ARTIKEL
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK II
4. NURHASANAH (A1B119046)
DOSEN PENGAMPU
UNIVERSITAS JAMBI
2019
ABSTRAK
OLEH:
4. NURHASANAH (A1B119046)
Di dalam landasan filosofi, terdapat beberapa aliran filsafat yang kita kenal
sampai saat ini yaitu: idealisme, realism,perenialisme, esensialisme, pragmatisme,
dan progresivisme, rekonstruksionisme dan eksistensialisme. Berikut ini
dipaparkan beberapa aliran filsafat pendidikan .
1. Esensialisme
Mazhab pendidikan yang mengutamakan pelajaran teoretis (liberal arts)
atau bahan ajaran esensial
2. Perenialisme
Aliran pendidikan yang mengutamakan bahan ajaran kostan (perennial),
yakni kebenaran ,keindahan, serta cinta kepada kebaikan universal.
3. Idealisme
Aliran filsafat yang manganggap hakikat kebenaran adalah gagasan
kejiwaan yang di sebut gagasan/ ide (idea) ; variasinya antara lain
spritualisme, neokantianisme, dll.
4. Pragmatisme dan Progresivisme
Aliran filsafat yang memandang segala sesuatu dari nilai keguatan praktis.
Di bidang pendidikan, aliran ini melahirkan progresivisme yang
menentang pendidikan tradisional.
5. Rekonstruksionisme
Mazhab filsafat pendidikan yang menetapkan sekolah/lembaga pendidikan
sebagai pelopor perubahan masyarakat.
Menurut Cropley (1970: 2-3, Sulo Lipu La Sulo, 1990: 25-26, dalam
Tirtarahardja, 1994: 121), belajar sepanjang hayat merupakan pendidikan yang
harus :
1. Meliputi seluruh hidup setiap individu
2. Mengarah kepada pembentukan, pembaharuan, peningkatan, dan
penyempurnaan secara sistematis
3. Tujuan akhirnya adalah mengembangkan penyadaran diri setiap indiviu
4. Mengakui kontribusi dari semua pengaruh pendidikan yang mungkin
terjadi.
Jika diterapkan dalam sistem pendidikan yang berlaku saat ini, maka
pendekatan yang sangat mungkin digunakan untuk mencapai asas ini adalah
melalui pendekatan “Pembalajaran dan Pengajaran Kontekstual.” Sedang dalam
konteks pendidikan di Indonesia, konsep “Pembelajaran dan Pengajaran
Kontekstual” sedikit banyak telah termanifestasi ke dalam sistem Kurikulim
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Selain KTSP – yang notabene merupakan
bagian dari pendidikan formal, maka Asas Belajar sepanjang Hayat juga
termanifestasi dalam program pendidikan non-formal, seperti program
pemberantasa buta aksara untuk warga Indonesia yang telah berusia lanjut, dan
juga program pendidikan informal, seperti hubungan sosial dalam masyarakat dan
keluarga tentunya.
2.2.3 Asas Kemandirian dalam Belajar
Keberadaan Asas Kemandirian dalam Belajar memang satu jalur dengan
apa yang menjadi agenda besar dari Asas Tut Wuri Handayani, yakni memberikan
para peserta didik kesempatan untuk “berjalan sendiri.” Inti dari istilah “berjalan
sendiri” tentunya sama dengan konsep dari “mandiri” yang dalam Asas
Kemandirian dalam Belajar bermakna “menghindari campur tangan guru namun
(guru juga harus) selalu siap untuk ulur tangan apabila diperlukan” (Tirtarahardja,
1994: 123).
Dalam kegiatan belajar mengajar, sedini mungkin dikembangkan sikap
kemandirian dalam belajar dengan menghindari campur tangan guru,tetapi guru
selalu siap mengeluarkan tangan bila diperlukan.
Perwujudan asas kemandirian dalam belajar akan menempatkan guru
dalam peran utama sebagai fasilitator dan motivator . salah satu pendekatan yang
memberikan peluang dalam melatih kemandirian belajar peserta didik adalah
sistem CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif).
2.2.4 Asas-Asas Pelaksanaan Pendidikan Nasional di Indonesia
Pendidikan di Indonesia dilaksanakan dengan selalu memerhatikan asas-
asas pendidikan berikut ini.
1. Asas semesta, menyeluruh, dan terpadu
2. Asas pendidikan seumur hidup
3. Asas tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat, dan
pemerintah
4. Asas pendidikan berlangsung dalam lingkungan rumah tangga, sekolah,
dan masyarakat
5. Asas keselarasan dan keterpaduan dengan ketahanan nasional dan
wawasan nusantara
6. Asas Bhineka Tunggal Ika
7. Asas keselarasan, keserasian, dan keseimbangan
8. Asas manfaat, adil, dan merata
9. Asas ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri
handayani
10. Asas mobilitas, efesensi, dan efektivitas
11. Asas kepastian hukum
3.1 Kesimpulan
Pendidikan sebagai usaha sadar untuk menjadi lebih baik tentunya
memrlukan landasan-landasan pendidikan yang sangat kokoh. Dalam
pembentukan landasan pendidikan, tentunya harus didasaran pada falsafah bangsa
dan diharapkan dapat mengatur kehidupan bangsa di masa yang akan datang.
Dengan pentingnya hal tersebut, maka masyarakat perlu memaknainya dengan
baik. Adapun landasan pendidikan tersebut, yaitu landasan filosofis, sosiologis,
kultural, psikologis, ilmiah dan teknologi, ekonomi, historis, religius, dan
legalistik.
Adapun asas-asas pendidikan di Indonesia, mengenal adanya tiga asas
pendidikan. Asas-asas tersebut yaitu asas Tut Wuri Handayani, asas Belajar
Sepanjang Hayat, dan asas Kemandirian dalam Belajar.
3.2 Saran
Saran yang penulis sampaikan kepada pembaca yaitu hendaknya pembaca
dapat menambah wawasan mengenai landasan dan asas-asas pendidikan serta
penerapannya. Selain itu, diharapkan pembaca dapat berusaha meningkatkan mutu
pendidikan di Indonesia setelah memahami materi tersebut.
Kami menyadari dalam penulisan artikel ini jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran dari pembaca sangatlah diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA