Anda di halaman 1dari 4

A.

Kerangka Dasar Kurikulum


Kurikulum menurut Tanner dalam Sarinah merupakan pengalaman pembelajaran yang
terarah dan terencana secara terstruktur dan terstruktur melalui proses rekontruksi pengetahuan
dan pengalaman secara sistematis yang berada di bawah pengawasan lembaga pendidikan
sehingga pelajar memiliki minat dan motivasi belajar. 1 Sedangkan menurut Undang-undang
No.20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 19 merumuskan kurikulum sebagai seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa, kurikulum merupakan sebuah rencana
pembelajaran yang terdiri dari tujuan, isi, dan bahan pelajaran untuk melakasanakan kegiatan
belajar mengajar sehingga memberikan pengalaman pembelajaran kepada siswa. Adapun
landasan pengembangan kurikulum berdasarkan pada 3 aspek yakni landasan filosofis,
psikologis, dan landasan sosiologis-teknologis.
1. Landasan Filosofis
Filsafat berasal dari bahasa yunani kuno, yaitu dari kata “philos” dan “sophia”. Philos,
artinya cinta yang mendalam, sedangkan Sophia artinya kearifan atau kebijaksanaan. Filsafat
secara harfiah dapat diartikan sebagai cinta yang mendalam akan kearifan. Secara populer
filsafat sering diartikan sebagai pandangan hidup suatu masyarakat atau pendirian hidup bagi
individu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa setiap individu memiliki pandangan
hidup berbeda-beda sesuai dengan nilai-nilai yang menurut dirinya baik. Sebagai landasan
fundamental, filsafat memiliki peranan penting dalam pengembangan kurikulum. Ada 4 fungsi
filsafat dalam proses pengembangan kurikulum. Pertama, filsafat dapat menentukan tujuan
dan arah pendidikan. dengan filsafat sebagai pandangan hidup atau value system, makan dapat
ditentukan mau dibawa kemana siswa yang kita didik itu. Kedua, filsafat dapat menentukan isi
atau materi pelajaran yang harus diberikan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Ketiga,
filsafat dapat menentukan strategi atau cara mencapai tujuan. Filsafat sebagai sistem dapat
dijadikan pedoman sebagai dalam melakukan kegiatan pembelajaran. Keempat, melalui
filsafat dapat ditentukan bagaimana menentukan tolak ukur keberhasilan proses pendidikan.
2. Landasan Psikologis
Kurikulum merupakan pedoman bagi guru untuk mengantarkan peserta didik kepada
tujuan pendidikan. Setiap peserta didik memiliki keunikan yang berbeda baik itu perbedaan
minat, bakat, maupun potensi yang dimilikinya sesuai dengan tahapan perkembangannya.
Oleh karena itu, kurikulum harus memperhatikan kondisi psikologis perkembangan dan
belajar peserta didik.
Untuk memahami kondisi perkembangan peserta didik, ada salah satu teori yang banyak
digunakan oleh oranglain yaitu teori perkembangan kognitif oleh piaget. Dalam teorinya,
menjelaskan bahwa kemampuan kognitif merupakan suatu hal yang fundamental yang dapat
mengarahkan dan membimbing perilaku peserta didik. Ada dua konsep yang perlu diketahui
untuk memahami teori perkembangan kognitif yaitu teori fungsi dan struktur. Fungsi
merupakan mekanisme biologis bawaan yang sama untuk setiap orang. Tujuannya untuk
menyusun struktur kognitif internal. Melalui fungsi akan terjadi kecenderungan-
kecenderungan biologis untuk mengorganisasi pengetahuan ke dalam struktur kognisi dan

1
Sarinah, Pengantar Kurikulum, (Deepublish: Yogyakarta, 2015), ed.1, cet.1, hal. 12.
untuk beradaptasi pada berbagai tantangan yang berasal dari luar. Sedangkan struktur
merupakan seperangkat keterampilan, pola-pola kegiatan yang fleksibel yang digunakan untuk
memahami lingkungan. Selanjutnya yaitu memahami psikologi belajar peserta didik. Adanya
kurikulum karena untuk memberikan pembelajaran kepada peserta didik. karena belajar
merupakan salah satu proses dalam perubahan tingkah laku.
3. Landasan Sosio-Teknologis
Dunia berubah seiring berkembangnya zaman begitu juga dengan kurikulum. Kurikulum
bersifat dinamis dan banyak faktor yang melatarbelakangi perubahan tersebut. Yaitu sosial dan
teknologi. Di dalam kehidupan sosial, terdapat orang-orang yang memiliki kekuatan dan
memberikan tekanan terhadap praktik pendidikan sehingga menimbulkan terjadinya
perubahan pada kurikulum. selanjutnya yaitu teknologi, semakin berkembangnya zaman
teknologi semakin canggih, oleh sebab itu kurikulum harus berlandaskan pula pada
perkembangan teknologi yang ada.
Adapun pengembangan KTSP didasarkan pada dua sapek yaitu landasan empiris dan
landasan formal.
1. Landasan empiris
a. Adanya kenyataan rendahnya kualitas pendidikan kita baik dilihat dari sudut proses
maupun sudut belajar
b. Kurikulum kurang memperhatikan keragaman sosial budaya dan keragaman daerah-daerah
yang ada.
c. Sekolah berperan pasif karena hanya berfungsi untuk melaksanakan kurikulum yang
disusun oleh pusat.2
2. Landasan Formal
KTSP berlandaskan formal sesuai dengan amanat yang tertuang dalam Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005
tentang Standar dan Nasional Pendidikan.
a. Pasal-pasal Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 yang berhubungan
langsung dengan penyusunan KTSP diantaranya:
1) Pasal 1 ayat 19
2) Pasal 36 ayat 2 dan 3
3) Pasal 37 ayat 1
4) Pasal 38 ayat 2
b. Pasal-pasal Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar dan Nasional
Pendidikan.
1) Pasal 1 ayat 5,13,14, dan 15
2) Pasal 5 ayat 2
3) Pasal 6 ayat 6
4) Pasal 8 ayat 1 dan 2
5) Pasal 16 ayat 1
6) Pasal 17 ayat 1 dan 2
7) Pasal 20

2
Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran Teori dan Praktik Pengembangan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Kencana, 2015), hal. 134.
Adapun Kerangka Dasar penyusunan Kurikulum 2013 yaitu:
1. Landasan filosofis
a. Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan bangsa masa kini
dan masa yang akan datang.
b. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif.
c. Pendidikan ditunjukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dan kecemerlangan
akademik melalui pendidikan disiplin ilmu.
d. Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang lebih baik dari
masa lalu dengan berbagai kemampuan intelektual, kemampuan berkomunikasi, sikap
sosial, kepedulian, dan partisipasi untuk membangun kehidupan masyarakat dan bangsa
yang lebih baik
2. Landasan Sosiologis
Kurikulum 2013 dikembangkan atas dasar adanya perubahan rancangan dan proses
pendidikan dalam rangka memenuhi dinamika kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara
sebagaimana termaktub dalam tujuan pendidikan nasional. Hal ini dimaksudkan agar
pendidikan mampu menjawab tatangan zaman sehingga mampu memberikan kontribusi secara
optimal dalam upaya membangun masyarakat berbasis pengetahuan.3
3. Landasan Psikopedagogis
Kurikulum 2013 ini dimaksudkan untuk memenuhi tuntutan konsepsi perwujudan
pendidikan yang bertumpu pada perkembangan peserta didik beserta konteks kehidupannya
sebagaimana dimaknai dalam konsepsi pedagogik transformatif. Konsep ini menuntut bahwa
kurikulum harus didudukan sebagai wahana pendewasaan peserta didik sesuai dengan
perkembangan psikologinya dan mendapatkan perlakuan pedagogis sesuai dengan konteks
lingkungan dan zamannya.
4. Landasan teoritis
Kurikulum harus berlandaskan atas teori “pendidikan berdasarkan standar” dan teori
kurikulum berbasis kompetensi. Standar nasional pendidikan meliputi standar isi, standar
proses, standar pendidik, dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar
pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Adapun kurikulum
berbasis kompetensi dirancang untuk memberikan pengalaman seluas-luasnya pada peserta
didik dalam mengembangkan pengetahuannya untuk bersikap, berpengetahuan,
berketerampilan dan bertindak.4
5. Landasan Yuridis
Landasan yuridis kurikulum 2013 meliputi:
a. Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
b. Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional
c. Undang-undang nomor 17 tahun 2005 tentang Rencana pembangunan jangka panjang
Nasional beserta segala ketentuan yang dituangkan dalam Rencana Pembanguan
Jangka Menengah Nasional; dan

3
Hamzah Yunus dan Heldy Vanni Alam, Perencanaan Pembelajaran Berbasis Kurikulum 2013,
(Yogyakarta: Deepublish, 2018), hal. 18.
4
Ibid., hal. 19.
d. Peraturan tentang Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar dan Nasional Pendidikan
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013
tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai