Anda di halaman 1dari 8

TOPIK 1 Ruang Kolaborasi “KELOMPOK V “

MEMBANGUN ARGUMENTASI KRITIS DALAM MEMAHAMI


“PERJALANAN PENDIDIKAN NASIONAL INDONESIA”

FILOSOFI PENDIDIKAN INDONESIA


SRI WAHYUNI WIKE WIDYA WARNI
SUMARNI ULFIAH FAJRIANI
TRI HERDIAN SYAH ALIMUDDIN
FILOSOFI PENDIDIKAN INDONESIA
1. Perjalanan Pendidikan Nasional Sebelum Kemerdekaan
Pendidikan hanya untuk orang-orang tertentu (Golongan bangsawan dan lapisan kelas sosial)

1854 1908 1912 1920-1922

Beberapa Bupati Lahirnya Cita-cita baru dalam


R.A Kartini pendidikan dan lahirlah
mendirikan sekolah Organis
memperjuangkan sekolah Taman Siswa
kabupaten (Bumiputera) asi Budi
sekolah untuk yang diyakini sebagai
yang hanya terdiri dari 3 Utomo.
Perempuan. gerbang emas
kelas. Rakya hanya diajari
membaca, menulis & kemerdekaan
menghitung seperlunya. pendidikan di Indonesia.
2. Perjalanan Pendidikan Nasional Setelah Kemerdekaan
Inovasi pendidikan nasional terus berkembang
untuk memberikan kemerdekaan pendidikan
kepada siswa Indonesia. Kurikulum yang disempurnakan lagi pada tahun 1984 dan 1994.
diterapkan di Indonesia berkembang sesuai
dengan kebutuhan siswa di setiap zaman.
Pada masa sesudah kemerdekaan, Indonesia
membentuk kurikulum pendidikan pada tahun
1947, yang diberi nama “Rentjana
Pembelajaran 1947” ” kemudian berganti
“Rentjana Pelajaran Terurai 1952” Menjelang Kemudian tahun 2004 dan 2006 sekolah diberi
tahun 1964, kewenangan penuh dalam menyusun rencana
pendidikannya sendiri dengan mengacu pada
pemerintah kembali menyempurnakan sistem standar-standar yang ditetapkan pada
kurikulum pendidikan di Indonesia yaitu kurikulum KTSP.
“Rentjana Pendidikan 1964”.

Kemudian berlanjut pembaharuan pada tahun Kemudian terjadi perubahan Kurikulum 2013
1968 dan tahun 1975 disebut dengan “Kurikulum dan sekarang menuju implementasi Kurikulum
1975 yang disempurnakan” merdeka.

Salah satu kurikulum yang digunakan pada saat ini adalah kurikulum merdeka yang diadaptasi dari pendapat Ki Hajar Dewantara
mengenai kemerdekaan belajar. Menurut beliau Mendidik dan Mengajar adalah proses memanusiakan manusia sehingga harus
memerdekakan manusia dan segala aspek kehidupan baik secara fisik, mental, jasmani dan Rohani.
1. Apa praktik Pendidikan saat ini yang ‘membelenggu’ kemerdekaan peserta didik
dalam belajar dengan melihat Perjalanan Pendidikan Nasional sebelum kemerdekaan
dan sesudah kemerdekaaan?

Biaya pendidikan yang mahal :


"Semakin tinggi pendidikan semakin
Kurikulum yang membingungkan dan
tinggi pula biaya yang dikeluarkan".
terlalu kompleks: Di
Indonesia,terhitung sudah mengalami
10 hingga 11 kali perubahan kurikulum
sejak Indonesia Merdeka. Tentu
perubahan- perubahan kurikulum
yang terjadi dapat membingungkan,
terutama bagi pendidik, peserta didik,
dan bahkan orang tua

Pendidikan yang kurang merata: Sarana dan Prasarana kurang


Kondisi pendidikan di Indonesia saat memadai: Sampai saat ini masih
ini memang masih belum merata, kerap dijumpai di sekolah-sekolah
terutama pada daerah- daerah daerah tertentu fasilitas yang tidak
yang terpencil, terpelosok maupun memadai, bahkan tidak ada fasilitas
daerah yang identik dengan sama sekali.
perekonomian yang rendah

FILOSOFI PENDIDIKAN INDONESIA


2. Adakah model-model Pendidikan saat ini yang
Anda lihat dapat melepaskan ‘belenggu’ yang
belum memerdekakan peserta didik?
Model pendidikan yang membebaskan
belenggu pada peserta didik yaitu dengan
adanya Kurikulum Merdeka. Kurikulum
Merdeka merupakan hasil dari konsep dan
filosofi Ki Hadjar Dewantara yang menjadi
pedoman serta acuan perkembangan
Pendidikan Indonesia. Kurikulum merdeka
lebih terfokus pada peserta didik dengan
menekankan pada pengembangan aspek
keterampilan dan karakter sesuai dengan
nilai-nilai bangsa. Kurikulum merdeka
mengusung konsep merdeka belajar yang
berarti memberikan kebebasan baik kepada
sekolah, guru & peserta didik untuk bebas
berinovasi, belajar mandiri & kreatif.
3. Apa yang Anda tawarkan sebagai model Pendidikan yang dapat melepaskan
belenggu dan memerdekakan peserta didik?
Model pendidikan saat ini yang dapat
melepaskan belenggu kemerdekaan peserta
didik yaitu mengubah pola pikir peserta didik
agar dapat memiliki kemampuan menguasasi 6
kecakapan diantaranya: karakter,
kewarganegaraan, berfikir kritis, kreatif, kolaborasi
atau gotong royong, dan komunikasi. Kemudian
mendorong pembelajaran yang bermakna.
Selain itu menciptakan pembelajaran yang
berfokus pada peserta didik atau student center.
Model pembelajaran yang bisa digunakan antara
lain:
Model pembelajaran PJBL (Project Based Learning)
Model pembelajaran PBL (Problem Based Learning)
Model pembelajaran Inquiry Learning
Model pembelajaran Discovery Learning.
Thank
!
you !
FILOSOFI PENDIDIKAN INDONESIA

Anda mungkin juga menyukai