Anda di halaman 1dari 14

Nama : Meisy Permata Sari

Nim : 2230211007
MK : Perbandingan Pendidikan Islam Kontemporer

1. Resume Materi Pertama


HISTORI PENDIDIKAN DI INDONESIA
Sejarah pendidikan di Indonesia mencakup periode panjang yang berlangsung
selama berabad-abad, dimulai dari masa prasejarah hingga saat ini. Berikut adalah
penjelasan secara rinci tentang sejarah pendidikan di Indonesia:
Zaman Pra-sejarah Pendidikan pada zaman ini berlangsung secara informal dan
dilakukan dalam keluarga. Pendidikan yang diberikan lebih menekankan pada nilai-nilai
sosial, etika, dan agama. Pendidikan di Indonesia pada masa prasejarah dilakukan melalui
proses penurunan ilmu pengetahuan dari generasi yang lebih tua ke generasi yang lebih
muda. Pendidikan dilakukan dalam lingkungan keluarga dan masyarakat.1
Kemudian dilanjutkan dengan zaman Kerajaan Hindu-Buddha (abad ke-4 hingga
abad ke-15) Pada masa ini, pendidikan formal sudah mulai dikenal dan dikembangkan.
Pendidikan diberikan di dalam kuil-kuil dan biara-biara, dengan fokus pada studi agama
dan filsafat. Pada masa ini, pendidikan dilakukan oleh para pendeta Hindu dan Buddha
dalam bentuk perguruan tinggi atau sangha. Para siswa diberikan pendidikan dalam
berbagai bidang seperti filsafat, sastra, seni, arsitektur, dan ilmu pengetahuan.
Zaman Kerajaan Islam (abad ke-13 hingga abad ke-16) Islam masuk ke Indonesia
pada abad ke-13 dan menjadi agama mayoritas di beberapa daerah. Pendidikan pada masa
ini dilakukan oleh para ulama di madrasah, yang mengajarkan agama Islam, bahasa Arab,
dan ilmu-ilmu yang terkait dengan agama. Dalam zaman ini, pendidikan formal mulai
berkembang pesat, terutama di wilayah-wilayah yang sudah menjadi pusat pemerintahan
Islam. Pendidikan dilakukan di madrasah dan pesantren, dengan fokus pada studi agama
dan bahasa Arab.2
Pada masa penjajahan Belanda. Pada masa ini, pendidikan di Indonesia disesuaikan
dengan kepentingan Belanda. Pendidikan dilakukan di sekolah-sekolah Belanda, yang
hanya diikuti oleh anak-anak dari kalangan elite. Pendidikan pada masa ini lebih
menekankan pada pengetahuan teknis dan keahlian kerja. sistem pendidikan modern
mulai diperkenalkan dan berkembang. Pada tahun 1908, diresmikanlah sekolah rakyat
1
H. Suwito, Sejarah Pendidikan Indonesia. (Bandung: PT Refika Aditama, 2013), hlm. 34.
2
H.M. Dahlan, “Sejarah Pendidikan di Indonesia,” dalam Pendidikan Sejarah di Indonesia: Suatu
Pengantar, ed. Rosihan Anwar (Jakarta: Rajawali Press, 2005), hlm. 9.
(volkschool) yang kemudian berkembang menjadi Hollandsch-Inlandsche School (HIS)
untuk memenuhi kebutuhan pendidikan bagi rakyat pribumi.3
Setelah kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, pemerintah Indonesia memulai
pembangunan sistem pendidikan nasional yang mencakup seluruh jenjang pendidikan.
Pada tahun 1960, pemerintah mengeluarkan Undang-Undang No. 2 Tahun 1960 tentang
Sistem Pendidikan Nasional yang mengatur tentang struktur, kurikulum, dan
penyelenggaraan pendidikan di Indonesia.4
Sejak tahun 1998, sistem pendidikan di Indonesia mengalami reformasi, di mana
otonomi daerah diperkenalkan dan lembaga-lembaga pendidikan diberi kebebasan untuk
mengembangkan kurikulum dan metode pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan
lokal.5
Dalam sejarah pendidikan Indonesia, terdapat beberapa tokoh penting seperti Ki
Hajar Dewantara, yang dikenal sebagai Bapak Pendidikan Nasional, dan Soetomo, yang
memperjuangkan pendidikan sebagai sarana untuk mencapai kemerdekaan.6

3
John Ingleson, “Pendidikan di Indonesia,” dalam Sejarah Pendidikan di Asia: Kajian Historis dan
Kontemporer, ed. Maman Suryaman dan Rosihan Anwar (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2018), hlm.
101-116.
4
Dahlan, op. cit., hlm. 26.
5
S. Rusli, Sejarah Pendidikan Indonesia (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), hlm. 89.
6
Arief Rahman, “‘Perkembangan Pendidikan di Indonesia,’” Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan 22, no.
3 (2016): 358-368.
2. Resume Materi Kedua
SISTEM, PROBLEMATIKA, DAN KEBIJAKAN PENDIDIKAN DI
INDONESIA
Sistem, problematika, dan kebijakan pendidikan merupakan hal yang sangat penting
dalam pembangunan pendidikan di Indonesia. Pendidikan memiliki peran strategis dalam
pembangunan manusia dan pembangunan nasional secara keseluruhan. Oleh karena itu,
upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia menjadi salah satu prioritas
utama bagi pemerintah Indonesia.
Namun, di sisi lain, masih terdapat berbagai problematika yang dihadapi dalam
pengembangan sistem pendidikan di Indonesia. Beberapa di antaranya adalah ketimpangan
antara daerah perkotaan dan pedesaan, rendahnya kualitas pendidikan di daerah tertentu,
kurangnya jumlah guru berkualitas, serta minimnya sarana dan prasarana pendidikan yang
memadai.
Untuk mengatasi berbagai masalah tersebut, pemerintah Indonesia telah mengeluarkan
berbagai kebijakan dan program untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Beberapa
kebijakan yang telah diterapkan di antaranya adalah program wajib belajar, kurikulum 2013,
serta program peningkatan kualitas guru dan tenaga kependidikan. Namun, masih banyak
yang perlu diperbaiki dalam sistem pendidikan Indonesia agar dapat mencapai tujuan
pendidikan yang lebih baik.
1. Sistem Pendidikan Di Indonesia
Sistem pendidikan di Indonesia terdiri dari pendidikan formal, non-formal, dan
informal. Pendidikan formal dikelola oleh pemerintah dan terdiri dari pendidikan dasar,
menengah, dan tinggi. Pendidikan non-formal meliputi pendidikan keaksaraan, kesetaraan,
dan kejuruan. Sedangkan pendidikan informal adalah pendidikan yang diperoleh di luar
lingkungan pendidikan formal dan non-formal.7
Sistem pendidikan di Indonesia didasarkan pada Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pendidikan di Indonesia terdiri dari tiga jenjang,
yaitu pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Pendidikan dasar terdiri
dari sekolah dasar (SD) dan madrasah ibtidaiyah (MI), sedangkan pendidikan menengah
terdiri dari sekolah menengah pertama (SMP), madrasah tsanawiyah (MTs), sekolah

7
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa (Jakarta: Pusat
Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2008).
menengah atas (SMA), dan madrasah aliyah (MA). Pendidikan tinggi terdiri dari perguruan
tinggi (PT) dan sekolah tinggi.8
Sistem pendidikan di Indonesia juga mengakomodasi pendidikan inklusif, yaitu
pendidikan yang mencakup siswa dengan berbagai kebutuhan khusus. Selain itu, terdapat
juga pendidikan nonformal dan informal yang memberikan kesempatan bagi masyarakat
untuk memperoleh pendidikan di luar jalur formal.
Namun, sistem pendidikan di Indonesia juga menghadapi beberapa tantangan dan
problematika, seperti ketimpangan akses pendidikan antarwilayah, kurangnya sarana dan
prasarana pendidikan yang memadai, serta kualitas pendidikan yang masih rendah. Oleh
karena itu, pemerintah Indonesia telah mengeluarkan berbagai kebijakan dan program untuk
meningkatkan kualitas dan akses pendidikan di Indonesia.9
Beberapa kebijakan pendidikan yang dikeluarkan pemerintah antara lain Program
Indonesia Pintar (PIP) yang bertujuan untuk memberikan bantuan pendidikan kepada siswa
kurang mampu, serta program Pendidikan Vokasi yang bertujuan untuk mengembangkan
keahlian dan keterampilan bagi siswa di tingkat pendidikan menengah. Selain itu, pemerintah
juga telah meluncurkan program pembangunan sarana dan prasarana pendidikan yang lebih
baik serta pengembangan kurikulum pendidikan yang lebih relevan dengan kebutuhan zaman.
2. Problematika Pendidikan Di Indonesia
Problematika pendidikan di Indonesia masih menjadi perhatian utama bagi pemerintah
dan masyarakat.10 Beberapa masalah yang dihadapi dalam sistem pendidikan Indonesia antara
lain adalah:
1. Kualitas Guru: Masih terdapat banyak guru yang kurang berkualitas dan minim
kemampuan dalam mengelola kelas, serta kurang memahami materi yang diajarkan.
Menurut data Badan Pusat Statistik pada tahun 2019, hanya 12,1% guru di Indonesia yang
memiliki gelar S2 dan 0,5% guru yang memiliki gelar S3.11
2. Kesulitan Akses Pendidikan: Masih terdapat kesenjangan antara akses pendidikan di
daerah perkotaan dan pedesaan. Sekolah-sekolah di daerah terpencil seringkali kurang
mendapat perhatian dan dukungan dari pemerintah.

8
I. Setiawan, Sistem Pendidikan di Indonesia: Sejarah, Masalah, dan Solusi (Bandung: Pustaka Belajar,
2020), hlm. 25.
9
“Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Sistem Pendidikan Nasional.”
(https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2021/01/sistem-pendidikan-nasional, 2021).
10
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum 2013 (Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
2013).
11
Badan Pusat Statistik, tatistik Pendidikan Indonesia (Jakarta: Badan Pusat Statistik, 2020), hlm. 56.
3. Ketimpangan antara Sekolah Negeri dan Swasta: Sekolah negeri di Indonesia masih
terbatas dan seringkali kurang mampu menampung jumlah siswa yang membutuhkan
pendidikan. Sementara itu, biaya pendidikan di sekolah swasta cenderung lebih mahal,
sehingga memunculkan kesenjangan akses pendidikan antara kelompok masyarakat yang
mampu dan tidak mampu.
4. Kurangnya Keterampilan Hidup: Sistem pendidikan Indonesia masih kurang
memperhatikan pengembangan keterampilan hidup (life skills) bagi siswa. Padahal,
keterampilan hidup sangat penting untuk membantu siswa mempersiapkan diri
menghadapi dunia kerja dan kehidupan sehari-hari.
5. Kurangnya Kualitas Kurikulum: Beberapa kurikulum yang ada masih terkesan kaku dan
kurang relevan dengan kebutuhan dunia kerja yang terus berkembang. Hal ini
menyebabkan siswa kesulitan mempersiapkan diri menghadapi tantangan di masa depan.
Problematika pendidikan di Indonesia tidak dapat diatasi dalam waktu singkat dan
memerlukan upaya yang terus menerus dari pemerintah dan masyarakat. Oleh karena itu,
diperlukan kebijakan dan program yang tepat untuk mengatasi berbagai masalah tersebut.
3. Kebijakan Pendidikan Di Indonesia
Kebijakan pendidikan di Indonesia dapat dilihat dari beberapa periode sejarah, yang
mencakup periode sebelum kemerdekaan, periode awal kemerdekaan, periode Orde Lama,
periode Orde Baru, dan periode Reformasi. Pada periode sebelum kemerdekaan, pendidikan
di Indonesia dikuasai oleh para kolonial Belanda. Pada saat itu, pendidikan hanya
diperuntukkan untuk kalangan elit dan ditekankan pada pendidikan agama Kristen. Meskipun
demikian, para pemuda Indonesia mulai menyadari pentingnya pendidikan untuk
memperjuangkan kemerdekaan.12
Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, pemerintah Indonesia mengeluarkan
berbagai kebijakan pendidikan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di
Indonesia. Beberapa kebijakan tersebut antara lain adalah Undang-Undang Dasar 1945,
Sistem Pendidikan Nasional 1960, dan Kebijakan Pendidikan Nasional 1984.
Pada periode Orde Lama (1950-1965), pemerintah Indonesia mengeluarkan kebijakan
yang berfokus pada peningkatan akses pendidikan dan pemerataan pendidikan di seluruh
Indonesia. Namun, masih terdapat masalah dalam kualitas pendidikan, seperti minimnya
fasilitas dan kualitas tenaga pengajar.13

12
B. P. Pangestu, “Kebijakan Pendidikan Nasional di Indonesia: Sejarah, Tantangan, dan Harapan",”
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 15, no. 1 (2009): 54–65.
13
Kebudayaan, op. cit.
Selama periode Orde Baru (1965-1998), pemerintah mengeluarkan kebijakan yang
lebih menekankan pada pembangunan infrastruktur pendidikan dan peningkatan kualitas
sumber daya manusia. Namun, kebijakan tersebut sering kali dianggap terlalu terpusat pada
pemerintah dan minim partisipasi masyarakat dalam pembangunan pendidikan.14
Pada periode Reformasi (1998-sekarang), pemerintah Indonesia mengeluarkan
kebijakan yang lebih menekankan pada otonomi daerah dan partisipasi masyarakat dalam
pembangunan pendidikan. Namun, masih terdapat berbagai masalah seperti kesenjangan
pendidikan antara daerah, minimnya akses pendidikan untuk kelompok masyarakat tertentu,
dan kualitas pendidikan yang masih perlu ditingkatkan.
Dalam menghadapi berbagai problematika pendidikan di Indonesia, pemerintah terus
melakukan evaluasi dan perbaikan terhadap kebijakan pendidikan yang ada, seperti dengan
diterbitkannya Kurikulum 2013 dan kebijakan peningkatan kualitas guru. Selain itu,
partisipasi masyarakat juga dianggap penting dalam pembangunan pendidikan di Indonesia.

14
M. F. Chudori, “‘The Development of Education Policy in Indonesia in the Context of Globalisation,’”
Asia Pacific Journal of Education 26, no. 6 (2006): 139-154.
3. Resume Materi Ketiga
LATAR BELAKANG, KONSEP PENDIDIKAN, PROBLEMATIKA DAN
KEBIJAKAN PENDIDIKAN DI MALAYSIA
1. Latar belakang Pendidikan di Malaysia
Malaysia adalah sebuah negara yang terletak di Asia Tenggara dan memiliki sejarah
panjang dalam bidang pendidikan. Latar belakang pendidikan di Malaysia bermula pada
zaman penjajahan British, di mana pemerintah kolonial memperkenalkan sistem pendidikan
barat yang diadopsi dari sistem pendidikan Inggris. Pada masa kemerdekaan pada tahun
1957, pemerintah Malaysia meneruskan sistem pendidikan yang ditinggalkan oleh penjajah
dengan menambahkan unsur-unsur kebudayaan dan kearifan lokal.15
Sejak itu, sistem pendidikan di Malaysia terus berkembang dan mengalami perubahan
signifikan. Pada tahun 1996, pemerintah Malaysia meluncurkan sebuah program yang disebut
dengan "Vision 2020" yang bertujuan untuk menjadikan Malaysia sebagai sebuah negara
maju dan berdaya saing tinggi. Salah satu fokus dari program ini adalah memperbaiki dan
meningkatkan sistem pendidikan di Malaysia.16
Seiring dengan itu, pendidikan di Malaysia juga dipengaruhi oleh keanekaragaman
budaya dan bahasa di negara tersebut. Malaysia memiliki tiga kelompok etnis utama yaitu
Melayu, Cina, dan India, serta kelompok etnis lain yang cukup signifikan. Hal ini membuat
pendidikan di Malaysia menjadi unik dengan adanya pelajaran-pelajaran yang mengajarkan
budaya dan bahasa dari berbagai kelompok etnis.
2. Konsep Pendidikan di Malaysia
Konsep pendidikan di Malaysia didasarkan pada prinsip-prinsip demokrasi, keadilan,
dan kepelbagaian budaya. Pendidikan di Malaysia berfokus pada pengembangan kecerdasan
emosional, spiritual, intelektual, dan fizikal siswa. Sistem pendidikan Malaysia terdiri dari
pendidikan pra-sekolah, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.
Pendidikan pra-sekolah adalah program pendidikan untuk anak usia dini yang diberikan
oleh pihak swasta atau pemerintah. Pendidikan dasar di Malaysia mencakup enam tahun
sekolah dasar, di mana siswa belajar berbagai mata pelajaran seperti Bahasa Malaysia,
matematika, sains, dan sejarah. Pendidikan menengah terdiri dari tiga tahun di sekolah

15
Mok Soon Sang, “‘The Development of Education in Malaysia,’” Asian Journal of Education 2, no. 2
(2001): 12–28.
16
Zaidatun Tasir, “Educational Policies and Practices in Malaysia: Issues and Challenges,” (Paris: in
Asian Education Systems in Transition: A Comparative Analysis of China, Japan, Singapore, South Korea and
Taiwan, ed. Gu Mingyuan and Unesco, 2008).
menengah pertama dan dua tahun di sekolah menengah atas. Pendidikan tinggi di Malaysia
mencakup diploma, sarjana, dan program pascasarjana di universitas dan perguruan tinggi
lainnya.
Konsep pendidikan di Malaysia juga mencakup pengembangan keterampilan siswa
dalam berkomunikasi, berkolaborasi, berpikir kritis, dan berinovasi. Pendidikan di Malaysia
juga menekankan pentingnya penguasaan Bahasa Inggris sebagai bahasa internasional yang
penting untuk kesuksesan dalam karir dan kehidupan pribadi.17
Selain itu, konsep pendidikan di Malaysia juga mendorong pengembangan karakter
siswa yang berlandaskan pada nilai-nilai moral, seperti kesetiaan, kejujuran, tanggung jawab,
dan kedisiplinan. Hal ini bertujuan untuk mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang
baik dan bertanggung jawab serta mampu memberikan kontribusi positif bagi masyarakat.
3. Problematika dan kebijakan Pendidikan di Malaysia
Problematika dan kebijakan pendidikan di Malaysia memiliki beberapa tantangan dan
permasalahan yang perlu diatasi untuk memajukan sistem pendidikan di negara ini. Beberapa
permasalahan tersebut antara lain:
1. Kesenjangan kualitas pendidikan: Terdapat kesenjangan kualitas pendidikan antara
wilayah perkotaan dan pedesaan, serta antara sekolah negeri dan swasta. Hal ini dapat
mempengaruhi kesempatan dan kualitas pendidikan yang diterima oleh siswa di berbagai
wilayah di Malaysia.
2. Kurangnya keterlibatan orang tua: Di Malaysia, masih terdapat sebagian orang tua yang
kurang terlibat dalam pendidikan anak-anak mereka. Hal ini dapat mempengaruhi motivasi
dan prestasi siswa dalam belajar.
3. Masalah kecukupan guru: Salah satu tantangan dalam sistem pendidikan Malaysia adalah
kecukupan guru yang mengajar di setiap wilayah. Terdapat daerah-daerah yang
kekurangan guru, yang dapat mempengaruhi kualitas pembelajaran siswa.
4. Pembaruan kurikulum: Kurikulum pendidikan di Malaysia perlu diperbarui secara berkala
untuk memastikan relevansi dan kualitasnya. Pembaruan kurikulum dapat meningkatkan
keterampilan siswa dan menyiapkan mereka untuk tantangan di masa depan.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, pemerintah Malaysia telah mengambil
beberapa kebijakan dan inisiatif, antara lain:
1. Peningkatan anggaran pendidikan: Pemerintah Malaysia telah meningkatkan anggaran
pendidikan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan memperbaiki infrastruktur
sekolah.
17
Sang, op. cit.
2. Pengembangan pendidikan teknologi: Malaysia telah mendorong penggunaan teknologi
dalam pendidikan, termasuk penggunaan perangkat mobile untuk mengakses materi
pembelajaran dan perangkat lunak pembelajaran.
3. Meningkatkan pelatihan guru: Pemerintah Malaysia telah meningkatkan pelatihan guru
untuk memastikan kualitas pembelajaran yang lebih baik.
4. Penyediaan beasiswa: Pemerintah Malaysia telah menyediakan berbagai macam beasiswa
untuk mendukung pendidikan tinggi dan memperluas akses siswa ke pendidikan yang
lebih baik.
Kebijakan dan inisiatif ini diharapkan dapat membantu mengatasi tantangan dan
permasalahan dalam sistem pendidikan di Malaysia serta meningkatkan kualitas pendidikan
bagi siswa di seluruh wilayah.
ANALISIS PERBANDINGAN YAITU MENEMUKAN HAL POSITIF TENTANG
SISTEM PENDIDIKAN YANG ADA DI MALAYSIA, CINA, JEPANG DAN KOREA
YANG DAPAT DITERAPKAN DI PENDIDIKAN INDONESIA
1. Hal positif yang dapat di ambil dari sistem pendidikan di Malaysia dan dapat
diterapkan di Indonesia.
Beberapa hal positif dari sistem pendidikan di Malaysia yang dapat diterapkan di
pendidikan Indonesia antara lain:18
a. Fokus pada Pendidikan Karakter
Sistem pendidikan di Malaysia memiliki fokus yang kuat pada pendidikan karakter,
dimana pendidikan karakter ini ditanamkan di dalam kurikulum dan menjadi bagian
integral dari seluruh mata pelajaran. Hal ini sejalan dengan visi dan misi pendidikan
Indonesia yang juga menekankan pentingnya pendidikan karakter untuk menciptakan
generasi yang berkualitas.
b. Pengembangan Sumber Daya Manusia
Pemerintah Malaysia memiliki program pengembangan sumber daya manusia
dengan menyediakan beasiswa untuk siswa-siswi yang berprestasi tinggi untuk
melanjutkan pendidikan di luar negeri. Hal ini menjadi salah satu upaya pemerintah dalam
meningkatkan kualitas sumber daya manusia negara.19
c. Integrasi Teknologi dalam Pendidikan
Pemerintah Malaysia juga telah mengintegrasikan teknologi dalam pendidikan
dengan memperkenalkan program One Student One Computer (OSOC) yang
memungkinkan setiap siswa memiliki akses ke komputer. Hal ini membantu siswa
memperoleh pengetahuan dan keterampilan teknologi yang diperlukan untuk menghadapi
era digital.
2. Hal positif yang dapat di ambil dari sistem pendidikan di cina dan dapat diterapkan
di Indonesia
Beberapa hal positif dari sistem pendidikan di China yang dapat diterapkan di
Indonesia antara lain:20
a) Sistem pendidikan yang berorientasi pada nilai-nilai kearifan lokal dan budaya. Di
China, pendidikan nasional selalu ditekankan dengan nilai-nilai kearifan lokal dan
18
& M.S. Ali N., Mohd, M.I. Hamzah, M.I, “Character Education in Malaysia: Issues and Challenges.,”
International Journal of Academic Research in Business and Social Sciences 7, no. 5 (2017): 207-213.
19
& M Rusdi K.S.Arifin, , A.T Thamrin, ., “The Implementation of One Student One Computer Policy in
Malaysian Schools,” Journal of Education and Practice, 8, no. 13 (2017): 37-43.
20
Yohanes Widodo, Menjadi negara maju: pembelajaran dari sistem pendidikan Tiongkok (Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama., 2019), hlm. 56.
budaya, seperti filosofi Konfusianisme, Taoisme, dan Buddha. Hal ini memungkinkan
siswa untuk memahami nilai-nilai budaya dan kearifan lokal mereka, yang juga dapat
diterapkan di Indonesia dengan pendekatan yang serupa.
b) Keterampilan STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics) yang kuat.21
Sistem pendidikan di China memiliki fokus yang kuat pada keterampilan STEM. Hal
ini memungkinkan siswa untuk memiliki keterampilan teknologi dan keilmuan yang
kuat, yang dapat diterapkan di Indonesia untuk mendukung pengembangan industri dan
teknologi.
c) Kurikulum yang selalu diperbarui dan relevan. Pemerintah China secara teratur
memperbarui kurikulum untuk mencerminkan perubahan dalam teknologi dan industri,
serta tantangan global. Ini memungkinkan siswa untuk memiliki keterampilan dan
pengetahuan yang relevan dengan kebutuhan saat ini, yang dapat diterapkan di
Indonesia.
3. Hal positif yang dapat di ambil dari sistem pendidikan di jepang dan dapat
diterapkan di Indonesia.
Beberapa hal positif yang dapat diambil dari sistem pendidikan di Jepang dan dapat
diterapkan di Indonesia adalah:
1. Fokus pada nilai-nilai sosial dan etika: Sistem pendidikan Jepang memberikan
perhatian khusus pada pengembangan karakter dan nilai-nilai etika siswa, seperti rasa
disiplin, kerja keras, dan penghargaan terhadap orang lain. Hal ini dapat dijadikan
sebagai contoh baik bagi sistem pendidikan di Indonesia, yang juga perlu memberikan
perhatian serupa pada pengembangan karakter dan nilai-nilai etika siswa.22
2. Mengedepankan keterampilan hidup: Pendidikan di Jepang tidak hanya menekankan
penguasaan materi pelajaran, tetapi juga mengedepankan pengembangan keterampilan
hidup yang praktis, seperti kemampuan bekerja dalam tim, berkomunikasi, dan
mengatasi masalah. Hal ini dapat diterapkan di Indonesia untuk membantu siswa
mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan dalam dunia kerja dan kehidupan
sehari-hari.

21
S. Mulia, & M.Amiruddin, “Pendidikan tinggi di Tiongkok dan implikasinya bagi Indonesia,” Jurnal
Pendidikan dan Kebudayaan, 24, no. 2 (2018): 189–98.
22
Putra. R, “Memetakan Sistem Pendidikan Jepang dan Korea Selatan.,” Diakses pada 4 Mei 2023, 2017,
https://tirto.id/memetakan-sistem-pendidikan-jepang-dan-korea-selatan-cHbk.
3. Guru yang dihormati:23 Di Jepang, guru dianggap sebagai figur otoritas yang dihormati,
dan memiliki peran penting dalam membentuk karakter siswa.24 Hal ini berbeda dengan
di Indonesia, di mana masih ada budaya mengganggap sepele peran guru dalam
pendidikan. Oleh karena itu, sistem pendidikan di Indonesia dapat mengadopsi nilai-
nilai ini dan memberikan perhatian khusus pada peran guru dalam pendidikan.

4. Hal positif yang dapat di ambil dari sistem pendidikan di KOREA dan dapat
diterapkan di Indonesia.
Beberapa hal positif dari sistem pendidikan di Korea Selatan yang dapat diterapkan
di Indonesia antara lain:
1. Konsistensi dalam kurikulum dan penilaian:25 Pemerintah Korea Selatan
memperhatikan konsistensi kurikulum di seluruh sekolah dan memastikan bahwa
penilaian dilakukan secara obyektif. Hal ini membantu siswa untuk memiliki standar
yang sama dalam mempelajari materi dan meraih prestasi yang diakui secara nasional.
2. Fokus pada pengembangan keterampilan sosial dan emosional:26 Selain memperhatikan
aspek akademik, pendidikan di Korea Selatan juga mengedepankan pengembangan
keterampilan sosial dan emosional. Siswa diajarkan untuk menjadi lebih mandiri,
kreatif, dan berpikir kritis. Hal ini dapat membantu siswa menjadi lebih siap
menghadapi kehidupan di masa depan.
3. Budaya membaca yang kuat: Di Korea Selatan, budaya membaca sangat kuat. Hal ini
tercermin dari kebiasaan siswa dan masyarakat umum untuk sering berkunjung ke
perpustakaan dan membaca. Kebiasaan ini dapat membantu siswa meningkatkan
kemampuan membaca dan menulis mereka serta memperluas wawasan dan
pengetahuan mereka.

23
M.Amiruddin, op. cit.
24
H. Ishida, “The Japanese Education System,” Diakses pada 4 Mei 2023, 2016,
https://www.nippon.com/en/features/h00206/.
25
S. Lee H., “The Education System and Curriculum of Korea. In S. Cho & H. J. Kim (Eds.),” Education
in Korea 13, no. 32 (2016): 32.
26
J. Yu, “The Korean Education System and Its Problems.,” Journal of Educational Research and
Development 6, no. 2 (2017): 13–25.
CATATAN KAKI:
Chudori, M. F. “‘The Development of Education Policy in Indonesia in the Context of
Globalisation.’” Asia Pacific Journal of Education 26, no. 6 (2006): 139-154.
Dahlan, H.M. “Sejarah Pendidikan di Indonesia,” dalam Pendidikan Sejarah di Indonesia:
Suatu Pengantar, ed. Rosihan Anwar. Jakarta: Rajawali Press, 2005.
H., S. Lee. “The Education System and Curriculum of Korea. In S. Cho & H. J. Kim (Eds.).”
Education in Korea 13, no. 32 (2016): 32.
Ingleson, John. “Pendidikan di Indonesia,” dalam Sejarah Pendidikan di Asia: Kajian
Historis dan Kontemporer, ed. Maman Suryaman dan Rosihan Anwar. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2018.
Ishida, H. “The Japanese Education System.” Diakses pada 4 Mei 2023, 2016.
https://www.nippon.com/en/features/h00206/.
K.S.Arifin, , A.T Thamrin, ., & M Rusdi. “The Implementation of One Student One
Computer Policy in Malaysian Schools.” Journal of Education and Practice, 8, no. 13
(2017): 37-43.
Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, 2013.
“Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Sistem Pendidikan Nasional.”
https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2021/01/sistem-pendidikan-nasional, 2021.
M.Amiruddin, & S. Mulia. “Pendidikan tinggi di Tiongkok dan implikasinya bagi Indonesia.”
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 24, no. 2 (2018): 189–98.
N., Mohd, M.I. Hamzah, M.I, & M.S. Ali. “Character Education in Malaysia: Issues and
Challenges.” International Journal of Academic Research in Business and Social
Sciences 7, no. 5 (2017): 207-213.
Nasional, Departemen Pendidikan. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Jakarta:
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2008.
Pangestu, B. P. “Kebijakan Pendidikan Nasional di Indonesia: Sejarah, Tantangan, dan
Harapan".” Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 15, no. 1 (2009): 54–65.
R, Putra. “Memetakan Sistem Pendidikan Jepang dan Korea Selatan.” Diakses pada 4 Mei
2023, 2017. https://tirto.id/memetakan-sistem-pendidikan-jepang-dan-korea-selatan-
cHbk.
Rahman, Arief. “‘Perkembangan Pendidikan di Indonesia,.’” Jurnal Pendidikan dan
Kebudayaan 22, no. 3 (2016): 358-368.
Rusli, S. Sejarah Pendidikan Indonesia. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008.
Sang, Mok Soon. “‘The Development of Education in Malaysia,.’” Asian Journal of
Education 2, no. 2 (2001): 12–28.
Setiawan, I. Sistem Pendidikan di Indonesia: Sejarah, Masalah, dan Solusi. Bandung:
Pustaka Belajar, 2020.
Statistik, Badan Pusat. tatistik Pendidikan Indonesia. Jakarta: Badan Pusat Statistik, 2020.
Suwito, H. Sejarah Pendidikan Indonesia. Bandung: PT Refika Aditama, 2013.
Tasir, Zaidatun. “Educational Policies and Practices in Malaysia: Issues and Challenges,.”
Paris: in Asian Education Systems in Transition: A Comparative Analysis of China,
Japan, Singapore, South Korea and Taiwan, ed. Gu Mingyuan and Unesco, 2008.
Widodo, Yohanes. Menjadi negara maju: pembelajaran dari sistem pendidikan Tiongkok.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama., 2019.
Yu, J. “The Korean Education System and Its Problems.” Journal of Educational Research
and Development 6, no. 2 (2017): 13–25.

Anda mungkin juga menyukai