Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

MEMAHAMI HAKEKAT PENDIDIKAN


Disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah : Ilmu Pendidikan
Dosen Pengampu : Dra. Hj. Mulyani, M.pd

Disusun Oleh :
1. Zulimatul Adristina Z (22010644160)
2. Kamila Nurlaili (22010644161)
3. Putri Anma Sari Abbiyah (22010644162)

KELAS E
JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Memahami Hakikat Pendidikan” ini tepat waktu.
Adapun tugas dari penulisan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk
mata kuliah ilmu pendidikan yang diampu oleh ibu Dra. Hj. Mulyani, M.pd. Selain
itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang hakikat
pendidikan bagi para pembaca dan penulis.
Kami mengucapkan terima kasih atas bantuan banyak pihak terutama ibu Dra. Hj.
Mulyani, M.pd selaku dosen pembimbing yang dengan tulus memberikan doa,
saran, dan kritik yang membangun sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan keterbatasan ilmu pengetahuan dan pengalaman yang kami miliki.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Surabaya, 30 Agustus 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................................................... iv
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................iv
1.3 Tujuan Masalah .........................................................................................................iv
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Konsep Pendidikan....................................................................................................v
2.2 Proses Pendidikan......................................................................................................vi
2.3 Fungsi Pendidikan......................................................................................................xii
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan................................................................................................................xiii
3.2 Kritik dan Saran.........................................................................................................xiii
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................xiv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan merupakan bagian penting dari kehidupan yang sekaligus membedakan
manusia dengan makhluk hidup lainnya. Hewan juga belajar namun lebih menggunakan
instingnnya sedangkan manusia memilki akal dan pikiran untuk berpikir dalam setiap
perilakunya. Pada hakikatnya pendidikan adalah suatu usaha manusia untuk meningkatkan ilmu
dan pengetahuan yang didapat dari lembaga formal maupun non formal
Hakikat pendidikan adalah proses pembelajaran dan usaha untuk mewujudkan suasana
belajar sebagai upaya untuk mengembangkan aktivitas, kreativitas, dan keterampilan serta
mengembangkan potensi peserta didik dengan interaksi yang menghasilkan pengalaman belajar.
Menurut Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional Indonesia), pendidikan ialah usaha
sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan
bagi perannya di masa yang akan datang.
Pada dasarnya hakikat pendidikan sangatlah luas. Hakikat pendidikan bukan hanya
sekedar pengertian serta definisi pendidikan semata. Didalam hakikat pendidikan banyak hal
menarik yang untuk dipelajari seperti konsep pendidikan, proses pendidikan, serta fungsi
pendidikan. Hal hal menarik inilah yang mendorong kami untuk mempelajari dan menguasai
lebih dalam lagi mengenai hakikat pendidikan diluar dari tugas yang telah ditentukan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Konsep Pendidikan?
2. Bagaimana Proses Pendidikan?
3. Apa Fungsi Pendidikan?
1.3 Tujuan Masalah
1. Mengetahui bagaimana konsep pendidikan.
2. Mengetahui bagaimana proses pendidikan.
3. Mengetahui apa tujuan pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Pendidikan
A. Apa Itu Konsep Pendidikan?
Banyak orang tidak dapat membedakan antara konsep pendidikan dengan pengajaran. Keduanya
dianggap sama dan dicampur adukan. Pengajaran adalah proses belajar atau menuntut ilmu yang bisa
dilakukan oleh dosen, guru, ustadz yang mengajar atau menyampaikan ilmu kepada murid yang belajar.
Sedangkan konsep pendidikan ialah proses mendidik yang melibatkan penerapan nilai nilai dan aturan
yang ada.
Konsep pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara memiliki arti bahwa manusia diberi kebebasan
dari Tuhan Yang Maha Esa untuk mengatur kehidupan dengan tetap sejalan dengan aturan yang ada
dimasyarakat. Konsep pendidikan terkait erat dengan istilah pedagogiek yang berarti ilmu pendidikan.
Tanlain (1989: 5) memberi penjelasan terkait ilmu pendidikan yakni pandagogiek berasal dari bahasa
Yunani pedagogues yang berarti pemuda yang bertugas mengantar anak kesekolah serta menjaga anak itu
agar ia bertingkah laku susila dan disiplin, jika perlu anak dipukul bilamana ia nakal. Istilah tersebut lalu
ia gunakan untuk pendidik (pedagog) dan perbuatan mendidik (pendagogi, serta ilmu pendidikan
(pendagogiek).
Berdasarkan pernyatan pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa konsep pendidikan adalah
proses mendidik siswa dengan memberikan pengajaran serta menerapkan nilai nilai dan juga aturan agar
siswa tetap disiplin dan berbuat baik.
B. Bagaimana Konsep Pendidikan di Indonesia?
Pendidikan di Indonesia saat ini merupakan hasil dari kebijaksanaan politik pemerintah Indonesia
selama ini. Mulai dari pemerintahan orde lama, orde baru, hingga reformasi. Pendidikan di Indonesia
masih mementingkan pendidikan yang bersifat ideologi, materialisme, dan kapitalisme. Berikut
penjelasannya :
1. Pendidikan yang Bersifat Ideologi.
Pendidikan yang bersifat Ideologi ini memang secara teoritis tidak nampak. Tetapi
secara praktis merupakan realitas yang tidak dapat dibantah lagi. Pancasila adalah
Ideologi pendidikan di Indonesia. Sehingga konsep pendidikan di Indonesia selalu
berpedoman pada nilai nilai pancasila.
2. Pendidikan yang Bersifat Materialisme
Materialisasi atau proses menjadikan semua bernilai materi telah merunyak di segala
sendi sistem pendidikan Indonesia. Sendi-sendi yang dimasuki bukan hanya dalam materi
pelajaran, pendidik, peserta didik, manajemen, lingkungan, akan tetapi juga tujuan
pendidikan itu sendiri. Jika tujuan pendidikan telah mengarah ke hal-hal yang bersifat
materi, maka apa yang diharapkan dari proses pendidikan tersebut.
3. Pendidikan yang Bersifat Kapitalisme
Konsep pendidikan untuk semua (education for all) merupakan
konsep yang berisi semangat pemenuhan rasa keadilan masyarakat
dalam pendidikan, karena pendidikan sejatinya merupakan hak dasar
yang mutlak harus diperoleh oleh semua orang tanpa kecuali. Hak semua
orang untuk mendapatkan pendidikan setinggi dan sejauh kemampuan
yang dimilikinya. Tidak boleh pendidikan hanya dapat dinikmati oleh
sekelompok orang atau elit tertentu.
Kenyataan menunjukkan bahwa pendidikan seringkali masih
dirasakan oleh masyarakat sebagai beban berat. Banyak anggota
masyarakat yang tidak dapat sepenuhnya memperoleh pendidikan karena
ketiadaan biaya. Pendidikan menjadi barang mewah yang teramat mahal
sehingga tidak dapat dijangkau dengan kemampuan uang yang dimiliki.
Sehingga tidak mengherankan setiap awal tahun ajaran baru kita sering
membaca di surat kabar atau mendengar dan menyaksikan di televisi
para orangtua mengeluh tentang mahalnya biaya untuk memasukan
anaknya ke sekolah, bahkan tidak jarang mereka harus menggadaikan
barang berharga milikinya hanya sekedar untuk mendaftarkan anaknya
ke sekolah.
Budaya kapitalis telah merambah dunia pendidikan. Dunia
pendidikan tidak luput dari kekejaman kapitalisme yang cenderung
hanya bicara uang dan keuntungan materil. Pendidikan dikuasai oleh
pemilik uang, orang kaya menjadi kelompok elit dalam dunia pendidikan.
Sementara kelompok miskin menjadi kelompok termarginalkan yang
hanya menjadi penonton. Budaya yang muncul dalam pendidikan
adalah budaya yang cenderung mengajarkan sikap hedonism, materialism,
pragmatism dan budaya serba instan.
C. Tujuan Konsep Pendidikan
Konsep pendidikan diselenggarakan bertujuan untuk meningkatkan
dan mengembangkan seluruh potensi alamiah manusia sehingga menjadi
individu yang relatif lebih baik, lebih berbudaya dan lebih manusiawi. Guna
mencapai hal tersebut, salah satu bentuk penyesuaian yang dilakukan adalah
dengan dikeluarkannya Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional yang menunjukan bahwa pendidikan merupakan usaha
sadar dan terencana pada proses pembelajaran, dimana tujuan akhirnya
mencapai tujuan pembelajaran.
Pada UU tersebut dijelaskan bahwa tujuan
pembelajaran yang hendak dicapai yakni peserta didik mampu menumbuhkan
kemauan dalam diri peserta didik untuk dapat belajar mengetahui atau
mempelajari lebih banyak apa yang telah dipelajari (learning to know),
selanjutnya peserta didik mampu dan berkeinginan mengaktualisasikan
keterampilan yang dimiliki (learning to do), mampu hidup berdampingan
dengan orang lain (learning to live together) dan memiliki kepribadian
emosional dan intelektual (learning to be).
Atas dasar itulah, hendaknya proses pembelajaran tidak lagi menjadi
wahana mengajar (teaching) tetapi lebih diarahkan sebagai wahana belajar
(learning), karena pembelajaran di sekolah merupakan proses pendewasaan
dari peserta didik. Wahana belajar (learning) dituntut harus lebih menyenangkan, mengasikkan dan
mencerdaskan peserta didik. Oleh karena
itulah, guru dituntut mampu mengembangkan pola pikir dan mengubah sikap
serta perilaku peserta didik. Caranya dengan menciptakan situasi dan kondisi
belajar yang efektif dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi peserta
didik beserta lingkungan sekolah. Atau dengan kata lain, guru harus
memfokuskan pada aspek kognitif, afektif dan psikomotor dalam proses
pembelajaran.

2.2 Proses Pendidikan


Pendidikan merupakan elemen penting dalam kemajuan suatu bangsa karena dengan pendidikan
yang bermutu akan meningkatkan kualitas sumber daya manusianya, dengan ini kemajuan suatu
bangsa pun sudah menjadi kepastian. Oleh karena itu, hingga saat ini pendidikan mendapatkan
perhatian khusus oleh pemerintah indonesia termasuk menteri pendidikan.
Pemerintah tidak hanya memperhatikan sarana atau infrastuktur sekolah saja tetapi juga
sangat memperhatikan bagaimana proses pendidikan yang cocok dengan masyarakat indonesia
itu sendiri. Proses pendididkan adalah kegiatan yang dilakukan dalam bidang pendidikan untuk
mencapai tujuan pembelajaran dari suatu pendidikan. Karena proses pendidikan itu terjadi sejak
anak – anak balita atau bahkan sampai mereka sudah berumur sehingga kualitas proses
pendidikan yang diterapkan pun sangat berdampak pada kualitas sumber daya manusia yang
dihasilkan.
Sudah banyak inovasi proses pendidikan yang telah dilakukan oleh pemerintah dari dulu
hingga saat ini dimana tidak semua dari inovasi tersebut dapat diterima baik oleh masyarakat
indonesia sehingga bisa dikatakan tidak semua inovasi tersebut efektif diterapkan dalam
pembelajaran di Indonesia.Berikut adalah proses pendidikan di Indonesia dari dulu hingga kini:
1.Pendidikan di Indonesia pada zaman penjajahan
Masuknya pendidikan di Indonesia dimulai sejak tahun 1901 sejak didirikannya sekolah
untuk kalangan pribumi demi tujuan politik etis yang sebenarnya bertujuan untuk kepentingkan
belanda semata. Ada 4 sekolah yang didirikan oleh belanda seperti : Europeesche Lagere School
(sekolah dasar bagi orang Eropa), Hollandsch Inlandsche School / HIS(sekolah dasar bagi
pribumi), Meer Uitgebreid Lager Onderwijs/MULO (sekolah menengah pertama), Algemeene
Middelbare School /AMS (sekolah menengah atas).
Pendidikan dilanjutkan oleh jepang sejak jepang berhasil merebut indonesia dari tangan
belanda pada tahun 1942 – 1945 dalam penerapan sistemnya pun sudah banyak yang berganti.
Namun, bergantinya malah memperburuk pendidikan di Indonesia karena jepang hanya berfokus
pada perang.
2.Pendidikan di Indonesia sejak awal kemerdekaan hingga saat ini .
Setelah lepasnya Indonesia dari belenggu penjajahan pada tahun 1907 dibentuklah panitia
penyelidik pendidikan yang beragnggotakan 52 anggota yang berwenang untuk meninjau
masalah pendidikan dan pengajaran kanak-kanak dari tingkat taman kanak-kanak hingga
perguruan tinggi,Dari panitia penyelididk sudah melakukan berbagai inovasi dalam banyak hal
seperti berikut :
1. Tingkatan
Dulu Saat ini
 Pendidikan dasar  Pendidikan anak usia dini
 Pendidikan menengah pertama  Pendidikan dasar
 Pendidikan Menengah Atas  Pendidikan menengah pertama
 Pendidikan tinggi  Pendidikan menengah atas
 Perguruan tingi

2. Kurikulum
 Orde lama, kurikulum bertujuan untuk menetapkan karakter kebangsaan yang
disertai dengan tujuan politik penguatan ideologi kekuasaan Soekarno.
 Orde baru tujuan kurikulum adalah untuk memperkuat ideologi Pancasila dan
pembangunan negara
 Masa Reformasi hingga saat ini
Dalam masa reformasi sudah banyak pergantian kurikulum seperti:
a) Kurikulum 2004 (KTSP)
Kurikulum ini bertahan dari 2004 – 2006 dalam penerapannya kurikulum
ini merupakan kurikulum berbasis kompetensi. Hal utama yang mendasar
dari kurikulum berbasis kompetensi adalah pada rumusan target yang
ingin dicapai. Sesuai dengan namanya, kurikulum kompetensi ditujukan
agar siswa sebagai pembelajar harus menguasai sejumlah kompetensi
tertentu yang ditargetkan setelah ia dinyatakan lulus dari suatu jenjang
pendidikan Dalam penerapannya memiliki kelebihan yaitu memberi
peluang kepada sekolah dan guru untuk menunjukkan profesionalitasnya
dalam berperan serta mengembangkan kurikulum, dan bukan sekedar
pelaksana.
Kekurangan yaitu ada banyak faktor yang menunjang keberhasilan
kurikulum ini salah satunya faktor pendidik , peserta didik , sarana dan
prasarana yang kita ketahui hingga saat ini masih dalam proses
peningkatan mutu dari faktor faktor tersebut.
b) Kurikulum 2006
Kurikulum ini bertahan dari 2006 – 2013. Menurut E. Mulyasa ( 2006 :
22 ), secara umum tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk
memandirikan dan memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian
otonomi kepada lembaga pendidikan dan mendorong sekolah untuk
melakukan pengambilan keputusan secara partisipatif dalam
pengembangan kurikulum.
Kelebihan dianggap lebih efektif dan efisien karena sekolah dibebaskan
mengelola bagaimana proses pendidikannya sehingga lebih mengetahui
apa yang dibutuhkan oleh peserta didik dan lembaga dalam proses
pembelejara.
Kekurangan Isi dan pesan-pesan kurikulum masih terlalu padat, yang
ditunjukkan dengan banyaknya mata pelajaran dan banyak materi yang
keluasan dan kesukarannya melampui tingkat perkembangan usia anak.
c) Kurikulum 2013
Kurukulim ini bertahan dari 2013 – 2022 Kurikulum 2013 bertujuan untuk
mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup
sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif,
inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan
bennasyarakat, berbangsa, bemegara, dan peradaban dunia2.
Kelebihan menjadikan siswa menjadi siswa berkarakter mandiri , kreatif,
inovatif,sehingga meningatikan mutu pendidikan di indonesia .
Kekurangan yaitu guru tidak dilibatkan dalam pembuatan kurikulum
sehingga banyak dari guru yang kurang paham bagaimana mekanisme
penerapannya sehingga terkendala dalam pemahaman baik bagi para
peserta didik atau bahkan tenaga pengajar.
d) Kurikulum merdeka
Kurikulum Merdeka dikembangkan dengan lebih fleksibel dan
berfokus pada materi esensial dan pengembangan karakter dan
kompetensi peserta didik.
Kelebihan yaitu proses pembelajaran akan lebih maksimal agar peserta
didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan memperkuat
kompetensinya. Guru bisa lebih leluasa memilih metode dan perangkat
ajar.
Kekurangan yaitu banyak para siswa , maha siswa bahkan tenaga
pendidik yang belum paham tentang konsep pembelajaran sehingga
menghambat proses pembelajaran.
3. Selain dalam penerapan tingkatan dan kurikulum durasi dalam proses pendidikannya pun
juga sangat diperhatikan oleh pemerintah pada tahun 2017 kemendikbud mulai
merancang full day school atau Selanjutnya kata full day school menurut etimologi berasal
dari Bahasa Inggris. Yang terdiri dari kata full berarti penuh dan day artinya hari . Maka full
day mengandung arti sehari penuh. Sedang school artinya sekolah . Jadi, arti dari full day
school jika dilihat dari segi etimologinya berarti sekolah atau kegiatan si luas, Full day
school mengandung arti sistem pendidikan yang menerapkan pembelajaran atau kegiatan
belajar mengajar sehari penuh dengan memadukan sistem pengajaran yang intensif yakni
dengan menambah jam pelajaran untuk pendalaman materi pelajaran serta pengembangan
diri dan kreatifitas. Adapun pelaksanaan pembelajarannya dilaksanakan di sekolah mulai pagi
hingga sore hari, secara rutin sesuai dengan program pada tiap jenjang pendidikannya.
Kelebihan yaitu para peserta didik lebih dapat mengembankan bakatnya dan tidak terbebani
dengan adanya PR.
Kekurangan yaitu anak anak taua para peserta didik kesulitan dalam memahami pelajaran
saat jam pelajaran sudah menjelang siang selain itu bagi mereka yang bersekolah islam
menjadi tidak bisa mengikuti kajian pada siang harinya.

4. Media yang digunakan


 Online
Media online yang dimaksud adaalh penggunaan internet sehingga proses belajar
mengajar terjadi melalui komputer atau smartphone dimana melalui web , modle,
zoom G meed dan sebagaiannya.
Kelebihan yaitu dapat dilakukan kapanpun dan dimanapun
Kekurangan yaitu tidak semua peserta didik memiliki smartphone dan tidak semua
wilayah memiliki kekuatan sinyal yan baik sehingga dapat menghambat proses
belajar mengajar.
 Ofline
Media ofline yang dimaksud yaitu melalui metode pembelajaran konvensional atau
face to face.
Kelebihan yaitu peserta didik dapat memahami pelajaran dengan mudah dan jika
mau menyakan sesuatu bisa lansung kepada guru tanpa perantara .
Kekurangan yaitu masih bayak yang memberi PR sehinga membebani siswa selain
itu durasi belajar sangat berpengaruh terhadap pemahaman siswa.

Selain dari inovasi – inovasi yang dilakukan ada banyak hal yang menjadi hal penting
dalam proses pendidikan di indonesia ini seperti :

1. Tujuan pendidikan
Dalam penerapannya tujuan pendidikan sangatlah penting karena tanpa tujuan pendidikan
kita tidak tahu apa yang harus kita lakukan dan untuk apa itu kita lakukan:
 Tujuan umum pendidikan, yakni manusia pancasila
 Tujuan institusional (tujuan lembaga pendidikan, misalnya tujuan sekolah dasar,
tujuan Universitas)
 Tujuan kurikuler ( tujuan standar kompetensi atau bidang studi, misalnya tujuan
IPA,IPS dan agama)
 Tujuan instruksional kompetensi dasar (tujuan untuk setiap kegiatan) proses
belajar mengajar.
2. Peserta didik
Peserta didik adalah mereka yang berperan aktif dalam pembelajaran atau
pendidikan yang masing – masing dari mereka memiliki keunggulan dan kekurangan
dalam bidang yang berdeda – beda namun dari setiap mereka memiliki potensi yang
harus dikembangkan untuk digunakan pada masa yang akan datang.
3. Pendidk
Pendidik adalah seorang yang merencanakan , melaksankan pembelajaran ,
membimbing , menilai atau bisa dikatakan para tenaga pendidik ini memiliki tanggung
jawab yang besar kepada masyarakat.
4. Media pembejaran
Media pembelajaran bisa erupa online melalui web, modle, zoom dan lain – lain,
atau melalui metode pembelajaran secara konvensional .
5. Materi pendidikan
Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai sebelumnya guru harus menetapkan materi
pendidikan yang akan dipelajari peserta didik dan materi tersebut harus yang relevan. Materi
yang diberikan harus sesuai dengan tujuan pendidikan yang mengandung nilai-nilai sesuai
dengan pandangan hidup bangsa
6. Lingkungan
Dalam dunia pendidikan lingkungan sangat berpengaruh dalam keberhasilan atau
kegagalan dari pendidikan. Namun masih banyak masyarakat yang belum menyadari
bahwa lingkungan juga ikut berperan penting dalam proses pembelajaran sehingga
masyarakat hanya mengandalkan guru dalam membimbing peserta didik. Lingkungan
yang sangat berpengaruh sekali dalam mengembangkan potensi dari seorang peserta
didik adalah lingkungan keluarga, lingkungan sekolah , lingkungan masyarakat juga
dapat mempengarujhi perilaku dan kemampuan dari seorang peserta didik. Jika peserta
didik lahir di lingkungan yang tidak baik maka kemungkinan besar peserta dididk
tersebut akan terpengaruh menjadi tidak baik pula namun sebaliknya jika lingkungannya
baik maka peserta didik dapat menjadi baik pula
Meskipun pemerintah sudah malakukan yang terbaik masih belum bisa menjamin mutu
pendidikan diindonesia sebab masalah pendidikan yang hingga samapai saat ini belum bisa
diselesaiakan berikut adalah masalah dan solusi pemecahan masalah tersebut :
Masalah Solusi
Kualitas SDM baik tenaga pendidik maupun Perlunya mengadakan pelatihan – pelatihan
peserta didik yang masih jauh dari kata baik terhadap para tenaga pendidik
Sarana prasarna dalam pendidikan yang Memeratakan sarana dan prasarana dalam
belum merata setiap daerah
Belum meratanya tarap hidup setiap peserta Mengoptimalkan program-program bantuan
didik serta sarana yang mendukung dalam pemerintah khususnya peningkatan tarap
proses pendidikan yang berpengaruh hidup
terhadap minat untuk bersekolah
Rendahnya kesadaran masyarakat terhadap Baik pemerintah maupaun pihak sekolah
pentingnya pendidikan harus mengadakan sosialisasi dalam
lingkungan bepata pentingnya pendidikan.
Hilangnya Etika atau budaya ramah tamah Sekolah harus lebih memperhatikan dalam
dalam kehidupan sehari-hari yang terbawa penanaman etika yang baik selain itu dari
dalam lingkungan pendidikan keluarga senidir harus sama sama bekerja
sama dalam penanaman etika dan budaya
yang sesuai dengan budaya di indonesia ini.

2.3 Fungsi Pendidikan


Fungsi dan tujuan pendidikan di Indonesia telah diatur di dalam undang-undang No. 20 tahun 2003
tentang sistem pendidikan nasional. Di dalam undang-undang tersebut memuat segala hal yang
bersangkutan dengan pelaksanaan pendidikan nasional di Indonesia yang meliputi dari pengertian
pendidikan, fungsi dan tujuan pendidikan, jenis-jenis pendidikan, jenjang pendidikan, standart pendidikan
dan lain sebagainya. Dengan demikian arah pendidikan di Indonesia sudah di tentukan dengan
sedemikian rupa. Mengacu pada undang-undang No.20 tahun 2003 pasal 3 tentang sistem pendidikan
nasional menyatakan fungsi pendidikan yaitu :

 Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradapan
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, Berakhlak, mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab.
 Fungsi pendidikan adalah menghilangkan segala sumber penderitaan rakyat dari kebodohan dan
ketertinggalan, serta
 Fungsi pendidikan Indonesia menyatakan bahwa fungsi pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
Menurut pendapa Horton dan Hunt, lembaga pendidikan berkaitan dengan fungsi yang nyata (manivest)
yakni sebagai berikut :
1. Mempersiapkan anggota masyarakat untuk mencari nafkah
2. Mengembangkan bakat perseorangan demi kepuasan pribadi dan bagi kepentingan masyarakat
3. Melestarikan kebudayaan
4. Menanamkan keterampilan yang perlu bagi partisipasi dalam demokrasi

Menurut David Popenoe, ada empat macam fungsi pendidikan, yakni sebagai berikut :
1. Transmisi (pemindahan) kebudayaan
2. Memilih dan mengajarkan peranan sosial
3. Menjamin integrasi sosial
4. Sekolah mengajarkan corak kepribadian
5. Sumber inovasi sosial

Dari fungsi fungsi yang diuraikan tersebut dapat disimpulkan bahwa fungsi pendidikan nasional
Indonesia diantaranya
1. Untuk membangun kemampuan peserta didik
2. Membentuk watak dan kepribadian peserta didik
3. Mendidik peserta didik menjadi pribadi yang bermartabat
4. Mengembangkan bakat peserta didik
5. Menjauhkan peserta didik dari kebodohan dan ketertinggalan
6. Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan bersosialisasi peserta didik
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Hakikat Pendidikan adalah proses pembelajaran sebagai upaya untuk mengembangkan
aktivitas dan kreativitas peserta didik dengan interaksi yang menghasilkan pengalaman belajar.
Hakikat Pendidikan sendiri mencakup tiga komponen yakni konsep pendidikan, proses
pendidikan, dan fungsi pendidikan dimana ketiganya saling berhubungan dan tidak dapat
dipisahkan. Konsep pendidikan sebagai dasar dalam pembelajaran untuk membangun dan
meningkatkan potensi peserta didik agar menjadi individu yang lebih baik dan berbudaya melalui
nilai nilai dan aturan yang telah diterapkan dengan proses pendidikan yang lebih diarahkan
sebagai wahana belajar bukan wahana mengajar dengan membangun suasana belajar sebaik
mungkin agar peserta didik tidak bosan dan dapat memahami pelajaran dengan baik. Sedangkan
fungsi Pendidikan sendiri yakni untuk membangun dan mengembangkan watak dan karakter
peserta didik, mengembangkan bakat peserta didik, serta meningkatkan kemampuan
berkomunikasi serta bersosialisasi peserta didik.
3.2 Kritik dan Saran
Pada umumnya pendidikan di Indonesia ini masih kurang pemahaman tentang arti dari
hakikat pendidikan. Karena tenaga ahli dalam Pendidikan masih kurang juga tidak meratanya
Pendidikan di Indonesia. Pemerintah diharapkan meratakan pendidikan di negeri ini, karena tanpa
adanya pendidikan tidak akan menghasilkan masyarakat yang beradab dan berkarakter. Terlebih
lagi pada saat ini sistem pendidikan di Indonesia belum siap untuk menghasilkan kurikulum yang
tetap dan bisa digunakan secara terus menerus. Bisa diambil contoh pada kurikulum 2013 yang
kebijakannya seringkali mengundang pro dan kontra di masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

Habibi, Ahmad. (2013). Keunggulan dan kekurangan pendidikan pada kurikulum 2013.

Munirah. (2015). Sistem Pendidikan Di Indonesia antara keinginan dan realita.


AULADUNA,2,223-245

Syafril & Zelhendri Zen. 2017. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Kencana

Dewantara, Ki Hajar.1961. Karya Ki Hadjar. Yogyakarta: Taman Siswa

Pusat Pengembangan Kurikulum. 2003. Kurikulum 2004 Kerangka Dasar (draft).


Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

Drost, J. Mengajar adalah Mendidik. Kompas, 2 Mei 1998.

The Internet http.www.Wikipedia.Pendidikan.com

Anda mungkin juga menyukai