Anda di halaman 1dari 11

TUGAS DISKUSI 2

Nama Mahasiswa : Vinie Aji Sukma


NIM Mahasiswa : 858741394
Program Studi : PGSD BI
Fakultas : FKIP

Nama Mata Kuliah : Perspektif Pendidikan SD


Kode Mata Kuliah : PDGK4104
Masa Tutorial : 2023.2
Jumlah Soal : 10 soal
Jenis Tugas : PENGUASAAN KONSEP

SOAL

1. Bagaimana makna ungkapan “jangan melupakan sejarah”?


2. Tuliskan 7 perundangan yang mengatur pendidikan, pengajaran dan
kebudayaan! Berilah penjelasan!
3. Jelaskan kebijakan strategis pendidikan SD di Indonesia di era orde baru!
4. Bagaimana proses dan isi pendidikan SD di era orde baru?
5. Tuliskan perundangan yang mengatur pendidikan dan kebudayaan! Berilah
penjelasan!
6. Jelaskan kebijakan strategis pendidikan SD di Indonesia di era reformasi
sampai sekarang!
7. Bagaimana proses dan isi pendidikan SD di era reformasi sampai
sekarang?
8. Bagaimana karakteristik perkembangan fisik, motoric, emosi, sosial anak!
Jelaskan beberapa factor yang mempengaruhi masing-masing!
9. Bagaimana perkembangan karakteristik intelektual, Bahasa, moral dan
spiritual anak! Berikan penjelasan singkat!
10. Soal tentang apa pada formatif 1 dan 2 pada modul 3 dan 4 yang masih
kurang tepat jawaban saudara?
JAWABAN
1. Ungkapan "jangan melupakan sejarah" adalah peringatan yang sering digunakan
untuk mengingatkan orang tentang pentingnya memahami, menghormati, dan
belajar dari sejarah. Ungkapan ini memiliki beberapa makna penting:
Pembelajaran: Sejarah adalah catatan pengalaman manusia di masa lalu, baik
yang positif maupun negatif. Dengan memahami sejarah, kita dapat belajar dari
kesalahan dan prestasi masa lalu untuk menghindari pengulangan kesalahan dan
memperbaiki masa depan.
a. Pemahaman Konteks: Memahami sejarah membantu kita memahami konteks
sosial, politik, dan budaya di mana peristiwa terjadi. Ini memungkinkan kita
untuk lebih baik memahami dunia saat ini dan mengapa sesuatu terjadi.
b. Menghormati Pengorbanan: Sejarah sering mencakup pengorbanan dan
perjuangan yang dilakukan oleh individu dan kelompok untuk mencapai
perubahan yang positif. Dengan mengingat sejarah, kita menghormati
perjuangan mereka dan mengenang pengorbanan mereka.
c. Kebebasan dan Hak Asasi Manusia: Banyak sejarah penuh dengan contoh
perjuangan untuk hak asasi manusia dan kebebasan. Ingat sejarah
membantu kita menghargai pentingnya hak-hak ini dan menjaga agar
mereka tidak hilang.
d. Pencegahan Pengulangan Kesalahan: Dalam beberapa kasus, sejarah juga
berisi pengalaman negatif yang dapat berfungsi sebagai peringatan untuk
mencegah kesalahan yang sama terjadi di masa depan. Dengan mengingat
sejarah, kita dapat mencegah kebijakan atau tindakan yang merugikan.
Dengan kata lain, ungkapan "jangan melupakan sejarah" mengingatkan kita
untuk tidak mengabaikan pelajaran berharga yang bisa kita ambil dari masa lalu.
Memahami dan menghormati sejarah adalah cara yang baik untuk tumbuh dan
berkembang sebagai individu dan masyarakat.
2. Berikut adalah 7 perundangan yang mengatur pendidikan, pengajaran, dan
kebudayaan di Indonesia beserta penjelasan singkatnya:
1) Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU No. 20 Tahun
2003): UU ini adalah dasar hukum utama untuk sistem pendidikan nasional
di Indonesia. Ini mencakup semua tingkatan pendidikan dari prasekolah
hingga perguruan tinggi. UU ini mengatur struktur, kurikulum, dan
pengelolaan pendidikan.
2) Undang-Undang Guru dan Dosen (UU No. 14 Tahun 2005): UU ini
mengatur status, hak, dan kewajiban guru dan dosen. Ini mencakup hal-hal
seperti kualifikasi, sertifikasi, dan peningkatan kompetensi guru dan dosen.
3) Undang-Undang Perlindungan Anak (UU No. 35 Tahun 2014): UU ini
berfokus pada perlindungan hak anak, termasuk hak atas pendidikan yang
layak. Ini melibatkan pengaturan perlindungan anak dalam konteks
pendidikan.
4) Undang-Undang Kepemudaan (UU No. 40 Tahun 2009): UU ini
mengatur berbagai aspek yang berkaitan dengan kepemudaan, termasuk
pendidikan dan pelatihan pemuda, serta keterlibatan mereka dalam
pembangunan nasional.
5) Undang-Undang Hak Cipta (UU No. 28 Tahun 2014): UU ini penting
dalam konteks pendidikan karena mengatur hak cipta, yang relevan dalam
penggunaan materi ajar dan sumber daya pendidikan.
6) Undang-Undang tentang Kebudayaan (UU No. 5 Tahun 2017): UU ini
mengatur berbagai aspek kebudayaan, termasuk pelestarian budaya, warisan
budaya, dan promosi budaya Indonesia di dalam dan luar negeri.
7) Undang-Undang tentang Bahasa (UU No. 24 Tahun 2009): UU ini
mengatur penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan
bahasa daerah sebagai bahasa daerah. Hal ini relevan dalam konteks
pendidikan dan pengajaran di berbagai daerah di Indonesia.
Perundangan-perundangan ini mengatur berbagai aspek pendidikan, pengajaran,
dan kebudayaan di Indonesia untuk memastikan bahwa sistem pendidikan
mencakup standar kualitas yang tinggi, melindungi hak anak, mendukung
pengembangan budaya, dan memastikan hak-hak guru dan dosen terlindungi.
Selain itu, peraturan-peraturan ini juga memberikan landasan hukum bagi
pembangunan pendidikan dan kebudayaan di Indonesia.
3. Kebijakan strategis pendidikan Sekolah Dasar (SD) di Indonesia selama era Orde
Baru (1966-1998) dipengaruhi oleh rezim Orde Baru yang dipimpin oleh Presiden
Soeharto. Selama masa ini, pemerintah Indonesia menerapkan serangkaian
kebijakan pendidikan yang memiliki beberapa karakteristik utama:

a. Sentralisasi Kontrol Pendidikan: Selama era Orde Baru, pemerintah pusat


memiliki kendali yang sangat kuat atas sistem pendidikan nasional. Ini
mencakup pengawasan terhadap kurikulum, buku teks, pengangkatan
guru, dan segala hal yang terkait dengan pendidikan.
b. Pendidikan Wajib 9 Tahun: Kebijakan strategis yang penting selama era
Orde Baru adalah pelaksanaan pendidikan wajib selama 9 tahun, yang
mencakup 6 tahun pendidikan dasar (SD) dan 3 tahun pendidikan
menengah pertama (SMP). Ini bertujuan untuk meningkatkan akses
pendidikan dasar bagi anak-anak di seluruh Indonesia.
c. Ketahanan Nasional dan Pembentukan Karakter: Pendidikan selama era
Orde Baru didorong untuk mendukung ketahanan nasional, ideologi
Pancasila, dan pembentukan karakter yang sesuai dengan nilai-nilai
pemerintah. Kurikulum dan materi ajar sering kali disesuaikan untuk
mencerminkan pandangan pemerintah.
d. Bureaucratic Centralization: Pendidikan di bawah rezim Orde Baru sangat
terpusat dalam birokrasi pemerintah. Sekolah-sekolah diawasi oleh
pejabat pemerintah lokal dan nasional. Guru-guru harus mengikuti
kurikulum nasional yang ditentukan pemerintah.
e. Kurikulum Nasional: Pemerintah menetapkan kurikulum nasional yang
ketat untuk semua sekolah di Indonesia. Kurikulum ini mencakup mata
pelajaran yang mendukung tujuan rezim Orde Baru, seperti ilmu sosial
yang mendukung ideologi Pancasila.
f. Penggunaan Bahasa Indonesia: Selama era Orde Baru, Bahasa Indonesia
dipromosikan sebagai bahasa utama dalam pendidikan. Bahasa daerah
dan bahasa asing sering kali dihindari dalam pengajaran di sekolah-
sekolah.
g. Program "Opération Rekonstruksi Sekolah Dasar" (ORSOS): Pada awal era
Orde Baru, pemerintah meluncurkan program ORSOS untuk membangun
dan merenovasi sekolah-sekolah dasar di seluruh Indonesia,
meningkatkan infrastruktur pendidikan dasar.

Meskipun ada upaya untuk meningkatkan akses dan kualitas pendidikan dasar
selama era Orde Baru, pendekatan yang sangat terpusat dan kurikulum yang
sangat diatur oleh pemerintah menghasilkan kritik. Beberapa kelompok
menganggapnya sebagai upaya untuk mengontrol dan membentuk pandangan
masyarakat sesuai dengan kepentingan pemerintah. Pasca-reformasi dan
jatuhnya rezim Orde Baru pada tahun 1998, pendidikan di Indonesia mengalami
sejumlah perubahan, termasuk desentralisasi pendidikan dan peningkatan
partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan pendidikan.
4. Selama era Orde Baru di Indonesia, pendidikan di Sekolah Dasar (SD) mengalami
berbagai perubahan dalam hal proses dan isi pendidikan. Berikut adalah
gambaran umum tentang proses dan isi pendidikan SD selama periode ini:

Proses Pendidikan SD:


a. Kurikulum Nasional: Pemerintah Orde Baru menetapkan kurikulum
nasional yang ketat untuk SD di seluruh Indonesia. Kurikulum ini
mencakup mata pelajaran yang meliputi Bahasa Indonesia, Matematika,
Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, Seni, Pendidikan
Agama, Pendidikan Jasmani, dan lain-lain. Kurikulum ini sering kali diatur
sedemikian rupa untuk mencerminkan pandangan pemerintah.
b. Buku Teks: Buku teks resmi yang sesuai dengan kurikulum nasional
digunakan di SD. Buku teks ini disetujui dan diterbitkan oleh pemerintah
pusat, dan siswa diharuskan menggunakan buku teks ini dalam proses
belajar-mengajar.
c. Bahasa Pengantar: Bahasa Indonesia adalah bahasa pengantar yang
digunakan dalam pengajaran di SD, sehingga siswa belajar dalam Bahasa
Indonesia. Bahasa daerah dan bahasa asing mungkin diajarkan sebagai
mata pelajaran terpisah.
d. Penilaian dan Ujian: Sistem penilaian dan ujian di SD mengikuti
pedoman nasional yang ketat. Siswa diuji secara teratur, dan hasil ujian
memiliki dampak besar pada promosi ke kelas berikutnya.
e. Pengelolaan Sekolah: Sekolah SD diawasi dan dikelola oleh pejabat
pemerintah lokal dan nasional. Birokrasi pemerintah memiliki kendali yang
kuat atas operasi sekolah, termasuk pengangkatan guru dan pemilihan
kepala sekolah.

Isi Pendidikan SD:


 Pendidikan Pancasila: Salah satu aspek utama dari isi pendidikan SD
selama era Orde Baru adalah pengajaran ideologi Pancasila, yang
merupakan dasar ideologi negara Indonesia. Pelajaran tentang Pancasila
dan nilai-nilai nasionalisme sering kali ditekankan.
 Agama: Pelajaran agama, yang dapat disesuaikan dengan agama yang
dianut oleh siswa (Islam, Kristen, Hindu, Buddha, dll.), adalah bagian
penting dari kurikulum. Ini adalah upaya untuk mempromosikan nilai-nilai
keagamaan.
 Ilmu Pengetahuan Sosial: Mata pelajaran ini mencakup topik-topik
seperti sejarah Indonesia, geografi, ekonomi, dan tata negara. Pengajaran
ini sering kali dimodifikasi untuk mengikuti pandangan pemerintah.
 Ilmu Pengetahuan Alam: Siswa belajar tentang ilmu pengetahuan
dasar, termasuk biologi, fisika, kimia, dan lingkungan alam. Materi
pelajaran ini mencakup pengetahuan ilmiah yang diperlukan.
 Bahasa Indonesia: Pengajaran bahasa Indonesia mencakup
pembelajaran membaca, menulis, mendengarkan, dan berbicara dalam
bahasa ini. Hal ini penting untuk memastikan bahwa siswa mampu
berkomunikasi dengan baik dalam bahasa nasional.

Selama era Orde Baru, pendidikan di SD didesain untuk mencerminkan


pandangan dan nilai-nilai pemerintah, serta mempromosikan persatuan nasional
dan ideologi Pancasila. Namun, pendekatan ini juga mendapat kritik karena
dianggap terlalu terpusat dan kurikulumnya terlalu diatur oleh pemerintah,
sehingga kurang memperhatikan keberagaman budaya dan kepentingan lokal.
Pasca-jatuhnya rezim Orde Baru, pendidikan di Indonesia mengalami perubahan
signifikan dengan lebih banyak desentralisasi dan partisipasi masyarakat dalam
proses pendidikan.
5. Berikut adalah beberapa perundangan utama yang mengatur pendidikan dan
kebudayaan di Indonesia:
a. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU No. 20 Tahun
2003): UU ini adalah dasar hukum untuk sistem pendidikan nasional di
Indonesia. Ini mengatur berbagai aspek pendidikan, termasuk struktur
pendidikan, pengelolaan sekolah, dan kurikulum. UU ini memberikan
kerangka kerja untuk pengembangan pendidikan di seluruh Indonesia.
b. Undang-Undang Kebudayaan (UU No. 5 Tahun 2017): UU ini mengatur
berbagai aspek kebudayaan, termasuk pelestarian budaya, warisan budaya,
dan promosi budaya Indonesia di dalam dan luar negeri. Ini mendukung
pelestarian dan pengembangan budaya Indonesia.
c. Undang-Undang Hak Cipta (UU No. 28 Tahun 2014): UU Hak Cipta
mengatur hak dan kewajiban dalam konteks kekayaan intelektual, termasuk
di bidang pendidikan dan budaya. Ini memastikan perlindungan hak cipta
dalam penggunaan bahan pendidikan dan kebudayaan.
d. Undang-Undang Perlindungan Anak (UU No. 35 Tahun 2014): UU ini
fokus pada perlindungan hak anak, termasuk hak atas pendidikan yang layak.
Ini mencakup aturan dan pedoman untuk perlindungan anak dalam konteks
pendidikan.
e. Undang-Undang Guru dan Dosen (UU No. 14 Tahun 2005): UU Guru
dan Dosen mengatur status, hak, dan kewajiban guru dan dosen. Ini
mencakup kualifikasi, sertifikasi, dan peningkatan kompetensi guru dan
dosen.
f. Undang-Undang Bahasa (UU No. 24 Tahun 2009): UU Bahasa
mengatur penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa
daerah sebagai bahasa daerah. Ini memiliki implikasi dalam konteks
pendidikan dan pengajaran di berbagai daerah di Indonesia.
g. Undang-Undang Kepemudaan (UU No. 40 Tahun 2009): UU
Kepemudaan mengatur berbagai aspek yang berkaitan dengan kepemudaan,
termasuk pendidikan dan pelatihan pemuda, serta keterlibatan mereka dalam
pembangunan nasional.
Perundangan ini memberikan dasar hukum yang penting bagi pengembangan
pendidikan dan pelestarian kebudayaan di Indonesia. Mereka mencakup berbagai
aspek, mulai dari struktur pendidikan hingga hak dan perlindungan anak, hak
cipta, dan pengaturan bahasa. Dengan demikian, mereka membentuk landasan
hukum untuk memastikan bahwa pendidikan dan kebudayaan di Indonesia
sesuai dengan nilai-nilai nasional dan berlangsung dengan baik.
6. Kebijakan strategis pendidikan di Sekolah Dasar (SD) di Indonesia selama era
reformasi hingga saat ini mengalami berbagai perubahan seiring dengan upaya
meningkatkan kualitas, aksesibilitas, dan relevansi pendidikan. Berikut adalah
beberapa kebijakan strategis yang relevan selama periode ini:
a. Desentralisasi Pendidikan: Salah satu perubahan utama yang terjadi
selama era reformasi adalah desentralisasi pendidikan. Sebelumnya,
pendidikan sangat terpusat di pemerintah pusat. Namun, dengan reformasi,
pemerintah daerah mendapatkan lebih banyak otonomi dalam mengelola
sistem pendidikan, termasuk SD. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan
responsivitas terhadap kebutuhan lokal.
b. Wajib Belajar 12 Tahun: Pada tahun 2003, pemerintah mengenalkan
kebijakan wajib belajar 12 tahun, yang mencakup 6 tahun SD, 3 tahun SMP,
dan 3 tahun SMA atau sederajat. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa
anak-anak mendapatkan pendidikan yang lebih panjang dan berkualitas.
c. Kurikulum 2013: Pada tahun 2013, pemerintah meluncurkan Kurikulum
2013 sebagai upaya untuk merestrukturisasi kurikulum pendidikan. Kurikulum
ini menekankan pendekatan yang lebih kontekstual, pemberian lebih banyak
keterampilan, dan pemahaman konsep yang lebih baik.
d. Pemberdayaan Guru: Kebijakan yang memprioritaskan pelatihan dan
peningkatan kompetensi guru telah diimplementasikan untuk mendukung
kualitas pendidikan SD. Guru adalah unsur kunci dalam pendidikan, dan
pemberdayaan mereka adalah prioritas.
e. Penggunaan Teknologi dalam Pendidikan: Pemerintah semakin
mempromosikan penggunaan teknologi dalam proses pendidikan, termasuk di
SD. Ini mencakup pengenalan perangkat lunak pembelajaran, perangkat
keras, dan pelatihan untuk guru dalam hal teknologi pendidikan.
f. Inklusi Pendidikan: Pemerintah berkomitmen untuk meningkatkan inklusi
pendidikan, memastikan bahwa anak-anak dengan berbagai kebutuhan
khusus atau disabilitas dapat mengakses pendidikan yang setara.
g. Peningkatan Akses Pendanaan: Berbagai program bantuan keuangan
telah diperkenalkan untuk membantu keluarga dalam biaya pendidikan,
termasuk program beasiswa dan bantuan tunai.
h. Pendidikan Karakter: Selain pelajaran akademis, pendidikan karakter juga
mendapat perhatian yang lebih besar, dengan penekanan pada
pengembangan sikap positif, nilai-nilai moral, dan kepemimpinan.
i. Kebijakan Merdeka Belajar: Kebijakan baru yang dikenal sebagai
"Merdeka Belajar" sedang diperkenalkan untuk memberikan siswa lebih
banyak kendali atas proses belajar mereka, memungkinkan mereka memilih
mata pelajaran yang mereka minati, dan berpartisipasi aktif dalam
pengembangan kurikulum.
Perubahan ini mencerminkan komitmen pemerintah Indonesia untuk
meningkatkan kualitas pendidikan, meningkatkan aksesibilitas, dan
menghadirkan pendidikan yang lebih relevan dan responsif terhadap kebutuhan
masyarakat. Kendati demikian, masih ada tantangan yang perlu diatasi, termasuk
kualitas guru, peralatan, dan infrastruktur yang belum merata di seluruh wilayah
Indonesia. Upaya terus dilakukan untuk mengatasi masalah ini dan
meningkatkan pendidikan SD di negara ini.
7. Proses dan isi pendidikan di Sekolah Dasar (SD) di Indonesia telah mengalami
berbagai perubahan selama era reformasi hingga saat ini. Berikut adalah
gambaran umum tentang proses dan isi pendidikan SD selama periode ini:
Proses Pendidikan SD:
a. Desentralisasi Pendidikan: Salah satu perubahan signifikan selama era
reformasi adalah desentralisasi pendidikan. Pemerintah daerah memiliki lebih
banyak otonomi dalam mengelola pendidikan, termasuk SD. Hal ini bertujuan
untuk meningkatkan responsivitas terhadap kebutuhan lokal.
b. Kurikulum Nasional: Kurikulum Nasional terus digunakan sebagai landasan
dalam pengajaran di SD, namun ada peningkatan dalam pemberian otonomi
kepada sekolah dan guru dalam hal penyesuaian kurikulum sesuai dengan
kebutuhan lokal.
c. Pembelajaran Aktif: Pendekatan pembelajaran yang lebih aktif dan
berbasis keterampilan telah diterapkan, yang melibatkan siswa lebih banyak
dalam proses pembelajaran. Ini mencakup metode seperti pembelajaran
berbasis proyek dan pembelajaran kontekstual.
d. Peningkatan Kualitas Guru: Upaya telah dilakukan untuk meningkatkan
kualitas guru melalui pelatihan dan pengembangan profesional yang lebih
baik. Program sertifikasi guru telah diperkenalkan untuk memastikan guru
memiliki kualifikasi yang memadai.
e. Penilaian Berbasis Kompetensi: Penilaian siswa lebih banyak berbasis
kompetensi dan keterampilan, bukan hanya penilaian berbasis tes. Ini
bertujuan untuk memberikan gambaran yang lebih holistik tentang
kemampuan siswa.
f. Inklusi Pendidikan: Pemerintah berkomitmen untuk meningkatkan inklusi
pendidikan, yang berarti memastikan bahwa anak-anak dengan berbagai
kebutuhan khusus atau disabilitas dapat mengakses pendidikan yang setara.

Isi Pendidikan SD:


a. Kurikulum 2013: Pada tahun 2013, pemerintah meluncurkan Kurikulum
2013 sebagai upaya untuk merestrukturisasi kurikulum pendidikan. Kurikulum
ini menekankan pemberian pengetahuan dan keterampilan yang lebih relevan
dengan kehidupan sehari-hari.
b. Pendidikan Karakter: Selain pelajaran akademis, pendidikan karakter juga
mendapat perhatian yang lebih besar, dengan penekanan pada
pengembangan sikap positif, nilai-nilai moral, dan kepemimpinan.
c. Bahasa Indonesia dan Bahasa Daerah: Bahasa Indonesia tetap menjadi
bahasa pengantar di SD, tetapi pendidikan bahasa daerah juga didukung dan
diintegrasikan dalam kurikulum, terutama di wilayah yang memiliki bahasa
daerah yang kuat.
d. Materi Pelajaran Multikultural: Isi pendidikan SD saat ini mencakup
materi tentang keragaman budaya dan keberagaman agama di Indonesia,
dengan tujuan meningkatkan pemahaman dan toleransi.
e. Penggunaan Teknologi: Pemerintah juga mendorong penggunaan
teknologi dalam pembelajaran, dengan banyak sekolah yang dilengkapi
dengan fasilitas teknologi untuk mendukung proses belajar-mengajar.
f. Pendidikan Lingkungan Hidup: Kesadaran tentang isu lingkungan telah
menjadi bagian integral dari kurikulum, dengan tujuan untuk mengajarkan
siswa tentang keberlanjutan dan perlindungan lingkungan.

Perubahan ini mencerminkan upaya untuk meningkatkan kualitas dan relevansi


pendidikan SD di Indonesia. Namun, masih ada tantangan, termasuk kualitas
pendidikan yang belum merata di seluruh wilayah dan kebutuhan untuk terus
memperbaiki kualifikasi dan kondisi kerja guru. Pemerintah terus berusaha untuk
meningkatkan pendidikan SD dengan berbagai inisiatif dan reformasi.
8. Perkembangan anak mencakup banyak aspek yang meliputi fisik, motorik, emosi,
dan sosial. Berikut adalah karakteristik perkembangan dalam setiap aspek dan
beberapa faktor yang mempengaruhinya:
a. Perkembangan Fisik:
 Cepat Pertumbuhan: Anak mengalami pertumbuhan fisik yang pesat,
terutama selama tahun-tahun awal kehidupan. Ini termasuk pertumbuhan
tinggi badan, berat badan, dan perkembangan organ internal.
 Perkembangan Sistem Motorik: Anak mulai mengembangkan
kemampuan motorik kasar dan halus. Motorik kasar melibatkan gerakan
tubuh besar seperti berjalan, sedangkan motorik halus melibatkan
keterampilan seperti menggenggam benda kecil.
 Pengaruh Nutrisi: Asupan nutrisi yang seimbang sangat penting untuk
pertumbuhan dan perkembangan fisik yang optimal. Kekurangan gizi
dapat menghambat pertumbuhan.
b. Perkembangan Motorik:
 Keterampilan Motorik Kasar: Anak mulai belajar keterampilan seperti
berjalan, melompat, berlari, dan bermain dengan benda-benda besar. Ini
juga melibatkan pengembangan koordinasi tubuh dan keseimbangan.
 Keterampilan Motorik Halus: Keterampilan seperti menggenggam,
menggambar, menulis, dan memegang benda-benda kecil menjadi
semakin terampil.
 Latihan dan Aktivitas Fisik: Aktivitas fisik dan latihan berperan penting
dalam pengembangan motorik. Permainan dan kegiatan fisik membantu
perkembangan keterampilan ini.
c. Perkembangan Emosional:
 Identifikasi dan Pengelolaan Emosi: Anak mulai mengidentifikasi dan
merasakan berbagai emosi seperti sukacita, marah, sedih, dan
kecemasan. Mereka juga belajar untuk mengelola emosi mereka secara
lebih efektif.
 Perasaan Aman dan Kasih Sayang: Hubungan yang sehat dan kasih
sayang dari orang tua atau pengasuh penting untuk pengembangan
emosional yang baik. Perasaan aman memungkinkan anak untuk lebih
percaya diri dalam mengungkapkan emosi mereka.
 Pengaruh Pengalaman dan Lingkungan: Pengalaman dan lingkungan
di sekitar anak, seperti keluarga dan teman-teman, dapat memengaruhi
perkembangan emosional. Pengalaman positif dan dukungan dapat
membantu anak merasa lebih aman dan bahagia.
d. Perkembangan Sosial:
 Interaksi dengan Teman Sebaya: Anak mulai berinteraksi lebih
banyak dengan teman sebaya. Ini membantu mereka belajar tentang
kerjasama, persahabatan, dan bagaimana berkomunikasi.
 Pengembangan Kemampuan Berbagi dan Empati: Anak mulai
belajar berbagi, bekerja sama, dan mengembangkan kemampuan empati,
yaitu kemampuan untuk memahami perasaan orang lain.
 Model Perilaku Orang Dewasa: Anak juga memperhatikan dan meniru
perilaku orang dewasa dalam lingkungan mereka. Model perilaku yang
baik membantu membentuk perkembangan sosial yang positif.

Faktor-faktor yang memengaruhi perkembangan anak di masing-masing aspek


ini dapat bervariasi, tetapi faktor seperti lingkungan, interaksi sosial, perawatan
yang baik, dan stimulasi yang sesuai sangat penting untuk perkembangan yang
sehat. Setiap anak unik, dan perkembangan mereka dipengaruhi oleh kombinasi
faktor individu dan pengalaman. Orang tua, pengasuh, dan pendidik memiliki
peran penting dalam mendukung perkembangan anak dalam semua aspek ini.
9. Perkembangan anak mencakup berbagai karakteristik, termasuk intelektual,
bahasa, moral, dan spiritual. Berikut adalah penjelasan singkat tentang masing-
masing karakteristik ini:
a. Perkembangan Intelektual:
 Perkembangan intelektual melibatkan kemampuan anak untuk berpikir,
memahami, dan memecahkan masalah.
 Pada tahap awal, anak mengembangkan keterampilan dasar seperti
pengamatan, mengingat, dan mengklasifikasikan.
 Saat bertumbuh, kemampuan berpikir kritis dan logis berkembang, yang
memungkinkan anak untuk memecahkan masalah yang lebih kompleks.
 Faktor seperti stimulasi kognitif, pendidikan, dan pengalaman bermain
berperan penting dalam perkembangan intelektual.
b. Perkembangan Bahasa:
 Perkembangan bahasa melibatkan kemampuan anak untuk berkomunikasi
secara verbal dan tertulis.
 Pada awalnya, anak belajar bahasa dengan mendengarkan dan meniru
percakapan di sekitarnya.
 Saat tumbuh, anak mulai memahami aturan bahasa, memperluas
kosakata, dan mengembangkan kemampuan berbicara dan menulis.
 Interaksi sosial, berbicara dengan orang dewasa, dan membaca buku
membantu dalam perkembangan bahasa.
c. Perkembangan Moral:
 Perkembangan moral melibatkan pemahaman dan internalisasi norma dan
nilai-nilai moral.
 Pada awalnya, anak mungkin memahami moralitas sebagai peraturan
yang diberlakukan oleh orang dewasa.
 Saat tumbuh, mereka mulai mengembangkan pemahaman yang lebih
dalam tentang konsep seperti keadilan, empati, dan tanggung jawab.
 Didiklah anak dengan norma dan nilai-nilai moral yang positif dan berikan
contoh perilaku moral yang baik.
d. Perkembangan Spiritual:
 Perkembangan spiritual melibatkan pemahaman anak tentang nilai-nilai
dan makna dalam hidup, termasuk keyakinan keagamaan dan nilai-nilai
etis.
 Anak mungkin mulai bertanya tentang makna hidup, kematian, dan
eksistensi agama pada tahap tertentu.
 Pengalaman keagamaan, pembelajaran tentang nilai-nilai etis, dan
pembicaraan tentang makna hidup dapat membantu dalam
perkembangan aspek spiritual anak.
Setiap anak mengalami perkembangan karakteristik ini secara unik. Orang tua,
pengasuh, dan pendidik memiliki peran penting dalam memberikan dukungan,
bimbingan, dan lingkungan yang memfasilitasi perkembangan yang sehat dalam
aspek-aspek ini.
10. Hal paling merasa kebingungan adalah ketika dihadapkan soal dengan UU
tentang pendidikan yang semakin lama banyak pembaharuan sehingga saya
kesulitan saat menghadapi perubahan perundang-undnagan.

Anda mungkin juga menyukai