Dalam dunia pendidikan, kurikulum memegang peranan yang sangat
penting. Hal ini tidak terlepas dari peran kurikulum dalam memberikan arah, isi, maupun proses pendidikan sehingga dapat mencapai keberhasilan tujuan yang diinginkan. Sesuai dengan kehendak zaman yang senantiasa mengalami perubahan, maka kurikulum juga harus bersifat dinamis dan mampu beradaptasi dengan perubahan. Karena itu mutlak diperlukan adanya perbaikan dan penyempurnaan kurikulum dari waktu ke waktu, suatu hal yang kemudian dikenal dengan istilah pengembangan kurikulum. Adapun yang menjadi landasan dalam pengembangan kurikulum menurut Robert S. Zais (1976): 1. Landasan Filosofis Filsafat berarti cinta akan kebijakan, maksudnya untuk menjadi bijak diperlukan berpikir secara mendalam, kritis dan sistematik. Landasan Filosofis dari hasil berpikir secara mendalam, analitis, logis dan sistematis dalam merencanakan, melaksanakan, membina dan mengembangkan kurikulum. Menurut Redja Mudyahardjo (1989) terdapat 3 sistem pemikiran filsafat yang sangat besar pengaruhnya dalam pendidikan khususnya di Indonesia yaitu filsafat idealisme, realisme, dan fragmantisme. 1) Landasan Filosofis Pendidikan Idealisme Menurut filsafat idealisme, manusia adalah makhluk spiritual, cerdas dan bertujuan. Pendidikan harus dikembangkan pada upaya pembentukan karakter, bakat dan kebajikan sosial sesuai dengan hakikat pendidikan. Dengan demikian tujuan pendidikan dari mulai tingkat pusat sampai pada rumusan tujuan pembelajaran harus merefleksikan pembentukan karakter, pengembangan bakat dan kebajikan sosial sesuai dengan fitrah kemanusiaannya. Jadi isi kurikulum dirancang untuk mengembangkan kemampuan berpikir manusia, menyiapkan keterampilan bekerja yang dilakukan dalam program pendidikan secara praktis. 2) Landasan Filosofis Pendidikan Realisme Menurut filsafar realisme, manusia adalah apa yang ia kerjakan sehingga tujuan pendidikan hendaknya dirumuskan terutama diarahkan untuk melakukan penyesuaian diri dalam hidup dan melaksanakan tanggung jawab sosial. Sehingga apabila kurikulum didasarkan pada filosofi realisme maka kurikulum harus dikembangkan secara komprehensif meliputi pengetahuan yang bersifat sains, sosial, maupun muatan nilai-nilai. Penerapannya pada guru ialah mereka harus menguasai tugas-tugas yang terkait dengan pendidikan khususnya pembelajaran seperti penguasaan terhadap metode, media dan strategi pembelajaran. 3) Landasan Filosofis Pendidikan Fragmantisme Manusia menurut fragmantisme adalah hasil evolusi biologis, psikologis dan sosial tanpa dibekali kemampuan bahasa, keyakinan dan norma-norma. Dalam filosofi ini, pendidikan tidak ada batas akhirnya sebab pendidikan adalah pertumbuhan sepanjang hayat. Tujuan pendidikan lebih diarahkan pada upaya untuk memperoleh pengalaman yang berguna untuk menyelesaikan masalah yang ada dalam hidup. Penerapannya dalam pendidikan adalah dengan isi kurikulum yang memuat pengalaman-pengalaman yang telah teruji, yang sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa. 4) Landasan Filosofis Pendidikan Nasional Tujuan pendidikan nasional di Indonesia bersumber pada Pancasila, ini berarti bahwa pendidikan harus membawa siswa menjadi manusia yang berpancasila. Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. 2. Landasan Psikologis Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia. Siswa atau anak adalah individu yang sedang berada dalam masa perkembangan seperti dari segi fisik, mental, intelektual, moral dan lain sebagainya sehingga penerapan landasan psikologi dalam pengembagan kurikulum tiada lain agar upaya pendidikan yang dilakukan dapat menyesuaikan dengan hakikat anak. Karakteristik yang berbeda dalam perbedaan usia siswa bahkan dengan usia yang sama pun telah dikaji dalam ilmu psikologi. Perkembangan yang dialami anak adalah hasil dari proses belajar, dalam hal ini terdapat dua macam psikologi yang dapat dijadikan pedoman untuk pengembangan kurikulum yaitu : 1) Psikologi Perkembangan Menurut teori Piaget bahwa perkembangan individu ada beberapa tahap yaitu sensory motor, pre-operational, concrete operational, formal operational. Setiap tahapan diatas memiliki tugas kognitif yang harus diselesaikan sehingga tiap tahap memiliki tingkat berpikir yang berbed, oleh sebab itu isi kurikulum sudah seharusnya disusun berdasarkan tingkat perkembangan individu. 2) Psikologi belajar Ilmu ini berisikan bagaimana tipe-tipe individu dalam belajar untuk membantu guru dalam memahami perilaku siswanya, meningkatkan kecerdasan individu, menemukan bakat siswa dan lain sebagainya. 3. Landasan Sosial Budaya Pendidikan merupakan suatu proses sosial karena berfungsi memasyarakatkan siswa, oleh sebab itu sekolah harus bekerja sama dengan masyarakat untuk menjadikan anak-anak sebagai pribadi yang sosialis. Oleh karena itu, agar pendidikan dapat memberikan bekal yang berarti bagi masyarakat maka kurikulum sebagai rencana belajar perlu menjadikan tuntunan dan kebutuhan masyarakat sebagai salah satu landasan dalam pengembangannya. 4. Landasan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Landasan perkembangan IPTEK diperlukan sebagai upaya untuk menyelaraskan isi kurikulum dengan perkembangan dan kemajuan dalam bidang IPTEK sehingga konsep kurikulum harus dikembangkan berdasarkan perkembangan era digital sekarang ini karena ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang sangat pesat seiring berkembangnya masyarakat. Perkembangan IPTEK akan menjadi isi pendidikan dan secara tidak langsung akan memberikan tugas pada guru untuk membekali pengetahuan tentang IPTEK pada masyarakat untuk memecahkan masalahnya sendiri. Untuk terciptanya proses pendidikan yang sesuai dengan perkembangan masyarakat maka diperlukan rancangan berupa kurikulum yang landasan pengembangannya memperhatikan faktor perkembangan masyarakat. Jadi dengan kurikulum yang berlandaskan sosial dan IPTEK diharapkan menjadikan perkembangan IPTEK bisa membawa masyarakat menjadi lebih baik lagi dan dapat lahir individuindividu yang dapat memajukan peradaban manusia. Omar Muhammad al-Tommy yang menyebutkan bahwa ada 4 asas yaitu agama, falsafah, psikologis dan sosiologis. Selain itu ada juga Raharjo yang menyebutkan bahwa ada 4 asas kurikulum yaitu filososfis, psikologis, sosiologis dan empirik. Maka berdasarkan hal itu berikut adalah penjabaran landasan-landasan pengembangan kurikulum dari beberapa ahli: 1. Landasan Agama Kurikulum yang berlandaskan ajaran agama Islam harus berusaha supaya mampu menolong siswa untuk membina iman. Dengan iman yang kuat mereka mampu mengamalkan aspek-aspek nilai yang didapatkan di sekolah, sebagai kerangka dalam mengantarkan siswa yang bermanfaat bagi dirinya maupun lingkungannya. Kurikulum juga harus mampu menanamkan nilai-nilai yang berpegang teguh pada ajaran-ajaran agama dan akhlak mulia, menambahkan kesadaran agama serta melengkapi dengan ilmu yang bermanfaat di dunia maupun di akhirat. Dengan demikian, untuk mencapai tujuan tersebut, kurikulum harus bersifat mendalam dan menyeluruh. 2. Landasan Filosofis Filsafat yang berarti cinta akan kebijakan, untuk mengerti dan berbuat secara bijak terlebih dahulu harus memiliki pengetahuan, dan pengetahuan yang diperoleh melaui proses berpikir secara mendalam, logis dan sistematis. Pengetahuan tersebut diperoleh melalui proses berpikir secara sistematik, logis dan mendalam. Pentingnya filsafat dalam mengembangkan kurikulum adalah dengan pendidikan berintikan interaksi antar manusia terutama antara guru dan siswa 3. Landasan Yuridis Adapun landasan kurikulum dari tahun 1994 sampai kurikulum 2013 yaitu: pertama, UUD 1945 dan perubahannya Bab XIII tentang pendidikan dan kebudayaan pasal 31. Kedua, amanat UU No. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Ketiga, Peraturan MenteriPendidikan dan Kebudayaan No. 060/U/1993. Keempat, TAP MPR No. IV/MPR/1999 GBHN. Kelima, Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 tentang pemerintah daerah. Keenam, Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 2000 tentang kewenangan pemerintah dan kewenangan provinsi sebagai daerah otonom. Ketujuh, UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas. Kedelapan, Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Pendidikan Nasional. Kesembilan, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.22 Tentang Standar Isi dan No.23 tentang Standar Kompetensi Lulusan. Kesepuluh, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.22 tentang pelaksanaan Standar Isi jenjang SD/MI.21 Kesebelas, Peraturan Pemerintah Pendidikan Nasional No.41 tahun 2007 tentang Standar Proses Pendidikan tingkat Sekolah Dasar. Keduabelas, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 54 tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan. Ketigabelas, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 64 tahun 2013 tentang Standar Isi. Keempat belas, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 65 tahun 2013 tentang Standar Proses. Ke lima belas, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 66 tahun 2013 tentang Standar Penilaian. Keenambelas, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 67 tahun 2013 tentang Kompetensi Dasar dan Struktur Kurikulum SD/MI. 4. Landasan Psikologis Landasan psikologis dalam pengembangan kurikulum meliputi faktor-faktor psikologis yang harus dijadikan dasar pertimbangan dalam pengembangan kurikulum. Landasan psikologis diperlukan terutama dalam seleksi dan organisasi bahan pelajaran, menentukan kegiatan belajar yang paling serasi, dan merencanakan kondisi belajar yang optimal agar tujuan belajar tercapai. Dalam hubungannya dengan materi pembelajaran, pemilihan dan penentuan materi pelajaran harus disesuaikan dengan tahap perkembangan siswa sehingga akan fungsional dalam upaya membantu perkembangan dirinya agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan efektif sesuai dengan taraf perkembangan mereka. Oleh karena itu, landasan psikologi dalam pengembangan kurikulum adalah psikologi belajar dan psikologi perkembangan. Psikologi belajar memberikan sumbangan terhadap kurikulum mengenai pelaksanaan kurikulum di sekolah, yakni melalui strategi belajar mengajar. Psikologi belajar berkenaan proses perubahan tingkah laku manusia itu terjadi. Hal ini diperlukan dalam pendidikan terutama bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran, sebab proses belajar mengajar atau pembelajaran pada hakikatnya mengubah tingkah laku baru para siswa. Masing-masing siswa mempunyai tempo perkembangan tersendiri. Oleh karena itu guru mempunyai beberapa tugas, yaitu: 1) Mempelajari perkembangan siswa supaya dapat memberikan metode belajar yang sesuai dengan kemampuannya, 2) Mempersiapkan kegiatan belajar yang sesuai dengan kemampuannya, 3) Mempercepat kemampuan yang lambat. 5. Landasan Sosiologis dan Sosial Budaya Tiap masyarakat mempunyai norma-norma, adat kebiasaan yang harus terinternalisasi dalam diri anak. Tiap masyarakat memiliki beragam corak yang dianut yang mempengaruhi latar belakang kebudayaan anak. Hal tersebut seharusnya menjadi pertimbangan dalam mengembangkan kurikulum. Selain itu, perubahan masyarakat akibat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi juga menjadi faktor lain dalam perkembangan. Pendidikan merupakan bagian dari kebudayaan. Pendidikan adalah proses sosialisasi melalui interaksi insani menuju manusia yang berbudaya. Oleh karena itu, siswa dihadapkan dengan budaya manusia, dibina dan dikembangkan sesuai dengan nilai budayanya, serta dipupuk kemampuan dirinya menjadi manusia berbudaya. Selain itu, pendidikan harus mengantisipasi tuntutan perkembangan sehingga mampu menyiapkan siswa untuk dapat hidup wajar sesuai dengan kondisi sosial budaya masyarakat. Isi pendidikan (kurikulum) adalah kebudayaan manusia yang senantiasa berkembang, baik kebudayaan universal seperti bahasa, sistem pengetahuan, agama atau sistem religi, sistem mata pencaharian/teknologi, organisasi sosial, kesenian maupun kebudayaan khusus yang sesuai dengan masyarakat setempat. 6. Landasan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Tekonologi pada hakekatnya adalah penerapan ilmu pengetahuan. Teknologi memegang peranan penting dalam kehidupan budaya manusia yang sudah banyak digunakan dalam berbagai bidang kehidupan, termasuk dalam bidang pendidikan. Tujuannya adalah untuk menciptakan suatu kondisi yang efektif, efisien, dan sinergis terhadap pola perilaku manusia. Implikasi ilmu pengetahuan dan teknologi dalam pengembangan kurikulum adalah kurikulum harus dapat meningkatkan dan mengembangkan kemampuan berfikir siswa untuk lebih banyak menghasilkan teknologi baru sesuai dengan perkembangan zaman dan karakteristik masyarakat Indonesia. Pengembangan kurikulum harus difokuskan pada kemampuan siswa untuk mengenali dan merevitalisasi produk teknologi yang telah lama dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. 7. Landasan Organisatoris Landasan organisatoris adalah kerangka umum program-program pengajaran yang akan disampaikan kepada siswa. Landasan organisatoris merupakan asas yang paling mendasar, karena kurikulum akan berjalan dengan baik apabila diorganisasikan dengan baik pula, hal ini untuk memudahkan pelaksanaan proses belajar mengajar sehingga guru dapat lebih mudah dalam menyajikan bahan-bahan pelajaran yang beragam kepada siswa. 8. Landasan Empirik Pendidikan yang berjalan saat ini didorong oleh kepentingan untuk menjawab berbagai masalah, diantaranya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat yang memunculkan tuntutan baru dalam berbagai aspek kehidupan seperti diterapkannya sistem demokrasi, desentralisasi, keadilan yang masuk dalam sistem pendidikan. Indonesia merupakan salah satu bangsa yang memiliki berbagai macam suku, ras, dan agama yang sangat beragam. Hal ini berpotensi untuk melahirkan konflik horizontal yang akan mengancam keutuhan bangsa. Sistem pengelolaan pendidikan yang berbasis desentralik sebenarnya dapat menjawab berbagai keragaman tersebut, dan pada hakekatnya kurikulum dapat meminimalisir adanya konflik yang diakibatkan oleh berbagai perbedaan yang ada.