KELOMPOK 3
ANITANINGRUM (858839497)
KEGIATAN BELAJAR 1
KEGIATAN BELAJAR 2
Pendidikan SD di era orde baru yakni pada era pemerintahan di bawah presiden Suharto
(1967-1998) yang mana proses pendidikan di era orde baru lebih mencangkup kurikulum dan
perangkat pendidikan secara keseluruhan, selain itu adanya perluasan dan pemerataan
pendidikan dimaksudkan untuk menciptakan keadaan agar setiap orang mempunyai
kesempatan yang sama untuk memperoleh pendidikan, yang didukung dengan pengangkatan
guru baru danpenghapusan Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) yang sebelumnya
menjadi beban bagi orangtua/wali murid.
Kemudian pada masa orde baru ini terdapat yang namanya SD kecil untuk daerah terpencil,
ada juga SD Tradisional (konvensional) yang mana proses pembelajaran berlangsung dari
pagi, siang dan sore dengan beban mengajar 33 jam perminggu, lalu adayang namanya
Madrasah Ibtidaiyah (MI) yang setara atau setingkat SD, lalu ada yang namanya SD Pamong
(Pendidikan Anak oleh Masyarakat, Orang Tua, dan Guru) merupakan program pendidikan SD
yang berkolaborasi dengan masyarakat, lalu ada Program Kejar (Paket A), ada Sekolah Luar
Biasa, dan yang terakhir adanya SD Terpadu yang bersifat inklusif gabungan antara anak
normal dengan anak ketunaan untuk belajar secara bersamaan.
Selain itu, kurikulum yang digunakan pada era orde baru sering berubah-ubah, mulai dari
kurikulum 1968, kurikulum 1975, kurikulum 1984, dan kurikulum 1994.
Kebijakan nasional dalam sektor pendidikan pada awal era reformasi adalah lanjutan
pembanguna jangka Panjang kedua (PJP II) awal, Repelita VI (1994/1995) – 1998/1999) yang
merupakan kelanjutan Reelita I sampai dengan Repelita V era Orde baru.
Untuk mewujudkan sasaran nasional pendidikan dalam kurun 1998 – 2000 di tetapkan
kebijakasanaan Nasional Pembangunan Ketujuh ( Pelita VII) , dikemukakan bahawa
pendidikan nasional :
1. Berakar pada kebudayaan bangsa
2. Di arahkan untuk Meningkatkan kecerdasan kehidupan bangsa
3. Menumbuhkan dan mempertebal rasa cinta tanah air
4. Perlu ditata, dikembangkan dan dimantapkan secara terpadu dan serasi
5. Mengutamakan pemerataan dan peningkatan kualitas pendidikan dasar
6. Memberikan kesempatan pada masyarakat seluas – luasnya berperan serta dalam
penyelengaraan pendidikan
7. Disesuaikan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
8. Melanjutkan dan meningkatkan pendidikan pancasila
Kemudian berdasarkan RPJMN 2004 – 2009 prioritas sektor pendidikan termasuk dalam
sasaran ketiga, yakni meningkatkan kualitas dan relevansi pendidikan . Peningkatan dicirikan
dengan :
Sebagai sarana penjaminan mutu pendidikan nasional, yang pengembangan dan pemantauannya
dilakukan oleh Badan Standarisasi Nasional Pendidikan sehingga diperlukan Standar Nasional
Pendidikan yang mencakup :
Visi Pendidikan Nasional “ Terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan
berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia
yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zamn yang selalu berubah”.
Misi Pendidikan Nasional adalah sebagai berikut:
Pasal 1 UU Sisdiknas 20/2003 yang mengartikan pendidikan sebagai “ Usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mampu
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara”
F. BAGAIMANA HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA, ORANG TUA, MASYARAKAT DAN
PEMERINTAH ?
Proses pencerdasan warga negara dilaksanakan melalui sistem pendidikan yang dijamin
secara konstitusional sebagaimana dinyatakan dalam pasal 5 UU Sisdiknas 20/2003 sebagai
berikut:
1. Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang
bermutu
2. Warga negara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, intelektual dan sosial
berhak memperoleh pendidikan khusus
3. Warga negara di daerah terpencil atau terbelakang serta masyarakat adat yang terpencil
berhak memperoleh pendidikan layanan khusus
4. Warga negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa berhak memperoleh
pendidikan khusus
5. Setiap warga negara berhak mendapat kesempatan meningkatkan pendidikan sepanjang
hayat
UU Sisdiknas 20/2003 (Pasal 6 ayat 2) menegaskan bahwa setiap warga negara yang berusia
7-15 tahun wajib mengikuti pendidikan dasar dan setiap warga negara bertanggung jawab
terhadap keberlangsungan penyelenggaraan pendidikan.
Pasal 7 ayat (1) dan (2) dinyatakan bahwa orang tua berhak berperan serta dalam memilih
satuan pendidikan dan memperoleh informasi tentang perkembangan pendidikan anaknya,
dan orang tua dari anak usia wajib belajar berkewajiban memberikan pendidikan dasar kepada
anaknya
Pasal 8 dinyatakan bahwa masyarakat berhak berperan serta dalam perencanaan,
pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi program pendidikan
Pasal 9 digariskan bahwa masyarakat berkewajiban memberikan dukungan sumber
daya dalam penyelenggaraan pendidikan
Pasal 10 diatur tegas bahwa pemerintah dan pemerintahdaerah wajib memberikan
layanan dan kemudahan, serta menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu
bagi setiap warga negara tanpa diskriminasi
Pasal 11 pemerintah wajib menjamin tersedianyadana guna terselenggaranya pendidikan
bagi setiap warga negara yang berusia tujuh sampai dengan lima belas tahun