PROBLEM-SOLVING STRATEGIES
Disusun Oleh:
Kelompok 3
JURUSAN MATEMATIKA
1
. Apakah bilangan pecahan yang dimaksud?
3
Solusi:
a
Misalkan kita nyatakan bahwa bilangan pecahan tersebut adalah . Dimana a menyatakan
b
pembilang dan b menyatakan penyebut. Dari masalah diiperoleh informasi bahwa :
a+1 1
=
b+1 2
Dan
a−1 1
=
b−1 3
1 1
Ini berarti bahwa pecahan dan merupakan bentuk pecahan yang paling sederhana
2 3
1 1
sehingga pecahan yang senilai dari dan adalah
2 3
1 2 3 4 5 6 7
= = = = = = =…
2 4 6 8 10 12 14
Dan
1 2 3 4 5 6 7
= = = = = = =…
3 6 9 12 15 18 21
Karena pecahan tersebut mengalami dua operasi yaitu ditambah 1 dan dikurangi 1, maka
hasil dari operasi tersebut pastilah berselisih 2. Diantara kedua pecahan yang memiliki
4 2
selisih 2 pada pembilang dan penyebutnya adalah dan sehingga :
8 6
a+1 4
=
b+1 8
Dan
a−1 2
=
b−1 6
3
Sehingga diperoleh a=3 dan b=7. Jadi Pecahan yang dimaksud adalah
7
Seorang anak bernama Dewi yang sedang lapar mendatangi dua orang temannya
bernama Fina dan Fino yang sedang bersiap-siap untuk makan. Fina mepunyai 6 potong roti
sedangkan Fino mempunyai 4 potong roti, masing-masing roti memiliki ukuran yang sama.
Dewi tidak mempunyai roti sama sekali namun ia memiliki 120 sen sebagai pengganti roti.
Kemudian mereka pun mulai membagi kedelapan potong roti tersebut menjadi 3 sama
banyak. Bagaimana cara Fina dan Fino membagi uang yang mereka terima dari Dewi?
Solusi:
Cara yang pada umumnya dilakukan adalah membuat persamaan, yang tentunya rumit
untuk diterapkan dalam menyelesaikan kasus ini. Kebanyakan juga menebak dengan metode
trial and error, yang membutuhkan waktu lama sampai mendapatkan jawaban benar. Kita
dapat memecahkan permasalahan di atas, dengan organisasi data ke dalam table berikut.
Fina Fino Dewi
Banyak roti yang 6 potong roti 4 potong roti Tidak memiliki roti
dimiliki
Banyak roti yang 10 10 10
3 3 3
akan dimakan
Banyak roti yang 6 2
3 3
akan diberikan untuk
Dewi
Dari informasi yang diberikan, kita ketahui bahwa jumlah total roti adalah 10 potong.
Jika roti dibagi sama rata diantara ketiga anak tersebut maka masing-masing menerima
10 10
potong. Dewi membayar 120 sen untuk roti yang ia terima, artinya ia membayar 36
3 3
sen untuk setiap potongnya nya. Fina memiliki 6 potong roti pada awal mulanya dan ia sendiri
10 6
mendapat potong. Hal ini berarti, Fina hanya memberikan potong saja kepada Dewi.
3 3
6 2
Maka uang yang berhak diterima adalah × 36 = 72 sen. Sedangkan Fino memberikan
3 3
2
potong sisanya, sehingga ia berhak untuk menerima uang × 36 = 48 sen.
3
Contoh Soal :
Seorang penjaga kebun binatang memiliki burung merak dan kuda di salah satu bagian
kebun binatang hewan berjumlah 80 kepala dan 240 kaki. Berapa banyak dari setiap hewan
yang dia miliki?
Solusi :
Solusi dapat mengurangi kompleksitas masalah dan bekerja dengan akumpulan angka yang
lebih sederhana namun setara . Bagi dengan 10. Kita coba memecahkan masalah untuk 8
kepala dan 24 kaki. Dimulai dengan angka yang lebih keil, dan kemudian kita akan kembali
ke angka aslinya.
Burung Merak memiliki 2 kaki dan kuda memiliki 4 kaki, Kita dapat megilustrasikan hal
tersebut dengan membuat gambar “//” mewakili kaki dan “0” mewakili kepala
0 0 0 0 0 0 0 0
Kemudian, apakah itu burung merak atau kuda, setidaknya memiliki 2 kaki. Letakan “//”
dimasing- masing kepala (0)
0 0 0 0 0 0 0 0
// // // // // // // //
// // // //
0 0 0 0 0 0 0 0
// // // // // // // //
Dari pemisalan tersebut, ada 4 kuda dan 4 burung merak. Lalu, kalikan dengan 10 untuk
menemukan jawaban sebenarnya. (Ingat, kita membagi 10 untuk mendapatkan angka yang
lebih sederhana).
Masalah ini menggunakan strategi Make a Drawing
Jadi, Jawaban : Seorang penjaga kebun binatang memiliki 40 burung merak dan 40 kuda.
Solusi
1
dari △ ENC = area dari ukuran asli persegi = 16 meter persegi.
4
1 1
mana area dari ABCD atau ( 64 )=16meter persegi.
4 4
2
room gmeet. Hal itu menyebabkan banyaknya mahasiswa yang hadir berkurang dari
25
jumlah mahasiswa yang mengisi presensi. Pada 10 menit selanjutnya ada 2 mahasiswa yang
3
bergabung. Namun pada 7 menit terakhir sebanyak dari jumlah mahasiswa meninggalkan
8
room gmeet terlebih dahulu sehingga banyak mahasiswa di room gmeet menjadi 30 orang.
Berapa banyak mahasiswa yang hadir di awal perkuliahan?
Solusi :
G. STRATEGI 7
Seorang ahli matematika terkenal pernah berkata bahwa matematika adalah pencarian
pola. Pola terjadi dalam banyak situasi. Siswa membutuhkan latihan dalam memeriksa data
untuk melihat apakah ada pola. Beberapa soal sebenarnya akan menyatakan bahwa pola ada
dalam urutan angka dan meminta siswa untuk menemukan pola atau melanjutkan urutan
untuk beberapa suku tambahan. Masalah lain mungkin memerlukan tabel atau daftar untuk
mengatur data dan melihat apakah suatu pola muncul. Namun, strategi pemecahan masalah
yang sangat ampuh untuk masalah-masalah yang tidak secara langsung meminta
ditemukannya pola, pada kenyataannya, mencari pola dan kemudian menggunakannya untuk
memecahkan masalah. Dalam situasi kehidupan sehari-hari, kita sering menemukan pola
untuk menyelesaikan suatu masalah, tetapi tidak diminta untuk melakukannya secara
langsung. Ambil contoh, mencari alamat tertentu di lingkungan yang tidak Anda kenal. Jika
Anda mencari jalan utama no. 523, pertama-tama tentukan di sisi mana alamat bernomor
ganjil, lalu di urutan mana angkanya naik atau turun. Ini melibatkan menemukan pola dan
kemudian melanjutkannya ke tujuan Anda. Cara terbaik bagi siswa untuk belajar
menemukan pola adalah dengan berlatih menemukan pola dalam situasi masalah yang
berbeda.
Contoh Soal :
Tentukan tiga suku berikutnya
3, 7, 15, 31, …
Solusi : Pola setiap suku setelah suku pertama dalam urutan ini adalah dengan
menggandakan suku sebelumnya dan menjumlahkan 1. Berikut urutanya :
3=3
2(3) + 1 = 7
2(7) + 1 = 15
2(15) + 1 = 31
2(31) + 1 = 63
2(63) + 1 = 127
2(127) + 1 = 255
(Jika ecara aljabar, rumus untuk mencari suku berapapun pada pola diatas adalah 2n + 1 di
mana n merupakan nilai sebelumnya.)
Kemungkinan ada beberapa siswa yang mengenali pola tambahkan 4, tambahkan 8,
tambahkan 16, dan begitu seterusnya dimana bilangan yang ditambahkan merupakan
kelipatan 4. Jadi, suku kelima ditemukan dengan menjumlahkan 32 + 31 = 63. Suku
berikutnya ditemukan dengan menjumlahkan 64 + 63 = 127. Aturan pola mana pun bisa
digunakan untuk menyelesaikan soal tersebut Ingat, banyak masalah matematika memiliki
lebih dari satu metode penyelesaian. Alangkah baiknya lebih baik untuk memberikan solusi
alternatif kepada siswa, karena setiap solusi meningkatkan kefasihan mereka dalam
memecahkan masalah.
Jadi tiga suku berikutnya adalah 63, 127, dan 255
Solusi :
Mari gunakan beberapa penalaran logis bersama dengan pengetahuan kita tentang hitung.
Karena A × B = 24, kita dapat memeriksa pasangan faktor dari 24.
A dan B hanya bisa 1 dan 24, 2 dan 12, 3 dan 8, atau 4 dan 6.
Selanjutnya karenaA + B = 14, A dan B hanya bisa 12 dan 2.
Perhatikan bahwa hubungan terakhir,B × C = 6, memberitahu kita bahwa B harus 2 dan A
harus 12.
Selanjutnya, jika B = 2,C harus 3. Karena C × D = 48, D harus 16.
Strategi penalaran logis harus digunakan oleh siswa secara terbuka-mode berpikir, dan
selama siswa dapat membenarkan langkah mereka secara logis,langkah-langkah ini harus
diterima. Ini bisa menjadi kegiatan kelompok yang menyenangkan.
Jawaban : A = 12, B = 2, C= 3, D = 16
Panjang=12 m
Karena hendak dipasangi tiang di sekeliling kebun, maka keliling kebun Danang adalah 2
(panjang + lebar) meter atau sama dengan 2 (10 + 12) = 44 meter. Karena setiap 2 meter
dipasangi tiang pagar penyangga kawat, maka terdapat 22 buah. Lalu, benarkah bahwa
banyak tiang yang diperlukan adalah 22 buah? Untuk membuktikannya, kita dapat
mengilustrasikan masalah tersebut dalam bentuk gambar sebagai berikut.
12 m
X x x x x x
x
10 m
x
10 m
x x
x x
x x x x x x
J. STRATEGI 10
Terkadang, suatu masalah dapat diselesaikan dengan cara yang lebih efisien dan menarik
jika kita mendekatinya dari sudut pandang yang berbeda. Artinya, alih-alih
mempertimbangkan masalah dengan cara yang paling langsung dan jelas, pendekatan yang
berbeda dapat menghasilkan jawaban dengan cepat dan lebih efisien. Ini juga mungkin
mengungkapkan beberapa alasan yang menarik. Ini bukan untuk mengatakan bahwa solusi
asli atau yang lebih jelas tidak benar. Ini sangat valid. Namun, terkadang, memeriksa
masalah dari sudut pandang yang berbeda dapat menawarkan beberapa matematika yang
sangat baik dan perlu untuk didiskusikan. Ingatlah bahwa sebagian besar masalah
matematika dapat diselesaikan dengan beberapa cara yang valid. Kita harus mendorong
siswa untuk menggunakan kecerdikan mereka dan kemudian membandingkan solusi. Lebih
banyak yang bisa diperoleh dengan menyelesaikan satu masalah dengan beberapa cara
daripada dengan menyelesaikan beberapa masalah masing-masing hanya dengan satu cara.
Contoh Soal :
Berapa cara untuk menyusun menara jika masing-masing terdiri dari 8 balok, yang dapat
dibuat dari balok dengan 2 warna berbeda?
Solusi :
Mari kita bahas dan pertimbangkan masalah ini dari sudut pandang yang lain. Misalkan dua
warna itu yaitu coklat dan putih. Setiap warna, coklat atau putih, dapat digunakan atau tidak
digunakan di posisi apa pun. Jadi untuk balok pertama ada 2 kemungkinan yaitu coklat atau
putih. Untuk balok kedua, ada 2 kemungkinan juga, coklat atau putih. Demikian pula untuk
masing-masing balok ketiga dan keempat dst, ada dua kemungkinan. Dengan menggunakan
prinsip penghitungan dasar matematika, secara keseluruhan, 2×2×2×2×2×2×2×2 atau 256
cara yang mungkin untuk menempatkan balok.
Jadi, ada 256 kemungkinan cara membuat menara dari 8 balok dengan dua balok yang
warna berbeda.