Anda di halaman 1dari 16

SEJARAH PENDIDIKAN DI

INDONESIA
Oleh :
kelompok 3
KELOMPOK 3
1. Muhammad Arif
2. Nur Afni
3. Sri Utam
PENGERTIAN
A. Pengertian pendidikan
Pendidikan berasal dari kata Didik yang berarti bimbingan, arahan, pembinaan, dan
pelatihan; kemudian mendapat awalan pen dan akhiran an, yang berarti memberikan
bimbingan, arahan, pelajaran, dan sebagainya. Dalam baghasa inggris terdapat kata
education yang berarti pendidikan; dan kata teaching berarti pengajaran, training
yang berarti pelatihan, uprading yang berarti pembinaan; tutorial yang berarti
pengajaran secara mandiri; coacing yang berarti pelatihan singkat; dan guidance
yang berarti bimbingan.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan Negara.
B. Pendidikan Pra Kemerdekaan
Pendidikan di mana kolonial
Beru pada abad ke-17, pemerintah india belanda menyelenggarakan sistem
pendidikan yang ditujukan untuk mendidik tenaga terampil yang dapat dipekerjakan
diperusahaan-perusahaan mereka. Jenis pendidikan yang diselenggarakan meliputi:
pendidikan dasar, sekolah latin, pendidikan teologi, akademi pelayaran, dan sekolah
cina.
1. Pendidikan dasar
Sekolah kristen di Batavia yang bertujuan menyebarkan agama, oleh pemerintah
kemudian diganti menjadi sekolah Batavai pada tahun 1617. Namun karena menderita
kekurangan murid sekolah ini kemudian ditutup pada tahun 1632. Pada tahun 1630
dibuka sekolah untuk masyarakat, yang menempati level pendidikan dasar dengan
tujuan untuk mendidik dan mengarkan budi pekerti
2. Sekolah latin
Sekolah ini pertama kali didirikan di Batavia (1642), mengajarkan bahasa latin bagi pergaulan
eropa. Sekolah diselenggarakan dengan cara menumpang tinggal dirumah seorang pendeta.
Sekolah ini sempat berkembang pesat, tetapi kemudian menyusut dan kemudian tutup pada
tahun 1651. Sepuluh tahun kemudian, sekolah ini dibuka lagi namun hanya bertahan selama 4
tahun sebelum akhirnya ditutup secara permanen.
3. Pendidikan teologia
Lembaga pendidikan ini bertujuan menghasilkan pendeta agama kristen atas perintah VOC.
Pendidikan ini memiliki nilai ganda, yaitu mendidik pendeta sekaligus dijadikan guru sekolah.
Sekolah yang didirikan pada tahun 1745, bertahan selama 10 tahun. Seletah terjadi akumulusai
jumlah guru, sekolah inipun di tutup dengan alasan penghematan. Materi yang diajarkan adalah
bahasa belanda, bahasa latin, bahasa melayu, bahasa portugis, bahasa ibrani, dan bahasa yunani.
4. Akademi pelayaran
Lembaga ini didirikan dengan tujuan mendidik calon perwira pelayaran untuk
24 pemuda asal eropa. Mereka mempelajari bahasa Melayu, Malabar dan
Persia, mereka belajar bahsa untuk kepentingan navigasi pelayaran
internasional. Lembaga ini didirikan tahun 1743 dan ditutup pada tahun 1755,
setelah menghasilkan para pelaut untuk kepentingan pelayaran perdagangan
di Nusantara, beberapa diantaranya adalah pelaut pribumi.
5. Sekolah cina
Sekolah ini diperuntukan bagi penduduk keturunan Cina yang belum
mendapat kesempatan memperoleh pendidikan. Pada tahun 1737 didirikan
sekolah untuk masyarakat keturunan Cina dari keluarga miskin.
C. Pendidikan pada Masa Kemerdekaan

1. Pendidikan zaman pemerintahan Soekarno


Pada masa pemerintahan Soekarno, upaya pembangunan pendidikan
dilakukan dengan dukungan berbagai lembaga swasta yang didirikan
kelompok masyarakat, partai politik, berbagai alisan ideologi dan agama.
Lembaga pendidikan diawal tahun 1950 sampai tahun 1960-an, mengalami
penurunan kualitas yang cukup signifikan. Banyak tenaga lulusan sekolah
yang potensial tidak lagi tertarik menjadi guru. Mereka terjun kepolitik
dan birukrat yang lebih menjanjikan masa depan. Animo untuk memasuki
sekolah guru mulai surut.
2. Pendidikan zaman kekuasaan Soeharto
Pada era Orde baru, pendidikan mengalami perkembangan pesat. Pemerintahan Soeharto
malakukan pembangunan nasional, menempatkan pendidikan dalam skala prioritas utama.
Meskipun anggaran untuk sektor pendidikan masih terbatas, tetapi semangat untuk
melakukan pemerataan kesempatan poendidikan sangat jelas dilakukan. Banyak proyek
fisik dalam bentuk pembangunan gedung sekolah baru lewat inpres, pengangkatan guru,
pemberian fasilitas laboraturium, dan pemberlakuan kurikulum baru memberikan nuansa
dalam pembangunan pendidikan di tanah air.
Selama pemerintahan Soeharto, kekuatan pendidikan nasional mengalami pergeseran.
Beberapa perubahan atara lain adanya kemerosotan rasa pengabdian dikalangan komunitas
sebagai akibat berlakunya “proyek pembangunan” yang mengutamakan target fisik.
Masyarakat juga sangat dikejutkan oleh masalah-masalah pendidikan yang semakin luas
dan membutuhkan perhatian intensif. Masalah-masalah itu seperti Ijazah palsu, Perkelahian
pelajar, Maraknya pecandu narkoba dikalangan pelajar, komersialisasi bimbingan belajar,
perguruan tinggi liar, pembajakan soal ujian, dan rendahnya mutu pendidikan di Indonesia.
3. Pendidikan di Era Reformasi
Pendidikan di Era Revormasi, siusahakan oleh banyak pemerintah daerah
untuk meningkatkan APBD bagi anggaran pendidikan hingga mencapai
20%. Pemerintah pusat juga berusaha meningkatkan anggaran pendidikan,
tahun 2009 pemerintah menganggarakan 20% APBN untuk pendidikan.
Masih banyak kebijakan pendidikan yang ditentukan oleh pemerintah
pusat. Sebagai contoh masalah ujian nasional yang masih merupakan
indikator berkuasanya birokrasi negara sehingga meniadakan sekolah
sebagai kekuatan lokal.
D. Pendidikan di Indonesia Setelah Kemerdekaan
Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 agustus 1945, bangsa Indonesia
melakukan banyak prubahan perubahan, yang tidak hanya terjadi dalam bidang
pemerintahan saja tetapi juga dalam bidang pendidikan. Perubahan yang terjadi dalam
bidang pendidikan merupakan perubahan yang bersifat mendasar, yaitu perubahan
yang menyangkut penyesuaikan kebijakan-kebijakan pendidikan dengan dasar dan
cita-cita suatu bangsa yaitu merdeka dan negara yang ingin berdiri sendiri. Sehigga
untuk penyesuaian itu dengan melihat cita-cita bangsa Indonesia, Bidang pendidikan
mengalami perubahan, terutama dalam landasan filosifi pendidikan, tujuan pendidikan,
sistem pendidikan, dan kesempatan belajar yang diberikan kepada rakyat Indonesia
supaya semua elemen masyarakat Indonesia dapat merasakan pendidikan, dari
pendidikan rendah sampai pendidikan tinggi.
E. Kelebihan dan Kelemahan Pendidikan di Indonesia
Kelebihan
1. Masyarakat Multikultural
Indonesia adalah negara yang kaya akan keragaman budaya dan etnis. Pendidikan di Indonesia
mendorong pemahaman dan toleransi terhadap berbagai budaya dan agama, sehingga siswa
dapat mengembangkan rasa keberagaman.
2. Kemajuan Teknologi
Pendidikan di Indonesia semakin memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam
proses pembelajaran. Hal ini dapat meningkatkan akses dan kualitas pendidikan di berbagai
wilayah.
3. Sumber Daya Manusia
Indonesia memiliki potensi sumber daya manusia yang besar. Banyak siswa yang memiliki bakat
dan kemampuan dalam berbagai bidang, seperti ilmu pengetahuan, seni, dan olahraga.
4. Program Pemerintah
Pemerintah Indonesia memiliki berbagai program untuk meningkatkan akses dan kualitas
pendidikan, seperti Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
Kelemahan
1. Kualitas Pendidikan
Meskipun ada kemajuan dalam beberapa aspek, kualitas pendidikan di
Indonesia masih belum memadai. Banyak sekolah yang kekurangan fasilitas,
guru yang kurang berkualitas, dan kurikulum yang perlu diperbaiki.
2. Ketimpangan
Terdapat ketimpangan yang signifikan dalam akses dan kualitas pendidikan
di berbagai wilayah Indonesia. Sekolah-sekolah di perkotaan biasanya lebih
baik dibandingkan dengan sekolah di pedesaan.
3. Kesenjangan Sosial
Beberapa kelompok masyarakat masih menghadapi kesulitan dalam
mengakses pendidikan, seperti anak-anak dengan disabilitas, kelompok
minoritas, dan anak-anak dari keluarga miskin.
4. Kurikulum yang Tidak Relevan
Kurikulum pendidikan di Indonesia dinilai kurang relevan dengan kebutuhan
dunia kerja dan perkembangan teknologi. Hal ini dapat mengakibatkan
kesenjangan antara lulusan sekolah dan tuntutan pasar kerja.
5. Permasalahan Finansial
Banyak sekolah dan siswa yang menghadapi permasalahan finansial, seperti biaya
pendidikan yang tinggi dan kurangnya akses terhadap bantuan pendidikan.
6. Disparitas Kualitas Guru
Tidak semua guru memiliki kualifikasi dan kompetensi yang memadai, yang dapat
memengaruhi kualitas pembelajaran di kelas.
Pendidikan di Indonesia memiliki potensi besar untuk memajukan bangsa, tetapi
juga menghadapi sejumlah tantangan yang perlu diatasi untuk mencapai standar
pendidikan yang lebih baik. Upaya terus-menerus dalam perbaikan dan investasi
dalam pendidikan diperlukan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan tersebut.
KESIMPULAN
Pendidikan di Indonesia pada zaman sebelum kemerdekaan digolongkan dalam tiga periode,
yaitu pendidikan yang berlandaskan ajaran keagamaan, pendidikan yang berlandaskan
kepentingan penjajah dan pendidikan dalam rangka perjuangan kemerdekaan.
Setelah kemerdekaan, telah muncul system kurikulum, system persekolahan, dan juga sudah
banyak penduduk Indonesia yang mengenyam bangku sekolah.
Hal ini disebabkan oleh adanya pendidikan yang telah ada pada zaman-zaman dahulu. Yang
memberikan dasar-dasar tentang pendidikan, selain itu tokoh-tokoh yang berpengaruh dalam
dunia pendidikan..
Sistem pendidikan nasional di Indonesia pada zaman orde lama masih banyak dipengaruhi oleh
sistem pendidikan zaman Belanda. Dalam usahanya Ki hajar Dewantara sebagai Menteri
Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan mencoba merumuskan Sistem pendidikan nasional
yang berlandaskan budaya bangsa Indonesia sendiri demi mewujudkan bangsa yang terhormat
dan maju. Masa orde baru pendidikan hanya berlangsung dari segi kuantitas tanpa diimbangi
dengan perkembangan kualitas. Yang terpenting pada masa ini adalah menciptakan lulusan
terdidik sebanyak-banyaknya tanpa menghasilkan kualitas pengajaran dan hasil didikan.l
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai