SD/MI
a. Perencaan strategis
b. Pemyelenggaraan dan mengelolaan satuan pendidikan
2. Pemerintah daerah kabupaten/ kota memiliki kewenangan atas urusan wajib mengenai
pendididkan SD/MI
a. Penetapan kebijakan operasional pendidikan
b. Perencanaan operasional pendidikan SD
c. Sosialisai dan pelaksanaan strandar nasional pendidikan

C. MENGAPA DIPERLUKAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN ?

Sebagai sarana penjaminan mutu pendidikan nasional, yang pengembangan dan pemantauannya
dilakukan oleh Badan Standarisasi Nasional Pendidikan sehingga diperlukan Standar Nasional
Pendidikan yang mencakup :

1. Standar kompetensi kelulusan (SKL)


2. Standar isi
3. Standar proses
4. Standar penilaian
5. Standar pendidik dan tenaga kependidikan
6. Standar pendanaan
7. Standar pengelolaan dan pengawasan
8. Standar sarana prasarana.

D. BAGAIMANA VISI DAN MISI PENDIDIKAN NASIONAL ?

Visi Pendidikan Nasional “ Terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan
berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia
yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zamn yang selalu berubah”.
Misi Pendidikan Nasional adalah sebagai berikut:

 Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu


bagi seluruh rakyat Indonesia
 Membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara utuh sejak usia dini
sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat belajar
 Meningkatkan kesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan untuk mengoptimalkan
pembentukan kepribadian yang bermoral
 Meningkatkan keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga pendidikan sebagai pusat
pembudayaan ilmu pengetahun, keterampilan, pengalaman, sikap, dan nilai berdasarkan
standar nasional dan global
 Memberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan berdasarkan
prinsip otonomi dalam konteks Negara Kesatua RI

E. APAKAH ESENSI DARI SISDIKNAS TERSEBUT?

Pasal 1 UU Sisdiknas 20/2003 yang mengartikan pendidikan sebagai “ Usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mampu
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara”

Sedangkan pendidikan nasional dimaknai sebagai pendidikan berdasarkan Pancasila dan


UUD 1945 yang berakar pada nilai – nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap
terhadap tuntutan zaman.

Ada 6 prinsip penyelenggaraan pendidikan nasional yang digariskan dalam pasal 4 UU


Sisdiknas 20/2023 yaitu :

1. Pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif


dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan
kemajemukan bangsa.
2. Pendidikan diselenggarakan sebagai satu kesatuan yang sistemik dengan sistem terbuka dan
multimakna.
3. Pendidikan diselenggarakan sebagai suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta
didik yang berlangsung sepanjang hayat.
4. Pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan
mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran.
5. Pendidikan diselenggarakan dengan mengembangkan budaya membaca, menulis dan
berhitung.
6. Pendidikan diselenggarakan dengan memberdayakan semua komponen masyarakat melalui
peran serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidika.

F. BAGAIMANA HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA, ORANG TUA, MASYARAKAT DAN
PEMERINTAH ?
 Proses pencerdasan warga negara dilaksanakan melalui sistem pendidikan yang dijamin
secara konstitusional sebagaimana dinyatakan dalam pasal 5 UU Sisdiknas 20/2003 sebagai
berikut:
1. Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang
bermutu
2. Warga negara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, intelektual dan sosial
berhak memperoleh pendidikan khusus
3. Warga negara di daerah terpencil atau terbelakang serta masyarakat adat yang terpencil
berhak memperoleh pendidikan layanan khusus
4. Warga negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa berhak memperoleh
pendidikan khusus
5. Setiap warga negara berhak mendapat kesempatan meningkatkan pendidikan sepanjang
hayat

 UU Sisdiknas 20/2003 (Pasal 6 ayat 2) menegaskan bahwa setiap warga negara yang berusia
7-15 tahun wajib mengikuti pendidikan dasar dan setiap warga negara bertanggung jawab
terhadap keberlangsungan penyelenggaraan pendidikan.
 Pasal 7 ayat (1) dan (2) dinyatakan bahwa orang tua berhak berperan serta dalam memilih
satuan pendidikan dan memperoleh informasi tentang perkembangan pendidikan anaknya,
dan orang tua dari anak usia wajib belajar berkewajiban memberikan pendidikan dasar kepada
anaknya
 Pasal 8 dinyatakan bahwa masyarakat berhak berperan serta dalam perencanaan,
pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi program pendidikan
 Pasal 9 digariskan bahwa masyarakat berkewajiban memberikan dukungan sumber
daya dalam penyelenggaraan pendidikan
 Pasal 10 diatur tegas bahwa pemerintah dan pemerintahdaerah wajib memberikan
layanan dan kemudahan, serta menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu
bagi setiap warga negara tanpa diskriminasi
 Pasal 11 pemerintah wajib menjamin tersedianyadana guna terselenggaranya pendidikan
bagi setiap warga negara yang berusia tujuh sampai dengan lima belas tahun

Anda mungkin juga menyukai