Anda di halaman 1dari 4

TUGAS TUTORIAL 1

PDGK 4104 / PERSPEKTIF PENDIDIKAN SD


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

Nama : Lola Ramadhana


Nim : 856244096

1.
A. Mengapa pengembangan pendidikan sekolah dasar memerlukan
landasan filosofis, psikologis-pedagogis, dan sosialogis-antropologis?
1) Landasan filosofis merupakan gagasan dasar atau pernyataan yang
diasumsikan sebagai suatu kebenaran yang dijadikan sebagai tolak ukur
dalam melakukan praktek pendidikan. Landasan ini berupa : Pancasila, UU,
serta aliran filsafat lainnya. Oleh karena itu, dalam pengembangan
pendidikan memerlukan landasan filosofis sebagai arah dan petunjuk untuk
dunia pendidikan dalam menjalankan sistem pendidikan itu sendiri.
2) Psikologis-pedagogis merujuk pada studi tentang tingkah laku seseorang atau
kelompok dalam proses pembelajaran dunia pendidikan serta penerapan
usaha-usaha yang dilakukan dalam lingkungan pendidikan itu sendiri.
Sehingga landasan ini mampu memberikan arahan untuk menganalisa pola
prilaku dan karakteristik yang ada dalam dunia pendidikan.
3) Sosiologis-antropologis berfungsi sebagai tolak ukur dalam melihat sudut
pandang pendidikan Sekolah Dasar dalam faktor lingkungan sekolah,
masyarakat, proses enkulturasi, atau pewarisan nilai peserta didik dalam
konteks kebudayaan.

B. Apa fungsi landasan historis-ideologis, dan yuridis bagi pengembangan


pendidikan sekolah dasar?
1) Landasan historis-ideologis berfungsi sebagai gagasan atau pemikiran yang
melatarbelakangi pertumbuhan dan perkembangan pendidikan sekolah dasar
pada saat ini yang didukung dengan adanya fakta sejarah yang relevan. Hal
ini dapat dilihat dari munculnya berbagai gerakan pendidikan yang dilakukan
oleh seluruh kalangan masyarakat sehingga mendorong adanya pergerakan
ideologi pendidikan seperti Tut Wuri Handayani.
2) Landasan Yuridis berfungsi sebagai dasar fondasi dari suatu komitmen
politik negara Indonesia dalam bentuk ketentuan normatif konstitusional
yaitu Pancasila dan UU RI 1945. Hal ini terlihat pada alinea keempat
pembukaan UUD 1945 yang mencerdaskan kehidupan bangsa yang
berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, dst. Ketentuan tersebut
menjadi pedoman tertulis dalam pelaksanaan pendidikan di Indonesia.
2.
A. Karakteristik umum pendidikan sekolah dasar!
1. Melek Wacana, artinya siswa mampu memahami fenomena yang terjadi
dalam lingkungan serta mampu menempatkan diri.
2. Komunikasi, siswa diharapkan mampu menyampaikan informasi kepada
orang lain dengan penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
3. Problem Solving, merujuk pada kemampuan siswa dalam menyelesaikan
suatu masalah. Dapat dimisalkan bahwa, siswa ditempatkan pada suatu
masalah, siswa mampu mengidentifikasi permasalahan tersebut, serta
mencari solusi dari permasalahan tersebut.
4. Reasoning, mengarahkan siswa untuk mampu berfikir secara logis, sistematis,
serta konsisten. Sehingga siswa dapat mengembangkan kemampuan
bernalarnya.
B. Karakteristik khusus pendidikan sekolah dasar!
1. Siswa, merupakan objek penting dalam dunia pendidikan karena pada tahap
itu anak-anak berada pada posisi pra-operasional konkret. Siswa hanya
melihat dunia secara keseluruhan satuan yang utuh.
2. Guru, merupakan salah satu faktor penting dalam pembentukan karakter dan
pola berfikir siswa. Guru yang baik tentu menghasilkan siswa yang baik
begitupun sebaliknya.
3. Kurikulum, memuat semua pola pelaksanaan pendidikan di SD agar dapat
mewujudkan pendidikan yang baik dan berkualitas.
4. Pembelajaran SD, dengan adanya pembelajaran tentu mampu meningkatkan
kemampuan bernalar sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai.
5. Gedung dan fasilitas SD, merupakan suatu wadah untuk menyalurkan sistem
pendidikan yang dijalankan oleh suatu negara. Fasilitas yang baik mampu
memberikan kenyamanan belajar siswa, begitupun sebaliknya.
3. Analisis komparasi antara pendidikan sekolah dasar di jaman orde baru
dan era reformasi berdasarkan ketentuan UU yang berlaku, kebijakan
strategis, isi, dan proses pendidikan.
1) Pada era orde baru, ketentuan UU yang berlaku mengatur tentang sistem
pendidikan secara nasional tercantum pada Undang-Undang No. 2 Tahun
1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS). Sedangkan untuk
era reformasi Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 dengan Peraturan
Pemerintah RI (PP RI) No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan (SNP) sebagai ketentuan perundang-undangan turunan.
2) Pada era orde baru, kebijakan strategis mencakup semua sektor yang dalam
kehidupan masyarakat. Kebijakan tersebut dituangkan dalam Pembangunan
Jangka Panjang 25 tahun. (PJP I) untuk kurun waktu 1969/1970 - 1993/1994
dijabarkan dalam Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita I-V),
diarahkan pada komitmen nasional terhadap Pancasila dan UUD 1945
sebahai landasan dan tujuan akhir pendidikan. Sedangkan era reformasi,
kebijakan strategisnya merupakan lanjutan dari Pembangunan Jangka
Panjang Kedua (PJP II) awal. Pembangunan pendidikan pada era reformasi
ini berlandaskan pada Garis Besar Haluan Negara (GBHN) yang tertuang
dalam TAP MPR Nomor II/MPR/1998.
3) Pada era orde baru, PJP I dilaksanakan program perluasan dan pemerataan
kesempatan belajar, terutama pada jenjang pendidikan SD. Hal tersebut
bertjuan agar menciptakan kesempatan yang sama bagi setiap orang
memperoleh pendidikan (Djojonegoro, 1996:189). sedangkan pada era
reformasi, isi dan proses pendidikan SD mencakup pada kurikulum serta
perangkat pendidikan dan pengelolaan pendidikan secara menyeluruh. Hal
tersebut tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, Pasal6
Ayat (1).
Daftar Pustaka

I.G.A.K., Wardani. 2021. Perspektif Pendidikan SD. Tangerang : Universitas


Terbuka.

Anda mungkin juga menyukai