Anda di halaman 1dari 1

Perjalanan

Pendidikan
Nasional

Pendidikan Zaman Kolonial III. Gerakan Pendidikan Nasionalis


Dengan pendidikan nasionalis yang dipimpin
I. Edukasi Tradisional oleh tokoh seperti Ki Hadjar Dewantara. Mereka
Pendidikan di Indonesia didasarkan pada sistem mempromosikan pendidikan yang berfokus pada
pendidikan tradisional yang didasarkan pada bahasa Indonesia dan budaya nasional. Ki Hadjar
budaya lokal dan nilai-nilai agama. sistem Dewantara mempercayai bahwa pendidikan
pendidikan yang diwariskan secara turun adalah hak semua orang dan harus tersedia bagi
temurun. semua lapisan masyarakat tanpa memandang
kelas sosial, etnis, agama, atau latar belakang
ekonomi. Ia mempromosikan pendidikan untuk
II. Pendidikan Kolonial Belanda semua, terutama untuk rakyat pribumi
Pendidikan di Indonesia disesuaikan dengan Indonesia.
kepentingan kolonial. Pendidikan lebih ditekankan
kepada golongan elite dan terutama untuk IV. Era Reformasi Pendidikan
menghasilkan birokrat pribumi yang Indonesia melaksanakan sejumlah
memungkinkan Belanda mengendalikan reformasi pendidikan, termasuk
koloninya. Pendidikan yang mengutakan penyederhanaan kurikulum, peningkatan
akademik. akses pendidikan, ddan lain sebagainya.
Menjalankan kurikulum yang berlaku
yang mana selalu mengalami perubahan.

Pendidikan yang dirasa


I. Pengalaman bersekolah
II. Panggilan menjadi Guru
Sekolah yang dirasakan merupakan sekolah
yang hanya berpusatkan pada akademik siswa. Memilih menjadi seorang guru adalah karena menurut saya itu
Semua guru mengajar mengejar materi ,. adalah panggilan dalam diri. Menjadi seorang guru untuk
dikejar-kejar oleh ujian-ujian yang sangat keras membuat peserta didik yang lain tidak merasakan seperti apa
dalam tuntutan-tuntutannya. yang kita rasakan dahulu. Menjadi guru yang ingin mendobrak
Namun ada hal yang membuat diri rindu pendidikan agar lebih baik lagi. Mengajar atau mendidik maka
bersekolah yaitu bukan karena sistem peserta didik akan dapat berkembang dengan baik. Karena
pendidikannya tetapi karena sikap dari guru- dengan Pendidikan yang baik dapat menciptakan manusia yang
guru yang siap siaga mengajari saya membantu beradab dan mecapai sebuah kebahagiaannya. Sebagaimana
siswa mengerjakan sesuatu dan mendengarkan Filososi Pendidikan Nasional.
semua keluh kesah siswa.

Pendidikan yang diharapkan

III. GERAKAN PENDIDIKAN KHD


Pendidikan pribumi tahun 1922-1930 yaitu dengan
I. UURI NO 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM mendirikan Perguruan Taman Siswa. Di dalam sistem
PENDIDIKAN NASIONAL) Tamansiswa hidup keluarga itu mendapat tempat yang
luhur dan istimewa. Sebagai masyarakat yang paling
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana kecil namun yang paling suci dan murni dalam dasar-
dan mewujudkan suasana belajar dasar sosialnya, lingkungan keluarga itu merupakan
danpembelajaran agar peserta didik secara suatu pusat pendidikan yang termulia.
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
Negara.

IV. HASIL DARI PEMIKIRAN KI HADJAR


II. PENDAPAT KI HADJAR DEWANTARA
DEWANTARA)
Pendidikan harus memerdekakan ujarnya. Maka
Pendidikan adalah tempat persemaian segala benih- pendidikan harus mengedepankan proses yang
benih kebudayaan yang hidup dalam Masyarakat berupaya untuk mengkreasikan anak-anak yang
kebangsaan. Pendidikan itu semestinya tanpa mampu berdiri sediri, tidak bergantung pada orang lain,
paksaan dan sesuai dnegan kodrat keadaan siswa. dan dapat mengatur dirinya sendiri.
Maka itu didiklah anak-anak kita dengan cara yang (Majelis Luhur Persatuan Tamansiswa, 2013).
sesuai dengan tuntutan alam dan zamannya sendiri.

Pendidikan Yang Membelenggu

I. MEMBELENGGU PESERTA DIDIK


II. MELEPASKAN 'BELENGGU'
Kurikulum yang sangat terstruktur dan terlalu
Salah satu hal yang dapat digunakan untuk melepaskan membatasi materi yang diajarkan dapat
'belenggu' yaitu : Pendidikan berbasis proyek peserta menghambat eksplorasi dan minat individu
didik memiliki kebebasan untuk memilih topik proyek
peserta didik. Evaluasi yang hanya berfokus
mereka sendiri, berkolaborasi, dan belajar sambil
membuat sesuatu yang relevan dengan kehidupan pada tes dan nilai. sistem pendidikan terlalu
mereka. memfokuskan pada ujian dan penilaian berbasis
tes, peserta didik mungkin merasa terjebak
dalam kebutuhan untuk mengingat informasi
untuk mendapatkan nilai yang baik daripada
memahami dan menerapkan konsep. Ketika
pendidikan terlalu didiktekan oleh guru atau
sistem, peserta didik mungkin kehilangan
peluang untuk mengambil peran aktif dalam
III. PRINSIP YANG DIJALANKAN pembelajaran mereka sendiri.
Memerdekakan peserta didik dalam belajar adalah
tujuan utama dalam pengembangan model pendidikan
yang lebih baik. Pendekatan yang lebih inklusif,
berpusat pada peserta didik, dan berfokus pada
pengembangan keterampilan yang relevan akan
membantu mencapai tujuan tersebut.

RENTINA MONICA SARI SINAGA


Bimbingan dan Konseling| PPG Prajab Gel 1 2023

Anda mungkin juga menyukai