Anda di halaman 1dari 18

Lembar Kerja 7.

Nama Mahasiswa : M. Akram Arabi


NIM : A1D121044

Mengidentifikasi Pendidikan Multikultural di Berbagai Negara

1. Negara Indonesia
Aspek Deskripsi Pendidikan Multikultur
Konsep File 1:
Pendidikan multikultural di Indonesia sudah mulai di rencanakan sudah
sejak tumbangnya rezim Soeharto ketika sistem nasional yang otoriter.
Arti penting dari pendidikan multikultural bagi bangsa Indonesia yaitu
sebagai sarana alternatif pemecahan konflik, pencegah hilangnya akar
budaya bangsa,dijadikan sebagai latar belakang dalam pengembangan
kurikulum, dapat mewujudkan masyarakat Indonesia yang menjaga
keutuhan kesatuan NKRI dengan keberagaman yang dimilikinya (Cahyono
dan Iswati 2017).

File 2:
Untuk membangun bangsa ke depan, diperlukan upaya untuk
menjalankan asas gerakan multikulturalisme menjadi sebuah tujuan
bangsa dalam masyarakat yang plural. Dalam masyarakat multikultural
seperti Indonesia, paradigma hubungan dialogal atau pemahaman timbal
balik sangat dibutuhkan, untuk mengatasi eksesekses negatif dari suatu
problem disintegrasi bangsa. Di Indonesia, pendidikan multikultural
relatif baru dikenal. Pendidikan multikultural yang dikembangkan di
Indonesia merupakan counter terhadap kebijakan desentralisasi dan
otonomi daerah. Model pendidikan multikultural bukanlah sebuah
formalitas yang sekedar merevisi materi pembelajaran tetapi lebih luas
dari itu, pendidikan multikultural dituntut untuk dapat mereformasi
sistem pembelajaran itu sendiri.

File 3:
Hal yang penting dicatat adalah secara alamiah suku-suku di Indonesia
terdapat perbedaan jumlah penduduk yang sangat mencolok. Misalnya,
di daerah pedalaman Sumatra dan Kalimantan terdapat sukusuku dengan
jumlah hanya ratusan orang saja, sedangkan suku Sunda yang mendiami
provinsi Jawa Barat terdapat puluhan juta orang. Oleh karena itu, orang
Indonesia hampir tidak pernah mempermasalahkan kesamaan hak antara
kelompok yang minoritas dan mayoritas seperti halnya di Amerika
Serikat. Permasalahan yang muncul di Indonesia adalah berkaitan dengan
pembangunan suatu bangsa. Berdasarkan sejarahnya Sukarno dan
Suharto sebagai presiden Indonesia adalah orang Jawa dan menjadikan
Jawa sebagai pusat pembangunan suatu bangsa. Sukusuku di luar Jawa
tidak begitu dilibatkan peranannya, namun pemerintah pusat telah
mengeksploitasi sumber-sumber ekonomi dan alam mereka, seperti
lahan minyak di Aceh, sedangkan orang Aceh sendiri tidak mendapatkan
keuntungan. Dengan kata lain, masalah sosial di Indonesia berkaitan
dengan pertimbanganpertimbangan politik, ekonomi, bahkan agama, dan
bukan kelompok minoritas. Tidak mudah memang mengaplikasikan
konsepkonsep pendidikan multikultural dari Amerika Serikat ke
Indonesia, karena latar belakang sejarah, sosial, politik, dan budaya yang
sangat berbeda. Namun demikian, ada tujuan yang sama antarkedua
negara tersebut dan mungkin negara-negara lain juga, yaitu untuk
menciptakan masyarakat adil dan demokratis dalam kemajemukannya.
Tujuan utama pendidikan multikultural di Amerika Serikat adalah untuk
merealisasikan nilai demokrasi yang ditandai oleh kesamaan hak dan
keadilan sosial dalam mendidik beragam siswa. Berdasarkan tujuan inilah
dan tujuan yang berorientasi pada pendidikan untuk semua, pendidikan
multikultural dapat diaplikasikan di Indonesia. Sekarang ini, pemerintah
Indonesia sedang menuju masyarakat yang lebih demokratis dan adil
sehingga pendidikan multikultural menjadi penting.
Tujuan File 1:
tujuan pendidikan dengan berbasis multikultural di Indonesia dapat
diidentifikasi (Skeel 1995) :
a. untuk memfungsikan peranan sekolah dalam memandang
keberadaan siswa yang beraneka ragam.
b. Untuk membantu siswa dalam membangun perlakuan yang
positif terhadap perbedaan kultural, ras, etnik, kelompok
keagamaan.
c. Memberikan ketahanan siswa dengan cara mengajar mereka
dalam mengambil keputusan dan keterampilan sosialnya.
d. Untuk membantu peserta didik dalam membangun
ketergantungan lintas budaya dan memberi gambaran positif
kepada mereka mengenai perbedaan kelompok.
Tiga ranah tujuan pendidikan multikultural: sikap, pengetahuan, dan
pembelajaran Dua Orientasi tujuan pendidikan multikultural , yaitu
penghargaan kepada orang lain, penghargaan terhadap diri sendiri

File 2:
Untuk mewujudkan hal tersebut, pendidikan multikultural di Indonesia
perlu memakai kombinasi model yang ada, agar seperti yang diajukan
Gorski (dalam Mahfud, 2009), yang mencakup tiga jenis transformasi,
yakni:
1. transformasi diri
2. transformasi sekolah dan proses belajar mengajar.
3. transformasi masyarakat.

File 3:

Pelaksanaan/Praktik File 1:
1. Menempatkan ruang kelas sebagai laboratorium.
2. Memerlukan adanya setting dan lay out ruang kelas yang dinamis
agar proses komunikasi antara pendidik dan peserta didik dapat
berlangsung dengan mudah
3. Memungkinkan pendidik dan peserta didik dapat merumuskan
secara bersama tentang tujuan dan materi pembelajaran.
4. Menempatkan peserta didik sebagai subjek dalam proses
pembelajaran.
5. Gaya kepemimpinan pendidik bersifat demokratis, terbuka dan
fleksibel.

File 2:
Dalam mewujudkan pendidikan multikultural di Indonesia, menurut
Kusmaryani (tanpa tahun) setidaknya terdapat 4 hal utama yang perlu di
tekankan antara lain:
1. model kurikulum yang dapat digunakan dalam pendidikan
multicultural di Indonesia haruslah mencermikan nilai-nilai
budaya Indonesia.
2. Kedua, guru juga memainkan peranan penting dalam
mewujudkan pendidikan multikultural di Indonesia. Seorang guru
yang mengajar melalui pendekatan multicultural harus
“fleksibel”, karena untuk mengajar dalam multikultur seperti di
Indonesia, pertimbangan “perbedaan budaya” adalah hal penting
yang harus menjadi perhatian guru.
3. Ketiga, proses pembelajaran yang dikembangkan harus
menempatkan peserta didik pada kenyataan social di sekitarnya.
Artinya, proses belajar yang mengandalkan peserta didik untuk
belajar secara kelompok dan bersaing secara kelompok dalam
suatu situasi kompetitif yang positif.
4. Keempat, evaluasi yang digunakan harus meliputi keseluruhan
aspek kemampuan dan kepribadian peserta didik sesuai dengan
tujuan dan konten yang dikembangkan.
File 3:

Hambatan dan Solusi File 1:


Pada tahun 1998 Indonesia dihadapi berbagai masalah ditandai dengan
berbagai konflik antarsuku dan antar golongan yang menimbulkan
ketidaknyamanan bagi masyarakat.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut multikulturalisme dianggap
mampu menjawab tantangan perubahan karena multikulturalisme
merupakan cara berpikir yang dapat memberikan toleransi mengenai
perbedaan-perbedaan baik dari segi suku, ras, budaya dan agama dengan
meminimalisir potensi konflik tersebut masyarakat Indonesia dapat hidup
nyaman dan damai.

File 2:

File 3:

2. Negara Kanada
Aspek Deskripsi Pendidikan Multikultur
Konsep File 1:
Pendidikan multikultural di Kanada sudah mulai dirintis pada tahun 1972
sejak berdirinya Direktorat multikultural dalam lingkungan Departemen
multikultural dengan tujuan untuk memajukan dan mengembangkan
cita-cita multikultural, integritas sosial, dan menumbuhkan perilaku yang
positif antar masyarakat multikultural. Dalam usaha yang dilakukan
tersebut mengahasilkan Canadian multiculturalism act pada tahun 1988
yang isinya antara lain mengatur pengeluaran dana untuk membangun
kehidupan rukun dan damai di masyarakat multikultural, memperdalam
pengertian toleransi pada perbedaan kebudayaan, melestarikan budaya
asli, memberikan kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam
mengembangkan kebijakkan multikultural (Sutarno 2008).

File 2:
Kanada dikenal sebagai salah satu negara yang memiliki jumlah kultur
penduduknya paling banyak di dunia. Keadaan di Kanada ini sangat
terbuka, saling menghormati dan damai untuk para imigran dan
pendatang lainnya. Pada tahun 1971, pemerintah federal kanada
meluncurkan kebijakan mengenai multikulturalisme di kanada. Kebijakan
ini membuat semua orang di Kanada dipaksa untuk menerima perbedaan
dan mengajak seluruh imigran untuk ikut berpartisipasi dalam hidup yang
setara dan bermasyarakat di Kanada. Sebenarnya yang menyebabkan
dikeluarkannya kebijakan ini adalah faktor ketika Wawasan Makro
Pendidikan.

File 3:

Tujuan File 1:
1. Membentuk budaya nasional.
2. Memberikan kesempatan yang sama dengan mengurangi
perbedaan antara sekolah dan keluarga, atau antara kebudayaan
yang dikenalnya di rumah dengan kebudayaan di sekolah.
3. Membantu anak untuk menguasai bahasa resmi serta norma
dominan dalam masyarakat.
4. Memperkuat keadilan sosial dengan menentang berbagai jenis
diskriminasi dan etnosentrisme.
5. Mempertegas adanya kesamaan dari kelompok yang bermacam-
macam.
6. Memelihara nilai-nilai kebudayaan dan identitas kelompok yang
terancam kepunahan.
7. Mengembangkan kemampuan untuk berkomunikasi secara
crosscultural dengan mendapatkan pengetahuan tentang bahasa
atau kebudayaan yang lain.

File 2:

File 3:

Pelaksanaan/Praktik File 1:
a. Pendidikan “emergent society”.
b. Pendidikan kelompok budaya yang berbeda.
c. Pendidikan untuk memperdalam saling pengertian budaya.
d. Pendidikan akomodasi kebudayaan.
e. Pendidikan “accomodation and reservation” yang berusaha
untuk memelihara nilai-nilai kebudayaan dan identitas kelompok
yang terancam kepunahan.
f. Pendidikan Multikultural yang bertujuan untuk adaptasi serta
pendidikan untuk memelihara kompetensi bikultural.

File 2:
a. Pendidikan “emergent society”. Model ini merupakan suatu
upaya rekonstruksi dari keanekaan budaya yang diarahkan
kepada terbentuknya budaya nasional.
b. Pendidikan kelompok budaya yang berbeda. Model ini
merupakan suatu pendidikan khusus pada anak dari kelompok
budaya yang berbeda. Tujuannya adalah memberikan
kesempatan yang sama dengan mengurangi perbedaan antara
sekolah dan keluarga, atau antara kebudayaan yang dikenalnya di
rumah dengan kebudayaan di sekolah. Model ini bertujuan
membantu anak untuk menguasai bahasa resmi serta norma
dominan dalam masyarakat.
c. Pendidikan untuk memperdalam saling pengertian budaya.
Model ini bertujuan untuk memupuk sikap menerima dan
apresiasi terhadap kebudayaan kelompok yang berbeda. Model
ini merupakan pendekatan liberal pluralis yang melihat
perbedaan budaya sebagai hal yang berharga dalam masyarakat.
Di dalam kaitan ini, pendidikan multikultural diarahkan kepada
memperkuat keadilan sosial dengan menentang berbagai jenis
diskriminasi dan etnosentrisme.
d. Pendidikan akomodasi kebudayaan. Tujuan model ini adalah
mempertegas adanya kesamaan dari kelompok yang bermacam-
macam. Mengakui adanya partikularisme dengan tetap
mempertahankan kurikulum dominan.
e. Pendidikan “accomodation and reservation” yang berusaha
untuk memelihara nilai-nilai kebudayaan dan identitas kelompok
yang terancam kepunahan. 6. Pendidikan multikultural yang
bertujuan untuk adaptasi serta pendidikan untuk memelihara
kompetensi bikultural. Model ini mengatasi pendekatan
kelompok spesifik, identifikasi dan mengembangkan kemampuan
untuk berkomunikasi secara cross-cultural dengan mendapatkan
pengetahuan tentang bahasa atau kebudayaan yang lain.

File 3:
Hambatan dan Solusi File 1:

File 2:
pada pertengahan 1960, terjadi banyak masalah antara hubungan Inggris
dan Prancis di Kanada. Pada tahun 1972 didirikanlah Direktorat
Multikultural di dalam lingkungan Departemen Luar Negeri untuk
memajukan cita-cita multikultural, integrasi social, dan hubungan positif
antar ras.

Upaya tersebut melahirkan Canadian Multiculturalism act (1988) yang


isinya antara lain :

1. Alokasi dana untuk memajukan hubungan harmonis antar ras.


2. Memperluas saling pengertian kebudayaan yang berbeda.
3. Memelihara budaya dan bahasa asli.
4. Kesempatan yang sama untuk berpartisipas
5. Pengembangan kebijakan multikultural di semua kantor
pemerintah federal.

File 3:

3. Negara Amerika Serikat


Aspek Deskripsi Pendidikan Multikultur
Konsep File 1:
Munculnya pendidikan multikultural di Amerika Serikat sudah mulai
digerakkan pada tahun 1960 dikarenakan adanya peristiwa gerakan hak-
hak sipil yang dilatarbelakangi oleh adanya tindakkan diskriminasi yang
dilakukan oleh kelompok mayoritas kepada kelompok minoritas. Sejak
tahun 1950-an Praktik kehidupan yang diskriminasi karena Amerika
Serikat hanya mengakui kebudayaan yang mayoritas yaitu kebudayaan
kulit putih. Sementara golongan lainnya yang ada dalam masyarakat
tersebut dikelompokkan sebagai minoritas dengan memberikan
tindakkan diskriskriminasi kepadaa mereka dengan pembatasan hak-hak.
Padahal AS memilik warga yang beragam asal-usulnya. Tindakkan
diskriminasi ini dilakukan diberbagai tempat, seperti di Lembaga
Pendidikan, maupun di rumah.(Abdullah Aly 2011) Pada tanggal 4 Juli
1776 kapasca kemerdekaan ketika hendak membentuk masyarakat baru
Amerika Serikat mulai menyadari bahwa masyarakatnya terdiri dari
berbagai ras dan asal negara yang berbeda sehingga Amerika Serikat
mencoba mencari terobosan baru yaitu menjadikan sekolah sebagai
pusat sosialisasi dan pembudayaan nilai-nilai baru yang dicita-cita

File 2:
Pendidikan multikultural itu awalnya merupakan gerakan reformasi
pendidikan di Amerika Serikat dalam rangka meniadakan (setidaknya
mengurangi) diskriminasi rasial dan etnis serta kultur yang melekat
padanya, dan berupaya agar semua orang bisa memperoleh kesempatan
yang setara untuk mendapatkan pendidikan. Menurut Banks (2002)
pendidikan multikultural merupakan suatu rangkaian kepercayaan (set of
beliefs) dan penjelasan yang mengakui dan menilai pentingnya
keragaman budaya dan etnis dalam membentuk gaya hidup, pengalaman
sosial, identitas pribadi, kesempatan pendidikan dari individu, kelompok,
maupun negara. Menurut HAR Tilaar (2004), pendidikan multikultural
berawal dari berkembangnya gagasan kesadaran tentang
”interkulturalisme” seusai PD II. Kemunculan gagasan dan kesadaran
”interkulturalisme” ini, selain terkait dengan perkembangan politik
internasional menyangkut HAM, kemerdekaan dari kolonialisme dan
diskriminasi rasial, juga meningkatkan pluralitas di negara-negara barat
sendiri akibat dari peningkatan migrasi dari negara-negara baru merdeka
di Amerika dan Eropa.

File 3:
Konsep cultural pluralism yang mendukung pendidikan multikultural di
Amerika Serikat dapat diaplikasikan untuk konteks Indonesia. Konsep ini
mengukuhkan keberadaan dan kelangsungan etnik atau suku dan upaya
saling memahami dan menghargai keberagamannya. Kredo yang
mendorong konsep cultural pluralism di Amerika Serikat adalah E
Pluribus Unum (Out of Many, One).
Tujuan File 1:
Tujuan sistem pendidikan Amerika secara umum dirumuskan dalam 5
poin sebagai berikut:
a. Untuk mencapai kesatuan dalam keragaman.
b. Untuk mengembangkan cita-cita dan praktek demokrasi
c. Untuk membantu pengembangan individu
d. Untuk memperbaiki kondisi social masyarakat
e. Untuk mempercepat kemajuan nasional.

File 2:
salah satu tujuan utama gerakan pendidikan multikultural itu dengan
tegas dinyatakan Banks sebagai berikut. Latar belakangnya adalah adanya
pengalaman pahit kelompok-kelompok etnis AfroAmerika, Pribumi
Amerika, Asia-Amerika, dan Latino-Amerika yang pernah dan masih
sedang menjadi korban diskriminasi, bukan saja dalam kehidupan
kemasyarakatan, melainkan juga secara legal kelembagaan (dalam
undang-undang pun terdiskriminasikan).

File 3:
Beberapa literatur tentang pendidikan multikultural di Amerika Serikat
menjelaskan bahwa tujuan utama pendidikan multikultural adalah
mencari kesetaraan hak dan sistem pendidikan yang efektif untuk
peserta didik yang beragam dan untuk lebih demokratis dan berkeadilan
sosial (Ballengee-Morris & Stuhr, 2001; Gay, 2004, Gollnick & Chinn,
2006; Sleeter & Grant, 2003). Untuk mencapai tujuan tersebut, Gollnik &
Chinn (2006) menyarankan agar guru-guru melibatkan latar belakang
budaya peserta didik dalam proses belajar-mengajarnya, sedangkan
Bennett (1999) menyarankan guru untuk mengamati cara-cara belajar
anak. Kedua pendapat ini bertujuan agar guru dapat memahami keunikan
karakteristik siswa sehingga dia dapat membantu siswa meraih
prestasinya dalam belajar.

Pelaksanaan/Praktik File 1:
Tipologi Pendidikan Multikultural di Amerika Serikat
a. Mengajar mengenai kelompok siswa yang memiliki budaya yang
lain (cultur difference).
b. Hubungan manusia (human relation).
c. Single group studies.
d. Pendidikan multicultural merupakan suatu reformasi pendidikan
di sekolah-sekolah.
e. Pendidikan multikultural yang sifatnya rekonstruksi sosial.

File 2:
a. Pendidikan yang bersifat segregasi yang memberi hak berbeda
antara kulit putih dan kulit berwarna terutama terhadap kualitas
pendidikan.
b. Pendidikan menurut konsep salad bowl, di mana masing-masing
kelompok etnis berdiri sendiri, mereka hidup bersama-sama
sepanjang yang satu tidak mengganggu kelompok yang lain.
c. Konsep melting pot, di dalam konsep ini masing-masing
kelompok etnis dengan budayanya sendiri menyadari adanya
perbedaan antara sesamanya. Namun dengan menyadari adanya
perbedaan-perbedaan tersebut, mereka dapat membina hidup
bersama. Meskipun masing-masing kelompok tersebut
mempertahankan bahasa serta unsur-unsur budayanya tetapi
apabila perlu unsur-unsur budaya yang berbeda-beda tersebut
ditinggalkan demi untuk menciptakan persatuan kehidupan sosial
yang berorientasi sebagai warga negara as. Kepentingan negara
di atas kepentingan kelompok, ras, dan budaya.
d. Pendidikan multikultural melahirkan suatu pedagogik baru serta
pandangan baru mengenai praksis pendidikan yang memberikan
kesempatan serta penghargaan yang sama terhadap semua anak
tanpa membedakan asal usul serta agamanya. Studi tentang
pengaruh budaya dalam kehidupan manusia menjadi sangat
signifikan. Studi kultural membahas secara luas dan kritis
mengenai arti budaya dalam kehidupan manusia

File 3:
pendidikan yang multikultural di Amerika Serikat berkaitan dengan sikap
pendidik dan sekolah yang mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan yang
mendukung pembelajaran untuk siswa dari beragam latar belakang
dengan segala keunikan dan perbedaannya. Pelaksanaannya terletak
pada pendekatan-pendekatan pengajaran yang berdasarkan nilai-nilai
demokrasi untuk mendidik siswa secara sama dan adil tanpa membeda-
bedakan grup sosial atau kategori diversity seperti ras, etnik, gender,
orientasi seksual, kelas sosial, berkelainan atau kekecualian, bahasa,
agama, dan umur. Ras berhubungan dengan karakter seseorang secara
fisik seperti warna kulit atau cara-cara berpenampilan. Etnik sering
dipersamakan dengan ras karena di dalam kelompok etnik tertentu
terdapat unsur ras atau sebaliknya. Namun demikian, etnik merupakan
sekelompok orangorang yang memiliki kesamaan sejarah nenek moyang,
nilai-nilai, bahasa, dan adat istiadat.

Hambatan dan Solusi File 1:


Hambatan: Sejak tahun 1950-an Praktik kehidupan yang diskriminasi
karena Amerika Serikat hanya mengakui kebudayaan yang mayoritas
yaitu kebudayaan kulit putih. Sementara golongan lainnya yang ada
dalam masyarakat tersebut dikelompokkan sebagai minoritas dengan
memberikan tindakkan diskriskriminasi kepadaa mereka dengan
pembatasan hak-hak. Padahal AS memilik warga yang beragam asal-
usulnya. Tindakkan diskriminasi ini dilakukan diberbagai tempat, seperti
di Lembaga Pendidikan, maupun di rumah.
Solusi: Pada tanggal 4 Juli 1776 kapasca kemerdekaan ketika hendak
membentuk masyarakat baru Amerika Serikat mulai menyadari bahwa
masyarakatnya terdiri dari berbagai ras dan asal negara yang berbeda
sehingga Amerika Serikat mencoba mencari terobosan baru yaitu
menjadikan sekolah sebagai pusat sosialisasi dan pembudayaan nilai-nilai
baru yang dicita-cita.
File 2:

File 3:

4. Negara Australia
Aspek Deskripsi Pendidikan Multikultur
Konsep File 1:

File 2:
Kedatangan bangsa kulit putih di benua Australia telah membawa
implikasi-implikasi terhadap tatanan tradisional etnik pemukim asli.
Kegiatan eksploitasi terhadap sumber kekayaan alam yang berlangsung
kemudian telah memunculkan perubahanperubahan besar dalam
berbagai lapangan kehidupan. Dengan dibukanya ladang-ladang emas di
daerah-daerah pertambangan seperti di Victoria, New South Wales dan
Australia Barat, telah meningkatkan taraf perekonomian masyarakat.
Dampak penemuan emas ini ternyata juga berpengaruh pada
peningkatan imigran yang datang ke Australia, seperti dari Cina, Asia,
Jepang dll. Dengan demikian pertumbuhan penduduk semakin meningkat
pesat. Akibat dari ini semua adalah timbulnya perpecahan dikalangan
masyarakat, terutama antar ras, seperti pengalaman-pengalaman di
beberapa tambang Victoria pada tahun 1957.

File 3:

Tujuan File 1:

File 2:
Multikulturalisme, kemudian menjadi gagasan yang muncul untuk
mengatasi heterogenitas etnis yang terdiri dari berbagai etnis dengan
latar belakang budaya yang berbeda. Upaya untuk penyatuan pola
budaya ini semula sudah dirintis melalui gagasan assimilasi dan integrasi
dalam rangka mencegah perpecahan antar etnis di Australia.

File 3:

Pelaksanaan/Praktik File 1:

File 2:
Gagasan multikulturalisme yang kemudian diperkenalkan, dalam konteks
yang sesungguhnya adalah legitimasi hak atas berkembangnya berbagai
kultur di Australia secara sama. Namun dalam prakteknya gagasan
multikulturalisme ini hanya menekankan aspek kultural semata tanpa
dibarengi dengan pandangan yang sama terhadap kesempatan kerja.
Sehingga, gagasan ini, oleh sementara pihak hanya dianggap sebagai
upaya radikal untuk mempromosikan kepentingan etnis tertentu saja.
Pada akhir tahun 1940an, ketika Australia membuka pintunya terhadap
para imigran-imigran non British dan mengizinkan mereka tinggal dan
menetap, beberapa persyaratan ditetapkan untuk mengasimilasikan
mereka agar menjadi warga Australia yang sesungguhnya dan dapat
melupakan kebudayaan asli mereka. Ketika imigran-imigran pertama
yang berasal dari Itali dan Greek pada akhir tahun 1940 masuk ke
Australia, mereka mengalami diskriminasi rasial dari orang-orang Inggris
dan Irlandia. Para imigran ini mencoba untuk menguasai bahasa Inggris
serta meniru pola hidup orang Australia. Ini dianggap suatu cara asimilasi
yang kemudian sangat bermanfaat ketika kebijakan White Australia,
namun tidak demikian halnya dengan asimilasi untuk imigran dari Asia
dan Afrika karena perbedaan fisik mereka dengan orang Australia sangat
menonjol .

File 3:

Hambatan dan Solusi File 1:

File 2:
Multikulturalisme, kemudian menjadi gagasan yang muncul untuk
mengatasi heterogenitas etnis yang terdiri dari berbagai etnis dengan
latar belakang budaya yang berbeda. Upaya untuk penyatuan pola
budaya ini semula sudah dirintis melalui gagasan assimilasi dan integrasi
dalam rangka mencegah perpecahan antar etnis di Australia. Gagasan
multikulturalisme yang kemudian diperkenalkan, dalam konteks yang
sesungguhnya adalah legitimasi hak atas berkembangnya berbagai kultur
di Australia secara sama. Namun dalam prakteknya gagasan
multikulturalisme ini hanya menekankan aspek kultural semata tanpa
dibarengi dengan pandangan yang sama terhadap kesempatan kerja.
Sehingga, gagasan ini, oleh sementara pihak hanya dianggap sebagai
upaya radikal untuk mempromosikan kepentingan etnis tertentu saja.

File 3:

5. Negara Inggris
Aspek Deskripsi Pendidikan Multikultur
Konsep File 1:
Pendidikan multikultural di Inggris berdiri pada tahun 1650- an terkait
dengan perkembangan revolusi industri. Pendidikan Multikultural di
Inggris berkembang dengan banyaknya imigran, namun masih terdapat
perlakuan atau tindakan yang bersifat diskriminasi sehingga muncullah
berbagai gerakan yang berlatar belakang budaya. Dan gerakkan di
dinamakan dengan gerakan politik yang didukung dari kelompok liberal,
demokrasi dan kesetaraan manusia.

File 2:

File 3:

Tujuan File 1:
tujuan pendidikan di negara Inggris, yang mengarahkan pada pendidikan
multikultural yaitu (Ilmu n.d.).
a. Membantu anak mengembangkan pikiran dan rasa ingin tahu.
b. Menghargai nilai-nilai moral dan toleransi.
c. Memahami dunia tempat kita tinggal dan saling ketergantungan
antar bangsa.
d. Menggunakan bahasa dengan efektif dan imaginatif dalam
membaca, menulis, dan berbicara.
e. Menghargai negara dalam mempertahankan standar kehidupan
f. Memberikan basis pengetahuan matematis, ilmiah, dan teknik.
g. Mengajar anak tentang keberhasilan manusia dalam seni dan
ilmu pengetahuan, agama, dan pencarian tatanan masyarakat
yang lebih berkeadilan.
h. Mendorong perkembangan anak-anak.

File 2:

File 3:

Pelaksanaan/Praktik File 1:
a. Bahasa Inggris sebagai bahasa kedua.
b. Penggantian istilah imigran dengan masyarakat multirasial
(multiracal society) menuntut pendidikan yang lebih baik.
c. Meminta untuk memenuhi tuntutan National Union of Teachers
(NUT) akan adanya pendidikan yang dibutuhkan oleh masyarakat
multi rasial.
d. Merumuskan bahwa pengertian seperti integrasi, asimilasi,
pluralisme dapat digunakan untuk menggambarkan hal yang
sama.

File 2:

File 3:

Hambatan dan Solusi File 1:


Munculnya Pendidikan Multikultural dilatar belakangi adanya dorongan
dari kelompok orang kulit putih bersama dengan kelompok kulit
berwarna yang mengubah status kelompok kulit berwarna dari kelompok
imigran yang selama ini menjadi kelompok minoritas dan keberadaannya
selalu pendapatkan tindakkan diskriminasi menjadi penghuni tetap hal ini
diperkuat melalui Commonwealth Immigrant Act tahun 1962.

File 2:
Hambatan : pada pertengahan 1960, terjadi banyak masalah antara
hubungan Inggris dan Prancis di Kanada. Pada tahun 1972 didirikanlah
Direktorat Multikultural di dalam lingkungan Departemen Luar Negeri
untuk memajukan cita-cita multikultural, integrasi social, dan hubungan
positif antar ras.
Solusi :
1. Memajukan hubungan harmonis antar ras
2. Memperluas saling pengertian kebudayaan yang berbeda,
3. Memelihara budaya dan bahasa asli,
4. Kesempatan yang sama untuk berpartisipasi, dan
5. Pengembangan kebijakan multikultural di semua kantor pemerintah
federal.

File 3:
6. Negara ............................. (Taiwan)
Aspek Deskripsi Pendidikan Multikultur
Konsep Konsep pendidikan Multikultural di negara Taiwan pertama kali muncul
pada tahun 1990. Pada saat itu diawali dengan adanya konsep pluralisme
budaya, kemudian berkembanglah konsep multikulturalisme,namun
berkaitan dengan hal tersebut,multikulturalisme pada saat itu masih
mengadopsi konsep dari dunia barat dengan sedikit penyesuaian budaya
lokal.
Tujuan Untuk memberikan pemahaman mengenai keberagaman suku yang ada
Taiwan dan imigran yang berdatangan.

Pelaksanaan/Praktik Penerapan Pendidikan Multikultural di Sekolah


Pendidikan multikultural di Taiwan dalam perkembangannya bisa
dikatakan cukup pesat. Hal ini tidak terlepas oleh peran akademisi dalam
membangun konsep dan juga kebijakan-kebijakan pemerintah seperti
pembentukan lembaga pendidikan baru dan pembuatan kurikulum yang
relevan. Isi pendidikan mutlikultural yang diterapkan di sekolah berupa
keragaman etnis,Budaya etnis,kelas social,kesetaraan gender, siswa yang
kurang beruntung dan pendatangbaru/imigran. Upaya nyata yang
dilakukan oleh para akademisi adalah denganmenyusun suatu buku
Pendidikan Multikultural Pada tahun 1995. Kemudian satutahun
kemudian berdirilah lembaga penelitian Pendidikan Multikultural
Graduate Institute of Multicultural Education(GIME).

Hambatan dan Solusi Setelah pendudukan jepang di Taiwan,masyarakat Taiwan mendapatkan


dampakatas pendudukan tersebut. Dampak yang dapat dirasakan adalah
adanya kebijakan bahwaPenduduk asli Taiwan harus menyerahkan nama
tradisional mereka sejak pemerintahJepang. Di rezim KMT, mereka mulai
menggunakan nama-nama Cina. Sejak akhir 1980-an, penduduk asli
Taiwan menuntut untuk mendapatkan kembali nama tradisional
mereka.Multikulturalisme di Taiwan dapat dikatakan berkembang sangat
pesat pada tahun1990,hal ini tidak terlepas oleh adanya demokratisasi
pada tahun tersebut. Adanyademokratisasi membuat konsep mono-etnik
menjadi luntur dan berganti menjadimultikultur. Masyarakat Taiwan
sangat terbuka dalam menerima imigran dari luar. Itulahyang
menyebabkan multikulturalisme berkembang pesat pada tahun 1990.
Denganketerbukaan tersebut membuat multikulturalisme lebih
berwarna. Hal ini juga ditunjukanmelalui keterbukaan yang lebih meluas
tidak hanya antara 4 kelompok besar(suku asliTaiwan, Suku Hoklo, Suku
Hakka, dan warga negara China daratan) saja namun juga penduduk yang
berasal dari Asia Tenggara yang menetap akibat perkawinan
denganpenduduk asli Taiwan.

KESIMPULAN
Buatlah simpulan dari identifikasi pendidikan multikultus di berbagai negara tersebut.
Aspek Deskripsi Pendidikan Multikultur
Konsep Konsep pendidikan multicultural setiap Negara awalnya memakai
konsep pluraisme budaya, namun seiring berjalan nya waktu
meluai berubah menjadi multiculturalisme.

Tujuan Secara terperinci, menurut L.H. Ekstrand, tujuan pendidikan multikultural


yaitu tercapainya kompetensi peserta didik, yang terdiri dari:
1. Sikap (attitude) yaitu peserta didik memiliki kesadaran dan kepekaan
kultural, toleransi kultural,pernghargaan terhadap identitas kultural,
sikap responsif terhadap budaya, dan keterampilan untuk menghindarai
konflik.
2. Pengetahuan (cognitive) yaitu peserta didik memiliki pengetahuan
tentang bahasa dan budaya orang lain, dan kemampuan untuk
menganalisis dan menerjemahkan perilaku kultural, dan pengetahuan
tentang perspektif kultural.
3. Pembelajaran (instuctional) yaitu pendidik mampu memperbaiki
distorsi,stereotip, dan kesalahpahaman tentang kelompok etnik dalam
buku teks dan media pembelajaran, memberikan berbagai strategi untuk
mengarahkan perbedaaan di depan orang, memberikan teknik-teknik
evaluasi, membantu klarifikasi nilai danmenjelaskan dinamika kultural.

Pelaksanaan/Praktik Pelaksanaan praktik kebanyakan di terapkan dalam pembentukan


kurikulum yang relevan bagi etiap Negara, mengikuti peraturan
yang berlaku pada pmerintah.
Pelaksanaan/praktik pendidikan multikultural antara lain:
1. Membangun kehidupan rukun dan damai di masyarakat multikultural,
2. Memperdalam pengertian toleransi pada perbedaan kebudayaan,
melestarikan budaya asli,
3. Dan berpartisipasi dalam mengembangkan kebijakkan
multikultural(Sutarno 2008).
Hambatan dan Solusi Adapun hambatan pendidikan multicultural di setiap Negara
adalah ada beberapa etnik yang menolak multicultural tersebut
seperti di Australia. Masih ada kelompok yang mengganggap
bahwa kelompok atau etnik mereka lebih baik daripada etnik
lainnya. Menurut saya solusi yang dapat diterapkan tentunya
dengan adanya program kurikurilum pendidikan yang menerapkan
dan menjelaskan tentang multicultural.

Anda mungkin juga menyukai